Anda di halaman 1dari 15

PERANCANGAN PENGUKUR DAYA DIGITAL

PADA PERALATAN LISTRIK 1000 WATT


Timbang Pangaribuan

ABSTRAK

Dunia teknik digital termasuk dalam kategori ilmu tentang sistem kendali cerdas,
yang reaalisasinya didukung oleh matematika dan sekelompok teori seperti pemrograman
menggunakan linguistik, dan ilmu digital dipadukan dalam sebuah sirkit elektronika digital,
mikrokontroler dan komputer. Banyak jenis mikrokontroler yang dapat digunakan, dimulai
dari seri 8951 sampai dengan 8535. Perancangan sistem dapat berupa desain belaka dalam
kertas dan simulasi, tetapi dapat dibawa ke sistem sirkit digital yang kesemuanya
menggunakan proses secara analitik dan logika, dan dalam bidang ilmu teknik elektro
perencanaan seperti ini dapat diperoleh pada konsentrasi teknik kendali. Secara khusus
pada teknik elektro diperlukan sistem pengukuran digital, sehingga diperlukan suatu
pemahaman sederhana merancang sistem pengukuran digital menggunakan mikrokontroler,
sehingga mahasiswa dapat memahami perilaku sistem mikroprosesor yang sedang
berkembang. Dalam memahami pengukuran digital lebih benar dan tepat, mahasiswa dapat
melakukan simulasi elektronik, tetapi perobahan dan perilakunya teori desain dan realisasi
dalam dunia digital harus difahami dalam perbedaan tingkat kesulitannya. Rancangan
sebuah Pengukur Digital berbasis mikroprosesor adalah salah satu metoda untuk merancang
sistem pengukur daya digital yang cerdas. Akan tetapi solusi ini memerlukan sebuah tahapan
atau proses pengkajian dan perhitungan yang panjang dan berulangulang, dan untuk dapat
menghasilkan data pengukuran dengan error terkecil, data numerik pengukuran digital
harus dibandinngkan dengan data analog. Pemograman komputer sangat diperlukan
khusus dalam mengisi perilaku mikrokontroler 8535, oleh karena itu perlu juga pemahaman
khusus tentang piranti mikrokontroler dimaksud dan pemahaman akan pemrograman
internalnya.

I. PENDAHULUAN

I.1.Latar Belakang
Sistem kelistrikan sekarang dinamakan dengan listrik arus bolak balik (alternating
current disingkat dengan ac), terdiri dari tiga fasa dan satu netral untuk standar tegangan fasa
ke fasa 380 volt dan tegangan fasa ke netral 220 volt, serta memiliki frekuensi 50 Hz. Hampir
semua listrik rumah tangga menggunakan sistem satu fasa, dan peralatan rumah tangga
umunya adalah satu fasa dengan daya yang umumnya di bawah 1000 watt. Selanjutnya untuk
mendapatkan listrik arus searah (direct current disingkat dengan dc), diperlukan sebuah
penyearah (adaptor) seperti yang digunakan untuk keperluan laptop, printer atau handphone.
Jika suatu beban listrik seperti AC, kulkas, TV, komputer, charger dan lain sebagainya
disambungkan ke sumber ac satu fasa, maka akan mengalir arus dari sumber ac tersebut ke
beban listrik yang digunakan. Arus yang mengalir ke beban listrik itu bisa saja sifatnya satu
fasa antara tegangan dan arus, dan bisa juga berbeda fasa.
Jika diinginkan mengukur daya listrik dari sebuah peralatan listrik dengan cara
pengukuran analog seperti di atas, maka akan cukup rumit pelaksanaannya. Disamping itu,
pengukuran daya untuk alat-alat dengan daya kecil juga akan memiliki kerumitan dalam hal
pembacaan jarum penunjuk alat ukur analog. Oleh karena itu untuk dapat mengetahui besar
daya peralatan listrik rumah tangga umumnya, perlu dilakukan perancangan sebuah alat
pengukur daya digital untuk sistem listrik ac satu fasa, misalnya dengan batas daya sampai
dengan 1000 watt.
Pengukuran daya listrik digital dapat dirancang dengan menggunakan peralatan
semikonduktor yang dipadu sedemikian rupa dengan menggunakan mikrokontroler. Untuk
dapat mengukur arus beban listrik yang digunakan, diperlukan sebuah sensor arus, sedang
untuk dapat mengukur tegangan juga diperlukan sensor tegangan. Selanjutnya dari hasil
deteksi arus dan tegangan, ada masalah dalam hal pendeteksian sudut faktor kerja. Oleh
karena itu proses harus dilanjutkan untuk diteliti dan dianalisis, dan dibuat hipotesa bahwa
jika dilakukan konversi pengukuran daya dari ac ke dc melalui penyearahan tegangan dan
arus, diasumsi bahwa nilai daya aktif hasilnya adalah sama.
Untuk dapat mengukur tegangan dan arus yang sifatnya variabel setiap saat
tergantung dari jenis beban listrik yang digunakan, diperlukan sebuah alat konversi antara
tegangan analog ke digital dikenal dengan Analog to Digital Converter (ADC). Keakuratan
pembacaan ADC tergantung dari jumlah bit konversi yang digunakan, karena jumlah bit yang
digunakan dalam output digital akan menentukan ketelitian dari hasil konversi. Semakin
banyak jumlah bit yang digunakan, semakin tinggi juga ketelitian dari alat konversi. Konversi
standar yang umum adalah 8 bit digital, tapi konversi sempurna adalah jika memungkinkan
penggunaan data 10 bit digital atau bit biner.
Mikrokontroler ATMega 8535 adalah sebuah alat pemroses data digital, tetapi
masukannya ada yang double yaitusignal analog dan signal digital. Ada berbagai type
mikrokontroler, ada yang hanya menggunakan data biner seperti type 85S31, tetapi ada juga
yang menggunakan sekaligus data analog dan data biner untuk dua arah seperti
mikrokontroler dengan type ATMega 8535.
Jika rangkaian dapat dirancang sedemikian rupa, maka pengukuran daya secara digital
diasumsi dapat dibuat dan dapat dilakukan. Sedangkan untuk proses sistem konversinya,
tergantung dari algoritma yang dilakukan dalam pembuatan program operasi mikrokontroler
yang digunakan.

I.2. Perumusan Masalah


Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana merancang proses
pendeteksian arus, tegangan dan faktor daya dalam pengukuran daya beban tersambung.
Tegangan dan arus harus terukur dideteksi dengan dua sensor yaitu untuk tegangan dan arus,
sementara asumsi bahwa pengukuran daya aktif dilakukan dengan menghitung daya dalam
skala dc yang diperkirakan tidak jauh berbeda dengan daya ac. Proses menyelesaikan
persamaan konversi sangat diperlukan dan sangat menentukan, dan disinilah letak keilmuwan
dari ketelitian alat yang akan dirancang.
Dalam proses penggunaan mikrokontroler yang dapat mendeteksi sinyal analog dan
digital secara bersamaan, diperlukan minimum dua input analog untuk keperluan sensor
tegangan dan arus yang diperlukan. Selanjutnya program harus dapat dibuat sedemikian
sehingga komputasi penentuan daya aktif dari kedua sensor tegangan adan arus memiliki
error yang kecil dan ketelitian yang baik.
Dalam proses menghasilkan output, diharapkan output dapat ditampilkan dalam
display dan diharapkan dapat juga data pengukuran dapat terekam dalam bentuk data
numerik, dan data dimaksud dalam bentuk tegangan, arus dan daya untuk setiap pengukuran.

I.3. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan tahapan-tahapan dalam
menyelesaikan perancangan sebuah wattmeter digital satu fasa beban terbatas maksimum
1000 watt dengan menggunakan mikrokontroler ATMega 8535. Keterbatasan daya
ditentukan oleh sensor arus yang digunakan, yaitu arus maksimum sampai 5 ampere,
sehingga jika tegangan adalah 220 volt dan arus 5 ampere, maka maksimum pengukuran
dibatasi sampai 1100 va. Selanjutnya output dapat ditampilkan dalam bentuk display sebagai
hasil dari pengukuran, sehingga data dapat ditampilkan untuk waktu tertentu secara kontinu
dan berulang tergantung besar beban listrik yang diukur.

