Anda di halaman 1dari 15

Percobaan Modul 3

Penguat BJT
Dimas Aji Pangestu (14S18022)
Dosen: Alfriska Oktarina Silalahi, S.Pd., M.Si.
Asisten : Andi Hutauruk, S.T.
Tanggal Percobaan : 09 April 2020
14S2204- Praktikum Elektronika I
Laboratorium Dasar Teknik Elektro
Institut Teknologi Del

Abstrak tegangan pada ke-3 macam konfigurasi yang


sudah dipaparkan sebelumnya.
BJT(Bipolar Junction Transistor) merupakan
penguat yang dapat di pakai harus dalam
kondisi aktif. Kondisi ini dapat dihasilkan II. Teori Dasar
dengan cara memberikan bias pada transistor
itu sendiri melalui base atau collector. Adapun Transistor merupakan komponen dasar
tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk system penguat. Untuk bekerja Sebagai
mengetahui dan memahami fungsi dari penguat, transistor harus dalam kondisi aktif dan
transistor Sebagai penguat, mengetahui jika diberikan sinyal (input) yang kecil, maka
karakteristik penguat berkonfigurasi Common akan dihasilkan output yang lebih besar. Hasil
Emitter(CE), Common Base(CB), dan bagi antara sinyal output dengan input inilah
Common Collector(CC), dan mengetahui dan yang disebut factor penguatan yang sering
memahami resistansi input, resistansi output, diberikan notasi A atau C.
dan factor penguat dari masing masing Ada 3 macam konfigurasi dari rangkaian
konfigurasi penguat. penguat transistor yaitu: CE, CB, dan CC.
Key words: CE, CB, CC, Bias Konfigurasi umum transistor bipolar penguat ini
ditunjunkkan oleh gambar berikut ini:

I. PENDAHULUAN

Transistor merupakan komponen dasar


untuk system penguat. Untuk bekerja tranasistor
ini harus dalam keadaan aktif dimana kondisi ini
akan dihasilkan dengan memberikan bias kepada
transistor. Bias ini dilakukan dengan cara
memberikan arus tetap atau konstan pada basis
atau pada kolektor.

Ada 3 macam konfigurasi dari rangkaian


penguat, yaitu: CE, CB, dan CC. Jadi pada
percobaan Modul penguat BJT ini kita akan
melakukan pengukuran tegangan bias dengan Gambar 1. Rangkaian penguat Transistor
parameter penguatm dan factor factor penguat
1. Konfigurasi Common Emitter Jika Rb>>r maka resistansi input akan
menjadi:
Konfigutasi ini memiliki resistansi input yang
sedang, terkonduktansi yang tinggi, resistansi
output yang tinggi dan memiliki penguatan Arus
serta penguatan tegangan yang tinggi. Secara Kemudian untuk mementukan resistansi output
umum CE digambarkan oleh gambar rangkaian konfigurasi CE, kita buat Vs = 0. Sehingga
seperti dibawah ini: gmV = 0, maka:

Ro = Rc//ro

Untuk komponen diskrit yang Rc<<ro,


persamaan tersebut menjadi :

Dan untuk factor penguatan tegangan, Av


merupakan perbandingan antara tegangan
keluaran dengan tegangan masukan:

Gambar 2. Rangkaian Penguat Common Emitter

Untuk menentukan penguatan teoritisnya Jika terdapat resistor Rc yang terhubung ke


terlebih dahulu hitung resistansi input dan emitter, maka berlaku:
outputnya. Resistansi Input(Ri) adalah nilai
resistansi yang dilihat dari input sumber
tegangan Vi. Perhatikan Rs adalah resistansi
dalam dari sumber tegangan. Sedangkan
Resistansi output(Ro) adalah resistansi yang
dilihat dari keluaran.

Jika dimodelkan dalam model , maka


rangkaian dapat menjadi seperti gambar dibawah 2. Konfigurasi Common Base
ini:
Konfigurasi ini memiliki resistansi input yang
kecil dan menghasilkan arus kolektor yang
hampir sama dengan arus input dengan
impedansi yang besar. Konfigurasi ini biasanya
digunakan sebagau buffer. Konfigurasi CE ini
biasanya digunakan Sebagai buffer. Konfigurasi
Gambar 3. Rangkaian model pi untuk Common
Emitter common base ditunjukkan oleh gambar berikut
ini:
Dengan model ini, Ri (resistansi input) adalah:

Ri = RB // r
Gambar 5. Rangkaian Penguat Common Collector

Gambar 4. Rangkaian Penguat Common Base

Resistansi input untuk konfigurasi ini adalah:

Resistansi outputnya adalah: Ro = RC

Faktor penguatan keseluruhan adalah:

III. Prosedur Percobaan


Dengan Rs adalah resistansi sumber sinyal input 1. Buka Multisim dan pastikan sudah berjalan
dan Gm adalah terkonduktansi. dengan baik
2. Pahami dasar-dasar penggunaan Tools
3. Konfigurasi Common Collector
Multisim seperti menampilkan komponen,
Konfigurasi ini memiliki resistansi output yang pembuatan garis/kabel, pemanggilan alat
kecil sehingga baik untuk digunakan pada beban bantu (Generator Sinyal, Multimeter, dan
dengan resistansi yang lebih kecil. Oleh karena Osiloskop).
itu, konfigurasi ini biasanya digunakan pada 3. Mampu mengetahui nama-nama komponen
tingkat akhir pada penguat bertingkat.
Konfigurasi CC ditunjukkan oleh gambar Common Emitter
berikut ini: A. Faktor Penguatan
4. Buatlah rangkaian Common Emitter
seperti pada Gambar ini. Perhatikan
dengan baik pengkabelan setiap
komponen (anda dibantu dengan
perbedaan setiap garis).
12. Ulangi langkah 9 dan 10 dengan mengganti
R4 dan R5 menjadi 5k seperti yang
ditunjukkan pada Gambar dibawah ini.

5. Kemudian RUN (F5).


6. Buatlah suatu sinyal sinusoidal kecil dari
generator sinyal dengan tegangan Vpp =
10-20 mV dan frequensi 10 kHz.
7. Amati gambar sinyal menggunakan
Osiloskop pada Channel A dan Channel B.
8. Atur coupling kedua channel menjadi AC
dan samakan nilai tegangan pada Channel
A dan Channel B.
9. Gunakan mode osiloskop XY (B/A pada
multisim) untuk mengamati Vo/Vi.
Gambarkanlah grafik tersebut di buku log 13. Ulangi langkah 9 dan 10 dengan memasang
praktikum anda. Anda dapat mengatur sumber arus seperti yang ditunjukkan
Potensiometer untuk memperoleh grafik Gambar dibawah ini
yang terbaik.
10. Naikkan amplitude generator sinyal dan
amati Vo sampai sinyalnya mulai
terdistorsi. Catatlah tegangan Vi pada saat
hal tersebut terjadi.
11. Ulangilah langkah 9 dan 10 dengan
menambahkan resistor pada kaki emitor
dengan kapasistor bypass seperti yang
ditunjukkan pada Gambar dibawah.
14. Ulangilah langkah 9 dan 10 dengan 20. Dengan tidak mengubah nilai-nilai
memasang kapasitor bypass seperti yang komponen dan tidak merubah nilai
ditunjukkan oleh Gambar dibawah ini. amplitude output generator sinyal,
buatlah rangkaian pengukuran resistansi
input seperti pada Gambar ini.

B. Resistansi Input
15. Perhatikanlah skema yang ditunjukkan 21. Ubah nilai Rvar dan catat nilainya yang
pada Gambar ini. Rs adalah Resistansi membuat tegangan Vi menjadi ½ dari
Frequensi Generator. tegangan yang diperoleh pada langkah 19.

C. Resistansi Output

22. Dengan tidak mengubah nilai-nilai


komponen dan tidak merubah nilai
amplitude output generator sinyal,
buatlah rangkaian pengukuran resistansi
16. Buatlah rangkaian seperti pada Gambar input seperti pada Gambar ini.
ini.

17. Kemudian RUN (F5).


18. Atur kembali fungsi generator untuk
menghasilkan sinyal sinusoidal sebesar
10 – 20 mVpp dengan frequensi 10 23. Ubah nilai Rvar dan catat nilainya yang
kHz. membuat tegangan Vo menjadi ½ dari
19. Gambar dan catat nilai tegangan yang tegangan yang diperoleh sebelum
ditampilkan osiloskop.
dipasang Rvar atau seperti pada 31. Ulangilah langkah 29 dan 30 dengan
langkah 14. mengganti R5 menjadi 10KΩ.
32. Ulangilah langkah 29 dan 30 dengan
Common Base mengganti R6 menjadi sumber arus
A. Faktor Penguatan dengan arus 0.5 mA seperti pada
Gambar ini.
24. Buatlah rangkaian Common Base
seperti pada Gambar ini. Perhatikan
dengan baik pengkabelan setiap
komponen (anda dibantu dengan
perbedaan setiap garis).

