DOSEN PENGAMPU :
Ghani Nurfiana Fadma Sari, M.Farm., Apt
Kelompok : 6
Penyusun :
Novita Istiqomah (25195706A)
Afifah Atika S (25195707A)
Mei Senja Ariza H (25195708A)
Laila Nur Fadilah (25195709A)
I. TUJUAN
Setelah melakukan praktikum para mahasiswa diharapkan mampu :
1. Melakukan pemisahan/fraksinasi ekstrak tanaman menggunakan metode
ekstraksi cair-cair
2. Menentukan fase gerak yang cocok untuk pemisahan senyawa menggunakan
metode KLT
1
“EKSTRAKSI CAIR CAIR DAN POLA KLT”
Kelompok 6
Ambil masing-masing sebanyak 0,1 ml filtrat fase Ekstraksi residu dengan 3 x 75 ml etil asetat,
n-heksana, fase etil asetat, dan fase air dan beri kemudian pisahkan fase etil asetat dan kumpulkan,
label, kemudian Pekatkan seluruh fase n-heksana, selanjutnya pisahkan fase air
etil asetat, dan air
2
“EKSTRAKSI CAIR CAIR DAN POLA KLT”
Kelompok 6
V.
Jenuhkan fase gerak pada chamber yang berisi Siapkan ekstrak herba ciplukan dari proses
campuran : n-Heksana : etil asetat (7:3), toluen maserasi dan sokhlet serta siapkan fraksi n-
: etil asetat : kloroform (5:1:4), etil asetat : asam heksana, fase etil asetat, dan fase air
format : asam asetat glasial : air (8:0,5:0,5:1),
etil asetat : metanol : air (6 : 3 : 1)
3
“EKSTRAKSI CAIR CAIR DAN POLA KLT”
Kelompok 6
VI. DATA
Sampel: herba ceplukan
A. Rendemen
Bobot cawan porselin kosong = 34,2928 g
Bobot cawan porselin berisi ekstrak awal = 44,1292 g
Bobot cawan porselin berisi sisa ekstrak awal = 34,3222 g
Bobot ekstrak awal = 9,8070 g
● Fraksi n-Heksan
Bobot botol kosong = 175,4952 g
Bobot botol yang berisi fraksi = 176,1282 g
● Fraksi air
Bobot botol kosong = 180,1398 g
Bobot botol yang berisi fraksi air = 185,3648 g
= 6,4546 %
4
“EKSTRAKSI CAIR CAIR DAN POLA KLT”
Kelompok 6
= 20,7423%
• Rendemen fraksi air
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑓𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖
% Rendemen = 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 x 100%
5,225
= x 100%
9,8070
= 53,2783%
5
“EKSTRAKSI CAIR CAIR DAN POLA KLT”
Kelompok 6
B. Pola Kromatografi
Fase gerak : n-Heksana : etil asetat (7:3)
E2 0,76 cm Kecoklatan
• Ekstrak 1
Rf = 1,5 / 5,6 = 0,26 cm
• Ekstrak 2
Rf = 4,4 / 5,8 = 0,758 cm = 0,76 cm
• Ekstrak 3
Rf = 2,7 / 6,3 = 0,44 cm
6
“EKSTRAKSI CAIR CAIR DAN POLA KLT”
Kelompok 6
FH 2 - - -
7
“EKSTRAKSI CAIR CAIR DAN POLA KLT”
Kelompok 6
FA - - - -
FA - - - -
FA - - - -
VII. PEMBAHASAN
Bahas proses ECC
Ekstraksi cair – cair / Liquid-Liquid Extraction (LLE) adalah merupakan sistem
pemisahan secara kimia-fisika dimana zat yang akan diekstraksi dipisahkan dari fasa
airnya dengan menggunakan pelarut organik, yang tidak larut dalam fasa air, secara
kontak langsung baik kontinyu maupun diskontinyu.
Jika komponen dalam larutan cairan yang sebenarnya mendistribusi secara
berbeda antara dua fase cairan, pemisahan akan terjadi. Ini adalah prinsip dari pemisahan
yang didasarkan pada ekstraksi cair-cair, dan ada sejumlah aplikasi penting dari konsep
ini dalam proses industri
Basis dari teknik ini adalah kecenderungan distribusi zat terlarut di antara dua fase
cair yang tidak saling bercampur. Umumnya, larutan yang mengandung zat terlarut yang
terlarut dikontakkan dengan fase organik lain yang tidak saling bercampur. Zat terlarut
didistribusi di antara dua fase sampai keadaan setimbang tercapai.
Kesetimbangan ini dapat dipercepat dengan pengadukan kuat (mengaduk atau
menggoyang), dimana hal ini akan menyebabkan peningkatan daerah batas fase antara
fase organik dan larutan dimana difusi zat terlarut terjadi.
Prinsip dasar ekstraksi cair-cair ini melibatkan pengontakan suatu larutan dengan
pelarut (solvent) lain yang tidak saling melarut (immisible) dengan pelarut asal yang
mempunyai densitas yang berbeda sehingga akan terbentuk dua fasa beberapa saat
setelah penambahan solvent. Hal ini menyebabkan terjadinya perpindahan massa dari
pelarut asal ke pelarut pengekstrak (solvent).
Perpindahan zat terlarut ke dalam pelarut baru yang diberikan, disebabkan oleh
adanya daya dorong (driving force) yang muncul akibat adanya beda potensial kimia
antara kedua pelarut. Sehingga proses ektraksi cair–cair merupakan proses perpindahan
massa yang berlangsung secara difusional.
Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa komponen zat padat ke dalam
pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian berdifusi
8
“EKSTRAKSI CAIR CAIR DAN POLA KLT”
Kelompok 6
9
“EKSTRAKSI CAIR CAIR DAN POLA KLT”
Kelompok 6
10
“EKSTRAKSI CAIR CAIR DAN POLA KLT”
Kelompok 6
Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Ciplukan (Physalis Angulata L), Daun
Takokak (Solanum Torvum Swartz) Dan Daun Tomat (Solanum Lycopersicum L)
Menggunakan Metode Dpph
11
“EKSTRAKSI CAIR CAIR DAN POLA KLT”
Kelompok 6
III. PEMBAHASAN
Bahas data rendemen dan identifikasi senyawa dari ekstrak dan fraksi
Pada jurnal yang kami pilih tidak dijelaskan hasil rendemen dan identifikasi
fraksi, tetapi yang disajikan hanya hasil rendemen dan identifikasi ekstrak. Hasil
persentase rendemen dari ekstrak daun ciplukan adalah 25,41% yang memiliki aroma
khas dan berwarna hijau kehitaman, ekstrak daun takokak dengan persentase 28,6%
yang memiliki aroma khas dan berwarna hijau kehitaman dan ekstrak daun tomat
dengan nilai persentase rendemen 15,65% yang memiliki aroma khas dan berwarna
hijau kecoklatan. Perbedaan pada hasil persen rendemen menunjukan bahwa adanya
beberapa factor yang mempengaruhi.
Pada jurnal yang kelompok kami pilih hanya melakukan identifikasi senyawa dari
ekstrak dan tidak dilakukan identifikasi senyawa dari semua fraksi. Hasil identifikasi
senyawa dari ekstrak daun ciplukan ekstrak daun takokak, dan ekstrak daun tomat
terdapat 3 jenis senyawa yang bernilai positif yaitu flavonoid, saponin dan polifenol,
kemudian ada 1 jenis senyawa yang bernilai negative yaitu Tanin.
Saran dari kelompok kami terhadap jurnal yang kami pilih yaitu pada penelitian
tersebut perlu dilakukan uji KLT atau uji Tabung untuk semua fraksi agar
memperoleh senyawa yang banyak ketika dilakukan idenfikasi senyawa.
Bahas aktivitas ektrak dan fraksi (jika artikel yang dipilih ada uji aktivitas)
Pada jurnal yang kita ambil dilakukan Uji aktivitas antioksidan pada ekstraknya
saja. Hasil yang diperoleh yaitu berdasarkan hasil analisis, ekstrak etanol daun
ciplukan (Physalis angulataL), daun takokak (Solanum torvum Swartz) dan daun
tomat (Solanum lycopersicum L) memiliki aktivitas antioksidan. Daun ciplukan dan
daun tomat merupakan antioksidan kuat (50-100 ppm) (Nicoli dkk, 1999) dengan
nilai masing-masing 59,73 ppm dan 80,79 ppm, sedangkan daun
takokakmerupakan antioksidan sedang (100-150 ppm) (Nicoli dkk, 1999) dengan
nilai 107,42 ppm, sehingga diantara ketiga sampel daun yang memiliki
antioksidan paling baik adalah daun ciplukan dengan nilai 59,73 ppm.Vitamin C
yang digunakan sebagai pembanding, merupakan antioksidan yang sangat kuat (<50
ppm) (Nicoli dkk, 1999) dengan nilai 2,89ppm.
Saran
12