Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
Profesi secara minimal menuntut dua hal yang sangat mendasar yaitu basik
keilmuan dan pengabdian (altruisitik). Profesi mempunyai basik keilmuan artinya
profesi membutuhkan pijakan keilmuan yang kuat untuk membangun suatu
profesi sebagai pekerjaan sekaligus penghidupannya. Di samping itu, profesi juga
harus didasari semangat pengabdian, mental altruistik untuk mementingkan
masyarakat atau orang lain.
Perilaku demikian semestinya menjadi dasar pula bagi para guru, sebagai
salah satu profesi dalam masyarakat. Sebaiknya guru sebagai satu profesi dimulai,
dibentuk, dan dibangun dari lembaga pendidik, sebagai basik keilmuan yang akan
mendukung dalam menjalankan profesi ini. Dengan basik keilmuan inilah
memungkinkan untuk memberikan pengabdian terbaik kepada peserta didik
seluruhnya.
Maka dalam makalah ini akan dibahas apa sebenarnya profesi itu?
Bagaimana profesi guru dalam pandangan Islam? Dan lain sebagainya yang
terkait dengan tema tersebut.

BABII
TINJAUANUMUMTENTANGETIKAGURU
DALAMPROSESBELAJARMENGAJARAGAMAISLAM

A.GurudalamPerspektifIslam
Guru diyakini menempati posisi kunci dalam pendidikan. Guru atau
pendidikjugamerupakansosokyangakanmemberipengaruhkepadamuridatau
anakdidiknya.Karenaitu,seorangguruataupendidikharuslahorangyangdapat
digugu dan ditiru sebagai panutan baik dari segi pribadi, ilmu dan tingkah
lakunya. Adapun guru yang ideal seharusnya memiliki kualifikasikualifikasi
tertentu,baikmenyangkutjasmani,etikaatauakhlakmaupunkeilmuannya.
Selain itu walaupun tidak memberikan pengertian secara jelas tetapi Al
Zarnujisalahseorangtokohpendidikanklasikmenggambarkanbahwaseorang
guru atau pendidik haruslah Alam (menguasai materi), Arwa (memiliki
kematanganemosional)danAlasan(berpengetahuan).Olehkarenaitudalamhal
inibeliaumenyarankanagarparapencariilmumencariguruataupendidikyang
mempunyaikualifikasitersebut.

Kata guru atau pendidik dalam bahasa Indonesia berarti orang yang
mengajar,dalambahasaArabantaralaindisebutMuallim,artinyaorangyang
banyakmengetahuidanjugamengandungmaknabahwaseoranggurudituntut
untuk mampu menjelaskan hakikat ilmu yang diajarkannya, serta menjelaskan
dimensi teoritis dan praktisnya serta membangkitkan anak didik untuk
2

mengamalkannya. Kata muallim inibiasanyadigunakanparaahlipendidikan


sebagaisebutanuntukguru.Selainitujugaterdapatistilahyangjugaberartiguru
ataupendidikseperti,mudarris,muaddib,murabbiy,ustadz,Syaikhataumursyid
(sebutan untuk guru tasawuf), dan juga kyai. Dalam sejarah peradaban Islam
klasiktelahmencatatbanyakistilahyangdipakaiuntukkataguruatau

SyeikhAlZarnuji,TalimulMutaallim,(Semarang:PustakaAlawiyyah,t.t.),hlm.13.

Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,


2004),hlm.210.

pendidik.Keberagamanistilahitu,disatusisimenunjukkantingkatanpendidikitu
sendiri.Namundisisilainjugadapatmenggambarkanspesialisasinya.

Dalam AlQuran sebutan untuk guru atau pendidik lebih banyak lagi
disebutkan,seperti:alAlimatauUlama,UlulIlmi,UlulalBab,UlulAbshar,al
Mudzakir,alMuzakki,danalMurabbiyangkesemuanyatersebarpadaayatayat
alQuran.SementaradalamalHaditskatapendidikantaralaindisebutdengan
istilahAlim,sepertidalamhaditsyangartinya:
Jadilahorangyangalim(guruataupendidik),atauorangyangbelajar,
ataupendengar(ilmu),danjanganmenjadiorangyangkeempat(orang
4
yangtidakmemilihsalahsatuposisitersebut)makakamuakanbinasa.
Guruataupendidikadalahfigurorangyangmempunyaikedudukanterhormat
danjugamulia.HalinisebagaimanaungkapanalGhazali,Makhlukyangpaling
mulia di kerajaan langit adalah manusia yang mengetahui, mengamalkan dan
mengajar. Ia seperti matahari yang menerangi dirinya dan orang lain Dari
pernyataantersebutdapatdipahamibetapabesardanpentingnyaprofesiguruatau
pendidikdibandingkandenganprofesiyanglain.Pendidikmenjadiperantaraantara
manusia,dalamhalinianakdidikdenganpenciptanya,yakniAllahSWT.sehingga
bisa dikatakan tugas pendidik sama seperti tugas para utusan Allah. Rasulullah,
sebagaiMuallimulAwwalfilIslam

(pendidik pertama dalam Islam) telah mengajarkan ayatayat Allah kepada


manusia, menyucikan jiwa dari dosa, menjelaskan yang baik dan buruk, yang
halaldanharamdanberbagaitentangajaranbermasyarakat.Dengandemikian
secaraumumtugaspendidikadalahsamadengantugasparaRasul.

Tugas guru atau pendidik tidak hanya mengajarkan ilmunya kepada, anak
didiknyasaja,tetapidiajugabertanggungjawabmemberipetunjukkepadaanakdidik
dalammenitikehidupan,membekalinyadenganbudipekerti,etika,akhlak,danlain
lainyangbergunabagikehidupannyakepadamanusia.

MisbahulHuda,ProfildanEtikaPendidikdalamPandanganPemikirPendidikanIslam
Klasik,Religia,(vol.II,No.2Oktober/1999),hlm.106.
4

HadisRiwayatadDarimi,SunanAdDarimi,(DaralFikr:Mesir,tt),hlm.79.

FuadAsySyalhub,GurukuMuhammad,(Jakarta:GemaInsaniPress,2006),hlm.ix.

Olehkarenabegitubesardanpentingnyaposisiguruataupendidik,Moh.Athiyahal
Abrasyberpendapattentangsifatsifatyangharusdimilikiseorangpendidikdalam
mengemban tugasnya, sebagai berikut: zuhud, tidak mengutamakan materi, bersih
tubuhnya,jauhdaridosa,bersihjiwanya,tidakriya,tidakdengki,ikhlas,pemaaf,
mencintaidanmemikirkananakdidiksepertimencintaidanmemikirkananaknya,
mengetahuitabiatanakdidikdanmenguasaimateri.

B.TinjauanUmumtentangEtikaGuru
1.PengertianEtikadanGuru
EtikaberasaldaribahasaYunaniethichosberartiadatkebiasaan,disebut
juga dengan moral, dari kata tunggal mos, dan bentuk jamaknya mores yang
7

berarti kebiasaan, susila. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia etika berarti
ilmutentangapayangbaikdanapayangburukdantentanghakdankewajiban
8

(moral). Dalamperkembanganselanjutnyakataetikalebihbanyakberkaitan
dengan ilmu filsafat. Oleh karena itu standar baik dan buruknya adalah akal
manusia.

MenurutRazielAbelsondalamSuparmanSyukurEtikaReligimenjelaskan
bahwaistilah etikajuga seringdiguna kandalam tiga perbedaan yangsaling
terkait, pertama merupakan pola umum atau jalan hidup, kedua seperangkat
aturanataukodemoral,danketigapenyelidikantentangjalanhidupdanaturan
aturanperilaku.

10

Berbicara tentang etika dalam Islam tidak dapat lepas dari ilmu akhlak
sebagaisalahsatucabangilmupengetahuanagamaIslam.Olehkarenaituetika
dalam Islam dapat dikatakan identik dengan ilmu akhlak, yaitu ilmu tentang
keutamaankeutamaandanbagaimanacaramendapatkannyaagar

AthiyyahAlAbrasyi,alTarbiyahalIslamiyahWaFalasifatuha,hlm.136138.

ZainudinAli,PendidikanAgamaIslam,(Jakarta:BumiAksara,2008),hlm.29.

8
9

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT


GramediaPustakaUtama,2008),Cet.4,hlm383.
ZainudinAli,PendidikanAgamaIslam,hlm.29.

10

SuparmanSyukur,EtikaReligius,(Yogyakarta:PustakaPelajar,2004),hlm.1.

manusiaberhiasdengannya,danilmutentanghalhalyanghinadanbagaimana
cara menjauhinya agar manusia terbebas darinya. Olehkarena itu etika dalam
11

islam juga sering disebut sebagai falsafah akhlaqiyyah. Selain kata akhlak,
dalamIslametikajugaseringdisebutdengankataadabyangberartiperilakuatau
sopan santun, atau juga disebut kehalusan dan kebaikan budi pekerti atau
12

kesopanandanakhlak. Adabsendirijugaberartipengetahuanyangmencegah
manusiadarikesalahankesalahanpenilaian.

13

Namunsecarasubstantifsebenarnyaapayangdisebutdenganetika,moral,
akhlakdanadabmempunyaiartidanmaknayangsama,yaitusebagaijiwa(ruh)
suatu tindakan, dengan tindakan itu perbuatan akan dinilai, karena setiap
perbuatan pasti dalam prakteknya akan diberi predikatpredikat sesuai dengan
nilaiyangterkandungdalamperbuatanitusendiri,baikpredikatright(benar)dan
predikatwrong(salah).Adapunhalyangmembedakanantaraetika,moral,akhlak
danadabyaituterletakpadasumberyangdijadikanpatokanuntukmenentukan
baikburuk.Jikadalametikapenilaianbaikburukberdasarkanakalpikiran,moral
berdasarkan kebiasaan umum yang berlaku umum dimasyarakat, maka pada
akhlakdanadabukuranyangdigunakanuntukmenentukanbaikburukadalahAl
QuandanHadis.

14

Adapunberikutmerupakanpengertiandariistilahguruataupendidikdalam
bidangpendidikan:
MenurutKamusBesarBahasaIndonesia,guruadalahorangyang
pekerjaannya(matapencahariannya,profesinya)mengajar.

15

11

SuparmanSyukur,EtikaReligius,hlm.3.

12

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka,1996),hlm.6.

13

AhmadTantowi, PendidikanIslamdiEraTransformasiGlobal,(Semarang:PustakaRizki
Putra,2009),hlm.12.

14

AbudinNata,AkhlakTasawuf,(Jakarta:RajawaliPress,2009),hlm.97.

15

TimPenyusunKamusPusatBahasa,KamusBesarBahasaIndonesia,EdisiIII,(Jakarta:Balai

Pustaka,2005),hlm.337.

Dalampengertianyangsederhana,SyaifulBahriDjamarahmenjelaskan
guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik.
Dalampandanganmasyarakat,guruadalahorangyangmelaksanakanpendidikan
di tempattempat tertentu, tidak harus di lembaga formal, tetapi bisa juga di
masjid,disurauataudimushalla,dirumahdansebagainya.

16

Asep Umar Fahruddin dalam bukunya menjadi guru favorit, memberi


maknagurumerupakanprofesiataujabatanyangmemerlukankeahliankhusus.
17

Iniberartigurubertanggungjawabsesuaidenganprofesidanjabatandalam

membimbinganakuntukmencapaikedewasaannya.
Menurut Undangundang Guru dan Dosen, guru adalah pendidik
profesionaldengantugasutamamendidik,mengajar,membimbing,mengarahkan,
melatih,menilaidanmengevaluasipesertadidikpadapendidikananakusiadini
lajurpendidikanformal,pendidikandasardanpendidikanmenengah.

18

Dari beberapa uraian yang menjelaskan tentang pengertian guru atau


pendidikadalahseseorangyang menyampaikan ilmu ataupengetahuan kepada
seseorangmuridataupelajarsepertiyangdiketahuisebagianorang,adapuntugas
seorang guru adalah menambahkan kecerdasan anak, mengembangkan akhlak
mereka.Melatihdalamkemampuandalambekerja,menebarkasihsayangkepada
seluruh alam, serta mengenalkan kepada masyarakat untuk itu tugas adalah
memberi penjelasan dan petunjuk bagi para muridnya. Dan selanjutnya dari
pengertianetikadangurudapatdiketahuidandisimpulkanbahwayangdimaksud
denganetikaguruadalahsegalasuatuyangberkaitandengannorma,perilaku,
perbuatan, kepribadian guru, baik dalam praktek kegiatan belajar mengajar
maupundilingkunganmasyarakatnya.

16

SyaifulBahriDjamarah,GurudanAnakDidikdalamInteraksiEdukatif,(Jakarta:Rinekacipta,
2000),hlm.31.
17

AsepumarFahruddin,MenjadiGuruFavorit,(Jogjakarta:DivaPress.2010),hlm.73.

18

UndangUndangNo.14Tahun2005TentangGurudanDosen,(Jakarta:SinarGrafika,
2010),hlm.3.

2.KodeEtikGurudalamIslam
DalamsejarahpendidikanIslam,gurumerupakanorangyangmempunyai
statusyangterhormatdalammasyarakat,mempunyaiwibawasangattinggidan
dianggapsebagaiorangyangserbatahu.Peranangurusaatitutidakhanyasebatas
pada mendidik anak didik di dalam kelas, tetapi juga mendidik masyarakat.
Namun status dan kewibawaan guru kini mulai memudar sejalan dengan
kemajuan zaman, perkembangan ilmu dan teknologi. Ironisnya memudarnya
statusdankewibawaangurutersebutkuranglebihnyabanyakditimbulkanoleh
pribadigurusendiri,sepertiburuknyaperilaku,etikadankualitaskepribadiandan
jugakurangnyakemampuangurudalamhalkompetensiyangdimilikinya.
Untuk menanggulangi agar tidak terjadi permasalahan yang kurang baik
terhadap gurudan profesi keguruan, maka untuk menjamin mutu dankualitas
gurudalammelaksanakanprofesinyaharusterdapatkodeetik,karenakodeetik
suatuprofesimerupakannormanormayangharusdiindahkandandilaksanakan
oleh guru dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya
19

dimasyarakat. DalampendidikanIslamkodeetikguruataupendidikmerupakan
normanormayangmengaturhubungankemanusiaanantarapendidikdananak
20

didik, orang tua anak didik, koleganya serta dengan atasannya. Sedangkan
dalam Kode Etik Guru Indonesia adalah norma dan asas yang disepakati dan
diterimaolehguruguruIndonesia.Sebagaipedomansikapdanperilakudalam
melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat dan warga
negara.
Berkaitan dengan kode etik guru, para ulama juga mengemukakan
pendapatnya, diantaranya adalah AlGhazali, beberapa batasan kode etik yang
harusdimilikidandilakukanseorangguruataupendidikmenurutbeliau.Halini
jugasebagailandasandasaretikamoralbagiparaguruataupendidik.Gagasan
gagasantersebutantaralainsebagaiberikut:

19

Soetjipto,et.al.,Profesikeguruan,(Jakarta:RinekaCipta,2007),hlm.30.

20

AbdulMujib,etal.,IlmuPendidikanIslam,(Jakarta:Kencana,2008),hlm.97.

1. Seorang guru haruslah orang yang sayang kepada anak didik, serta
menganggap mereka seperti anak sendiri, jika ia ingin berhasil dalam
menjalankantugasnya.
2. GuruharuslahorangyangmeneladaniperilakuNabi.Mengingatsosokguru
merupakanorangyangmewarisiNabi.Baikmewarisiilmudanjugadalam
menjalankantugasnya,guruataupendidikharusmemposisikandirisepertipara
Nabi, yakni mengajar dengan ikhlas mencari kedekatan diri kepada Allah
SWT.
3. GurusebagaiPembimbingbagianakdidikhendaklahdapatmemberinasihat
mengenaiapasajademikepentinganmasadepanmuridnya.
4. Guru sebagai figur sentral bagi anak didik, hendaklah tidak hentihentinya
memberinasihatkepadaanakdidikuntuktulus,sertamencegah
merekadarietikadanakhlakyangtercela.

21

Sejalandenganprinsipprinsiptersebutdalambahasayangberbeda,
MuhammadAthiyyahAlAbrasyimenerangkankodeetiksebagaiberikut:
1. Mempunyaiwatakkebapakansebelummenjadiseorangguruataupendidik,
sehinggaiamenyayangianakdidiknyasepertianaknyasendiri.
2. Adanyakomunikasiyangaktifantaraguruataupendidikdananakdidikdalam
interaksibelajarmengajar.
22

3. Memperhatikankemampuandankondisianakdidiknya,dankemampuan.
Berkaitandengankodeetikgurudalammenjalankantugasnya,faktoryang
amat penting yang perlu dimiliki oleh pendidik adalah etika atau akhlaknya,
diantaradarietikaatauakhlakituadalahniatyangtuluskarenaAllah.Muhyiddin
AlNawawimenjelaskanagardalamkegiatanpengajarannyahanyadimaksudkan
Wajhillah dan tidak dimaksudkan untuk mendapatkan tujuantujuan duniawi,
sepertimemperolehharta,kedudukan,

21

AlGhazali,MukhtasharIhyaUlumuddin,terj.AbdulRosyadShiddiq,(Jakarta:Akbar
Media,2008),hlm.1618.

22

Athiyyah AlAbrasyi, alTarbiyah alIslamiyah Wa Falasifatuha, (Mesir: alHalabi,


1975),hlm.225.

ketenarandansemisalnya.JauhsebelumalNawawi,KhatibalBaghdaditelah
menekankan pentingnya etika dan akhlak dengan menganjurkan agar seorang
yangAlim(guru)selaluberetikadanberakhlakkarimah,misalnyatidakbanyak
berbicara(yangtidakberguna)danjikamendapatkanucapanucapanyangtidak
senonohdalamperdebatandenganlawannya,hendaklahtidakmembalasnya.

23

C.KedudukanEtikaGurudalamProsesBelajarMengajarAgamaIslam
Duniapendidikandalambeberapaaspeknyatidakdapatlepasdariadanya
proses belajar mengajar yang tidak mungkin bisa berjalan tanpa adanya relasi
antaragurudanmurid.Padasaatinipendidikanpadaumumnyadanpendidikan
agamapadakhususnyatelahmengalamikrisisdanmengalamipergeserandalam
pelaksanaannya. Pola pendidikan yang ada pada umumnya telah mengabaikan
pendidikan yang banyak bersentuhan dengan hati nurani yang mengarah pada
pembentukanetikaataukarakteranakdidik,sekaranginipendidikancenderung
diarahkan pada pencapaian keunggulan materi, kekayaan, kedudukan dan
kesenangan dunia semata, sehingga apa yang menjadi hakikat dari tujuan
pendidikan itu sendiri telah terabaikan. Padahal menurut Hasbi AshShiddiqi
sekurangkurangnya pendidikan harus dapat mengembangkan tiga hal pokok,
24

yaitutarbiyahjismiyah,tarbiyahaqliyah,dantarbiyahadabiyah.

Dalam pendidikan agama Islam nampaknya pokok tarbiyah adabiyah


adalah pokok yang harus mendapat perhatian lebih dari yang lainnya, karena
pokokyangketigainiberkaitandenganmasalahetika,akhlakataubudipekerti
yangjugaakanmenjadiaplikasinilaidarikeduapokokyanglain.Selainituetika,
akhlakataubudipekertimerupakansalahsatupokokajaranIslamyangharus
diutamakandalampendidikanuntukditanamkanataudiajarkankepada

23

Lihat pendapat Muhyiddin alNawawi dan AlKhatib alBaghdadi dalam Misbahul Huda,
ProfildanEtikaPendidikdalamPandanganPemikirPendidikanIslamKlasik,Religia,(vol.II,

No.2,Oktober/1999),hlm.108.
24 AbdulMajid,et.al.,PendidikanIslamBerbasisKompetensi,(Bandung:RemajaRosdakarya,
2006),hlm.138.
25

anakdidik. Untukmenggapaiitusemuamembutuhkanadanyaperanseorang
guruuntukmewujudkannya,karenapendidikanakandapatmenghasilkanproduk
yangungguldanberkualitasmanakalamelaluiprosesyangbaikdanilmuilmu
yangdidalamnyamengutamakankebajikan.Sebabilmupadaakhirnyabertujuan
26

mewujudkankeutamaandankemuliaan. Peranguruagamadalamhalinitidak
hanya terbatas pada saat hubungan proses belajar itu sedang berlangsung dan
berakhir.Jugatidakhanyasebataspadakemampuanprofesionaldalammendidik
atautanggungjawabnyapadaorangtua,kepalasekolahdansosialsaja,melainkan
peranpengabdiannyaharuslahbenarbenarsampaikepadaAllah.Karenaapayang
dikerjakan dan diajarkan guru dalam konteks pendidikan nantinya juga akan
dipertanggungjawabkandihadapanAllahdiakhiratkelak.

27

GuruataupendidikdalamIslamtidakhanyadiposisikansebagaiorangyang
alim,wara,shalehdanuswah,tetapigurujugadiposisikansebagaiorangyang
mewarisidanmenggantikanparanabidalamhalmenjelaskan,menerangkandan
mengaplikasikannilainilaiajarannabi(agama)dalamkehidupanbermasyarakat.
Guru yang di dalam undangundang disebut sebagai orang yang memangku
jabatan profesional merupakan orang yang paling bertanggung jawab dalam
pembentukan etika dan karakter anak didik. Oleh karena itu menurut Zakiah
Daradjat, faktor terpenting bagi seorang guru adalah kepribadiannya, karena
kepribadianitulahyangakanmenentukanapakahguruituakanmenjadipendidik
yang baik bagi anak didiknya, atau akan menjadikan anak didik menjadi
28

sebaliknya. Untuk itu guru dituntut untuk memiliki kepribadian, etika dan
karakteryangbaik,selainituguruyangjugadisebut

25

AbdulMajid,PendidikanIslamBerbasisKompetensi,hlm.138.

26

ZuhairiMisrawi,HadratussyaikhHasyimAsyari,Moderasi,Keumatan,dankebangsaan,
(Jakarta:Kompas,2010),hlm.236.
27
28

Syaroni, ModelRelasiIdealGurudanMurid,TelaahatasPemikiranalZarnujidan
KH.Asyari,(Yogyakarta:Teras,2007),hlm.5.
ZakiahDaradjat,KepribadianGuru,(Jakarta:BulanBintang,2005),hlm.9.

sebagai spiritual father merupakan orang yang berjasa dalam memberikan


santapanjiwaanakdidikdenganilmu.

29

Dalam keseluruhan proses pendidikan, khususnya proses pembelajaran,


guru memegang peran utama dan sangat penting. Oleh karenanya etika atau
perilakuguruyangmerupakanbagiandarikepribadiannyadalamprosesbelajar
mengajar, akan memberikan pengaruh dan corak yang kuat bagi pembinaan
perilakudankepribadiananakdidiknya.
Merujuk pada pola kependidikan dan keguruan Rasulullah SAW. Dalam
perspektif Islam, guru menjadi posisi kunci dalam membentuk kepribadian
Muslim sejati. Keberhasilan Rasulullah SAW dalam mengajar dan mendidik
umatnyalebihbanyakmenyentuhpadaaspekperilaku.Secarasadaratautidak,
semua perilaku dalam proses pendidikan dan bahkan diluar konteks proses
pendidikan,perilakuguruakanditiruolehsiswanya.
Gurudanmuridmerupakankomponenyangtakdapatdipisahkandalam
kajianilmupendidikan.Dimanadalamprakteknyaaspeketikaatauperilakuguru
khususnyadalamprosespendidikanbaikdisekolah,madrasahataudiluarsekolah
(masyarakat) selalu menjadi sorotan. Beberapa aspek etika atau perilaku guru
yangharusdipahamiantaralainberkenaandenganperandantanggungjawab,
kebutuhananakdidik,danmotivasisertakepribadianguru(termasukciriciriguru
yangbaik).

30

GuruyangbaikdalamperspektifpendidikanagamaIslamadalahguruyang
bertitik tolak dari panggilan jiwa, dapat dan mampu bertanggung jawab atas
amanahkeilmuanyangdimiliki,bertanggungjawabatasanakdidiknya,amanah
orangtuaanakdidikdanatas profesiyangdiasandang,baiktanggungjawab
moralmaupunsosialdandapatmenjadi uswah bagimuridatauanakdidiknya.
Karenasecaraumumkinerjaguruataupendidikadalahseluruhaktivitasnyadalam
halmendidik,mengajar,mengarahkandanmemanduanakdidikuntukmencapai
tingkatkedewasaandankematangan.Untukitusebagai

29

Syaroni,ModelRelasiIdealGurudanMurid,hlm.5.

30

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Integritas dan


Kompetensi,(Jakarta:RajaGrafindoPersada,2006),hlm.164.

dasar tuntutan keprofesionalan atas keilmuan diri yang didapatnya hendaklah


seorangguruataupendidikmelaksanakantugasprofesinyatidakhanyasebatas
31

pada tataranteoritis saja, tetapijugadilakukanpada tataranpraktis. Adapun


padatataranprakteknyauraianberikutmerupakanpemaparanbeberapaprinsip
yangberlakuumumtentangetikagurudalampembelajaran.
Pertama, memahami dan menghormati anak didik. Kedua menghormati
bahanpelajaranyangdiberikannya,artinyagurudalammengajarharusmenguasai
sepenuhnya bahan pelajaran yang diajarkan. Ketiga menyesuaikan metode
mengajar dengan bahan pelajaran. Keempat menyesuaikan bahan pelajaran
dengankesanggupanindividu.Kelimamengaktifkansiswadalamkonteksbelajar.
Keenammemberipengertianbukanhanyakatakatabelaka.
Ketujuh menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan siswa. Kedelapan
mempunyai tujuan tertentu dengan tiap pelajaran yang diberikan. Kesembilan
janganterikatdengansatubukuteks(teksbook).Kesepuluhtidakhanyamengajar
dalam arti menyampaikan pengetahuan saja kepada anak didik, melainkan
senantiasamengembangkankepribadiannya.

32

Dari semua yang dipaparkan mengenai etika, sikap, perilaku atau


kepribadianseoranggurudiatas,terdapatrelevansidenganapayangdisampaikan
K.H Hasyim Asyari dalam Kitab Adabul Alim Wa Al Mutallim , perbedaan
hanyaterletakpadapenyampaianbahasayangdigunakan,namunsubstansiyang
dimaksudkanadalahsamadalamhalpembelajaran,lebihlebihlagiKH.Hasyim
Asyaritelahmengemukakanpendapatnyadenganmenambahkandanmemberi
perhatian khususnya kepada perilaku etika guru atau pendidik dengan
menjelaskanetikayangharusdilakukansebagaiguruataupendidikyangmanahal
ini tidak dapat dijumpai pada karangan ulama masa sebelumnya seperti Az
Zarnuji,AlJauzydanAbuHanifah.

31

Mukhtar,DesainPembelajaranPendidikanAgamaIslam,(Jakarta:MisakaGaliza,2003),hlm.
99.

32

Tohirin,PsikologiPembelajaranPendidikanAgamaIslam,hlm.173177.

DAFTAR PUSTAKA
A Samana. 1994. Profesionalisme Keguruan, Yogyakarta: Kanisius.
A. Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Farhan, Ishaq Ahmad. 1983. al Tarbiyah al Islamiyah Baina al Asholah wal
Muashiroh, Ordon: Darul Furqon.
Machmudah, Umi dan Rosyadi, Abdul Wahab, Pembelajaran Bahasa Arab Aktif.
Malang.
Maluf, Louis. 1986. Al Munjid fi al Lughat wal Ilm, Beirut: Darul Masyriq.
Munawir, Ahmad Warson. 1988. Al Munawir, Yogyakarta: Ponpes Al Munawir.
Muhaimin. 2002. Paradigma Pendidikan Agama Islam, Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Nurdin, Syafruddin dan M. Basyiruddin Usman. 1995. Guru Profesional dan
Implementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat Press.
Ubiyati, Nur. 1997. Ilmu Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia.
Soetjipto dan Raflis Kosasih. 1994. Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta.
WJS Purwodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen
Pendidikan Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai