Nilai Resistansi Output :
Nilai Faktor Penguatan :
Jika terdapat resistor Re yang terhubung ke emitter
maka berlaku :
2.4 KONFIGURASI COMMON BASE
Konfigurasi ini memiliki resistansi input yang
kecil dan menghasilkan arus kolektor yang
hampir sama dengan arus input dengan
impedansi yang besar. Konfigurasi ini biasanya
digunakan untuk buffer.
Gambar 2.4 Konfigurasi Common Base
Pada konfigurasi common base, nilai faktor
penguatan, resistansi input, dan resistansi output
adalah :
Nilai Resistansi Input :
Nilai Resistansi Output :
Nilai Faktor Penguatan :
)
2.5 KONFIGURASI COMMON COLLECTOR
Konfigurasi ini memiliki resistansi output yang
kecil sehingga baik untuk digunakan pada beban
dengan resistansi kecil. Biasanya konfigurasi ini
digunakan pada tingkat akhir pada penguat
bertingkat.
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 3
Gambar 2.4 Konfigurasi Common Collector
Pada konfigurasi common collector, nilai faktor
penguatan, resistansi input, dan resistansi output
adalah :
Nilai Resistansi Input :
( )
Nilai Resistansi Output :
)
Nilai Faktor Penguatan :
3. METODOLOGI
Komponen dan alat-alat yang digunakan pada
praktikum Modul 3 Penguat BJT ini adalah :
Sumber tegangan DC
Generator sinyal
Osiloskop
Multimeter
Breadboard
Sumber arus konstan
Transistor 2N3904
Resistor Variabel
Kabel-kabel
Langkah-langkah yang dilakukan pada percobaan
modul ini antara lain :
1. Tegangan Bias dan Parameter Penguat
Gambar 1 Rangkaian Percobaan 1
2. Common Emitter
a. Faktor Penguatan
Menyusun rangkaian seperti Gambar 1.
Gunakan nilai komponen :
Q=2N3904
R
B
=27kohm R
C
=1kohm R
e
=10ohm
C
1
=C
2
=C
3
=100mikroFarad
V
CC
=10V
Memasang resistor set pada modul current source untuk
menghasilkan arus I
C
yang diinginkan
Mengukur I
C
, I
B
, dan I
E
lalu catat, kemudian hitung
parameter-parameter rangkaian penguat lain
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 4
Gambar 2a.1 Rangkaian Penguat Common Emitter
Gambar 2a.2 Rangkaian Penguat Common Emitter
(dengan Re)
b. Resistansi Input
Gambar 2b.1 Pengesetan Generator Sinyal
Membuat rangkaian seperti Gambar 2a.1
Buat sinyal sinusoidal kecil pada generator sinyal
(V
pp
=40-50mV dan f=10kHz)
Mengamati sinyal di titik X dan Z
Gunakan mode osiloskop X-Y, lalu gambar grafik
penguatannya
Naikkan ampitudo generator sinyal dan amati sampai
V
O
mengalami distorsi
Ulangi langkah diatas dengan menambahkan resistor
pada kaki emiter seperti Gambar 2a.2
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 5
Gambar 2b.2 Rangkaian Pengukur Resistansi Input
Common Emitter
c. Resistansi Output
Gambar 2c Rangkaian Pengukur Resistansi Output
Common Emitter
3. Common Base
a. Faktor Penguatan
Gambar 3a Rangkaian Penguat Common Base
Lepaskan hubungan generator sinyal dan osiloskop
Atur generator sinyal sehingga V
pp
=40-50mV dan
f=10kHz seperti pada Gambar 2b.1
Menyusun rangkaian seperti Gambar 2b.2 dengan
komponen yang sama dengan penguatan
Ubah nilai R
var
dan catat nilai yang membuat V
i
menjadi 1/2 dari tegangan osiloskop sebelum
terpasang
Mengulangi percobaan dengan memasang resistor R
e
Dengan pengaturan generator sinyal yang sama,
rangkai seperti Gambar 2c
Sambungkan dengan R
var
lalu atur nilai R
var
sehingga
nilai V
o
bernilai 1/2 tegangan sebelum dipasang R
var
Ulangi percobaan dengan memasang R
e
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 6
b. Resistansi Input
Gambar 3b Rangkaian Pengukur Resistansi Input
