Anda di halaman 1dari 7

Pengertian Bias Transistor

Pemberian bias pada transistor adalah proses pengaturan tegangan operasional transistor


sehingga dapat bekerja memperkuat sinyal input. Keadaan operasional transistor sangat
dipengaruhi oleh besarnya arus yang mengalir, sehingga pemberian bias pada suatu rangkaian
transistor harus benar dan transistor dapat beroperasi disekitar titik kerjanya. Dalam menetapkan
titik kerja suatu rangkaian transistor, dibutuhkan nilai nilai resistor yang tepat sehingga kondisi
arus input dan output dapat sesuai dengan titik kerja yang diharapkan.
Pemberian bias yang benar untuk trasnsitor bipolar, baik jenis NPN ataupun PNP, umumnya
terletak diantara dua keadaan, yaitu kondisi transistor hidup dan kondisi transistor mati,
disepanjang garis beban DC nya.Titik operasional tersebut disebut Quiescent operating Point
atau Q-Point
Pada saat pemberian bias transistor sehingga Q point berada di dekat titik kerjanya, yaitu tengah
tengah antara Cut off dan saturasi, maka transistor tersebut bekerja sebagai penguat kelas
A. Mode operasi ini memungkinkan v output meningkat dan berkurang di seputaran Q point
tanpa ada distorsi, dimana sinyal output akan utuh 360 derajat dari sinyal input.
 
Macam Macam Bias Pada Transistor
Bias Dasar Transistor (Bias Base Transistor)

Rangkaian dasar transistor pada intinya merupakan sebuah rangkaian transistor yang terdapat
arus yang mengalir dan adanya tegangan listrik.  Fungsi bias DC menentukan Titik Q point 
Transistor dengan benar, yaitu dengan mengatur besarnya arus kolektor ke nilai konstan dan
stabil tanpa adanya sinyal input di kaki basis transistor.

Gambar 1. Bias Base Transistor


 Titik kerja DC ditetapkan berdasarkan tegangan VCC,  Resistor RC dan RE . Pemasangan
baypass berupa kapasitor yang dihubungkan ke ground akan membantu memblokir arus dari
transistor yang lain. Konfigurasi yang dapat diterapkan untuk bias base  adalah common base,
common collector dan common emitor.

Bias Dasar Common Emitor

Salah satu rangkaian bias yang paling sering digunakan untuk rangkaian  transistor adalah
dengan self  bias dengan konfigurasi rangkaian common emiterdengan  satu atau lebih resistor
yang  digunakan untuk mengatur nilai DC awal untuk tiga arus transistor, ( IB ), ( IC ) dan ( IE).
Dua bentuk bias transistor bipolar yang paling umum adalah: Beta Dependent dan Beta
Independent. Tegangan bias transistor sebagian besar tergantung pada transistor beta, ( β )
sehingga bias yang diatur untuk satu transistor mungkin tidak selalu sama untuk transistor lain
karena nilai beta mereka mungkin berbeda. Bias transistor dapat dicapai baik dengan
menggunakan resistor belakang pakan tunggal atau dengan menggunakan jaringan pembagi
tegangan sederhana untuk menyediakan tegangan bias yang diperlukan. Berikut ini adalah lima
contoh konfigurasi bias Basis transistor dari satu pasokan ( Vcc ).
 
Fix bias Transistor
Rangkaian Bias dasar Tetap atau Fix bias transistor dengan memasangkan dua buah resistor,
satu menuju kaki basis dan satunya menuju ke kolektor.Besarnya arus basis (IB) tetap konstan
untuk nilai VCC yang diberikan.Kondisi operasi yang stabil ditentukan juga dengan nilai beta
dari transistor tersebut, sehingga titik kerja tiap transistor akan bervariasi, karena karakteristik
masing masing transistor berbeda.
 

Gambar 2. Fix Bias Transistor


 
Berdasarkan gambar rangkaian di atas, Transistor diberi bias tetap, besarnya arus , arus kolektor,
tegangan antara colektor emitor, arus emitor dapat dicari dengan rumus perhitungan sebagai
berikut

Gambar 3. Rumus yang digunakan pada Fix Bias Transistor


 
Keterangan : Vcc adalah tegangan sumber; Vce = tegangan antara colektor dan emitor ; VE =
tegangan pada emitor yang bernilai Nol karena terhubung langsung ke ground; VB = tegangan
basis; IB = arus yang mengalir di kaki basis transistor ; Ic = arus yang mengalir pada kaki
kolektor ; IE = arus yang mengalir pada kaki emitor
 

Bias  Transistor dengan Umpan Balik Kolektor

Konfigurasi bias transistor dengan umpan balik kolektor adalah bias yang tergantung dari
penguatan arus ( Beta). Konfigurasi ini membutuhkan dua resistor untuk memberi bias DC pada
transistor, sehingga transistor selalu bekerja di wilayah aktif. Tegangan bias dasar DC berasal
dari VC, sehingga memiliki stabilitas yang baik.
Pada rangkaian ini, RB terhubung ke kolektor transistor sebagai umpan balik arus kolektor yang
tinggi akan diumpankan ke basis. metode bias umpan balik kolektor ini menghasilkan umpan
balik negatif  langsung dari terminal output ke terminal input melalui resistor, RB.
Gambar 4. Rangkaian Bias Transistor Umpan Balik Kolektor
 
 
Karena tegangan bias berasal dari penurunan tegangan yang melewati  resistor beban, RL maka
jika arus beban meningkat akan menyebabkan  penurunan tegangan yang lebih besar di RL, dan
tegangan kolektor berkurang . Efek ini akan menyebabkan penurunan yang sesuai dalam arus
dasar, IB yang pada gilirannya, membawa IC kembali normal.
 
Reaksi sebaliknya juga akan terjadi ketika kolektor transistor saat ini berkurang. Kemudian
metode biasing ini disebut bias diri dengan stabilitas transistor menggunakan jenis jaringan bias
umpan balik yang umumnya baik untuk sebagian besar desain amplifier.

Gambar 5. Rumus perhitungan transistor bias Umpan balik kolektor


 
Keterangan : VC = Tegangan kolektor; Vcc = Tegangan sumber; VE = tegangan pada kaki
emitor; VB = tegangan basis;IB = arus basis ; IC = arus kolektor; Beta + penguatan arus.

 
Bias Transistor dengan Umpan Balik Ganda

Penambahan resistor  ke jaringan bias dasar dari konfigurasi sebelumnya meningkatkan


stabilitas berkaitan  dengan variasi dalam Beta, ( β ) dengan meningkatkan arus yang mengalir
melalui resistor bias dasar. Arus yang mengalir melalui RB1 umumnya ditetapkan pada nilai
yang sama yaitu sekitar 10% dari arus kolektor, IC.

Gambar 6, Rangkaian Bias Transistor Umpan Balik Ganda


 
Jelas itu juga harus lebih besar dari arus dasar yang diperlukan untuk nilai minimum Beta, β.
Salah satu keuntungan dari jenis konfigurasi bias diri ini adalah bahwa kedua resistor
memberikan bias otomatis dan umpan balik Rƒ pada saat yang sama.

 
Gambar 7. Rumus Bias Transistor Umpan Balik Ganda

Bias Transistor dengan Umpan Balik pada Emitor

Jenis konfigurasi bias transistor ini, sering disebut bias self emiter, menggunakan umpan balik
emitor dan kolektor untuk menstabilkan arus kolektor. Ini karena resistor RB1 dan RE
terhubung secara efektif dalam rangkaian  seri dengan tegangan sumber Vcc
 
Kelemahan dari konfigurasi umpan balik emitor ini adalah mengurangi penguatan output karena
koneksi resistor dasar. Tegangan kolektor menentukan arus yang mengalir melalui resistor
umpan balik, RB1 menghasilkan  umpan balik degeneratif.
 

Gambar 8. Bias Transitor Umpan Balik Emitor


 
 
Arus yang mengalir dari emitor, IE (yang merupakan kombinasi dari IC + IB) menyebabkan
penurunan tegangan muncul di RE ke arah seperti itu, sehingga membalikkan bias persimpangan
. Jadi jika arus emitor meningkat, karena peningkatan arus kolektor, voltase drop I*RE juga
meningkat. Karena polaritas tegangan ini membalikkan bias persimpangan pemancar dasar, IB
secara otomatis berkurang. Oleh karena itu arus emitor meningkat kurang dari yang akan
dilakukan jika tidak ada resistor bias diri.
Umumnya, nilai resistor ditetapkan sehingga tegangan yang turun di seluruh resistor emitor RE
adalah sekitar 10% dari VCC dan arus yang mengalir melalui resistor RB1 adalah 10% dari IC
saat ini kolektor. Dengan demikian jenis konfigurasi bias transistor ini bekerja paling baik pada
tegangan catu daya yang relatif rendah.
 
 
Gambar 9. Rumus Transistor Bias Umpan Balik Emitor
 

Bias Transistor dengan Pembagi Tegangan (Voltage Divider Transistor Biasing)

Konfigurasi common emitor biasa menggunakan pembagi tegangan untuk meningkatkan


stabilitas. Dua biah resistor yang di pasangkan di kaki basis, yaitu RB 1 dan RB 2 berfungsi
sebagai pembagi tegangan. Konfigurasi bias pembagi tegangan ini adalah metode bias transistor
yang paling banyak digunakan. kaki emotor  transistor  mendapat bias maju oleh tegangan dari
pembagi tegangan RB2,  bias jaringan pembagi tegangan membuat rangkaian transistor
independen dari perubahan beta sebagai tegangan bias yang ditetapkan di basis transistor,
emitor, dan terminal kolektor tidak tergantung pada nilai sirkuit eksternal. 
 

Gambar 10. Rangkaian Bias Transistor Pembagi Tegangan


 Tujuan Dari pemberian bias pada  Transistor adalah untuk membangun titik
operasi  quiescent yang dikenal, atau Q-point bagi transistor bipolar untuk bekerja secara efisien
dan menghasilkan sinyal output utuh Bias DC yang benar dari transistor juga menetapkan
wilayah operasi AC awal dengan rangkaian bias praktis menggunakan  dua atau empat resistor.
Dalam rangkaian  transistor bipolar, Q-point diwakili oleh ( VCE, IC) untuk transistor NPN atau
( VEC, IC) untuk transistor PNP. Stabilitas jaringan bias dasar dan oleh karena itu Q-point
umumnya dinilai dengan mempertimbangkan arus kolektor sebagai fungsi beta (β) dan suhu. 
 

Gambar 11. Rumus Transistor Bias pembagi tegangan


Pada sebuah AC, ada 3 faktor penting yang harus kita kenali, yaitu :

o BTU/h (British Thermal Unit per hour), Bisa dikatakan daya pendingin ac, BTU
menyatakan kemampuan mengurangi panas / mendinginkan ruangan dengan luas
dan kondisi tertentu selama 1 jam.
o Daya listrik (Watt), Besarnya tenaga yang dibutuhkan ketika AC dalam kondisi
menyala.
o PK kompresor, PK adalah singakatan dari bahasa Belanda ‘Paarkdekracht’ yang
berarti tenaga kuda, sedangkan dalam bahasaa Inggrisnya HP (Horse Power). Ini
merupakan satuan daya pada kompresor AC, bukan daya pendingin AC.

Rumusan untuk menghitung :

Panjang (P) x Lebar (L) x 537 BTU/h

Kalkulasi ini diasumsikan bahwa tinggi ruangan disesuaikan dengan standar tinggi yang
yang ada di Indonesia  yang pada umumnya 2,5m – 3m.

Selain itu, perhitungan ini juga tidak memperhitungan faktor eksternal lainnya seperti,
banyaknya orang dalam 1 ruangan, seberapa sering pintu terbuka dan tertutup, dan lain
sebagainya.

Rumus ini akan menghasilkan angka dalam satuan BTU/h kemudian angka tersebut
dicocokkan dengan kemampuan AC untuk mendinginkan ruangan dalam satuan BTU/h
yang ada di setiap AC.

Sebagai catatan, saya cantumkan daya pendingin AC berdasarkan PK :

 AC ½ PK = ± 5.000 BTU/h → ukuran ruangan 10m²


 AC ¾ PK = ± 7.000 BTU/h  → ukuran ruangan 14m²
 AC 1 PK = ± 9.000 BTU/h   → ukuran ruangan 18m²
 AC 1½ PK = ± 12.000 BTU/h  → ukuran ruangan 24m²
 AC 2 PK = ± 18.000 BTU/h  → ukuran ruangan 36m²

Saya akan berikan contoh kasus agar lebih mudah dipahami.Ruangan dengan Panjang
3m dan Lebar 3m. Hasil perhitungan 3m x 3m x 537 BTU/h = 4.833 BTU/h. Berarti
untuk ruangan sebesar 9m² minimal memerlukan AC 1/2 PK, karena AC 1/2 PK
mempunyai BTU/h sebesar 5000.

Saya akan berikan contoh kasus lainnya dengan hasil yang berbeda. Ruangan dengan
Panjang 3m dan Lebar 4m.Hasil perhitungan 3m x 4m x 537 BTU/h = 6.444 BTU/h

Nah pasti kamu akan dilema akan memakai AC 1/2 PK memiliki 5.000 BTU/h atau dan
AC 3/4 PK memiliki 7.000 BTU/h, karena dari hasil dapat dilihat nilai BTU/h berada
diantaranya. Tentu saja saya menjawab pilih yang 3/4 PK. Alasannya.. Mari kita lihat
perbandingannya.

Kondisi AC di ruangan saat menggunakan 1/2 PK :

 AC harus bekerja 100% dengan kecepatan fan maksimum dan suhu remote di
temperatur terendah (16 derajat misalnya), barulah ruangan terasa dingin,
terutama di siang hari saat sedang panas.
 AC tidak akan bertahan lama karena kompresor harus terus bekerja maksimal.
 Listrik lebih boros karena kompresor lebih banyak hidup dari pada mati.
 Saat kompresor menyala konsusmsi listrik sebesar PK AC terus terkonsumsi
(contoh konsumsi listrik dari AC 1/2 PK sebesar 400 watt untuk tipe low).

Kondisi AC di ruangan saat menggunakan 3/4 PK :

 Kamu cukup mengeluarkan kecepata 1 fan, suhu remote 22 derajat maka ruangan
sudah terasa dingin.
 Hal diatas akan berdampak pada konsumsi listrik walau sebesar 600 watt namun
kompresor akan lebih sering mati dan tidak perlu bekerja maksimal.
 AC lebih awet karena kompresor tidak perlu bekerja maksimal terus menerus.

Dengan kinerja kompresor pada AC 3/4 PK maka dalam bulan berjalan pemakaian listrik
terhitung lebih hemat dibandingkan AC PK.

Anda mungkin juga menyukai