I.4. Kontribusi Penelitian


Penelitian ini akan memberikan kontribusi kepada ilmuwan khususnya mahasiswa dan
dosen di Program Studi teknik Elektro dalam beberapa hal yaitu,

1. Lebih memahami proses perancangan alat ukur secara digital.


2. Mendapat pengetahuan tambahan dalam penggunaan mikrokontroler ATMega
8535 yang sudah familiar di dunia industri, sehingga mahasiswa dapat lebih
bersemangat mempelajari sistem digital.
3. Sebagai salah satu motivasi mendorong mahasiswa agar lebih semangat
membahas sistem digital yang lebih kompleks yang terkait dengan pengukuran
besaran listrik, khususnya dalam listrik arus bolak-balik.
4. Sebagai salah satu kegiatan Tridarma Perguruan Tinggi PSTE UHN, ikut serta
dalam meningkatkan akreditasi PSTE.

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. 1. Penyearah Tegangan


Penyearah adalah suatu proses untuk mengobah tegangan ac menjadi tegangan dc,
dengan rangkaian seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1. Rangkaian tersebut dikenal
dengan penyearah jenis Jembatan (Bridge Rectifier), menggunakan empat buah dioda yang
disusun sedemikian rupa. Load adalah berupa resistor, sedangkan kapasitor berfungsi untuk
membuat tegangan dc menjadi serata mungkin dengan ripple kecil (smoothing capacitor),
tergantung pada besarya kapasitansi dari kapasitor dimaksud.
Gambar 2.1 Penyearah Gelombang Penuh

Tegangan ac dalam satu perioda menghasilkan dua siklus, siklus positip untuk
setengah gelombang, dan siklus negatip untuk setengah gelombang berikutnya.Penyearah
gelombang penuh (full wave rectifier) memiliki empat buah dioda, dimana dalam setiap
siklus bekerja dua dioda secara berpasangan. Pada saat siklus positip tegangan sumber, maka
dioda D1 dan D2yang bekerja, sedang pada siklus negatip dioda D3 dan D4 yang bekerja.
Dengan demikian untuk satu siklus tegangan ac dihasilkan dua buah siklus positip di sisi
beban, dan tegangan inilah disebut tegangan yang disearahkan. Selanjutnya untuk membuat
tegangan searah memiliki amplitudo lebih rata dan tegangan rata-rata Vdc lebih besar, maka
dapat dipasang sebuah kapasitor dipasang paralel dengan beban resistor. Sedangkan untuk
mengetahui nilai tegangan dc yang dihasilkan, perlu dibandingkan hasil teori dan hasil
simulasi ataupun pengukuran melalui percobaan.

II. 2. Pengubah Analog ke Digital


Metoda konversi data analog ke digital selanjutnya diselesaikan dengan menggunakan
paket ADC dan dipadu dengan program komputer berbasis assembler dalam mikrokontroler.
Dalam hal ini mikrokontroler yang akan digunakan adalah ATMega 8535 dengan memiliki 8
input analog ke digital dan digital ke analog yang berfungsi dua arah. Untuk proses
pembacaan ADC, ATMega 8535 dibangun dengan sistem 10 bit.
Jika tegangan referensi suatu ADC adalah Vr, dan dikuantisasi dengan bit biner
sejumlah n bit, maka kuantisasi dari sistem Q dalam satuan volt/bit dihitung dengan
persamaan,

(2-1)
Sedang nilai tegangan pembacaan hasil konversi untuk sistem unipolar dapat dihitung
dengan,
(2-2)

Dimana N adalah nilai pembulatan dari hasil pembagian tegangan terukur Vadengan
kuantisasi atau ditulis dengan,

(2-3)

Gambar 2.2 Skema Internal Analog to Digital Converter

Cara kerja dari proses pembacaan ADC (Analog to Digital Converter) seperti pada
Gambar 2.2 adalah sebagai berikut : Mula-mula data nilai tegangan analog input dibaca, dan
dibandingkan dengan output dari 8 bit DAC (Digital to Analog Converter). Jika nilai input
analog lebih besar dari keluaran DAC, maka comparator memberi pulsa clock ke blok 8 bit
SAR (Successive Approximation Register), sehingga hitungan digital misalnya 8 bit berobah
dari 0000 0000 ke 0000 0001. Selanjutnya blok 8-bit DAC mengkonversi keluarannya,
selanjutnya dibandingkan lagi dengan iput analog. Jika nilai input analog lebih besar dari
keluaran DAC, maka comparator memberi pulsa clock lagi ke blok 8 bit SAR (Successive
Approximation Register), sehingga hitungan digital misalnya 8 bit berobah dari 0000 0001 ke
0000 0010. Demikianlah seterusnya proses berlangsung secara loop, sampai ditemukan
bahwa nilai comparator menyatakan bahwa input annalog sudaah sama dengan keluaran
DAC, dan proses konversi ADC berhenti, sehingga pembacaan digital berakhir dengan nilai 8
bit misalnya 1011 0101. Hasil digital tersebut akan dikonversi langsung didalam
mikrokontroler ATMega 8535 dalam proses yang sama tapi untuuk 10 bit, sehingga dapat
dibca nilai input analog dimaksud.
II. 3. Mikrokontroler ATMega 8535
Mikrokontroler ATMega 8535 memiliki susunan pena-pena seperti pada Gambar 2.3.
Mikrokontroler ini dapat digunakan untuk berbagai fungsi, baik untuk pengukuran digital
seperti tensimeter, timbangan digital ataupun untuk pengendalian analog dan digital sekaligus
pada motor stepper dan motor servo.
Mikrokontroler ini memiliki 3 port digital dan 1 port analog yang dapat digunakan
dua arah, sebagai jalur masukan data atau sebagai jalur keluar data, dengan jumlah data
digital sebanyak 8 bit dan jumlah data analog sebanyak 8 channel.
Pengendalian yang akan dilakukan dari setiap port baik untuk jalur data in ataupun
jalur data out, semuanya dikendalikan melalui program internal. Program internal sistem
mikrokontroler diisikan secara tersendiri dengan peralatan khusus mmelalui pemrograman
dari laptop dibantu dengan sebuah perantara atau interface untuk keperluan proses transfer
data.

Gambar 2.3 Pena-Pena ATMega 8535


Penjelasan pena-pena mikrokontroler dimaksud dibuat seperti tertera pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Uraian Pena Mikrokontroler ATMega 8535

No Pin Penjelasan

1 VCC Input sumber tegangan(+)


2 GND Ground (-)
Port A Sebagai input analog dari AD. Port ini juga berfungsi
3
(PA7….PAO) sebagai port I/O dua arah,jika ADC tidak digunakan.

Port B Sebagai port I/O dua arah port.port PB5,PB6 dan PB7
4 juga berfungsi sebagai MOSI,MISO,dan SCK yang
(PB7….PBO) dipergunakan pada proses downloading.

Port C Berfungsi sebagai port I/O dua arah fungsi lain port ini
5 selengkapnya bisa dibaca pada buku petunjuk “AVR
(PC7....PD0) ATMega8535”.

Port D Sebagai port I/O dua arah. PD0 dan PD1 berfungsi
6 sebagai RXD dan TXD digunakan untuk komunikasi
(PD7….PDO) serial.
7 RESET Input reset.
Input ke amplifier inverting osilator dan input sirkuit
8 XTAL1
clock internal.
9 XTAL2 Output dari amplifier inverting osilator.
10 AVVC Input tegangan untuk port A dan ADC
11 AREF Tegangan referensi untuk ADC

Gambar 2.4. USB Programmer


Pemrograman untuk Mikrokontroler dapat digunakan melalui USBASP Programmer
dan juga WINAVR Compiler C Language, dengan peralatan seperti pada Gambar 2.4.

Gambar 2.5. Alur Koneksi

Alur koneksi sistem pemrograman terlihat seperti pada Gambar 2.5. Pada sisi
Atmel AVR controller tentu dibutuhkan sebuah board untuk mendudukkan mikrokontroller
dalam menyembungkanAVR USBasp ke komputer. Software untuk proses ini sudah tersedia
dan dapat di download online.
Yang menjadi masalah adalah proses pembuatan flowchart dan program untuk setiap
ekesekusi yang akan dilakukan. Hasil dari program inilah yang baru bisa di download ke
mikrokontroler dimaksud.

III. DESAIN SISTEM PENGUKUR DAYA DIGITAL


III.1. Metodologi Penelitian

Metoda Penelitian yang akan dilakukan adalah dengan melakukan langkah-langkah


sebagai berikut :

1. Menentukan jenis sensor arus dan sensor tegangan yang akan digunakan.
2. Memilih jenis mikrokontroler yang cocok menggunakan double fungsi sinyal
analog dan sinyal digital secara bersamaan.
3. Menentukan proses penyelesaian persamaan konversi sinyal analog dimaksud
dengan persamaan bipolar dalam program komputer yang digunakan.
4. Menentukan solusi dan algoritma yang tepat yang dituangkan dalam flowchart.
5. Membuat pengujian dengan membandingkan hasil pada pengukuran analog untuk
beberapa jenis peralatan listrik yang ada.
6. Membuat rencana pengembangan untuk sistem yang lebih besar dengan Multi
Input Multi Output, sehingga dapat dikembangkan untuk pengukuran daya
dengan beberapa line.

III.2. Teori Dasar Desain

Desain sistem pengukur daya digital dilakukan dengan diagram seperti pada Gambar
3.1.

Gambar 3.1 Struktur Sistem Pengukur Daya Digital

Sensor arus yang digunakan adalah sebuah IC type ACS712 seperti pada Gambar 3.2.
Sedangkan karakteristik dari sensor arus ACS712 adalah seperti berikut ini :

 Memiliki sinyal analog dengan sinyal-ganguan rendah (low-noise)


 Ber-bandwidth 80 kHz
 Total output error 1.5% pada Ta = 25°C
 Memiliki resistansi dalam 1.2 mΩ
 Tegangan sumber operasi tunggal 5.0 Volt
 Sensitivitas keluaran: 66 sd 185 mV/A
 Tegangan keluaran proporsional terhadap arus AC ataupun DC
 Fabrikasi kalibrasi
 Tegangan offset keluaran yang sangat stabil
 Hysterisis akibat medan magnet mendekati nol
 Rasio keluaran sesuai tegangan sumber
 Maksimum Arus yang lewat 5 Ampere

Gambar 3.2. Sensor Arus ACS712 dan Penggunaannya


Selanjutnya sensor arus tidak berdiri sendiri begitu saja, tentu harus dirancang sirkit
pendukungnya seperti ditunjukkan pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Sirkit Sensor Arus

Input dari sensor arus Gambar 3.2 dihungkan seri dengan beban listrik yang akan
diukur, sedang outputnya dari terminal VOUT dan GND disambungkan ke sirkit. Sumber
tegangan ac Gambar 3.3 dianalogikan sebagai keluaran sensor VOUT dan GND, dan
disearahkan dengan sebuah diode sebagai penyearah setengah gelombang, dan paada
keluarannya dipasang sebuah resistor 10 KΩ dan sebuah kapasitor 220 µF, dan memberikan
gelombang tegangan seperti pada Gambar 3.4.
Sensor tegangan yang digunakan adalah penyearah jenis jembatan. Akan tetapi
tegangan sumber yang diukur adalah ac dengan maksimum diperkirakan 250 volt. Oleh
karena itu agar dapat dilakukan pengukuran untuk sistem digital, tegangan referensi untuk
mikrokontroler ATMega juga harus dibuat, seperti pada Gambar 3.5.
Padas sumber ac dipasang tiga buah resistor sebagai pembagi tegangan, yaitu 220 K ,
22 K , dan 220 K . Tegangan 22 K digunakan sebagai input ke penyearah untuk memperoleh
nillai maksimum input sebesar (22 * 250 / 464) = 11,85 volt ac. Jika tegangan output
penyearah diperoleh dengan persamaaan Vdc = 2 Vmaks / π, maka Vdc yang diperoleh
adalah 5.52 volt dc. Tegangan ini akan makin besar jika digunakan kapasitor disisi resistor
variabel, oleh karena itu pembagi tegangan resistor variabel di output digunakan untuk
mengatur/men-set tegangan penyearah sensor tegangan untuk ukuran maksimum 5 volt dc,
seperti pada gambar 3.5.

Gambar 3.5. Sirkit Sensor Tegangan

III.3. Sistem Pengukur Digital dengan Mikrokontroler ATMega 8535


Rangkaian sistem pengukur digital yang dirancang menggunakan mikrokontroler
ATMega 8535 dibuat sedemikian rupa seperti ditunjukkan pada Gambar 3.6. LINE adalah
sumber PLN satu fasa. Pada LINE dipasangkan sensor tegangan dan sensor arus sebelum stop
kontak menuju beban. Sensor tegangan dan sensor arus adalah diuraikan seperti pada sub-bab
III.2 sebelumnya.
Keluaran kedua sensor disambungkan ke port A yaitu PA0 dan PA1 sebagai port input
analog. Mikrokontroler dipasangkan Oscillator dengan frekuensi 4 MHz. Sedangkan untuk
display digunakan port C, yaitu PC0, PC1, PC2 dan PC4, PC5, PC6 dan PC7.
Gambar 3.6. Rangkaian Pengukur Digital dengan Mikrokontroler ATMega 8535
Tampilan LCD digunakan untuk menampilkan display untuk Tegangan, Arus dan
Daya yang diukur setiap saat. LCD memiliki dua baris tampilan, masing-masing baris
memiliki 16 karakter (ditulis dengan spesifikasi teknik : 2 lines x 16 characters) , seperti
ditunjukkan pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7. Rangkaian Extended Concise LCD

IV. HASIL PENGUJIAN


IV.1. Realisasi Alat Pengukur Daya Digital
Alat pengukur digital dirancang sedemikian diatas sebuah board plastik seperti kaca,
seperti ditunjukkan pada Gambar 4.1. Mikrokontroler ATMega 8535 disusun pada sebuah
PCB (Printed Circuit Board) sedemikian rupa, dan senseor tegangan serta sensor arus dan
oscillator semuanya disusun pada PCB. Sebuah power suply DC menggunakan transformator
step down dirancang sedemikian untuk memberikan tegangan konstant pada mikrokontroler
sebesar 5 volt. Pada sisi output disediakan dua buah stop kontak untuk terminal peralatan
listrik yang akan diukur.
Gambar 4.1. Realisasi Rancangan Pengukur Daya Digital

Gambar 4.2. Beban Listrik untuk Pengujian


Beban listrik yang digunakan untuk pengujian adalah terdiri dari 10 buah lampu pijar
masing-masing 100 watt, dan lampu pijar dapat dihidupkan satu persatu sampai hidup
semuanya.
Proses pengujian adalah sebagai berikut :
a. Mula-mula pengukur digital diaktifkan dengan menghubungkannya ke power suplay
tegangan sumber PLN.
b. Selanjutnya beban listrik Gambar 4.2 disambungkan ke terminal beban pengukur
digital Gambar 4.1.
c. Lampu dihidupkan satu demi satu, dan untuk setiap pengujian dicatat tegangan, arus
dan daya terukur.
IV.2. Hasil Pengujian Pengukuran
Hasil pengujian pengukuran untuk kesepuluh buah lampu pijar yang dihidupkan satu
per satu diberikan pada Tabel 4.1.
Proses pengukuran data adalah sebagai berikut : Mula-mula lampu dihidupkan secara
bertahap sampai hidup 10 unit, setelah itu hasil pengukuran dibaca. Kemudian lampu
dikurangi satu persatu, dan hasil pengukuran dicatat. Demikian dilakukan hingga semua
lampu dimatikan.

Tabel 4.1. Hasil Pengujuan Pengukuran Daya Listrik


Lampu Pijar Tegangan Arus Daya
No.
(buah) (volt) (Ampere) (watt)
1 10 203 4,43 899,2
2 9 203 3,96 801,9
3 8 204 3,50 714,0
4 7 206 3,07 632,4
5 6 206 2,64 543,8
6 5 206 2,22 457,3
7 4 208 1,79 372,3
8 3 209 1,33 277,9
9 2 210 0,99 207,9
10 1 213 0,49 104,3

Contoh rekaman hasil pengukuran ditunjukkan pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4.
Gambar 4.3. Rekaman Pengukuran untuk 10 buah Lampu Pijar

Gambar 4.4. Rekaman Pengukuran untuk 5 buah Lampu Pijar

V. KESIMPULAN
Program teknik kontrol atau teknik kendali belum banyak di wilayah Sumatera
Utara, oleh karena itu masih sedikit penelitian tentang sistem perancangan pengukuran
daya digital, terutama untuk daya kecil.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diberikan kesimpulan dan saran sebagai
berikut ini :
IV.1. Kesimpulan
1. Rancangan pengukur daya digital berhassil dirancang menggunakan mikrokontroler
ATMega 8535 sebagai prosesor utama, dan memberikan hasil dalam bentuk display
untuk tegangan, arus dan daya aktif watt.
2. Hasil pengujian dinyatakan telah baik. Jika 10 lampu 100 watt dihidupkan pada
tegangan standar 220 volt, tentu hasilnya haruslah 1000 watt. Ternyata hasil
pengukuran hanya 899,2 watt dan terjadi selisih sebesar 100,8 watt. Tetapi perbedaan
itu terjadi adalah karena tegangan turun menjadi 203 volt. Secara teori penurunan
tegangan akan memberi pengurangan daya sebesar (203/220)2 * 1000 watt yaitu
menjadi 851,425 watt, dan terbaca sebesar 899,2 sehingga error terdapat sebesar 47,8
watt atau sama dengan 5,6 %. Percobaan awal ini dianggap cukup memadai dan
berhasil.

IV.2. Saran
Saran peneliti adalah perlu pengembangan dari penelitian ini. Titik kunci
keberhasilan terletak pada sensor yang digunakan. Oleh karena itu perlu penelitian
lanjut .

VI. DAFTAR PUSTAKA

1. Martin U. Reissland, Electrical Measurements Fundamentals, Concepts and


Applications, John Wiley & Sons, New York, 1989
2. William David Cooper, Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran,
Lembaga Penerbangan dan Antariksa nasional, Jakarta, Penerbit Erlangga,
Jakarta, 1985
3. Douglas V. Hal, Microprocessors and Interfacing Programming and Hardware,
McGraw Hill International Editions, New York, 1996
4. Rodnay Zaks & Austin Lesea, Teknik Perantaraan Mikroprosesor, Penerbit
Erlangga, Jakarta, 1993
5. Carl V. Hamacher, Organisasi Komputer, Jaata, 1993
6. Paulus Andi Nalwan, Panduan Praktis Teknik Antarmuka dan Pemrograman
Mikrocontroller AT 89C35, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2003
7. Zuhal, Dasar Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 1992
8. Sunarno, Ir, M.Eng, Ph.D, Mekanikal Elektrikal, Penerbit Andi, Yogyakarta,
2005
9. Ching-Fang Lin, Advanced Control Systems Design, Prentice-Hall Englewood
Clifts, New Jersey, 1993
10. Charles L. Phillips & H. Troy Nagle, Digital Control System Analysis and
Design, Prentice-Hall International Editions, London, 1990.

Anda mungkin juga menyukai