Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

PRATEK ELEKTRONIKA ANALOG II

Nama : Ardelia Amanda Putri


NIM : 21502241006
Mata Kuliah : Praktik Elektronika Dasar
Dosen : Dr. Sri Waluyanti, M.Pd.
Tanggal Praktik : 15 April 2022
Judul Job : Osilator

A. TUJUAN
Setelah melaksanakan persiapan, praktikum, pelaporan hasil praktikum diharapkan mahasiswa mampu:
1. merangkai berbagai rangkaian osilator frekuensi audio dan radio,
2. menguji frekuensi osilator dari berbagai ragkaian osilator,
3. mampu menganalisis berbagai ragkaian osilator.

B. TEORI DASAR OSILATOR


1. Osilator penggeser pasa
Jika transistor digunakan sebagai elemen aktif dari tahap penguat, keluaran dari jaringan
umpan balik dibebani cukup besar oleh resistansi masukan (hie) transistor yang relatif
rendah. Tentu saja, tahap masukan emitor-pengikut diikuti oleh tahap penguat emitor
bersama dapat digunakan. Namun, jika satu tahap transistor diinginkan, penggunaan
umpan balik tegangan-shunt (seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1) lebih cocok. Dalam
hubungan ini, sinyal umpan balik digabungkan melalui resistor umpan balik R secara seri
dengan resistansi input tahap penguat (Ri).

1
IC

Klas A

VCE

Gambar 1. Osilator Penggeser Fasa dengan Transistor

Analisis rangkaian ac memberikan persamaan berikut untuk frekuensi osilator yang


dihasilkan:
1 1
f= ……………………………………. (1)
2𝜋𝑅𝐶 𝑅
√6+4 ( 𝐶 )
𝑅

2. Rangkaian Osilator Penggeser Fasa dengan Op Amp


Keuntungan penggunaan komponen aktif dengan IC diperoleh kestabilan yang lebih baik.
Osilator pergeseran fasa dengan menggunakan IC op amp ditunjukkan pada Gambar 2.
Output op-amp diumpankan ke jaringan RC tiga tahap, yang menyediakan pergeseran fasa
180 ° yang diperlukan (pada faktor redaman 1/29). Jika op-amp memberikan penguatan
(diatur oleh resistor Ri dan Rf) lebih besar dari 29, gain loop lebih besar dari satu,
rangkaian bertindak sebagai osilator frekuensi osilator diberikan dengan persamaan (2).

…………………………………. (2)
dengan syarat 𝛽 = 1/29 ……………………. (3)
dan pergeseran fasa adalah 180°.

2
Agar penguatan loop 𝛽A lebih besar dari satu, penguatan penguat harus lebih besar dari
1/𝛽 atau 29: A > 29 ………………………. (4)

Gambar 2. Osilator Penggeser fasa dengan Op-Amp


3. WIEN BRIDGE OSCILLATOR
Rangkaian osilator praktis menggunakan rangkaian op-amp dan jembatan RC, dengan
frekuensi osilator diatur oleh komponen R dan C. Gambar 3. menunjukkan versi dasar dari
rangkaian osilator jembatan Wien. Perhatikan koneksi jembatan dasar. Resistor R1 dan R2
dan kapasitor C1 dan C2 membentuk elemen pengaturan frekuensi, dan resistor R3 dan R4
membentuk bagian dari jalur umpan balik. Keluaran op-amp dihubungkan sebagai
masukan jembatan pada titik a dan c. Output rangkaian jembatan di titik b dan d adalah
input ke op-amp.
Mengabaikan efek pembebanan dari impedansi input dan output op-amp, analisis
rangkaian jembatan menghasilkan
𝑅3 𝑅1 𝐶2
= + ………………………………. … (5)
𝑅4 𝑅2 𝐶1
1
dan 𝑓𝑜 = ………………………… …(6)
2𝜋√𝑅1 𝐶1 𝑅2 𝐶2
𝑅3
dan =2
𝑅4
Jadi rasio R3 dan R4 lebih besar dari 2 akan memberikan penguatan loop yang cukup untuk
rangkaian berosilasi pada frekuensi yang dihitung menggunakan persamaan (7).
1
𝑓𝑜 = ………………….. (7)
2𝜋√𝑅1𝐶1 𝑅2 𝐶2

3
Gambar 3. Osilator Wien Bridge

Osilator Frekuensi Tinggi (Radio Frequency)


1. Osilator Colpit
Transistor osilator Colpit versi praktis ditunjukkan pada Gambar 4 . Frekuensi osilator
dapat ditemukan sebagai
1
𝑓𝑜 = ……………………………… (8)
2𝜋 √𝐿𝐶𝑒𝑞
𝐶1 𝐶2
𝐶𝑒𝑞 = …………………………………. (9)
𝐶1 +𝐶2

sehingga
1
𝑓𝑜 = ……………………………… (10)
𝐶1𝐶2
2𝜋√𝐿( )
𝐶1+𝐶2

4
Gambar 4. Osilator Colpits
2. Osilator Hartley
Osilator Hartley memiliki elemen rangkaian resonansi X1 dan X2 (induktor) dan X3
(kapasitor), seperti ditunjukkan pada Gambar 5.

Gambar 5. Osilator Hartley

Frekuensi rangkaian osilasi diberikan dalam persamaan berikut:


1
𝑓𝑜 = …………………….. (11)
2𝜋√𝐿𝑒𝑞 𝐶

dengan 𝐿𝑒𝑞 = 𝐿1 + 𝐿2 ………………. (12)


sehingga

5
𝟏
𝒇𝒐 = …………………….. (13)
𝟐𝝅√(𝑳𝟏+𝑳𝟐) 𝑪

3. Osilator Kristal
Osilator kristal pada dasarnya adalah rangkaian osilator yang disetel menggunakan kristal
piezoelektrik sebagai rangkaian tangki resonansi. Kristal (biasanya kuarsa) memiliki
stabilitas besar dalam menahan frekuensi konstan. Osilator kristal digunakan pada setiap
osilator yang memerlukan stabilitas tinggi, seperti dalam pemancar dan penerima
komunikasi. Pemasangan kristal menggantikan salah satu rangkaian tank circuit L atau
C. Pad contoh ini menggantikan komponen induktor.

Gambar 6. Osilator yang dikendalikan kristal

C. TUGAS PRA PRAKTIKUM


Lakukan analisis frekuensi osilasi dari masing-masing rangkaian osilator dari percobaan, di
bawah ini.

D. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


1. Osiloskop (CRO) 1 buah dobel beam
2. Power Suplay 1 buah
3. Komponen yang diperlukan

Resistor Jml Kapasitor Jml


R 27 KΩ 1 buah 10 nF 3 buah
R 10 KΩ 3 buah 10 µF 1 buah

6
R 4.7 KΩ 1 buah 100 µF 1 buah
R 5.6 KΩ 1 buah Transistor BC 108 2 buah
R 100 KΩ 1 buah

4. Jumper secukupnya.

E. LANGKAH KEAMANAN
1. Pilih multimeter yang mempunyai nilai sensitivitas tinggi supaya hasil pengukuran akurat.
2. Tempatkan semua peralatan secara aman, tidak mudah jatuh dan sesuai dengan sifat alat.
3. Lakukan penggantian komponen ataupun merangkai rangkaian dalam keadaan tanpa
sumber tegangan on.
4. Lakukan pengawatan secara rapih, jumper yang tidak digunakan jauhkan dari rangkaian.
5. Sebelum dirangkai lakukan pengecekan kondisi dan elektroda transistor secara benar
dengan menggunakan multimeter
6. Periksa dan yakinkan semua jumper dalam kondisi yang baik.
7. Lakukan pengaturan sumber tegangan pada besaran yang dikehendaki sebelum di rangkai
dalam rangkaian.
8. Konsultasikan pada dosen pembimbing sebelum mengaktifkan rangkaian.
9. Jangan mengganti komponen ataupun memodifikasi rangkaian percobaan dalam keadaan
rangkaian bertegangan.

F. LANGKAH KERJA
1. Osilator Penggeser Fasa dengan Transistor
a. Buatlah rangkaian percobaan seperti ditunjukkan Gambar 7.

7
(https://tinyurl.com/y4ukcu8m)
Gambar 7. Osilator Penggeser Fasa dengan Transistor
b. Amati bentuk gelombang keluaran!

Catat besarnya amplitude 2,368 Vrms dan frekuensi 698,487 Hz.


c. Perhitungan teori frekuensi keluarannya adalah 554,45 Hz.
1 1 1 1
F= = = 554,45 Hz
2𝜋𝑅𝐶 𝑅 2𝜋.10𝑘.10𝑛𝐹 5,6𝑘
√6+4 ( 𝐶 ) √6+4 ( )
𝑅 10𝑘
Selisih praktik- teori = 697.674 Hz – 554.450 Hz = 143.224 Hz
143.224 Hz
Persen penyimpangan = 554.450 𝐻𝑧 x 100% = 25.83%

2. Osilator Penggeser Fasa dengan Op-Amp


a. Gunakan rangkaian osilator penggeser fasa dengan op amp yang ada dalam Falstad.
Buka di Circuit pilih Op-Amp-Oscilator – Phase-shift-oscilator (ditunjukkan Gambar
8), sehingga diperoleh rangkaian Gambar 9.

8
Gambar 8. Pemilihan Osilator Penggeser Fasa dengan Op-Amp

(https://tinyurl.com/y4gslyea)
Gambar 9. Osilator Penggeser Fasa dengan Op-Amp
b. Ukurlah bentuk gelombang keluaran rangkaian!.

c. Ubahlah RF menjadi 10 kΩ amati bentuk gelombangnya!. Catat apa yang terjadi,


jelaskan!.

d. Gantilah C dengan 10nF, R = 10 kΩ, RF = 1500 kΩ ukur gelombang keluarannya!.


Bandingkan dengan perhitungan teori!.
9
1 1
f= = = 649,74 Hz
2𝜋𝑅𝐶 √6 2𝜋.10𝑘.10𝑛𝐹√6
Selisih teori – praktik = 649.740 Hz – 333.584 Hz = 316.584 Hz
316.584 𝐻𝑧
Persen penyimpangan = x 100% = 48.72%
649.74 𝐻𝑧
3. Osilator Wien Bridge
a. Buat rangkaian percobaan seperti Gambar 10. di bawah ini.

(https://tinyurl.com/yxcjuh3d)
Gambar 10. Osilator Wien Bridge
b. Amati dan catat keluarannya!.

c. Bandingkan dengan perhitungan teori!


Frekuensi (praktik) = 2.725 kHz
Teori frekuensi =
1 1
fo = = = 3.1206 kHz
2𝜋√𝑅1𝐶1 𝑅2 𝐶2 2𝜋√51𝑘.1𝑛𝐹.51𝑘.1𝑛𝐹
Selisih teori – praktik = 3.1206 kHz- 2.725 kHz = 395.6 Hz

10
395.6 𝐻𝑧
Persen penyimpangan = 3.1206 𝑘𝐻𝑧 x 100% = 12.677%

Osilator Frekuensi Tinggi


1. Osilator Colpit
a. Gunakan rangkaian percobaan pada Falstad dengan pemilihan sebagai berikut:

Gambar 11. Pilihan Osilator Colpit


b. Akan diperoleh rangkaian dosilator Colpit Gambar

(https://tinyurl.com/y3mw9fdw)
Gambar 12. Osilator Colpit
c. Amati bentuk gelombang keluarannya.

11
Catat tegangan keluaran 4,5 Volt dan frekuensi 217,5 Hz.
d. Hitung besarnya frekuensi 225.079 Hz. Apakah terdapat perbedaan dengan hasil praktik,
bila ada berapa % penyimpangan jika teori yang dianggap benar?
1 1
𝑓𝑜 = = 10000µ𝑓
= 225.079 Hz
𝐶1𝐶2
2𝜋√𝐿( ) 2𝜋√10𝑚𝐻( )
𝐶1+𝐶2 200 µ𝑓
Selisih teori - praktik = 225.079 Hz – 217.452 Hz = 7.627 Hz
7.627 𝐻𝑧
Persen penyimpangan = 225.079 𝐻𝑧 x 100% = 3.38%
2. Osilator Harley
a. Kembali gunakan rangkaian osilator Hartley yang ada di Falstad.

(https://tinyurl.com/y28mfnxo)
Gambar 13. Percobaan Osilator Hartley
b. Amati bentuk gelombang keluarannya.

Catat tegangan keluaran 4,7 Volt dan frekuensi 126,8 Hz.


c. Hitung besarnya frekuensi 141.45 Hz. Apakah terdapat perbedaan dengan hasil
praktik, bila ada berapa % penyimpangan jika teori yang dianggap benar?

12
1 1
𝑓𝑜 =
2𝜋√(𝐿1+𝐿2) 𝐶
= = 141.45 Hz
2𝜋√(2𝐻)633𝑛𝐹
Selisih teori - praktik = 141.450 Hz – 126.832 Hz = 14.618 Hz
14.618 𝐻𝑧
Persen penyimpangan = 141.45 𝐻𝑧 x 100% = 10.33%

3. Osilator Kristal
Pemasangan kristal dengan menggantikan salah satu rangkaian tank circuitnya yaitu
kapasitor atau induktornya. Percobaan ini menggunakan osilator colpit, kristal
menggantikan induktornya,
a. Gunakan rangkaian osilator kristal yang ada di Falstad, rangkaian ditunjukkan Gambar
14.

(https://tinyurl.com/y29zg3gu)
Gambar 14. Osilator Kristal
b. Amati bentuk gelombang keluarannya.

Catat tegangan keluaran 4,1 Volt dan frekuensi 10,1 MHz.

Tugas
1. Lakukan analisis setiap rangkaian osilator bagaimana cara kerjanya!.
- Osilator Penggeser Fasa dengan Transistor

13
Transistor digunakan sebagai elemen aktif dari tahap penguat, keluaran dari
jaringan umpan balik dibebani cukup besar oleh resistansi masukan (hie) transistor
yang relatif rendah. Sinyal umpan balik digabungkan melalui resistor umpan balik R
secara seri dengan resistansi input tahap penguat (Ri).
- Osilator Penggeser Fasa dengan Op Amp
Penggunaan komponen aktif dengan IC diperoleh kestabilan yang lebih baik.
Osilator pergeseran fasa dengan menggunakan IC op amp. Output op-amp diumpankan
ke jaringan RC tiga tahap, yang menyediakan pergeseran fasa 180 ° dan op-amp
memberikan penguatan yang diatur oleh resistor Ri dan Rf.
- Osilator Wien Bridge
Rangkaian osilator praktis menggunakan rangkaian op-amp dan jembatan RC,
dengan frekuensi osilator diatur oleh komponen R dan C. Resistor R1 dan R2 dan
kapasitor C1 dan C2 membentuk elemen pengaturan frekuensi, dan resistor R3 dan
R4 membentuk bagian dari jalur umpan balik.
- Osilator Colpitt
Frekuensi osilator diatur oleh jaringan umpan balik LC dari konfigurasi Colpitts
- Osilator Hartley
Osilator Hartley memiliki elemen rangkaian resonansi X1 dan X2 (induktor) dan X3
(kapasitor), induktor L1 dan L2 memiliki kopling timbal balik M, yang harus
diperhitungkan dalam menentukan induktansi ekivalen untuk rangkaian tangki
resonansi.
- Osilator Crystal
Osilator kristal pada dasarnya adalah osilator sirkuit yang disetel menggunakan
kristal piezoelektrik sebagai sirkuit tangki resonansi. Kristal (biasanya kuarsa)
memiliki stabilitas yang lebih besar dalam menahan konstan pada frekuensi berapa pun
kristal awalnya dipotong untuk beroperasi. Osilator kristal digunakan setiap kali
stabilitas besar diperlukan. Pemasangan kristal menggantikan salah satu rangkaian tank
circuit L atau C.
2. Lakukan analisis berapa persen penyimpangan hasil praktik dari perhitungan teorinya!
- Osilator Penggeser Fasa dengan Transistor
1 1 1 1
fo = = = 554,45 Hz
2𝜋𝑅𝐶 𝑅 2𝜋.10𝑘.10𝑛𝐹 5,6𝑘
√6+4 ( 𝐶 ) √6+4 ( )
𝑅 10𝑘
Selisih praktik- teori = 697.674 Hz – 554.450 Hz = 143.224 Hz
143.224 Hz
Persen penyimpangan = 554.450 𝐻𝑧 x 100% = 25.83%

14
- Osilator Penggeser Fasa dengan Op Amp
1 1
fo = = = 649,74 Hz
2𝜋𝑅𝐶 √6 2𝜋.10𝑘.10𝑛𝐹√6
Selisih teori – praktik = 649.740 Hz – 333.584 Hz = 316.584 Hz
316.584 𝐻𝑧
Persen penyimpangan = x 100% = 48.72%
649.74 𝐻𝑧

- Osilator Wien Bridge


1 1
fo = = = 3.1206 kHz
2𝜋√𝑅1𝐶1 𝑅2 𝐶2 2𝜋√51𝑘.1𝑛𝐹.51𝑘.1𝑛𝐹
Selisih teori – praktik = 3.1206 kHz- 2.725 kHz = 395.6 Hz
395.6 𝐻𝑧
Persen penyimpangan = 3.1206 𝑘𝐻𝑧 x 100% = 12.677%

- Osilator Colpitt
1 1
𝑓𝑜 = = 10000µ𝑓
= 225.079 Hz
𝐶1𝐶2
2𝜋√𝐿( ) 2𝜋√10𝑚𝐻( )
𝐶1+𝐶2 200 µ𝑓
Selisih teori - praktik = 225.079 Hz – 217.452 Hz = 7.627 Hz
7.627 𝐻𝑧
Persen penyimpangan = 225.079 𝐻𝑧 x 100% = 3.38%

- Osilator Hartley
1 1
𝑓𝑜 =
2𝜋√(𝐿1+𝐿2) 𝐶
= = 141.45 Hz
2𝜋√(2𝐻)633𝑛𝐹
Selisih teori - praktik = 141.450 Hz – 126.832 Hz = 14.618 Hz
14.618 𝐻𝑧
Persen penyimpangan = 141.45 𝐻𝑧 x 100% = 10.33%

3. Apa yang dapat Anda simpulkan dari praktik ini?


Pada dasarnya sebuah rangkaian osilator memiliki dua buah bagian yang merupakan
komponen utuama dari osilator itu sendiri. Bagian yang pertama yaitu komponen penguat
atau disebut juga amplifier, dan bagian yang kedua yaitu komponen yang digunakan
sebagai umpan balik atau komponen feedback. Dua bagian utama dari osilator ini
merupakan bagian penting karena bagian tersebut akan saling bekerja sama sehingga akan
menghasilkan keluaran osilasi sinyal listrik. Osilator adalah sebagai pembangkit
gelombang dimana keluaran yang dihasilkan tersebut dapat dibangkitkan dengan sebuah
rangkaian. Selain itu fungsi dari osilator adalah ketika sebuah gelombang pembawa itu
harus digeser frekuensinya ke frekuensi yang lain. Adapun syarat penting bagi sebuah
osilator yaitu penstabilan, dalam arti frekuensinya tidak dapat mudah berubah. Akan tetapi

15
pada prakteknya justru lebih banyak yang dibutuhkan osilator yang frekuensinya mudah
untuk diubah-ubah secara variabel.

16

Anda mungkin juga menyukai