Anda di halaman 1dari 10

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul LISTRIK DAN MAGNET


Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Listrik Statis
2. Rangkaian Arus Searah
3. Medan Magnet dan Induksi
Elektromagnetik
4. Rangkaian Arus Bolak- Balik
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
Q Qmateri yang dipelajari
Garis besar KB 1. Listrik Statis
F 12=F 21=K 1 2 2
r Muatan Listrik
qQ
F q=K 2 Dalam keadaan alami, jumlah proton dan
r
jumlah elektron dalam sebuah atom sama (∑p
( )

q
∅= ∫ Ed Acosθ =
luasan
ε 0 = ∑e); atom disebut netral (tidak bermuatan).
Qq Bila atom kehilangan satu atau beberapa
EP=K
r
elektron, ∑p >∑e, atom disebut bermuatan
Qq
K positif (ion positif). Bila atom mendapat
r Q
EP= =K
q r tambahan elektron, ∑e >∑p, atom disebut
Q Q
V A −V B =V AB=K −K bermuatan negatif (ion negatif). Benda
rA rB
EP bermuatan positip bila mengandung atom
V = =Ep=q .V
q yang bermuatan positip, dan bermuatan
qQ qQ
V −V negatip bila mengandung atom yang
Q Q rA r B ( W q) B → A
V AB=K −K = = =( W q ) B negatip.
→ A=q V AB
rA rB q q bermuatan
q
∆V Hukum Coulomb
q
∆V Antara dua dua muatan terjadi gaya interaksi..
εε Muatan sejenis tolak-menolak. Muatan tak
A sejenis tarik-menarik.
d
q 1=q 2=q p Besarnya gaya coulomb:
V AB=V C 1+V C 2
q p q 1 q2 1 1 Kuat Medan Listrik
= + = +
C p C1 C 1 C 1 C 2
Bila di titik P terdapat muatan uji q, maka
q
I= mutan uji tersebut mengalami gaya Coulomb:
t
∆V
R=
I
∆V
R=
I
Garis Medan Listrik
W
P= =VI =I 2 Garis gaya listrik (garis medan listrik) adalah
t
joule garis (lurus atau lengkung) berarah yang
detik
memiliki sifat di setiap titik pada garis
1 1 1 1
= + +…+
R p R1 R2 Rn tersebut arah vektor medannya berimpit
μ0 qv ⃗ × r ̂ dengan garis singgungnya.

B= 2
4πr
μ0 I dl ⃗ ×r ̂

B= Fluks Medan Listrik
4 π r2
μ0 I ( sinθ 1+ sinθ 2 ) Makin rapat garis medan medan makin besar

B=
4 πR E, sebaliknya makin renggang garis medan
μ0 I makin kecil kuat medan. Rapat garis gaya

B=
2 πR
dapat dipakai untuk menyatakan kuat medan.
μ0 I

B=
2 πR Kuat medan suatu titik adalah jumlah garis
μ I 2 π a2 gaya yang menembus secara tegak lurus satu

Bx = 0
4 πR 2 2 32
(x + a ) satuan luas yang memuat titik tersebut.

Bx =μ 0 πI Secara umum jumlah garis medan listrik yang
F μ0 menembus secara tegak lurus luasan (bukan
= l l
l 2 πa 1 2
satu satuan), disebut fluks medan listrik ( φ ).
dφm
ε =−N
dt
V p Np Gauss Hukum
=
V s Ns
Bila dalam luasan tetutup terdapat muatan q
Ip Np
=
Is Ns
π
2 Energi Potensial, Potensial, dan Selisih potensial
1 2
Prata−rata = I maks R Energi Potensial Listrik. Muatan q di titik P
2

√ 1 2 1 yang berjarak r dari muatan Q memiliki energi


I rms = I maks= I maks
2 √2 potensial listrik sebesar:
2
Prata−rata =I rms R satuannya: joule (J).
Pra �, a−rata =ε rms I rms
Emaks E maks
I maks= 2 = Potensial Suatu Titik
√ R +(X L−Xc) Z 2

Bila q = satu satuan muatan = 1 C,


Z=√ R 2+(X L −Xc)2
1
ω 0=
√ LC disebut potensial titik P. Satuannya: J/C yang
ε 2rms R ω 2 juga disebut volt. Potensial merupakan
Prata−rata =
L2 ( ω2−ω 02)2 +ω 2 R2 besaran skalar. Selisih Potensial antara Dua

(√ R1 ) +( X1 − X1 )
2 2
1 Titik dalam Medan Listrik.
=
Z L C Antara titik A yang berjarak rA dan titik B


I = I R2 + ( I L −I C )2=

1
√( ) (
V 2 V
R
+ −
V
)=
XL XC Z
V yang berjarak rB dari muatan pembangkit Q
memiliki selisih potensial:

Titik yang potensialnya lebih tinggi disebut


titik (kutub) positip, yang lebih rendah
disebut titik (kutub) negatif.
Hubungan antara Potensial dan Energi
Potensial:

Hubungan antara Selisih Potensial dengan


Usaha:

Kapasitor
Prinsipnya: kapasitor adalah alat piranti yang
terdiri dari dua plat konduktor yang
dipisahkan dengan isolator pada jarak yang
sangat kecil, yang dapat menyimpan muatan.

Kapasitas Kapasitor.
Bila kapasitor bermuatan q, menimbulkan
beda potensial ∆V, maka disebut
kapasitas kapasitor (C). C = ; satuan:
C/volt, disebut Farad.
Untuk kapasitor pelat sejajar yang jaraknya
d, luas masing-masing pelat
A, dipisahkan oleh medium yang memiliki
permitivitas : C =
Energi dalam kapasitor bermuatan
Kapasitor yang kapasitasnya C, bila
menyimpan muatan sebesar q sehingga
menimbulkan beda potensial ∆V,
menyimpan energi sebesar E = ½ C(∆V)2.

Rangkaian Kapasitor
Dua kapasitor atau lebih dapat digabung
secara seri maupun secara paralel.
Sifat-sifat gabungan seri:

Sifat-sifat gabungan paralel


VAB = VC1 = VC2.
qP = q1+ q2.
CPVAB = C1VC1 + C2VC2
CP = C 1 + C 2

KB 2. Rangkaian Arus Searah

Arus Listrik
Arus listrik dalam pengantar (konduktor) adalah
aliran muatan listrik. Arah arus ditetapkan
sebagai berikut:

 Bila yang bergerak muatan positif,


arah arus sama dengan arah aliran
muatan; bila yang mengalir muatan
negatif, arah arus berlawanan
dengan arah aliran muatan.
Kuat Arus Listrik (I)
Didefinisikan:

Satuan: coulomb/detik, juga debut ampere


(A); ampere = coulomb/detik.
Hambatan (Resistansi) dan Hukum Ohm.
Kemampuan materi mengahantarkan
(mengalirkan) arus listrik tidak sama. Yang
kemampuannya besar, daya hantarnya besar atau
hambatannya kecil;sebaliknya yang
kemampuannya kecil, daya hantarnya kecil atau
hambatannya besar. Besarnya hambatan
(resistansi, R) didefinisikan:

juga disebut ohm (Ω).

Hubungan antara R, ∆V, dan I. Hukum Ohm.


Bila nilai hambatan beban tertentu konstan
(tidak bergantung nilai ∆V), persaman

, disebut hukum Ohm

Energi dan Daya Listrik.


Bila ada arus listrik dalam suatu
penghantar (beban) berarti ada
perpindahan muatan dari dua titik yang
beda potensialnya tidak sama. .
Bila selama t, muatan q berpindah, dari
satu titik ke titik lain yang beda
potensialnya ∆V, maka
W = q. ∆V
W juga dapat dinyatakan sebagai VIt atau
I2Rt
Energi persatuan waktu (per detik) disebut
daya (power, P)

Satuan daya = = volt amper, amper2 detik;


yang juga disebut watt (W). Yang paling
sering digunakan adalah volt-ampere, atau
watt. Rangkaian Seri dan Paralel Sifat-
sifat Rangkaian seri:
Dalam rangkaian seri hanya ada satu jalan
arus. Karena hanya ada satu jalan arus,
kuat arus di mana-mana sama. Bila salah
saatu bagian (beban) terputus, dalam
Hambatan pengganti rangkaian seri sama
dengan jumlah hambatan hmbatan
penyusunnya. Rseri = R1 + R2 + R3+…
Rn

Sifat-sifat rangkaian paralel


Pada rakaian paralel ada titik percabangan
yang menjadi titik persekutuan beban yang
terangkai paralel. Beda potensial antara ujung-
ujung beban yang satu sama dengan beda
potensial antara ujung-ujung beban yang lain.
Arus yang masuk ke titik percabangan sama
dengan arus yang keluar dari titik percabangan.
n beban yang memiliki resistansi R1, R2, R3,
…. Rn yang terangkai paralel; boleh diganti
dengan sebuah beban dengan resistansi RP
yang dengan syarat:

Alat Ukur Listrik.


Alat untuk mengukur tegangan listrik adalah
voltmeter. Alat untuk mengukur kuat arus listrik
adalah amperemeter. Alat untuk mengukur
hambatan listrik adalah ohmmeter. Voltmeter,
amperemeter, dan ohmmeter yang tergabung
dalam satu alat dengan multifungsi adalah
multimeter.

KB 3. Medan Magnet dan Induksi


Elektromagnetik
Induksi magnetik yang dihasilkan muatan yang
bergerak

Induksi magnetik yang dihasilkan elemen arus

Induksi magnetik yang dihasilkan kawat lurus


berarus

Induksi magnetik yang dihasilkan kawat lurus


berarus panjang tak hingga

Induksi magnetik di pusat simpal arus melingkar

Induksi magnetik di sumbu simpal arus


melingkar

Induksi magnetik di sumbu solenoida

1. Gaya Lorentz yang dialami muatan yang


bergerak dalam medan magnet
𝐹⃗ = q 𝑣⃗ x 𝐵⃗⃗
2. Gaya Lorentz yang dialami kawat berarus
yang berada dalam medan magnet 𝐹⃗ = 𝐼
𝑙⃗ × 𝐵⃗⃗
Gaya persatuan panjang pada dua kawat
berarus yang sejajar dan berada dalam
medan magnet

3. GGL induksi

4. GGL gerak
Ɛ=𝐵𝑙𝑣
5. GGL yang dihasilkan generator AC,
Ɛ = 𝑁 𝐵 𝐴 𝜔 sin 𝜔 𝑡
6. Hubungan tegangan dengan jumlah lilitan
pada transformator

Hubungan arus dengan jumlah lilitan pada


transformator

KB 4.Rangkaian Arus Bolak- Balik

Generator AC menghasilkan tegangan bolak-


balik yang mengikuti persamaan
Ɛ = 𝑁𝐵𝐴𝜔 sin(𝜔𝑡 + 𝛿 )
dengan 𝛿 adalah sudut fase. Jika kita ambil
𝛿=
maka dapat ditulis
Ɛ = 𝑁𝐵𝐴𝜔 cos 𝜔𝑡 = Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠 cos 𝜔𝑡

Dengan membandingkan persamaan Ɛ = Ɛ𝑚𝑎𝑘𝑠


cos 𝜔𝑡 dan persamaan 𝐼 = 𝐼𝑚𝑎𝑘𝑠 cos 𝜔𝑡 dapat
disimpulkan bahwa arus yang mengalir pada
resistor sefase dengan tegangannya.

Tegangan pada induktor mendahului arus


sebesar 900 atau arus pada induktor ketinggalan
dari tegangan induktor sebesar 900. Beda
tegangan pada kapasitor terlambat terhadap arus
sebesar 900.

Dalam rangkaian LCR seri berlaku

Keadaan di mana 𝑋𝐿 = 𝑋𝐶 disebut keadaan


resonansi.

Frekuensi resonansi

Daya sebagai fungsi frekuensi ditunjukkan oleh


persamaan

Pada rangkaian LCR paralel, berlaku


2 Daftar materi yang sulit dipahami 1. Listrik Statis
di modul ini 2. Rangkaian Arus Searah
3. Medan Magnet dan Induksi Elektromagnetik
4. Rangkaian Arus Bolak- Balik
3 Daftar materi yang sering 1. Arah arus listrik pada rangkaian
mengalami miskonsepsi kompleks.
2. Arah arus listrik pada rangkaian searah dan
bolak-balik.
3. Arah induksi magnet dan gaya lorentz
menggunakan kaidah tangan kanan

Anda mungkin juga menyukai