DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
Kelompok 2 / 1F
DAFTAR GAMBAR............................................................... iv
A. Judul…………………………………………………..
C. Tujuan Percobaan………………………………………
D. Dasar Teori…………………………………………..
F. Prosedur Kerja……………………………………….
G. Data Pengamatan……………………………………..
H. Pembahasan………………………………………….
I. Simpulan……………………………………………..
J. Daftar Pustaka……………………………………….
Lampiran.................................................................................
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
A. JUDUL
High Performance Liquid Cromatography (HPLC)
B. TANGGAL PELAKSANAAN :
RABU, 14 APRIL 2021
C. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mempelajari cara kerja HPLC
2. Menganalisa sampel secara kualitatif dan kuantitatif dengan alat HPLC
D. DASAR TEORI
Kromatografi pertama kali diperkenalkan oleh Tswett pada tahun 1903, ia
menggunakannya untuk pemisahan senyawa-senyawa berwarna dan nama
kromatografi diambil dari senyawa-senyawa yang berwarna. Senyawa berwarna yang
digunakan Tswett sebagai sampel adalah pigmen-pigmen daun, karena warnanya
maka cepat terlihat lokasinya dalam kolom. Saat ini kromatografi tidak lagi digunakan
untuk pemisahan senyawa-senyawa berwarna saja. Senyawa-senyawa tidak berwarna
dapat dilihat melalui fluoresensi dalam sinar ultraviolet. Pada dasarnya semua teknik
kromatografi menggunakan dua fasa, yaitu fasa diam (stationary) dan fasa gerak
(mobile); pemisahan-pemisahan tergantung pada gerakan relative dari dua fasa ini.
Perlu diperhatikan bahwa fasa gerak yang digunakan tidak mempunyai efek terhadap
fasa diam atau hanya sangat lemah diserap oleh fasa diam. Salah satu jenis
kromatrografi yang sering digunakan adalah HPLC. HPLC atau High Performance
Liquid Chromatography adalah sebuah instrumen yang menggunakan prinsip
kromatografi (pemisahan) dengan menggunakan fase gerak cair yang dialirkan
melalui 2 kolom yang merupakan fase diam menuju ke detektor dengan bantuan
pompa. Sampel dimasukkan ke dalam aliran fase gerak dengan cara penyuntikan. Di
dalam kolom terjadi pemisahan senyawa-senyawa dalam kolom akan keluar atas dasar
kepolaran yang berbeda, sehingga akan mempengaruhi kekuatan interaksi antara
senyawa terhadap fase diam. Senyawa-senyawa yang kurang kuat interaksinya dengan
fase diam akan keluar terlebih dahulu, dan sebaliknya senyawa yang berinteraksi kuat
dengan fase diam akan keluar lebih lama. Senyawa yang keluar dari kolom akan
dideteksi oleh detektor kemudian direkam dalam bentuk kromatogram. Dari
kromatogram tersebut akan dapat di identifikasikan waktu retensi (tR) dan luas
area/tinggi puncak. Informasi tR digunakan untuk analisis kualitatif, sedangkan
informasi luas area atau tinggi puncak untuk analisis kuantitatif. HPLC terdiri dari
fase gerak, pompa, injektor, kolom, detektor dan pengolah data.
Gambar 1. Skema instrumen HPLC Fase gerak (eluen) berupa zat cair.
No Alat Bahan
.
1. Air
HPLC
2. Methanol
Personal Computer
3. Rutin
Alat suntik
4. Quercetin
UV-VIS Detector
5.
Printer
Perhitungan
= 3,1664
- Konsentrasi Toluen = %Area x konsentrasi sampel
= 3,0257
= 2,3431
= 14,648
H. Pembahasan
1. Cara Kerja HPLC
- Suatu kolom yang berisi fasa diam kemudian ada sampel dengan mekanisme
tertentu yang di masukkan pada kolom,sampel di masukkan kemudian di
injeksikan fase geraknya lalu akan terpisah tergantung dari interaksi molekul
tersebut terhadap fasa diam dan fasa geraknya separasi di pisahkan menjadi 3
komponen yaitu,komponen merah kuning biru kalau analisa mengandung
komponen merah kuning biru.
- Kemudian sampel masuk detector biasanya menggunakan UV VISIBLE
detector molekul yang udah di pisahkan di interaksikan dengan cahaya pada
dalam detecktor masing masing molekul akan beda responnya di gunakan
detector itu lebih spesifik kromatogram yang keluar ada data adsorbansi
- Ketika kita menggunakan hplc kita harus memperhatikan pelarutnya karna
yang di cari pelarut harus khusus hplc pelarut tidak boleh mengandung
pengotor apapun,tidak boleh mengandung endapan.sampel yang di injeksikan
harus di Sentrifus terlebih dahulu agar padatan padatan dapat berpisah dengan
larutan yang akan di injeksikan di karena kapilernya sangat kecil jika ada
padatan yang masuk akan terjadi sumbatan dan akan merusak kolom
2. Kepolaran Senyawa
Kepolaran senyawa adalah perilaku suatu zat yang menyerupai medan
magnet, yaitu terdapat kutub sementara yang disebut dipol. Kepolaran senyawa
terdapat pada senyawa kovalen, dan dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Senyawa kovalen polar
Senyawa kovalen yang dibentuk oleh dua unsur berbeda, dimana
keelektronegatifan pasti berbeda, sehingga menghasilkan dipol.
- Ciri-ciri senyawa polar :
1) Dapat larut dalam air dan pelarut polar lain
2) Memiliki kutub( +) dan kutub (-) , akibat tidak meratanya distribusi
electron
3) Memiliki pasangan elektron bebas (bila bentuk molekul diketahui)
atau memiliki perbedaan keelektronegatifan.
4) Contoh: HCl, HBr, HI, H2O.
b. Toluen
Toluena memiliki bentuk liquid atau cairan yang tidak berwarna atau
bening. Senyawa ini memiliki aroma yang tajam dan sangat mudah terbakar.
Jika dibandingkan dengan air, toluena memiliki densitas yang lebih rendah
daripada air yakni sebesar 867 kg/m3. Sifat kelarutannya dalam air yakni sedikit
larut dalam air karena senyawa ini termasuk dalam golongan senyawa
hidrokarbon sehingga kepolarannya cenderung rendah. Hal itulah yang membuat
toluena tidak akan bercampur dalam air dan akan membentuk dua lapisan.
Selayaknya minyak yang dicampur dengan air, toluena akan membentuk dua
lapisan jika berada dalam air. Toluena akan
berada di atas air karena memiliki densitas
atau massa jenis yang lebih rendah
dibandingkan dengan air. Sifat toluena
ini sedikit mirip dengan minyak karena
memang berasal dari minyak bumi.
Gambar 2. Toluen
c. Iodineol
Eugenol (C10H12O2), merupakan turunan guaiakol yang mendapat tambahan
rantai alil, dikenal dengan nama IUPAC 2-metoksi-4-(2-propenil)fenol. Ia dapat
dikelompokkan dalam keluarga alilbenzena dari senyawa-senyawa fenol.
Warnanya bening hingga kuning pucat, kental seperti minyak . Sumber alaminya
dari minyak cengkih. Terdapat pula pada pala, kulit manis, dan salam. Eugenol
sedikit larut dalam air namun mudah larut pada pelarut organik. Aromanya
menyegarkan dan pedas seperti bunga cengkih kering, sehingga sering menjadi
komponen untuk menyegarkan mulut.
Gambar 3. Eugenol
d. Klorobenzena
Klorobenzena adalah senyawa turunan benzena dengan rumus kimia
C6H5Cl. Senyawa ini memiliki warna bening (colorless) dan mudah terbakar.
Klorobenzena dapat diperoleh dengan cara mereaksikan fenol dan fosfor
pentaklorida. Klorobenzena tidak larut di dalam air serta memiliki titik leleh –45
°C dan titik didih 131 °C. Klorobenzena banyak digunakan dalam pembuatan
pestisida, seperti DDT yang penggunaannya telah dilarang di seluruh dunia.
Senyawa ini juga digunakan dalam pembuatan fenol. Saat ini, klorobenzena
digunakan sebagai produk antara pada pembuatan nitroklorobenzena dan
difeniloksida. Nitroklorobenzena dan difeniloksida merupakan bahan baku
pembuatan herbisida, zat pewarna, dan karet. Klorobenzena juga digunakan
sebagai pelarut dalam kimia organik, di antaranya pelarut untuk cat.
Gambar 4. Klorobenzena
I. Daftar Pustaka