Common Base
c. Resistansi Output
Gambar 3c Rangkaian Pengukur Resistansi Output
Common Base
Membuat rangkaian seperti Gambar 3a
Buat sinyal sinusoidal kecil pada generator sinyal
(V
pp
=40-50mV dan f=10kHz)
Mengamati sinyal di titik X dan Z
Gunakan mode osiloskop X-Y, lalu gambar grafik
penguatannya
Naikkan ampitudo generator sinyal dan amati sampai
V
O
mengalami distorsi
Lepaskan hubungan generator sinyal dan osiloskop
Atur generator sinyal sehingga V
pp
=40-50mV dan
f=10kHz
Menyusun rangkaian seperti Gambar 3b dengan
komponen yang sama dengan penguatan
Ubah nilai R
var
dan catat nilai yang membuat V
i
menjadi 1/2 dari tegangan osiloskop sebelum
terpasang
Mengulangi percobaan dengan memasang resistor R
e
Dengan pengaturan generator sinyal yang sama,
rangkai seperti Gambar 3c
Sambungkan dengan R
var
lalu atur nilai R
var
sehingga
nilai V
o
bernilai 1/2 tegangan sebelum dipasang R
var
Ulangi percobaan dengan memasang R
e
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 7
4. Common Collektor
a. Faktor Penguatan
Gambar 4a Rangkaian Penguat Common Collector
b. Resistansi Input
Gambar 4b Rangkaian Pengukur Resistansi Input
Common Collector
c. Resistansi Output
Membuat rangkaian seperti Gambar 4a
Buat sinyal sinusoidal kecil pada generator sinyal
(V
pp
=40-50mV dan f=10kHz)
Mengamati sinyal di titik X dan Z
Gunakan mode osiloskop X-Y, lalu gambar grafik
penguatannya
Naikkan ampitudo generator sinyal dan amati sampai
V
O
mengalami distorsi
Lepaskan hubungan generator sinyal dan osiloskop
Atur generator sinyal sehingga V
pp
=40-50mV dan
f=10kHz
Menyusun rangkaian seperti Gambar 4b dengan
komponen yang sama dengan penguatan
Ubah nilai R
var
dan catat nilai yang membuat V
i
menjadi 1/2 dari tegangan osiloskop sebelum
terpasang
Mengulangi percobaan dengan memasang resistor R
e
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 8
Gambar 4c Rangkaian Pengukur Resistansi Output
Common Collector
4. HASIL DAN ANALISIS
4.1 TEGANGAN BIAS DAN PARAMETER
PENGUAT
Nilai Icurrent source = 6,82mA.
Dari nilai itu dapat diperoleh nilai resistansi yang
terpasang pada current source, yaitu :
Asumsi, Icurrent source = Ie.
Nilai arus-arus transistor yang diperoleh adalah
sebagai berikut :
Besaran Ukur Nilai
IC 7,06 mA
IB 0,04 mA
IE 7,11 mA
Rset yang digunakan dalam percobaan ini, sesuai
dengan hasil pengukuran besarnya adalah 9,927,
dari referensi Rset bernilai 10. Nilai itu tidak
berbeda secara signifikan.
Dari data arus-arus yang didapat pun, nilai IC
mendekati nilai IE. Hal itu sesuai dengan asumsi
awal bahwa IC = IE. Perbedaan kecil yang muncul
dapat terjadi karena nilai Rset yang juga
mendekati nilai referensi (tidak benar-benar tepat)
dan juga ketelitian alat ukur yang digunakan.
Dari data arus yang di dapat, dapat diperoleh data
parameter-parameter penguatan transistor, yaitu
sebagai berikut :
Parameter Formula Nilai
0,2824 A/V
176,5
625
3,516
2,94 k
Keterangan :
VT = 25 mV
VA = 20,75 V (sesuai praktikum sebelumnya)
Nilai RL = RO osiloskop, yaitu sebesar 1M. Pada
pengukuran faktor penguatan (apapun
konfigurasi penguatnya), osiloskop digunakan
untuk mengukur VO, sehingga rangkaian
mengalami beban dari RO osiloskop. Akan tetapi,
saat dipasang diterminal input, RO osiloskop tidak
begitu berpengaruh karena dipasang paralel
dengan Rin, sehingga RinRO
4.2 COMMON EMITTER
Penguat ini memiliki input di Base, output di
Collector, dan Emitter sebagai ground.
Hasil pengukuran dan perhitungan parameter-
parameter penguatan common emitter adalah :
TANPA Re
Parameter Pengukuran Perhitungan
Dengan pengaturan generator sinyal yang sama,
rangkai seperti Gambar 4c
Sambungkan dengan R
var
lalu atur nilai R
var
sehingga
nilai V
o
bernilai 1/2 tegangan sebelum dipasang R
var
Ulangi percobaan dengan memasang R
e
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 9
Av -131.2 -194,9
Rin 600 610,86
Rout 800 746,2
Gambar 4.2-1 Hasil X-Y Common Emiter
FAKTOR PENGUATAN
Nilai penguatan (Av) pada penguatan emitter
menghasilkan penguatan yang cukup besar. Dari
data pengukuran dan juga perhitungan,
perbedaannya tidak terlalu jauh, sehingga dapat
dikatakan bahwa data pengukuran masih
terwakili dan cukup valid. Nilai negatif yang
muncul pada penguatan common emitter ini
membuktikan bahwa beda fasa antara VO dan VI
sebesar 180
0
.
RESISTANSI INPUT
Nilai Rs = 50 .
Nilai Rin didapat dengan menambahkan beban
Rvar yang dipasang seri dengan generator sinyal.
Nilai Rvar dicoba-coba dan diatur sampai nilai
tegangan input bernilai sama dengan setengah
nilai tegangan sumber.
Pada percobaan mencari Rin, praktikan
melakukan simulasi karena waktu tidak memadai.
Nilai yang tercantum pada tabel di atas (bagian
pengukuran) adalah nilai hasil simulasi. Dari tabel
di atas, hasil pengukuran hampir sama dengan
hasil perhitungan Dari sana juga terlihat bahwa
nilai Rin mendekati nilai
.
RESISTANSI OUTPUT
Pada percobaan mencari Rout, praktikan
melakukan simulasi karena waktu tidak memadai.
Nilai yang tercantum pada tabel di atas (bagian
pengukuran) adalah nilai hasil simulasi. Dari tabel
di atas, hasil pengukuran hampir sama dengan
hasil perhitungan. Dari sana juga terlihat bahwa
nilai Rout mendekati nilai
.
4.4 COMMON COLLECTOR
Penguat ini memiliki input di Base, output di
Emitter, dan Collector sebagai ground.
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB 11
Hasil pengukuran dan perhitungan parameter-
parameter penguatan common kolektor adalah :
Parameter Pengukuran Perhitungan
Av 1,07 0,5
Rin 28 27,16
Rout 2 0,99
Gambar 4.4 Hasil X-Y Common Collector
FAKTOR PENGUATAN
Nilai penguatan yang didapat cukup mirip antara
perhitungan dan pengukuran. Terlihat pada tabel
bahwa penguatan tegangan mendekati 1.
RESISTANSI INPUT
Pada percobaan mencari Rin, praktikan melakukan
simulasi karena waktu tidak memadai. Nilai yang
tercantum pada tabel di atas (bagian pengukuran)
adalah nilai hasil simulasi. Dari tabel di atas, hasil
pengukuran hampir sama dengan hasil
perhitungan. Nilai Rin yang didapat sangat besar.
RESISTANSI OUTPUT
Pada percobaan mencari Rout, praktikan
melakukan simulasi karena waktu tidak memadai.
Nilai yang tercantum pada tabel di atas (bagian
pengukuran) adalah nilai hasil simulasi. Dari tabel
di atas, hasil pengukuran hampir sama dengan
hasil perhitungan. Nilai Rout kecil jika
dibandingkan dengan Rin.
Dengan karakteristik common kolektor seperti di
atas, rangkaian penguat ini sangat cocok
digunakan sebagai buffer tegangan.
5. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini
adalah :
Dalam mode aktif, transistor, khususnya
BJT, dapat digunakan sebagai penguat.
Transistor sebagai penguat memiliki
karakteristik penguatan yang berbeda-
beda tergantung dari konfigurasi
transistor yang digunakan.
Secara umum, penguat yang baik memilik
nilai penguatan (Av) tinggi, Rin tinggi, dan
Ro rendah.
Konfigurasi Common Emitter memiliki
nilai penguatan paling tinggi dari
konfigurasi yang lain, hanya saja
bentuknya inverting
Konfigurasi Common Collector memiliki
nilai penguatan sama dengan 1, dan dapat
digunakan sebagai buffer tegangan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Mervin T. Hutabarat, Praktikum Elektronika,
ITB, Bandung, 2014.
[2] Adel S. Sedra dan Kennet C. Smith,
Microelectronic Circuits, Oxford University Press,
USA, 1997.