Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN MINGGUAN PRATIKUM

KIMIA DASAR I

ACARA II

LARUTAN

DISUSUN OLEH

NAMA : IRHAS ANUGRAHADI H.

NIM : G1C019031

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS MATARAM

2019
ACARA II

LARUTAN

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui perbedaan asam dan basa berdasarkan pH larutan.
b. Menentukan konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi.
2. Waktu Praktikum
Kamis, 10 Oktober 2019
3. Tempat Praktikum
Lantai III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI
Pada tahun 1830 terbukti bahwa semua asam mengandung hidrogen tetapi tidak
semua zat yang mengandung hidrogen adalah asam. Selama tahun 1880-an, ahli kimia
Swedia Svante Arrhenius (1859–1927) mendefinisikan asam sebagai zat yang
menghasilkan ion dalam air dan basa sebagai zat yang menghasilkan duce ion dalam
air. Seiring waktu konsep Arrhenius asam dan basa datang untuk dinyatakan dengan
penjelasan singkat. Asam adalah zat yang, ketika dilarutkan dalam air, meningkatkan
konsentrasi ion H+. Basa adalah zat yang, ketika larut dalam air, meningkatkan
konsentrasi ion OH-. Hidrogen klorida adalah asam Arrhenius. Gas hidrogen klorida
sangat larut dalam air karena reaksi kimianya dengan air, yang menghasilkan ion
terhidrasi
HCl(g) + H2O(aq)  H+(aq) + Cl-(aq)
Larutan HCl dikenal sebagai asam hidrokorat. Asam hidrokorat terkonsentrasi sekitar
37% massa HCl dan 12 M pada HCl (Theodore, dkk., 2012 : 652).
Karena konsentrasi ion H+ dan OH- dalam larutan air sering kali jumlahnya
sangat kecil dan karenanya tidak nyaman untuk digunakan, Soren Sorensen pada tahun
1909 mengusulkan pengukuran yang lebih praktis yang disebut pH. PH larutan
didefinisikan sebagai logaritma negatif konsentrasi ion hidrogen (dalam mol / L):
pH = -log [H3O+] atau pH = -log [OH-]
Ingatlah bahwa Persamaan (2.2) hanyalah definisi yang dirancang untuk memberi kita
angka yang bisa digunakan. Logaritma negatif memberi kita angka positif untuk pH,
yang sebaliknya akan negatif karena nilai kecil [H+]. Lebih jauh, istilah [H+] dalam
Persamaan (2.2) hanya berkaitan dengan bagian numerik dari ekspresi untuk
konsentrasi ion hidrogen, karena kita tidak dapat mengambil logaritma unit. Jadi,
seperti konstanta kesetimbangan, pH larutan adalah kuantitas tanpa dimensi. Karena
pH hanyalah cara untuk mengekspresikan konsentrasi ion hidrogen, larutan asam dan
basa pada 25 ° C dapat dibedakan dengan nilai pH-nya, sebagai berikut:
Asam : [H+] > 1.0 x 10-7 M, pH < 7.00
Basa : [H+] < 1.0 x 10-7 M, pH > 7.00
Netral : [H+] = 1.0 x 10-7 M, pH = 7.00
Catatan bahwa semakin besar pH, maka semakin kecil [H+] (Chang, 2010 : 663).
Titrasi Asam dan Basa merupakan prosedur untuk menentukan konsentrasi atau
kemolaran larutan asam atau basa. Titrasi dilakukan dengan meneteskan larutan
standar asam atau basa yang diketahui kemolarannya ke dalam larutan asam atau basa
yang kemolarannya akan ditentukan menggunakan buret. Penambahan larutan standar
dilakukan sampai mencapai titik ekuivalen. Titik ekuivalen adalah titik dimana asam
dan basa habis bereaksi. Titik ekuivalen dapat ditentukan dengan penambahan suatu
indikator yang akan berubah warna di sekitar titik tersebut. Titik dimana perubahan
warna itu terjadi disebut titik akhir titrasi. Untuk menentukan konsentrasi asam atau
basa titrasi, dapat menggunakan rumus (Barsasella, 2012 : 158).
MA.VA.a = MB.VB.b
Indikator diperlukan dalam titrasi asam basa untuk menunjukkan perubahan
warna berdasarkan titik akhir titrasi dengan kisaran pH tertentu. Kemudian, titrasi
dilanjutkan dengan titrasi asam basa dari empat jenis titrasi. Semua titrasi
dibandingkan antara titrasi menggunakan indikator alami dan titrasi menggunakan
indikator standar, fenolftalein, dan metil oranye (Zulfajri dan Muttakin, 2018).