B. Resistansi Input

33. Lakukan hal yang sama seperti pada


Percobaan Resistansi Input untuk
Common Emitter (Langkah 15-
25. Kemudian RUN (F5). Langkah 21) untuk rangkaian
26. Buatlah suatu sinyal sinusoidal kecil sepertinya yang ditunjukkan Gambar
dari generator sinyal dengan tegangan ini.
Vpp = 10-20 mV dan frequensi 10 kHz.
27. Amati gambar sinyal menggunakan
Osiloskop pada Channel A dan Channel
B.
28. Atur coupling kedua channel menjadi
AC dan samakan nilai tegangan pada
Channel A dan Channel B.
29. Gunakan mode osiloskop XY (B/A
pada multisim) untuk mengamati
Vo/Vi. Gambarkanlah grafik tersebut di
buku log praktikum anda. Anda dapat
mengatur Potensiometer untuk
memperoleh grafik yang terbaik.
30. Naikkan amplitude generator sinyal dan
amati Vo sampai sinyalnya mulai
terdistorsi. Catatlah tegangan Vi pada
saat hal tersebut terjadi.
C. Resistansi Output 38. Amati gambar sinyal menggunakan
Osiloskop pada Channel A dan Channel
34. Lakukan hal yang sama seperti pada B.
Percobaan Resistansi Output untuk 39. Atur coupling kedua channel menjadi
Common Emitter (Langkah 22- AC dan samakan nilai tegangan pada
Langkah 23) untuk rangkaian Channel A dan Channel B.
sepertinya yang ditunjukkan Gambar 40. Gunakan mode osiloskop XY (B/A
ini. pada multisim) untuk mengamati
Vo/Vi. Gambarkanlah grafik tersebut di
buku log praktikum anda. Anda dapat
mengatur Potensiometer untuk
memperoleh grafik yang terbaik.
41. Naikkan amplitude generator sinyal dan
amati Vo sampai sinyalnya mulai
terdistorsi. Catatlah tegangan Vi pada
saat hal tersebut terjadi.
42. Ulangilah langkah 40 dan 41 dengan
mengganti R6 menjadi sumber arus.

Common Collector B. Resistansi Input

A. Faktor Penguatan 43. Lakukan hal yang sama seperti pada


Percobaan Resistansi Input untuk
35. Buatlah rangkaian Common Collector Common Emitter (Langkah 15-
seperti pada Gambar ini. Perhatikan Langkah 21) untuk rangkaian
dengan baik pengkabelan setiap sepertinya yang ditunjukkan Gambar
komponen (anda dibantu dengan ini.
perbedaan setiap garis).

C. Resistansi Output
36. Kemudian RUN (F5).
44. Lakukan hal yang sama seperti pada
37. Buatlah suatu sinyal sinusoidal kecil
Percobaan Resistansi Output untuk
dari generator sinyal dengan tegangan
Vpp = 10-20 mV dan frequensi 10 kHz. Common Emitter (Langkah 22-
Langkah 23) untuk rangkaian
sepertinya yang ditunjukkan Gambar
ini.

Berdasarkan hasil yang saya peroleh, terjadi


IV. Hasil dan Analisis penguatan yang ditunjukkan oleh nilai tegangan
pada channel B lebih besar dari channel A, dan
1. Common Emitter factor penguatan rata rata yang didapat adalah
sebesar:
A. Faktor Penguatan
Vo/Vi = 124,844mV/-27,137uV = -4,6 x 103

Hal ini telah membuktikan telah tejadi


penguatan pada rangkaian. Hasil yang di dapat
sesuai dengan penguatan mode XY(dalam yang
ditunjukkan pada osiloskop bahwa penguat
bersifat penguatan yang membalikkan tegangan.

Rangkaian penguat BJT dengan konfigurasi CE


seperti pada gambar diatas disusun dengan
menggunakan aplikasi NI Multisim 14.2
Tampilan dari osiloskop yang saya peroleh
adalah sbb:

Gambar diatas adalah output tegangan terdistorsi


yang ditampilkan oleh osiloskop. Jika amplitude
sinyal di tambahkan sampai pada nilai tertentu,
maka penguatan menjadi tidak sempurna dan
mengalami terdistorsi seperti pada gambar
diatas. Sehingga apabila kita beri sumber AC
dengan amplitude yang lebih besar maka B. Resistansi Input
penguatannya sudah terpotong atau dengan kata
lain vpp outputnya sudah tidak berbentuk
sinusoidal lagi(output berwarna ungu pada
gambar).

Gambar diatas adalah hasil RUN untuk no


17(lihat prosedur).
Output dalam mode XY(B/A dalam multisim)
pada percobaan no 11(lihat prosedur). Hasilnya
tidak jauh berbeda dengan percoboaan
sebelumnya.

Gambar diatas adalah hasil setelah saya


mengubah nilai Rvar untuk mendapatkan nilai
Gambar diatas adalah output untuk percobaan no
Vi setengah dari semula yaitu -83,059 mV
14, dimana hasil yang didapat masih sesuai
menjadi -40mV, memang masih belum tepat
dengan teori, dimana output penguatan yang
namun sudah mendekati. Jadi berdasarkan
dihasilkan akan dibalikkan atau terjadi
percobaan yang saya lakukan, untuk
pembalikan pada output.
mendapatkan nilai Vi setengah dari semula
adalah dengan mengganti Rvar menjadi
10Kohm(35%), seperti pada rangkaian di bawah
ini.
Pada gambar diatas merupakan output yang
diperoleh dalam mode XY(B/A dalam multisim)
menunujukkan terjadi penguatan yang
membalikkan dari channel A ke channel B.
Faktor penguatannya adalah:

Vo/Vi = 62,422mV/-67,380uV = - 926 kali


C. Resistansi Output Maka terjadi penguatan sebanyak 926 kali yang
bersifat pembalik seperti pada tampilan
osiloskop di atas.

Pada gambar diatas dapat kita lihat bahwa terjadi


Gambar diatas adalah mode Y/T untuk
penguatan dari channel A ke channel B, dimana
percobaan sebelumnya.
rata rata penguatan yang terjadi adalah:

Vo/Vi = -2,098 V/-33,259 mV = 63

Maka rata rata penguatan yang terjadi adalah


sebanyak 63 kali.

Untuk mendapatkan nilai Vo setengah dari nilai


awal adalah dengan cara mengubah resistor
variable sampai kita mendapatkan nilai Vo
tersebut setengah dari nilai Vo awal.

2. Common Base
A. Faktor Penguat

Gambar diatas adalah output untuk no 29(baca


prosedur) dalam mode Y/T. Dari gambar
tersebut dapat kita lihat bahwa telah terjadi
penguatan dari channel A ke Channel B dengan
factor penguatan:

Vo/Vi = -820,414mV/-29,171mV = 28
Maka berdasarkan hasil yang saya peroleh, telah Rata-rata penguatan: Vo/Vi = 111,993 uV/
terjadi penguatan sebanyak 28 kali dari channel 62,422 mV = 557. Maka rata rata penguatan
A ke channel B tanpa adanya pembalik. yang terjadi adalah sebanyak 557 kali.

Juga akan terjadi pemotongan sinyal pada output


apabila diberikan arus AC dan bila di tambahkan
amplitude dan offset nya.

Gambar diatas adalah kondisi dimana telah


dirubah nilai resistor variable menjadi 10 ohm
(70 %) yang semula dari 10 ohm (30%), untuk
menghasilkan nilai Vi setengah dari nilai Vi
Mode XY
semula, yaitu dari -21,842 mV menjadi -9,969
B. Resistansi Input mV. Memang kondisi yang saya peroleh masih
belum tepat setengah dari kondisi awal, akan
tetapi sudah mendekati. Sehingga saya dapat
menyimpulkan bahwa untuk menjadikan bilai Vi
menjadi setengah dari nilai semula adalah
dengan membuat R variable menjadi 10
ohm(70%).

Penguatan Rata-rata:

Vo/Vi = 1,267 V/ - 9,969 mV = -127

Gambar diatas adalah kondisi awal dimana Vi


mula mula adalah -21,842 mV.

Mode XY
C. Resistansi Output

Mode XY

3. Common Collector
Gambar diatas adalah kondisi awal dimana Vo
A. Faktor Penguatan
adalah sebesar 694,544 mV

Mode Y/T

Gambar diatas adalah hasil yang saya peroleh


untuk mendapatkan nilai Vo menjadi setengah
dari nilai Vo awal yaitu dengan mengubah
Resistor Variabel yang semula dari 1 kohm
(50%) menjadi 1 kohm(20%).

Jadi berdasarkan hasil yang saya peroleh, dapat


saya simpulkan bahwa untuk menjadikan nilai
Vo menjadi setengah dari nilai Vo awal adalah
dengan mengubah nilai Resistor Variabel yang
semula dari 1kohm (50%) menjadi 1kohm
(20%), walaupun hasil yang saya dapat masih
belum tepat akan tetapi sudah mendekati dengan
nilai yang sebenarnya. Mode XY
Berdasarkan hasil yang saya peroleh, factor
penguatan terjadi dari channel A ke channel B.
Faktor penguatan yang terjadi adalah:

Vo/Vi = 124,844 mV/9,174 mV = 13,6 = 14

Jadi penguatan terjadi sebanyak 14 kali dari


semula.

Berdasarkan gambar diatas, sinyal yang


dihasilkan berbeda dengan konfigurasi CE
dengan CB, dimana tidak ada terjadi pembalik
tegangan. Namun pada output sinyal Y/T terjadi
pemotongan sehingga sinyal yang terbentuk Untuk mendapatkan nilai Vi setengah dari nilai
tidak lagi sinusoidal yang disebut dengan Vi semula, saya melakukan perubahan pada
terdistorsi. Resistor variable yang semula dari 1kohm (50%)
B. Resistansi Input menjadi 1kohm (60%). Meski demikian hasil
yang saya peroleh masih belum tepat dengan
hasil diharapakan namun sudah mendekati.
Sehingga dapat saya simpulkan bahwa untuk
medapatkan nilai Vi setengah dari nilai semula
adalah dengan mengubah Resistor variable yang
semula 1kohm(50%) menjadi I kohm(60%).

C. Resistansi Output

Berdasarkan gambar diatas dapat kita lihat


bahwa terjadi penguatan tanpa pembalik
tegangan sehingga rata rata penguatan yang
terjadi adalah:

Vo/Vi = 124,844 mV/14,292 mV = 8,73 = 9 .


Maka pada percobaan ini rata rata penguatan
terjadi sebanyak 9 kali, tanpa ada terjadi Berdasarkan gambar diatas, nilai dari Vo semula
pembalik pada tegangan. adalah -80,265 mV. Untuk mendapatkan nilai
Vo setengah dari semula saya melakukan
perubahan pada Resistor variable yang semula
dari 1 kohm(50%) menjadi 1 kohm(20%). Maka
output yang dihasilkan adalah Sebagai berikut:
VI. REFERENSI

[1]. Modul 3 Penguat BJT Institut Teknologi


Del.
[2]. A. S. Sedra et.al., Microelectronic
Circuits 5th Ed, Oxford University Press,
New York 2004.
[3]. https://repository.unikom.ac.id/52584/1/
MODUL%20ELEKTRONIKA%20II.pd
f.
[4]. https://teknikelektronika.com/tiga-jenis-
konfigurasi-transistor-bipolar/.
Hasil yang ditunjukkan pada channel B adalah [5]. http://www.robotics-
48,450 mV, dan belum sesuai atau tepat university.com/2014/09/konfigurasi-
setengah dari semula, namun nilainya sudah rangkaian-transistor-bjt.html.
mendekati, sehingga saya membuat kesimpulan
bahwa untuk mendapatkan Vo setengah dari Vo
semula adalah dengan mengubah nilai Resistor
Variabel yang semula dari 1 kohm(50%)
menjadi 1 kohm(20%).

V. KESIMPULAN
 Transistor dapat dipakai untuk penguat
tegangan denga tambahan tegangan dari
generator sinyal.
 Faktor penguatan dapat dicari dengan
membagi Vo dengan Vi.
 Faktor penguat membantuk kita untuk
mengetahui seberapa besar penguatan
tegangan yang dihasilkan oleh transistor.
 Apabila rangkaian diberikan arus AC dan
jika diberikan amplitude serta offset pada
nilai tertentu, maka bentuk sinyal outputnya
akan terpotong atau tidak lagi sinusoidal
yang disebut terdistorsi.
 BJT merupakan penguat yang bersifat
pembalik tegangan, dimana tanda (positif
atau negative) akan berubah pada output.
 Untuk mendapatkan nilai Vi atau Vo
setengah dari nilai semula, maka hal yang
harus dilakukan adalah dengan memutar
resistor variable hingga kita mendapatkan
hasil atau output yang diminta pada modul.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai