Anda di halaman 1dari 3

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS FARMASI

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2020/2021


HARI/TANGGAL : SENIN, 14 JUNI 2021
MATA KULIAH : FARMASI KOMUNITAS
DOSEN : EMA RACHMAWATI
SIFAT UJIAN : TAKE HOME EXAM

1. Seorang pasien perempuan usia 46 tahun datang ke apotek ingin membeli obat untuk
pengobatan keputihannya yang sudah beberapa hari terjadi. Pasien mengeluhkan gatal
di area kemaluannya, nyeri saat berkemih dan keputihan yang sangat banyak, tetapi
tidak berbau. Pasien diketahui menderita diabetes melitus dan masih aktif
berhubungaan dengan suaminya. Sebagai seorang farmasis lakukanlah analisis apakah
pasien tersebut boleh melakukan swamedikasi untuk kondisinya saat ini? Jika boleh,
obat apa yang ada sarankan untuk pasien? Jika tidak boleh melakukan swamedikasi,
apa yang perlu anda sampaikan kepada pasien?
Jawab :
Berdasarkan kasus diatas, pasien menderita diabetes mellitus yang termasuk kedalam
kriteria ekslusi swamedikasi. Maka dari itu, pasien tersebut tidak boleh melakukan
swamedikasi. Jadi, dianjurkan untuk dirujuk ke dokter untuk konsultasi mengenai
keputihan yang dialami.

2. Seorang pasien perempuan usia 24 tahun datang ke apotek bermaksud membeli obat
untuk mengobati nyeri kram yang dirasakannya. Pasien mengaku sedang periode
mestruasi hari pertama. Nyeri yang dirasakan sampai membuat pasien tidak nyaman
dan hanya ingin berbaring saja. Sebagai seorang farmasis lakukanlah analisis apakah
pasien tersebut boleh melakukan swamedikasi untuk kondisinya saat ini? Jika boleh,
obat apa yang ada sarankan untuk pasien? Jika tidak boleh melakukan swamedikasi,
apa yang perlu anda sampaikan kepada pasien?.
Jawab :
Pasien pada kasus diatas, pasien boleh melakukan swamedikasi. Obat yang dapat
disarankan untuk mengatasi nyeri kram menstruasi yaitu merupakan obat NSAID.
Obat yang dapat digunakan bisa berupa Asammefenamat. Asammefenamat 500 mg
diminum sehari 3 kali setelah makan. Asammefenamat hanya diminum ketika
mengalami nyeri saja. Jika sudah tidak nyeri, penggunaan asammefenamat boleh
dihentikan.
Pasien juga dapat sambal melakukan terapi non-farmakologi seperti mengkompres air
hangat pada perut bagian bawah atau yang sakit.

3. Seorang pasien perempuan usia 29 tahun datang ke apotek untuk membeli obat
kontrasepsi. Pasien tersebut saat ini dalam kondisi pasca melahirkan 3 bulan dan
sedang menyusui bayinya. Pasien bertanya alat kontrasepsi apa yang baik
digunakannya dan tidak berpengaruh terhadap bayinya. Sebagai seorang farmasis,
berikanlah saran pilihan alat kontrasepsi yang sesuai untuk pasien tersebut!
Jawab :
Saran yang dapat diberikan pada pasien tersebut adalah disarankan menggunakan alat
kontrasepsi non hormonal diafragma. Alat kontrasepsi ini tidak berpengaruh pada
ASI, dikarenakan pasien tersebut sedang menyusui anaknya, maka penggunaan alat
kontrasepsi diafragma aman untuk digunakan pasien yang sedang dalam menyusui
bayi.

4. Seorang pasien laki-laki usia 50 tahun datang ke apotek untuk membeli obat. Matanya
gatal dari kemarin, dan sekarang menjadi kemerahan pada mata kanan dan kiri, mata
terasa berair dan pandangan sedikit kabur. Pasien tidak merasa matanya berpasir dan
nyeri. Sebagai seorang farmasis lakukanlah analisis apakah pasien tersebut boleh
melakukan swamedikasi untuk kondisinya saat ini? Jika boleh, obat apa yang ada
sarankan untuk pasien dan bagaimana cara menggunakan obat yang anda sarankan?
Jika tidak boleh melakukan swamedikasi, apa yang perlu anda sampaikan kepada
pasien?.
Jawab :
Pasien tersebut boleh melakukan swamedikasi. Pasien menderita Alergic
conjuctivitas, pasien tersebut dapat diberikan obat yang mengandung antihistamin
seperti Ketotifen. Ketotifen 1 mg diminum sehari 2 kali saat makan. Pasien dapat juga
diberi saran untuk melakukan terapi non-farmakologi secara bersamaan dengan
penggunaan ketotifen seperti disarankan untuk menghindari paparan aleregen yang
dapat memicu terjadinya conjuctivitas misalnya menggunakan kacamata saat keluar
rumah. Pasien juga bisa diberikan kompres dengan air dingin pada area mata 3-4 kali
sehari.
5. Seorang pasien laki-laki usia 35 tahun datang ke apotek untuk membeli tetes telinga.
Telinganya seperti tersumbat oleh kotoran telinga. Berikanlah saran tetes telinga yang
cocok untuk pasien dan berikanlah informasi cara penggunaannya kepada paasien?
Jawab :
Pasien dapat diberikan obat tetes telinga vital ear oil. Penggunaan vital ear oil dapat
digunakan sebanyak 2-3 tetes sehari.
Cara penggunaan tetes telinga yang tepat yaitu :
 Tangan dalam keadaan bersih.
 Kemudian membasuh telinga bagian luar, dan air diusahakan tidak masuk dalam
telinga
 Tetes telinga dihangatkan dengan tangan beberapa menit, kemudian dikocok obat
tetes telinga perlahan-lahan.
 Miringkan kepala ke samping atau berbaring dengan telinga yang sakit
menghadap keatas.
 Dibuka wadah tetes telinga dengan hati-hati, dan diposisikan ujung penetes dekat
dengan telinga tetapi tidak masuk dalam lubang telinga agar tidak terkontaminasi
 Tarik telinga ke belakang dan ke atas untuk membuka saluran telinga
 Tempatkan jumlah tetesan yang sesuai dalam saluran telinga. Kemudian dipasang
kembali tutup pada wadah.
 Ditekan perlahan penutup kulit yang kecil dan rata diatas lubang saluran telinga
untuk mengeluarkan gelembung udara.
 Tetap pada posisi yang sama selama waktu yang ditentukan dalam petunjuk.
 Diulangi prosedur untuk telinga yang lain.
 Diusap perlahan sisa obat yang keluar dibagian luar telinga.

Anda mungkin juga menyukai