Anda di halaman 1dari 17

Nama : Rezalia Asia Putri

NIM : 182210101058

Kelas : A

Resume Materi Farfis

Larutan Dapar & Isotonis

Larutan Dapar

 pH  merupakan istilah untuk menunjukkan konsentrasi ion H+ dan OH- dalam larutan
untuk menentukan pH. Terdapat 3 macam :
a. Apabila ion H+ lebih besar  asam (<7)
b. Apabila ion H+ lebih sedikit  basa (>7)
c. Apabila ion H+dan OH- konsentrasi sama  netral (7)
 Setiap senyawa pasti memiliki pH.
 Dapar  merupakan suatu senyawa yang dapat memiliki kemampuan menahan
perubahan pH pada larutan
 Aksi dapar  merupakan suatu tahanan untuk menunjukkan dapar tersebut memiliki
kemampuan untuk menahan pH. Semakin kuat aksi dapar, maka semakin baik
kemampuan dapar menahan pH.

 Gambar sebelah kiri merupakan HCl  HCl + H2O = H3O + Cl-


 Pada larutan tersebut HCl akan akan mengalami disosiasi. H+ akan ditangkap oleh H2O
sehingga menjadi molekul yang besar dan Cl akan lepas. Yang diukur adalah H3O+
yang menunjukkan nilai pH nya. Ketika H3O+ ditambah dengan HCl terus menerus
maka akan bertambah asam. Maka gambar sebelah kiri merupakan contoh larutan
asam.
 Gambar sebelah kanan merupakan contoh larutan basa. Semakin banyak OH- maka
larutan tersebut semakin bersifat basa. Maka pH nya akan semakin naik. Jika
menggunakan pHmeter yang diukur adalah OH- dan Na+.

Sistem Dapar

 Mekanisme terbentuknya dapar

 Dapar dibentuk oleh asam lemah dan garam konjugasinya. Saat asam lemah dan garam
konjugasinya dicampur, yang terjadi adalah terbentuk suatu larutan dapar. Dimana
komponennya ada H2O, H3O + (karena adanya asam lemah). HA akan terionisasi
menjadi H+ dan A-. Di dalam larutan tersebut akan ada HA dalam bentuk utuh ada yang
dalam keadaan terionisasi. Maka garam konjugasi ini akan memberikan suatu ion yang
akan berinteraksi, sehingga interaksinya yaitu reversible. Ini yang disebut sebagai
sistem dapar.
 Jika pada gambar larutan dapar diberikan larutan basa yaitu NaOH. NaOH merupakan
basa kuat. NaOH akan mengalami ionisasi menjadi Na+ dan OH- . Jika pada larutan basa
bukan dapar maka OH akan dideteksi oleh pH meter sehingga dia akan memberikan
larutan yang nilainya basa. Jika saat dimasukkan NaOH pada larutan dapar
menghasilkan OH akan berikatan dengan komponen asam lemah pada dapar, sehingga
tidak membentuk OH tetapi membentuk H2O dengan demikian pH nya akan stabil.
Reaksi ini disebut reaksi reversible atau bolak-balik dan akan membentuk A dan OH
yang ditangkap oleh H+.
 Jika larutan dapar ditambah dengan HCl (asam kuat), maka HCl akan terionisasi
menjadi H+ dan Cl-. H+ akan ditangkap oleh basa lemah atau komponen garam dari dapar
sehingga membentuk HA + Cl-. Jika dalam larutan terjadi penambahan H+ maka akan
menjadi HA dan Cl-. Cl- tidak akan merubah pH. pH akan berubah jika terjadi
penambahan konsetrasi H+ atau OH-.

Macam – macam Dapar

1. Asam lemah dan garamnya. (paling umum)


Rumus :
garam
pH  pKa  log
asam
2. Basa lemah dengan garamnya
Rumus :
[basa]
pH  pKw  pKb  log
[ garam]
Dapar ini tidak umum digunakan karena sifat tidak stabil dan sangat terpengaruh oleh
disosiasi air (pKw). Disosiasi air sangat dipengaruhi oleh temperature.

Koefisien Aktivitas dan Persamaan Dapar

 Koefisien ektivitas  koreksi terhadap dapar.


 Dapar memerlukan koreksi karena bukan merupakan larutan ideal  aktivitas H+ yang
sangat besar dalam dapar, gerakannya tidak konstan karena diganggu oleh H+ yang
lainnya. Sehingga H+ yang bertabrakan dengan electrode, maka kadar tidak sebanding
dengan H+ maka tidak menunjukkan kadar H+ yang sesungguhnya. Sehingga
dibutuhkan factor koreksi yang disebut Koefisien aktivitas dengan rumus :
[ garam]
pH  pKa  log  log  AC 
[asam]
Jika mengukur koefisien aktivitas :

 0,5  1
log  AC     Ci.Zi 2
1  2
Keterangan :
µ = kekuatan ion
Ci = konsentrasi ion
Zi = muatan ion
 Koefisien aktivitas sangat bergantung dari kekuatan ion, konsentrasi, dan muatan ion.
Jika ingin menghitung koefisien aktivitas, maka kita melihat kondisi ionisasi dari
senyawa tersebut. Inilah yang dipakai untuk mengukur koefisien aktivitas dari yang
merupakan suatau factor koreksi di lartan dapar yang termasuk dalam larutan non ideal.

Contoh Soal slide 8

1. Hitunglah kekuatan ion BaSO4 0,1 M


Jawab :
BaSO4  Ba2+ + SO42-
0,1 0,1 0,1
1
  Ci.Zi 2
2
µ = ½ ((0,1 x 22) + 0,1 x 22))
µ = ½ x 0,8
µ = 0,4

2. Hitunglah kekuatan ion Na2SO4 0,1 M


Jawab :
Na2SO4  2Na+ + SO42-
Ci 2Na+ = 2
Ci SO42- = 1
Zi 2Na+ = 1
Zi SO42- = 2
1
  Ci.Zi 2
2
µ = ½ ((2 x 0,1 x 12) + (0,1 x 22))
µ = ½ (0,2 + 0,4)
µ = 0,3
Contoh soal slide 9

 Tentukan pH
1. 10 ml HCl 0,0001 N; 0,01 N; 0,1 N
HCl 10-4 N (ekivalensi = 1, maka N=M
M = 10-4 M
pH = 4
HCl 10-2 N
M = 10-2 M
pH = -log 10-2
pH = 2
HCl = 10-1 M
pH = -log 10-1
pH = 1

2. 1 ml HCl 0,1 N dimasukkan didalam 100,0 ml H2O


Jawab :
V1 N1 = V2 N2
1ml 0,1 N = 100 ml x
X = 10-3 N
pH = -log 10-3
pH = 3

3. Berapakah pH larutan yang mengandung asam asetat 0,1 M dan Na asetat 0,1 M (Ka =
1,75 . 10-5 ) dan berapakah perbandingan konsentrasi garam dan asam untuk pH 5 ?
Jawab :
CH3COOH 0,1 M dan NaCH3COO 0,1 M (Ka = 1,75 . 10-5 )
[H+] = Ka. a/g
[H+] = 1,75 . 10-5 . 0,1/0,1
pH = 5 –log 1,75
pH = 4,75
Berapa perbandingan konsentrasi gara, dan asam untuk pH = 5
pH = -log x
5 = -log x
X = 10-5
[H+] = ka.a/g
10-5 = 1,75 . 10-5 / 10-5
a/g = 175/100
a/g = 7/4

Contoh soal slide 10

1. Larutan dapar yang terdiri dari asam formiat 0,05 M dan 0,1 M Na Formiat mempunyai
kekuatan ion 0,10 ; pKa asam formiat = 3,75
Tentukan :
a. pH dengan perhitungan kekuatan ion
b. pH tanpa perhitungan kekuatan ion

Jawab :

 0,5 
log  AC  
1 

−0,5 √0,1
a. 1+ √0,1

− 0,158
= 1,136

= 0,139

[𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚]
pH = pKa + log + log ɣ AC-
[𝑏𝑎𝑠𝑎]

0,1
= 3,75 + log 0,05 − 0,139

= 3,75 + log 2 – 0,139

= 3,75 + 0,301 – 0,139

= 3,912

garam
pH  pKa  log
b. asam
0,1
= 3,75 + log 0,05

= 4,05

Kapasitas Dapar (β)

 Kapasitas dapar  besarnya hambatan suatu larutan dapar terhadap perubahan pH


 Rumus :
B

pH
Keterangan :
∆B = penambahan asam atau basa kuat
∆pH = perubahan pH
 Kapasitas dapar maksimum dapat dihitung denga persamaan Van Slyke :

2,303C.Ka[ H 3O  ]

( Ka  [ H 3O  ]) 2
 Persamaan Van Slyke jika diketahui konsentrasi, nilai pH dan pKa maka dapat
digunakan persamaan ini
 Kapasitas dapar maksimum dinyatakan maksimum jika nilai pH = pKa
 Kapasitas dapar maksimum  digunakan untuk mendapatkan kemampuan atau aksi
dapar untk menghambat perubahan pH yang besar atau memiliki kekuatan untuk
menahan pH itu sangat kuat disebut sebagai kapasitas dapar yang maksimum.

Contoh Soal slide 13

1. 0,1 mol asam asetat + 0,1 mol Na asetat dalam 1 L larutan ditambah NaOH sebanyak :
a. 0,01 mol
b. 0,02 mol
c. 0,03 mol

Tentukan pH dan kapasitas daparnya

Jawab :

a. CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O


m 0,1 mol 0,01 mol 0,1 mol
r 0,01 mol 0,01 mol 0,01 mol
s 0,09 mol - 0,11 mol

[garam] = 0,11 mol / 1 L = 0,11 M


[asam] = 0,09 mol / 1 L = 0,09 M
Ka = 1,75 x 10-5
[H+] = Ka . a/g
[H+] = 1,75 . 10-5 . 0,09/0,11
[H+] = 1,43 . 10-5
pH = 5 – log 1,43
pH = 4,845  pH akhir
pH awal
[H+] = Ka . a/g
[H+] = 1,75 x 10-5 . 0,1/0,1
pH = 4,757
∆pH = 4,845 – 4,757 = 0,088
β = ∆β/∆pH
= 0,01 / 0,088
= 0,1136

b. CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O


m 0,1 mol 0,01 mol 0,1 mol
r 0,02 mol 0,02 mol 0,02 mol
s 0,08 mol - 0,12 mol
[garam] = 0,12 mol / 1 L = 0,12 M
[asam] = 0,08 mol / 1 L = 0,08 M
Ka = 1,75 x 10-5
[H+] = Ka . a/g
[H+] = 1,75 . 10-5 . 0,09/0,12
[H+] = 1,167 . 10-5
pH = 5 – log 1,167
pH = 4,933  pH akhir
pH awal
[H+] = Ka . a/g
[H+] = 1,75 x 10-5 . 0,1/0,1
pH = 4,757
∆pH = 4,933 – 4,757 = 0,0176
β = ∆β/∆pH
= 0,02 / 0,176 = 0,1136
c. CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O
m 0,1 mol 0,01 mol 0,1 mol
r 0,03 mol 0,03 mol 0,03 mol
s 0,07 mol - 0,13 mol

[garam] = 0,13 mol / 1 L = 0,13 M


[asam] = 0,07 mol / 1 L = 0,07 M
Ka = 1,75 x 10-5
[H+] = Ka . a/g
[H+] = 1,75 . 10-5 . 0,07/0,13
[H+] = 0,942 . 10-5
pH = 5 – log 0,942
pH = 5,026  pH akhir
pH awal
[H+] = Ka . a/g
[H+] = 1,75 x 10-5 . 0,1/0,1
pH = 4,757
∆pH = 5,026 – 4,757 = 0,269
β = ∆β/∆pH
= 0,03 / 0,269 = 0,1115

2. Buatlah dapar asam formiat dengan garamnya pada pH 4,0 (volume 200 ml) apabila
dikehendaki kapasitas dapar = 0,1 dan pKa as.formiat = 3,75 dan bahan yang tersedia
adalah asam formiat dan NaOH
Hitung masing – masing bahan yang harus ditimbang
Jawab :
pH garam = 4  [H+] = 10-4 M
v = 200 ml
β = 0,1
pKa as formiat = 3,75  Ka = 1,78 x 10-4
BM asam formiat = 46
BM NaOH = 40
Maka,
garam
pH  pKa  log
asam

4 = 3,75 + log g/a

0,25 = log g/a

g/a = 100,25 = 1,778

g = 1,778 a

Rumus Van Slyke :

2,303C.Ka[ H 3O  ]

( Ka  [ H 3O  ]) 2

2,303 𝑥 𝐶 𝑥 1,78 𝑥 10−4 𝑥 [10−4 ]


0,1 = (1,78 𝑥 10−4 +10−4 )2

C = 0,1885

C = asam + garam

0,1885 = a + 1,778 a

a = 0,0679 M  mol = 0,0679 M . 0,2 L = 0,01358 mol

g = 0,1207 M  mol = 0,1207 M . 0,2 L = 0,02414 mol

Asam + NaOH Na Formiat + H2O

m a 0,02414

r 0,02414 0,02414 0,02414

s 0,01358 0 0,02414

a = 0,0377 mol

mol NaOH = 0,02414  massa = 0,02414 x 40 = 0,9656 gram

mol asam formiat = 0,0377  massa 0,0377 x 46 = 1,7342 gram


Jadi, massa NaOH yang diperlukan sebanyak 0,9656 gram dan massa asam formiat
yang diperlukan sebanyak 1,7342 gram

Sistem Dapar Biologis In Vivo

 Didalam tubuh manusia terdapat 2 dapar :


a. dapar primer  dalam plasma
b. dapar sekunder  dalam eritrosit memiliki pH 7,4
 Dapar primer terdiri dari 2 sistem :
a. Bikarbonat – asam karbonat
b. Na dihydrogen fosfat – asam fosfat  lebih prefer karena dalam tubuh sendiri
terdapat dapar fosfat sehingga dikenali oleh tubuh bukan merupakan zat asing.
 Dapar sekunder terdapat 2 sistem :
a. Hemoglobin – oxyhemoglobin
b. K. Dihidrogen fosfat – asam fosfat
 pH darah adalah 7,4, jika pH darah <7,0 maka akan menjadi asidosis. Namun jika >7,8
maka akan terjadi alkalosis.
 Kapasitas dapar yang baik dalam range 0,01 – 0,1  karena tubuh berusaha
menyesuaikan dengan pH tubuh.

Dapar Farmasetik

 Contoh contoh dapar farmasetik :


a. Dapar Gifford  larutam percobaan antara asam borat dan Na2CO3 . H2O.
Jika dicampur pada berbagai komposisi akan memberikan pH 5-9
b. Dapar Sorensen  campuran garam Na Fosfat dengan pH 6-8.
Jika ditambah NaCl menjadi larutan isotonis.
c. Dapar Clark & Lubs  memodifikasi dapar Sorensen
 Terdapat beberapa dapar dalam Farmakope :
a. HCl + KCl pH 1,2 – 2,2
b. HCl + KHFtalat pH 2,2 – 4,0
c. NaOH + KHFtalat pH 4,2 – 5,8
d. NaOH + KH2PO4 pH 5,8 – 8,0
e. H3BO3 + NaOH + KCl pH 8,0 – 10,0
Pembuatan Larutan Dapar Farmasetis

 Tujuan untuk menjaga stabilitas sediaan semisolid dan likuid


 Larutan dapar pasti memiliki asam/basa lemah beserta garam konjugasi
 Namun jika zat pengasam merupakan zat yang tidak memiliki kemampuan penstabil
pH.
 Tahapan pembuatan Larutan Dapar :
a. Memilih asam lemah yang pKan mendekati pH dapar
Misal mengunakan fosfat dengan pH 7,4, maka dipilih fosfat dengan pKa yang
mendekati nilai pH yang diinginkan
b. Menghitung rasio garam dan asam lemah yang diperlukan dengan menggunakan
pers. Handerson – Hasselbach.
c. Ditentukan konsentrasi individual garam dan asam yang diperlukan untuk
memperoleh kapasitas dapar yang mencukupi menggunakan pers. Van Slyke .
Pada sediaan farmasi, pH yang biasa digunakan yaitu ber rentang 0,01 – 0,1
d. Ada beberapa factor yang harus diperhatikan :
- Ketersediaan bahan kimia
- Sterilitas Larutan akhir
- Stabilitas bahan obat dan dapar
- Harga bahan baku
- Tidak toksik
e. Dicek dengan alat pH meter yang reliable
 pH ada 3 :
a. pH senyawa didalam air
b. pH kelarutan  pada pH tersebut, bahan memiliki kelarutan terbaik
c. pH stabilitas  pH dimana, pada pH itu bahan obat dalam sediaan dapat stbil dalam
waktu yang cukup panjang.

Pengaruh Kapasitas Dapar dan pH pada Iritasi Jaringan

 Harus membuat kapasitas iritasi pada jaringan tubuh seminimal mungkin. Iritasi
jaringan akan minimal jika :
- Kapasitas dapar makin kecil (0,01 – 0,1)
- Volume larutan dapar dengan jumlah tertentu makin kecil
- Volume dan kapasitas jaringan cairan fisiologis semakin besar
 Frienwald et al  pada pH mata = 4,5 – 11,5 (pada pH ini menunjukkan tidak adanya
iritasi pada mata
 Martin & Mims :
a. Dapar fosfat Sorensen aman pada pH 6,5 – 8
b. Larutan asam borat dengan pH 5

Tahapan Disosiasi Dapar Fosfat

 H3PO4 + NaOH = NaH2PO4 + H2O


- pKa 1 bermakna berhenti direaksi pertama
- H3PO4 berfungsi sebagai asam dan NaH2PO4 sebagai garam
 NaH2PO4 + NaOH = NaH2PO4+ H2O
- pKa 2 bermakna berhenti direaksi kedua atau reaksi berlaku sebanyak dua kali
- NaH2PO4 sebagai asam dan Na2HPO4 sebagai garam
- H3PO4 + NaOH akan berjalan ke reaksi baru yaitu Na2HPO4
 Na2HPO4+ NaOH = Na3PO4 + H2O
- pKa 3 bermakna berhenti direaksi ketiga

Latihan Soal Slide 26

1. Hitung penimbangan bahan-bahan untuk membuat larutan dapar sitrat pH 8,0 dengan
kapasitas dapar 0,01 sebanyak 200 mL, jika bahan yang tersedia
a. H3Sitrat dan NaOH
b. Na3Sitrat dan Na2HSitrat
c. NaH2Sitrat dan NaOH

Diketahui :
pKa asam sitrat: pKa1: 3,15; pKa2: 4,78; pKa3: 6,40
BM:
Na2HSitrat = 254
NaOH= 40
Na3Sitrat = 276
AsamSitrat= 210,14
NaH2Sitrat = 232
Jawab :
𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚
 pH = pKa + log 𝑎𝑠𝑎𝑚
𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚
8 = 6,4 + log 𝑎𝑠𝑎𝑚
garam = 39,81 asam

 pKa = - log Ka
6,4 = - log Ka
Ka = 3,98 x 10 -7

 pH = - log [ H+ ]
8 = - log [ H+ ]
H+ = 10-8

2,303 ×𝐶 ×𝐾𝑎 [ H+ ]
 𝛽= [ 𝐾𝑎 +[ H+ ]]2
2,303 ×𝐶 ×3,98 ×10−7 [ 10−8 ]
0.01 = [ 3,98 ×10−7 +[ 10−8 ]]2
1,66 ×10−15
= 9,17 ×10−15
C = 0,176

 C = garam + asam
0,18 = 39,81 asam + asam
asam= 0,004
garam = 0,18 – 0,004
= 0,176

Tahapan Disosiasi Dapar Sitrat

I. H3Sitrat + NaOH → NaH2Sitrat


m 0,18 0,18 -
r 0,18 0.18 0,18
+ -
s - - 0.18

II. NaH2Sitrat + NaOH → Na2HSitrat


m 0,18 0,18 -
r 0,18 0.18 0,18
+ -
s - - 0.18
III. Na2HSitrat + NaOH → Na3Sitrat
m 0,18 0,176 -
r 0,18 0.176 0,176
+ -
s 0.004 - 0.176

Penimbangan H3Sitrat dan NaOH


 Ʃ[H3Sitrat] = 0,18M = 0,18M
210,14g
𝑚 𝑥1000 𝑚 𝑥1000 0,18M x x 200ml
[H3Sitrat] =  0,18M = 210,14𝑔 m= mol
= 7,57 g
𝑀𝑟 𝑥 𝑣(𝑚𝑙) 𝑥 200𝑚𝑙 1000
𝑚𝑜𝑙

 Ʃ[NaOH] = (0,18+0,18+0,176)M = 0,536M


40g
𝑚 𝑥1000 𝑚 𝑥1000 0,536M x x 200ml
[NaOH] = 𝑀𝑟 𝑥  0,536M = 40𝑔 m= mol
= 4,29 g
𝑣(𝑚𝑙) 𝑥 200𝑚𝑙 1000
𝑚𝑜𝑙

a. Penimbangan Na3Sitrat dan Na2HSitrat


 Ʃ[Na3Sitrat] = 0,176M
276g
𝑚 𝑥1000 𝑚 𝑥1000 0,176M x x 200ml
[Na3Sitrat] = 𝑀𝑟 𝑥  0,176M = 276𝑔 m= mol
= 9,72
𝑣(𝑚𝑙) 𝑥 200𝑚𝑙 1000
𝑚𝑜𝑙

g
 Ʃ[Na2HSitrat] = 0,004M
254g
𝑚 𝑥1000 𝑚 𝑥1000 0,004M x x 200ml
[Na2HSitrat]=  0,004M= 254𝑔 m= mol
= 0,20g
𝑀𝑟 𝑥 𝑣(𝑚𝑙) 𝑥 200𝑚𝑙 1000
𝑚𝑜𝑙

Penimbangan NaH2Sitrat dan NaOH


 Ʃ[NaH2Sitrat] = 0,18M
232g
𝑚 𝑥1000 𝑚 𝑥1000 0,18M x x 200ml
[NaH2Sitrat] =  0,18M = 232𝑔 m= mol
= 8,34g
𝑀𝑟 𝑥 𝑣(𝑚𝑙) 𝑥 200𝑚𝑙 1000
𝑚𝑜𝑙

 Ʃ[NaOH] = (0,18+0,176)M = 0,356M


40g
𝑚 𝑥1000 𝑚 𝑥1000 0,356M x x 200ml
[NaOH] = 𝑀𝑟 𝑥  0,356M = 40𝑔 m= mol
= 2,85 g
𝑣(𝑚𝑙) 𝑥 200𝑚𝑙 1000
𝑚𝑜𝑙

Larutan Dapar Isotonis

 Nilai isotonis  konsentrasi larutan NaCl yang memiliki sifat koligatif dengan larutan
tertentu.
 Nilai koligatif seperti larutan dalam tubuh
 Larutan fisiologis  NaCl 0,9%
 Pengukuran tonisitas dapat menggunakan:
a. Metode Hemolytic  pengaruh saat mensuspensikan larutan pada darah (umumnya
tidak dilakukan penyesuaian tonisitas) (dilakukan secara in-vitro)
b. Metode yang menentukan sifat koligatif  ditentukan terlebih dahulu sebelum
merancang. Patokannnya adalah titik beku (-0,52˚C)
 Apa yang terjadi jika larutan tidak isotonis ?

 Larutan isotonis  sel darah merah dengan larutan diluarnya adalah sama
 Larutan Hipotonis  tonisitas lebih rendah daripada di dalam sehingga akan
mengalami hemolysis
 Larutan Hipertonis  larutan di luar lebih pekat didalam larutan di dalamnya, maka
sel darah akan menjadi mengkerut.

Perhitungan Tonisitas

Harga L
Merupakan penurunan titik beku larutan suat senyawa dengan macam ionic tertentu
pada suatu konsentrasi C yang isotonic dengan cairan tubuh.
Rumus :
Tb 0,52
LISO    3,4 / M
C 0,154
Besarnya penurunan titik beku larutan NaCl dengan konsentrasi 1 M adalah 3,4˚C.
w 1000
Tb  LISO  
Mr V

Peneyesuaian Tonisitas dan pH


 Perhitungan tonisitas dapat dihitung dengan berbagai metode, antara lain :
a. Metode Golongan I  dengan menggunakan penambahan NaCl sehingga titik
beku menjadi -0,52
- Metode Cryoscopic
Penurunan titik beku sejumlah larutan obat secara eksperimental dan teoritis.
- Metode NaCl Ekivalen
Jumlah NaCl yang ekivalen dengan 1 g bahan obat
Rumus :
1gram LISO
Tb  LISO 
Mr Mr
LISO
E  17
Mr
b. Metode golongan II  dengan penambahan air dalam jumlah tertentu sehingga
membentuk larutan isotonis
- Metode White Vincent
Menambahkan penambahan air dalam larutan obat dan disertai penambahan
larutan pengencer isotonis atau pengencer dapar isotonis kemudian di ad kan
sampai volume akhir
Metode ini jarang digunakan
Rumus :
V = W x E x 111,1
V = volume larutan isotonis
W = berat bahan obat
E = ekivalensi bahan obat terhadap NaCl

- Metode Sprowls
 Merupakan penyederhanaan dari metode White Vincent.
 Metode ini jarang digunakan karena hasil yang didapatkan tidak sesuai
 W ditentukan dengan 0,3 g – 1 fl oz 1% larutan

Anda mungkin juga menyukai