NIM : 182210101058
Kelas : A
Larutan Dapar
pH merupakan istilah untuk menunjukkan konsentrasi ion H+ dan OH- dalam larutan
untuk menentukan pH. Terdapat 3 macam :
a. Apabila ion H+ lebih besar asam (<7)
b. Apabila ion H+ lebih sedikit basa (>7)
c. Apabila ion H+dan OH- konsentrasi sama netral (7)
Setiap senyawa pasti memiliki pH.
Dapar merupakan suatu senyawa yang dapat memiliki kemampuan menahan
perubahan pH pada larutan
Aksi dapar merupakan suatu tahanan untuk menunjukkan dapar tersebut memiliki
kemampuan untuk menahan pH. Semakin kuat aksi dapar, maka semakin baik
kemampuan dapar menahan pH.
Sistem Dapar
Dapar dibentuk oleh asam lemah dan garam konjugasinya. Saat asam lemah dan garam
konjugasinya dicampur, yang terjadi adalah terbentuk suatu larutan dapar. Dimana
komponennya ada H2O, H3O + (karena adanya asam lemah). HA akan terionisasi
menjadi H+ dan A-. Di dalam larutan tersebut akan ada HA dalam bentuk utuh ada yang
dalam keadaan terionisasi. Maka garam konjugasi ini akan memberikan suatu ion yang
akan berinteraksi, sehingga interaksinya yaitu reversible. Ini yang disebut sebagai
sistem dapar.
Jika pada gambar larutan dapar diberikan larutan basa yaitu NaOH. NaOH merupakan
basa kuat. NaOH akan mengalami ionisasi menjadi Na+ dan OH- . Jika pada larutan basa
bukan dapar maka OH akan dideteksi oleh pH meter sehingga dia akan memberikan
larutan yang nilainya basa. Jika saat dimasukkan NaOH pada larutan dapar
menghasilkan OH akan berikatan dengan komponen asam lemah pada dapar, sehingga
tidak membentuk OH tetapi membentuk H2O dengan demikian pH nya akan stabil.
Reaksi ini disebut reaksi reversible atau bolak-balik dan akan membentuk A dan OH
yang ditangkap oleh H+.
Jika larutan dapar ditambah dengan HCl (asam kuat), maka HCl akan terionisasi
menjadi H+ dan Cl-. H+ akan ditangkap oleh basa lemah atau komponen garam dari dapar
sehingga membentuk HA + Cl-. Jika dalam larutan terjadi penambahan H+ maka akan
menjadi HA dan Cl-. Cl- tidak akan merubah pH. pH akan berubah jika terjadi
penambahan konsetrasi H+ atau OH-.
0,5 1
log AC Ci.Zi 2
1 2
Keterangan :
µ = kekuatan ion
Ci = konsentrasi ion
Zi = muatan ion
Koefisien aktivitas sangat bergantung dari kekuatan ion, konsentrasi, dan muatan ion.
Jika ingin menghitung koefisien aktivitas, maka kita melihat kondisi ionisasi dari
senyawa tersebut. Inilah yang dipakai untuk mengukur koefisien aktivitas dari yang
merupakan suatau factor koreksi di lartan dapar yang termasuk dalam larutan non ideal.
Tentukan pH
1. 10 ml HCl 0,0001 N; 0,01 N; 0,1 N
HCl 10-4 N (ekivalensi = 1, maka N=M
M = 10-4 M
pH = 4
HCl 10-2 N
M = 10-2 M
pH = -log 10-2
pH = 2
HCl = 10-1 M
pH = -log 10-1
pH = 1
3. Berapakah pH larutan yang mengandung asam asetat 0,1 M dan Na asetat 0,1 M (Ka =
1,75 . 10-5 ) dan berapakah perbandingan konsentrasi garam dan asam untuk pH 5 ?
Jawab :
CH3COOH 0,1 M dan NaCH3COO 0,1 M (Ka = 1,75 . 10-5 )
[H+] = Ka. a/g
[H+] = 1,75 . 10-5 . 0,1/0,1
pH = 5 –log 1,75
pH = 4,75
Berapa perbandingan konsentrasi gara, dan asam untuk pH = 5
pH = -log x
5 = -log x
X = 10-5
[H+] = ka.a/g
10-5 = 1,75 . 10-5 / 10-5
a/g = 175/100
a/g = 7/4
1. Larutan dapar yang terdiri dari asam formiat 0,05 M dan 0,1 M Na Formiat mempunyai
kekuatan ion 0,10 ; pKa asam formiat = 3,75
Tentukan :
a. pH dengan perhitungan kekuatan ion
b. pH tanpa perhitungan kekuatan ion
Jawab :
0,5
log AC
1
−0,5 √0,1
a. 1+ √0,1
− 0,158
= 1,136
= 0,139
[𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚]
pH = pKa + log + log ɣ AC-
[𝑏𝑎𝑠𝑎]
0,1
= 3,75 + log 0,05 − 0,139
= 3,912
garam
pH pKa log
b. asam
0,1
= 3,75 + log 0,05
= 4,05
2,303C.Ka[ H 3O ]
( Ka [ H 3O ]) 2
Persamaan Van Slyke jika diketahui konsentrasi, nilai pH dan pKa maka dapat
digunakan persamaan ini
Kapasitas dapar maksimum dinyatakan maksimum jika nilai pH = pKa
Kapasitas dapar maksimum digunakan untuk mendapatkan kemampuan atau aksi
dapar untk menghambat perubahan pH yang besar atau memiliki kekuatan untuk
menahan pH itu sangat kuat disebut sebagai kapasitas dapar yang maksimum.
1. 0,1 mol asam asetat + 0,1 mol Na asetat dalam 1 L larutan ditambah NaOH sebanyak :
a. 0,01 mol
b. 0,02 mol
c. 0,03 mol
Jawab :
2. Buatlah dapar asam formiat dengan garamnya pada pH 4,0 (volume 200 ml) apabila
dikehendaki kapasitas dapar = 0,1 dan pKa as.formiat = 3,75 dan bahan yang tersedia
adalah asam formiat dan NaOH
Hitung masing – masing bahan yang harus ditimbang
Jawab :
pH garam = 4 [H+] = 10-4 M
v = 200 ml
β = 0,1
pKa as formiat = 3,75 Ka = 1,78 x 10-4
BM asam formiat = 46
BM NaOH = 40
Maka,
garam
pH pKa log
asam
g = 1,778 a
2,303C.Ka[ H 3O ]
( Ka [ H 3O ]) 2
C = 0,1885
C = asam + garam
0,1885 = a + 1,778 a
m a 0,02414
s 0,01358 0 0,02414
a = 0,0377 mol
Dapar Farmasetik
Harus membuat kapasitas iritasi pada jaringan tubuh seminimal mungkin. Iritasi
jaringan akan minimal jika :
- Kapasitas dapar makin kecil (0,01 – 0,1)
- Volume larutan dapar dengan jumlah tertentu makin kecil
- Volume dan kapasitas jaringan cairan fisiologis semakin besar
Frienwald et al pada pH mata = 4,5 – 11,5 (pada pH ini menunjukkan tidak adanya
iritasi pada mata
Martin & Mims :
a. Dapar fosfat Sorensen aman pada pH 6,5 – 8
b. Larutan asam borat dengan pH 5
1. Hitung penimbangan bahan-bahan untuk membuat larutan dapar sitrat pH 8,0 dengan
kapasitas dapar 0,01 sebanyak 200 mL, jika bahan yang tersedia
a. H3Sitrat dan NaOH
b. Na3Sitrat dan Na2HSitrat
c. NaH2Sitrat dan NaOH
Diketahui :
pKa asam sitrat: pKa1: 3,15; pKa2: 4,78; pKa3: 6,40
BM:
Na2HSitrat = 254
NaOH= 40
Na3Sitrat = 276
AsamSitrat= 210,14
NaH2Sitrat = 232
Jawab :
𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚
pH = pKa + log 𝑎𝑠𝑎𝑚
𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚
8 = 6,4 + log 𝑎𝑠𝑎𝑚
garam = 39,81 asam
pKa = - log Ka
6,4 = - log Ka
Ka = 3,98 x 10 -7
pH = - log [ H+ ]
8 = - log [ H+ ]
H+ = 10-8
2,303 ×𝐶 ×𝐾𝑎 [ H+ ]
𝛽= [ 𝐾𝑎 +[ H+ ]]2
2,303 ×𝐶 ×3,98 ×10−7 [ 10−8 ]
0.01 = [ 3,98 ×10−7 +[ 10−8 ]]2
1,66 ×10−15
= 9,17 ×10−15
C = 0,176
C = garam + asam
0,18 = 39,81 asam + asam
asam= 0,004
garam = 0,18 – 0,004
= 0,176
g
Ʃ[Na2HSitrat] = 0,004M
254g
𝑚 𝑥1000 𝑚 𝑥1000 0,004M x x 200ml
[Na2HSitrat]= 0,004M= 254𝑔 m= mol
= 0,20g
𝑀𝑟 𝑥 𝑣(𝑚𝑙) 𝑥 200𝑚𝑙 1000
𝑚𝑜𝑙
Nilai isotonis konsentrasi larutan NaCl yang memiliki sifat koligatif dengan larutan
tertentu.
Nilai koligatif seperti larutan dalam tubuh
Larutan fisiologis NaCl 0,9%
Pengukuran tonisitas dapat menggunakan:
a. Metode Hemolytic pengaruh saat mensuspensikan larutan pada darah (umumnya
tidak dilakukan penyesuaian tonisitas) (dilakukan secara in-vitro)
b. Metode yang menentukan sifat koligatif ditentukan terlebih dahulu sebelum
merancang. Patokannnya adalah titik beku (-0,52˚C)
Apa yang terjadi jika larutan tidak isotonis ?
Larutan isotonis sel darah merah dengan larutan diluarnya adalah sama
Larutan Hipotonis tonisitas lebih rendah daripada di dalam sehingga akan
mengalami hemolysis
Larutan Hipertonis larutan di luar lebih pekat didalam larutan di dalamnya, maka
sel darah akan menjadi mengkerut.
Perhitungan Tonisitas
Harga L
Merupakan penurunan titik beku larutan suat senyawa dengan macam ionic tertentu
pada suatu konsentrasi C yang isotonic dengan cairan tubuh.
Rumus :
Tb 0,52
LISO 3,4 / M
C 0,154
Besarnya penurunan titik beku larutan NaCl dengan konsentrasi 1 M adalah 3,4˚C.
w 1000
Tb LISO
Mr V
- Metode Sprowls
Merupakan penyederhanaan dari metode White Vincent.
Metode ini jarang digunakan karena hasil yang didapatkan tidak sesuai
W ditentukan dengan 0,3 g – 1 fl oz 1% larutan