ELEKTRONIKA ANALOG
“Penguat Transistor Kelas A”
Disusun Oleh :
Ira Palupi
022000021
Transistor merupakan komponen dasar untuk sistem penguat. Untuk bekerja sebagai
penguat, transistor harus berbeda dalam keadaan aktif. Kondisi aktif dengan memberi bias pada
resistor, ada tiga macam konfigurasi dari rangkaian penguat transistor yaitu Common Emitter
(CE), Common Base (CB), dan Common Colector (CC) (Isparela : 2012).
Jenis yang paling umum digunakan konfigurasi penguat daya atau power amplifier
adalah penguat Kelas A. Penguat Kelas A adalah bentuk paling sederhana dari penguat daya
yang menggunakan transistor switching tunggal dalam konfigurasi rangkaian common emitter
standar seperti yang terlihat sebelumnya untuk menghasilkan output terbalik. Transistor selalu
bias "ON" sehingga melakukan selama satu siklus lengkap dari bentuk sinyal input
menghasilkan distorsi minimum dan amplitudo maksimum dari sinyal output. Ini berarti bahwa
konfigurasi Penguat Kelas A adalah mode operasi yang ideal, karena tidak ada distorsi
crossover atau switch-off ke bentuk gelombang output bahkan selama setengah negatif dari
siklus. Selain itu, penguat kelas A juga dapat menghasilkan sinyal output dengan sinyal input
selama siklus penuh. Arus output (kolektor) mengalir terus-menerus meskipun tidak ada sinyal
input, sehingga transistor menerima panas karena adanya ICQ. Efisiensi penguat yang
beroperasi pada kelas A sangat rendah yakni berkisar 25%-50%. Sehingga pada penguat kelas
A perlu ditambahkan pembuang panas seperti heatstink atau dengan menambahkan resistor di
kaki emiter.
a. Bagaimana cara menentukan garis beban DC/AC pada rangkaian penguat transistor kelas
A?
b. Bagaimana cara memnentukan titik Q pada rangkaian penguat transistor kelas A?
c. Bagaimana nilai daya dan efisiensi rangkaian penguat transistor kelas A?
1.3 Tujuan
a. Menentukan garis beban DC rangkaian penguat transistor A
b. Menentukan garis beban AC rangkaian penguat transistor A
c. Menentukan titik Q rangkaian penguat transistor kelas A
d. Menentukan daya dan efisiensi rangkaian penguat kelas A
1.4 Manfaat
Melalui praktikum penguat transistor kelas A, ada beberapa manfaat yang diperoleh
mahasiswa selain mampu memahami dan mendemosntrasikan langkah kerja percobaan, yakni
dengan percobaan ini, dapat diketahui bahwa penguat kelas A dapat digunakan pada penguat
awal karena memiliki distorsi yang kecil.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, pemotong
(switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau fungsi lainnya. Transistor dapat
berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan
inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik dari sirkuit sumber listriknya. Penguat
transistor dapat berfungsi sebagai penguat arus,penguat tegangan, dan penguat daya. Fungsi
komponen semikonduktor ini dapat kita temui pada rangkaian Pree-Amp Head , Pree-Amp
Mic, Mixer, Echo, Tone Control, Amplifier dan lain-lain.
Signal output berbeda phasa 180 derajat atau berbalik phasa sebesar 180 derajat terhadap
sinyal input.
Sangat memungkinkan adanya osilasi akibat feedback atau umpan balik positif,sehingga
untuk mencegahnya sering dipasang feedback negatif.
Sering dipakai sebagai penguat audio (frekuensi rendah) terutama pada sinyal audio
Mempunyai stabilitas penguatan rendah karena tergantung stabilitas suhu dan bias
transistor
2.2 Titik Q
Arus dan tegangan kolektor stasioner (quiescent, dalam keadaan istirahat) adalah IC dan
VCE jika tidak ada sinyal input.
input
(b)
Gambar 4. Penguat Kelas A keadaan quiescent
Nilai IC diperoleh dari arus kolektor ketika tidak ada input (ICQ). VCE diperoleh dari
tegangan kolektor dan emitor ketika tidak ada input (VCEQ).
𝑉𝐶𝐸𝑄 = 𝑉𝐶𝐶 − 𝐼𝐶𝑄(𝑅𝐶 + 𝑅𝐸) (1)
2.3 Garis Beban DC
Garis beban DC menyatakan semua titik operasi DC yang mungkin. Ujung atas dari
garis beban DC disebut sebagai titik saturasi dan ujung bawah disebut titik cut-off. Titik Q
berada pada suatu tempat sepanjang garis beban DC.
𝑉𝐶𝐸𝑄
𝐼𝐶(𝑠𝑎𝑡) = 𝐼𝐶𝑄 + (4)
𝑅𝐶+𝑅𝐸
𝑉𝐶𝐸(𝑐𝑢𝑡−𝑜𝑓𝑓) = 𝑉𝐶𝐸𝑄 + 𝐼𝐶𝑄(𝑅𝐶 + 𝑅𝐸) (5)
2.5 Daya dan Efisiensi Penguat Transistor Kelas A
Jika penguat kelas A diberi input sinusoidal, maka output juga sinyal sinusoidal
dengan pengaruh tegangan bias DC, seperti pada Gambar 7.
Alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum percobaan Penguat Transistor Kelas A,
antara lain : resistor, kapasitor, kabel jumper (penghubung), transistor tipe 2N3904, project
board, power supply, function generator, osiloskop, dan multimeter sebagai alat ukur
.
RL sebesar 1 kΩ
Mulai Komponen dirangkai ditambahkan
pada output
Tanpa input
Rangkaian dalam
keadaan
stasioner/quiscent
Selesai
3.3.2 Menentukan Garis Beban AC
Mulai
RL sebesar 1 kΩ
Komponen dirangkai ditambahkan
pada output
Jangkauan
Knob
frekuensi Dihubungkan
tegangan dan
dipilih 1 kHz dengan Vs
arus diatur
dan knob dan Vout
hingga 10 V
diatur
Hasil pengukuran
dicatat pada lembar
laporan sementara
Selesai
3.3.1 Menentukan Daya dan Efisiensi Rangkaian Penguat Kelas A
VCQ 6 Volt
ICQ 1,0 mA
VC 6 Volt
VE 1,2 Volt
IC 1,2 mA
( )( )
PL = = 0,003125 Watt
( )
η = 0,3125 = 31,25%
4.2 Perhitungan Data
b. Nilai ICQ
4,95 = 10 - ICQ (3,3k + 1k)
ICQ = 1,17 mA
c. Nilai IC (sat) =
2
Ic (mA)
1,5
Q
1
0,5
0
2,5 5 7,5 10
Vce(V)
4.2.2 Perhitungan Percobaan 2 : Menentukan Garis Beban AC
Berdasarkan pengukuran yang telah kami lakukan, kami memperoleh grafik Garis Beban AC
dengan Ic sebagai sumbu y dan VCE sebagai sumbu x, sebagai berikut:
0,8
0,6
0,4
0,2
0
1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5
Vce(V)
Perhitungan data percobaan 2 yang kami lakukan yakni menghitung nilai IC dan VCE secara
teori (persamaan 4 dan 5), kemudian hasilnya akan dibandingkan dengan hasil pengukuran.
a. Nilai IC (sat) =
Nilai VCQ =
Nilai VCP =
Nilai ICQ = ( )
( )( )
Nilai Efisiensi Maksimum = = 25%
( )( )( )
4.2 Pembahasan
Praktikum dengan judul Penguat Transistor Kelas A kali ini pada dasarnya bertujuan untuk
menentukan titik Q , garis beban DC, garis beban DC, serta daya dan efisiensi pada rangkaian
penguat transistor kelas A. Berdasarkan dasar teori yang telah dicantumkan pada laporan ini, dapat
dikatakan bahwa penguat merupakan suatu peranti yang berfungsi menguatkan daya sinyal masukan
(input), dengan syarat pada sinyal keluaran (output) harus memiliki bentuk yang tepat seperti sinyal
input dan memiliki nilai amplitudo yang lebih tinggi. Jika syarat tidak terpenuhi, maka sinyal
tersebut cacat.
Pada percobaan 1, langkah awal yang kami lakukan dalam menentukan titik Q dan garis beban
DC ialah merangkai komponen serta menambahkan nilai R pada output sebesar 1 kΩ. Keadaan
seperti inilah disebut sebagai stasioner karena rangkaian tidak memiliki input, kemudian dilanjutkan
dengan mengukur arus dan tegangan di kaki basis, collector, dan emitter. Hasil pengukuran tersebut
dapat dilihat pada tabel 1 data hasil pengukuran, di mana nilai VCQ sebesar 6 Volt, VEQ sebesar 1,05
Volt, dan ICQ sebesar 1mA, sehingga diperoleh nilai VCEQ = VCQ – ICQ atau senilai 4,95 Volt.
Berbeda dengan hasil perhitungan data berdasarkan teori, untuk menentukan titik Q kami
menggunakan persamaan 1, 𝑉𝐶𝐸𝑄 = 𝑉𝐶𝐶 − 𝐼𝐶𝑄 (𝑅𝐶 + 𝑅𝐸 ). Dengan persamaan tersebut, kami
memperoleh nilai VCEQ sebesar 5,7 Volt dan ICQ sebesar 1,17 mA. Setelah itu, untuk menentukan
garis beban DC perlu dilakukan perhitungan IC (sat) dan VCE (cuttoff) berdasarkan persamaan 2 dan 3.
Dari perhitungan di atas, sehingga kami memperoleh grafik titik Q dan garis beban DC (dapat
dilihat Grafik 1). Grafik ini menunjukkan bahwa Titik Q berada di tengah-tengah garis beban DC,
sehingga tidak terjadi perpotongan sinyal pada keluarannya. Hal ini dapat dikatakan, apabila sebuah
transistor memiliki titik Q di tengah-tengah garis beban DC, suatu sinyal AC yang kecil
mengakibatkan transistor bekerja di daerah aktif dalam seluruh siklusnya.
Pada percobaan 2, yakni percobaan menentukan Garis Beban AC. Langkah awal yang
dilakukan sama seperti pada percobaan pertama, seperti merangkai komponen dan menambahkan
nilai R pada output sebesar 1 kΩ, selanjutnya menghubungkan rangkaian dengan Function
Generator, Power Supply DC, dan Osiloskop. Kemudian mengukur tegangan dan arus dengan
menggunakan multimeter, menggambar sinyal input dan output, serta menentukan VCQ dan VCP.
Dari pengukuran yang telah kami lakukan, nilai Vc sebesar 6 Volt, nilai VE sebesar 1,2 Volt, nilai Ic
sebesar 1,2 Volt, dan nilai VCE diperoleh dari hasil pengurangan Vc dan VE, yakni 4,8 Volt. Dengan
demikian, kami memperoleh grafik garis beban AC seperti pada grafik 2. Sedangkan untuk
menemukan titik saturasi dan titik cut-off pada garis beban AC, rangkaian kami analisis
menggunakan rangkaian ekuivalen AC, dan dihitung berdasarkan persamaan 4 dan 5. Dari proses
analisis data, kami memperoleh perbedaan yang cukup signifikan antara nilai Ic (sat) dan VCE (cutoff)
dari hasil pengukuran dengan hasil perhitungan, sehingga memperoleh error (%) lebih dari 40%.
Tentu saja hal ini tidak hanya disebabkan oleh ketidaktelitian praktikan saat membaca alat ukur,
namun bisa saja disebabkan oleh alat ukur yang sensitif, kesalahan dalam merangkai komponen, dan
kesalahan menghubungkan multimeter pada rangkaian.
Pada percobaan 3, untuk menentukan daya dan efisiensi rangkaian penguat transistor kelas A
pada pengukuran, maka harus ditentukan terlebih dahulu nilai PL dan Ps melalui persamaan 6 dan7,
kemudian efisiensi daya didefinisikan sebagaimana persamaan 8. Sedangkan nilai efisiensi
maksimum dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan 9 pada dasar teori, di mana efisiensi
maksimum dapat dicapai jika nilai VCQ, VCP dan ICQ telah dihitung sesuai persamaan 10,11,12. Dari
hasil pengukuran kami memperoleh nilai efisiensi sebesar 31,25%, dan dari hasil perhitungan secara
teori efisiensi daya maksimum diperoleh 25 %. Nilai efisiensi ini dikatakan sudah sesuai dengan
teori, di mana penguat kelas A memiliki karakteristik berefisiensi rendah (25%-50%). Maka dari itu,
pada rangkaian penguat kelas A perlu ditambahkan resistor di kaki emitter.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data hasil percobaan, pengukuran, dan perhitungan pada praktikum Penguat
Transistor Kelas A kali ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berkut :
a. Penguat Kelas A adalah bentuk paling sederhana dari penguat daya yang menggunakan
transistor switching tunggal dalam konfigurasi rangkaian common emitter standar.
b. Apabila sebuah transistor memiliki titik Q di tengah-tengah garis beban DC, suatu sinyal AC
yang kecil mengakibatkan transistor bekerja di daerah aktif dalam seluruh siklusnya.
c. Dalam menemukan titik saturasi dan titik cut-off pada garis beban AC, rangkaian dianalisis
menggunakan rangkaian ekuivalen AC.
d. Dari hasil pengukuran dan perhitungan sudah sesuai dengan teori bahwa, nilai daya dan efisiensi
penguat transistor kelas A tergolong rendah, yakni sekitar 25%-50%.
5.2 Saran
Berdasarkan kegiatan praktikum Penguat Transistor Kelas A, serta data-data pengukuran yang
telah diperoleh, maka saran atau masukan kami antara lain:
a. Karena terdapat perbedaan antara hasil pengukuran percobaan dengan perhitungan secara
teoritis, maka praktikan hendaknya lebih memperhatikan saat diberikan penjelasan dan
pembahasan materi dari dosen secara konseptual, sehingga akan bisa menyimpulkan faktor apa
saja yang memengaruhi perbedaan nilai pengukuran dan perhitungan.
b. Setiap dilakukan pengukuran, sebaiknya praktikan lebih teliti dalam membaca dan mengamati
alat ukur.
c. Sebelum dilakukan praktikum percobaan, sebaiknya semua orang yang terlibat dalam kegiatan
praktikum (Dosen pengampu, Asisten dosen, Praktikan/mahasiswa) mengecek kelengkapan
peralatan dan melakukan kalibrasi dengan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Jati, Ayu dkk. 2021. Petunjuk Praktikum Elektronika Analog. STTN BATAN YOGYAKARTA