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


1. Alat-alat praktikum
a. Batang Pengaduk
b. Gelas Kimia 100 ml
c. Gelas Arloji
d. Mortar dan Alu
e. Labu ukur 25 mL
f. pH Stick
g. Pipet tetes
h. Pipet ukur 1 mL dan 10 mL
i. Rubber Bulp
j. Timbangan Analitik
2. Bahan-bahan praktikum
a. Aquades (H2O(l))
b. Larutan Asam Klorida (HCl) 1 M
c. Padatan Kalium Hidroksida (KOH)

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pembuatan Larutan dari Padatan KOH
a. Ditimbang padatan KOH menggunakan timbangan analitik sebanyak 0,5 gram;
0,1 gram; dan 0,05 gram.
b. Dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 mL.
c. Dilarutkan dengan aquades secukupnya.
d. Dimasukkan kedalam labu ukur 25 mL.
e. Ditambahkan aquades sampai tanda batas labu ukur.
f. Dikocok atau dihomogenkan.
g. Diukur pH larutan menggunakan pH Stick.
2. Pengenceran Larutan HCl
a. Diambil larutan HCl sebesar 12,5 mL; 2,5 mL dan 1,25 mL.
b. Dimasukkan kedalam labu ukur 25 mL.
c. Ditambahkan aquades sampai tanda batas labu ukur.
d. Dikocok atau dihomogenkan.
e. Diukur pH larutan menggunakan pH Stick.

E. HASIL PENGAMATAN

No Larutan yang Diuji pH Percobaan


1. KOH 0,357 M 14
2. KOH 0,071 M 13
3. KOH 0,036 M 11
4. Larutan HCl 0,5 M 0
5. Larutan HCl 0,1 M 1
6. Larutan HCl 0,05 M 2
F. ANALISIS DATA
1. Persamaan Reaksi :
KOH(s) K+(s) + OH- (aq)
HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
2. Perhitungan
a. Untuk larutan KOH 0,357 M
pOH = -log [OH-]
= - log [357 x 10-3]
= 3 - log 357
= 3 – 2,552
= 0,448
pH = pKw – pOH
= 14 – 0,448
= 13,552
b. Untuk larutan KOH 0,071 M
-
pOH = -log [OH ]
-3
= -log [ 71 x 10 ]
= 3 - log 71
= 3 – 1,851
= 1,149

pH = pKw – POH

= 14 - 1,149

= 12,851

c. Untuk larutan KOH 0,036 M


-
pOH = -log [OH ]
-3
= -log [ 36 x 10 ]
= 3 - log 36
= 3 – 1,556
= 1,444
pH = pKw – pOH

= 14 – 1,444

= 12,556

d. Untuk larutan HCl 0,5 M

+
pH = - log [H ]

-1
= -log [ 5 x 10 ]

= 1 - log 5

= 1- 0,699

= 0,301

e. Untuk larutan HCl 0,1 M

+
pH = - log [H ]

-1
= -log [ 1 x 10 ]

= 1 - log 1

= 1- 0

=1

f. Untuk larutan HCl 0,05 M

+
pH = - log [H ]

-2
= -log [ 5 x 10 ]

= 2 - log 5

= 2- 0,699

= 1,301
3. Perbandingan pH

No Larutan yang diuji pH percobaan pH teoritis


1. KOH 0,357 M 14 13,552
2. KOH 0,071 M 13 12,851
3. KOH 0,036 M 11 12,556
4. HCl 0,5 M 0 0,301
5. HCl 0,1 M 1 1
6. HCl 0,05 M 2 1,301

G. PEMBAHASAN (perbaiki)
Pada praktikum ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara asam dan basa
berdasarkan pH larutan serta menentukan konsentrasi larutan menggunakan metode
titrasi. Larutan yang kami uji pHnya adalah larutan asam klorida (HCl) dan padatan
kalium hidroksida (KOH) dengan menggunakan indikator berupa kertas pH universal.
pH merupakan derajat keasaman untuk menyatakan kandungan asam atau basa suatu
larutan. Pada larutan yang memiliki pH < 7 disebut asam. sedangkan larutan yang
memiliki pH > 7 dinamakan basa.
Pada percobaan pertama, yaitu pengukuran pH larutan KOH dengan
konsentrasi 0,5 M, 0,1 M, dan 0,05 M, kami dapatkan pH berturut-turut sebesar 14, 13,
dan 11. Secara teoritis, pH dapat dihitung secara teoritis menggunakan rumus tanpa
harus melakukan percobaan. Berdasarkan teoritis, kami dapatkan pH dari masing-
masing konsentrasi KOH berturut turut sebesar 13.552, 12.851, dan 12.556. Jika
dibandingkan ternyata ada nilai pH percobaan yang mendekati nilai teoritis, dan ada
yang tidak. Perbedaan ini bisa saja dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya
kesalahan dalam melihat indikator. Meskipun demikian, faktanya bahwa indikator pH
universal hanya dapat mengukur pH dengan nilai bilangan bulat, tidak serinci jika
dihitung menggunakan rumus pH. Hasil dari percobaan ini dapat dikatakan bahwa
masing-masing konsentrasi KOH yang diuji merupakan basa kuat karena memiliki pH
> 11.
Pada percobaan kedua, dilakukan pengukuran pH terhadap larutan asam klorida
(HCl), dengan konsentrasi 0,5 M, 0,1 M, dan 0,05 M. Kami mendapatkan nilai pH
berturut-turut sebesar 0, 1, dan 2. Secara teoritis, pH dapat dihitung secara teoritis
menggunakan rumus tanpa harus melakukan percobaan. Berdasarkan perhitungan
teorits, kami dapatkan pH dari masing-masing konsentrasi berturut turut sebesar 0,301,
1, 1,301. Jika dibandingkan, ternyata ada nilai pH yang berbeda dan ada nilai pH yang
sama. Perbedaan ini bisa saja dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya
kesalahan dalam melihat indikator. Meskipun demikian, faktanya bahwa indikator pH
universal hanya dapat mengukur pH dengan nilai bilangan bulat, tidak sedetail jika
dihitung menggunakan rumus pH. Hasil dari percobaan ini dapat dikatakan bahwa
masing-masing konsentrasi HCl yang diuji merupakan asam kuat karena memiliki pH
< 3.
sdasdjkbahbskd

H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
a. Perbedaan pH asam dan basa dapat diketahui dengan menggunakan kertas pH
universal (pH Stick). Pada larutan asam memiliki pH < 7 sedangkan pada larutan
basa memiliki pH > 7. Pada percobaan yang dilakukan terbukti bahwa larutan
Asam Klorida (HCl) bersifat asam kuat sedangkan larutan Kalium Hidroksida
(KOH) bersifat basa kuat.
b. Menentukan konsentrasi larutan dapat juga dilakukan dengan metode titrasi
dengan menggunakan larutan asam dan basa yang sudah diketahui konsentrasi dan
volumenya.
DAFTAR PUSTAKA

Barsasella, D., 2012, Buku Wajib Kimia Dasar, Jakarta : CV. Trans Info Media.

Chang, R., 2010, Chemistry 10th Edition, New York : McGraw-Hill Companies, Inc.

Theodore L. Brown, dkk., 2012, Chemistry The Central Science 12th, Amerika Serikat :
Pearson Prentice Hall.
Zulfajri, M. dan Muttakin, 2018, Activity Analysis of Athoctanin From Syzygium Cumini (L.)
Skeels As a Natural Indicator In Acid- Base Titration, Rasyan 11 :

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai