Pendidikan jika dalam arti yang sederhana adalah usaha manusia untuk
manusia yang lain dalam membina kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai
Indonesia yang dimaksud pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
sangat efektif dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, hal ini merupakan salah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu maju dan tidaknya bangsa
jumlahnya dan bisa ditemui di berbagai sumber. Begitu luasnya hingga bisa
1
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2006), hal 4.
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, (Jakarta: PT Sinar Grafika, 2008), hlm. 3.
3
Sutrisno, “Berbagai Pendekatan Dalam Pendidikan Nilai Dan Pendidikan
Kewarganegaraan”, Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran. Vol, 5 (20016)
untuk belajar. Pasalnya, pendidikan menjadi hal pokok yang harus ditempuh
oleh seluruh manusia karena definisi pendidikan itu sendiri yaitu suatu aktivitas
seumur hidup.4 Dengan kata lain, pendidikan tidak hanya didapatkan dari
lembaga formal saja tetapi bisa juga didapatkan dari arah mana pun serta tidak
pendidikan di Indonesia saat ini. Apalagi di masa pandemi Covid-19 yang tidak
di Indonesia tidak lebih baik dari negara-negara berkembang yang lain. Hal ini
peringkat enam terbawah, masih kalah dari negara tetangga seperti Malaysia
(2017), pun menyebut Indonesia ada di posisi ke-7 di ASEAN dengan skor
dari 14 negara berkembang.5 Maraknya berita tak sedap yang terdengar akhir-
akhir ini menyangkut peserta didik maupun pendidik. Moral peserta didik yang
Dari sini dapat dilihat bahwa pendidikan maupun peserta didik sebagai
harus mewadahi berbagai macam watak peserta didik yang harus diselaraskan
dan Negara akan hancur oleh buruknya akhlak yang dimiliki. Jadi jelaslah
bahwa akhlak ataupun karakter itu sangat penting. Hal tersebut menjadi
penanda bahwa seseorang itu layak atau tidak layak untuk disebut sebagai
5
‘Potret Pendidikan Indonesia, Siapa Yang Harus Berbenah? | Kumparan.Com’, 2020, p.
1 <https://kumparan.com/syarif-yunus/potret-pendidikan-indonesia-siapa-yang-harus-berbenah-
1tKr0bDEZwG/3> [accessed 22 January 2022].
6
Abdul dan Dian Andayani Majid, Pendidikan Karakter Perspektif Islam (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2013).
Pendidikan Islam memiliki kedudukan utama pada kehidupan sehari-
hari, dimana Pendidikan Islam bukan saja bersifat teori tetapi juga bersifat
praktis. Ilmu dan pengetahuan yang ada pada Pendidikan Islam tidak dapat
mengatakan:
َم ْن ي ُِر ِد هللاُ بِ ِه: ص َّل هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َمَ ِ قَا َل َر ُس ْى ُل هللا: ض َي هللاُ َع ْن ُو قَا َل ِ َّاس َر ِ ع َْن اِبْنُ َعب
ِ خَ ْيرًا يُفَقِّ ْههُ فِ ْي ال ِّدي ِْن َو اِنَّ َما ْال ِع ْل ُم بِاالتَّ َعلُّ ِم) َر َواهُ ْالبُخ
( َْاري
dan Akhlak untuk mengarahkan anak-anak modern saat ini terhadap hal-hal
zaman yang semakin modern seperti saat ini. Adapun dasar-dasar pendidikan
Pendidikan Islam pada umumnya, tujuannya tidak hanya sekedar proses alih
budaya atau ilmu pengetahuan (Transfer of Knowledge) tetapi juga proses alih
nilai-nilai Islam (Transfer of Value) dalam hal ini akhlak. Dapat disimpulkan
bahwa pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan akhlak karena semakin tinggi
ilmu pendidikan yang dia lalui maka haruslah lebih baik pula akhlak seseorang.
7
Ibnu Zakariya Yahya Bin Al-Nawawi Al-Damsik, Riyadhus Sholihin (Kairo: Darul
Hadits, 2004).
8
Syarnubi, “Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam dalam membentuk
Religiusitas Siswa Kelas IV di SDN 2 Pengarayan,” Jurnal Tadrib 5, no. 1 (2019): hlm. 88.
9
Irja Putra Pratama dan Zulhijra, “Reformasi Pendidikan Islam di Indonesia,” Jurnal
PAI 1, no. 2 (2019): hlm. 118.
Pada dasarnya tujuan pendidikan Islam sejalan dengan tujuan misi
tingkat akhlaq al-karīmah. Selain itu, ada dua sasaran pokok yang akan dicapai
oleh pendidikan Islam tadi yaitu kebahagiaan dunia dan kesejahteraan akhirat.
Dan ini dipandang sebagai nilai lebih pendidikan Islam dibanding pendidikan
lain secara umum.10 Maka pendidikan akhlak menjadi substansi yang sangat
penting dalam mendidik seorang anak, bahkan hal pertama yang harusnya
ditanamkan pada diri seorang anak atau peserta didik adalah bagaimana
yang penting sekali baik di lingkungan masyarakat dan berbangsa, sebab jatuh
tergantung pada akhlaknya. Apabila akhlaknya baik, maka baik pula lahir
batinnya dan sebaliknya jika jelek akhlaknya, jelek pula lahir batinnya.
akhlak dan karakter dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi
10
Muhammad Muntahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam (Yogyakarta: Kalimedia, 2017),
hlm. 60.
11
Ibrahim Sirait, “Implementasi Pendidikan Akhlak dalam Pengembangan Pendidikan
Karakter di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Medan”, Jurnal Edu Riligia, Vol. 1, No. 4, 2017,
hlm. 550.
pemberian nasihat dan perhatian. Hal-hal semacam ini tentunya tidak bisa
hanya dilakukan oleh beberapa pihak saja akan tetapi menjadi tugas bersama
baik itu dari pihak sekolah, keluarga maupun lingkungan masyarakat pada
penanaman akhlak dalam rangka membentuk karakter anak atau peserta didik
teknologi, maka akan berdampak pula akan semakin lebih waspadanya orang
Salah satu media yang sering dijumpai saat ini adalah dunia perfilman
yang semakin menuntut masyarakat mau tidak mau harus diikuti dengan
catatan tetap memanfaatkan kemajuan teknologi pada ranah yang benar, tidak
untuk diselewengkan. Akan tetapi perlu diperhatikan juga oleh para pendidik
dan orang tua yang dalam hal ini memiliki peran besar membimbing proses
12
Nasrulloh, Moh Eko. Pendidikan Islam Humanis Sebagai Solusi Kekerasan Dalam
Pendidikan. Vicratina: Jurnal Pendidikan Islam, 3.1. 2018. Hlm-126
pendidikan anak terutama dalam pembentukan karakter, tidak semua tayangan
Viu, dan lain sebagainya layak untuk ditonton oleh anak-anak maupun remaja
tayangan yang dinikmati anak-anak harus mengandung nilai edukasi dan pesan
informasi dan materi edukasi bermanfaat dari aspek sosial, budaya, pendidikan,
anak.13
adegan dan kejadian yang ada dalam film, bagaimana adegan yang
13
‘KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN
ANAK’ <https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/29/1809/informasi-layak-anak-
wujudkan-insan-genius> [accessed 23 January 2022].
14
Faiqah, Fatty, Muhammad Nadjib, and Andi Subhan Amir. "Youtube sebagai sarana
komunikasi bagi komunitas makassarvidgram." KAREBA: Jurnal Ilmu Komunikasi 5.2 (2017):
259-272.
Film dalam pendidikan, juga mempengaruhi perkembangan sikap,
akhlak dan pola hidup siswa. Walaupun begitu, banyak film-film atau konten
bergandengan, berciuman, atau bahkan sex bebas diproduksi, dan secara tidak
sengaja ditonton oleh anak-anak dan remaja yang tidak seharusnya tidak
ditonton oleh mereka. Ditambah lagi sering didengar saat ini kata-kata kotor
dan berbau anarkis yang muncul dalam adegan-adegan film. Film horor juga
lupa bahwa film-film yang mereka buat memberikan pengaruh negatif bagi
Salah satu film yang disukai oleh anak-anak diantaranya adalah film
animasi. Nilai positif yang diberikan film animasi salah satunya ialah dapat
dan pengetahuan yang mudah dipahami dan tidak membosankan siswa serta
film kartun ini dapat digunakan untuk suatu alat yang cukup variatif, kreatif
pasif serta kurang dapat bergaul dengan teman sebayanya sebagai upaya
interaksi antara individu dan sebagai media bermain antar teman sebaya.
Dari sekian banyak film animasi yang ada di Indonesia sedikit sekali
film yang memuat edukasi di setiap tayangannya baik yang tayang di televisi
maupun internet. Jika orang tua atau keluarga tidak bisa mengontrol tontonan
15
A. Muhli Jumaidi, Bermain dan Belajar Bersama Upin dan Ipin (Yogyakarta: Diva
Press, 2009), hlm. 29.
anak maka pesan yang masuk kepada anak tidak terfilter dengan baik, karena
tidak sedikit juga film untuk kalangan semua umur yang mengandung pesan
dan adegan-adegan yang tidak patut untuk dicontoh serta tidak bermutu bagi
perkembangan anak.
film yang ingin mereka tonton atau film-film dengan smartphone orang tua
mereka melalui aplikasi Youtube, Viu, Netflix, Iflix dan lain-lain. Di sinilah
lainnya, film animasi juga banyak ragam dan jenisnya. Film animasi ada yang
mendidik dan ada juga yang bersifat negatif bertajuk pembunuhan, pornografi,
penculikan dan lain-lainnya yang tentunya tidak baik ditonton oleh anak-anak.
Dari banyaknya film animasi yang beredar, ada satu animasi yang
kita sehari-hari. Dalam segi penyampaian, bahasa yang digunakan dalam film
animasi ini juga mudah dipahami dan sesuai dengan perkembangan intelektual
anak.16
16
Ikhwantoro, Moch Eko, Abdul Jalil, and Ach Faisol. "Nilai-Nilai Pendidikan Islam
dalam Film Animasi Nussa dan Rarra Karya Aditya Triantoro." Vicratina: Jurnal Pendidikan
Islam 4.2 (2019): hlm. 65
Film animasi Nussa hadir pada tahun 2018 di dunia industri film
kakak beradik bernama Nussa dan Rarra. Produksi film Nussa ini merupakan
garapan bersama Studio The Little Giantz dan 4Stripe Productions. Corporate
seluruh kisah riang dan menggemaskan ditata dengan rapi dalam setiap
pada kaki kiri Nussa yang menggunakan sebuah kaki palsu. Sedangkan untuk
karakter Rarra, digambarkan sebagai adik Nussa yang berusia lima tahun
dengan menggunakan gamis dan jilbab serta tampak sangat ceria. Selain itu
juga terdapat beberapa tokoh seperti Umma dan kucing kesayangan Nussa dan
Serial film animasi Nussa dan Rara yang akan dijadikan bahan
penelitian oleh penulis kali ini berjudul, Nussa: Episode Compilation Volume
15 yang tayang di Youtube pada bulan April 2021 dengan penonton hingga saat
17
‘“Nussa”, Animasi Dalam Negeri Yang Hadirkan Hiburan Mendidik Untuk Anak’
<https://entertainment.kompas.com/read/2018/11/30/161219810/nussa-animasi-dalam-negeri-
yang-hadirkan-hiburan-mendidik-untuk-anak> [accessed 23 January 2022].
ini mencapai 12 juta penonton dan mendapatkan disukai oleh 73 ribu orang.
Dalam serial film animasi Nussa Episode 15 ini terdapat 12 judul tema yang
berbeda di setiap temanya. Diantaranya adalah “Di Rumah Aja, Mimpi, Jaga
Amanah, Belajar Berjualan, Chef Rarra, Stop Jangan Berebut, Adab Menguap,
Tolong dan Terimakasih, Antta Hilang, Kak Nussa Jangan Pergi, Qodarullah
1. Nilai-nilai pendidikan akhlak apa saja yang terkandung dalam film serial
karakter?
C. Tujuan penelitian
pendidikan karakter.
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
agama islam.
dan peneliti, serta sebagai acuan atau pedoman untuk memilih dan
tahun 2020 dengan judul “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Film Animasi
Nussa dan Rara Karya Aditya Triantoro”. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa nilai-nilai pendidikan Islam dalam film animasi Nussa dan Rara karya
Aditya Triantoro mengandung nilai pendidikan aqidah yaitu rukun iman, nilai
pendidikan ibadah yaitu ibadah khusus atau mahdah dan ibadah umum, dan
nilai pendidikan akhlak yaitu akhlak terhadap sesama dan akhlak terhadap
lingkungan. Selain itu, film ini sejalan dengan tujuan dan manfaat film dalam
dilakukan penulis yaitu film animasi Nussa. Sedangkan letak perbedaannya ada
pada fokus masalah yang diangkat, skripsi ini membahas mengenai nilai-nilai
objek penelitiannya sama dengan penulis namun masalah dan tema film yang
diteliti berbeda.
18
Vivi Stevani, Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Film Animasi Nussa dan Rara Karya
Aditya Triantoro, Skripsi Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto,
2020.
Kedua, Missy Wijaya, Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Aden Fatah Palembang tahun 2020 dengan judul “Nilai-Nilai Pendidikan
Akhlak Dalam Film Kartun Islami Omar Dan Hana (Kajian Materi
ditemukan bahwa Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam film Omar
dan Hana dapat dibagi berdasarkan ruang lingkupnya yaitu nilai akhlak
terhadap Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia dan lingkungan. Selain itu,
film Omar dan Hana memiliki relevansi dengan materi atau kompetensi yang
inti yang memiliki relevansi dengan tema pada film Omar dan Hana adalah
Pada penelitian Missy Wijaya objek penelitiannya adalah film animasi kartun
Omar dan Hana. sedangkan pada penelitian ini obyek penelitiannya adalah film
animasi Nussa.
Komunikasi dan Penyiaran islam IAIN Purwokerto tahun 2019 yang berjudul
Todorov)”. Tujuan utama Lutfi dalam penelitian ini adalah guna mengetahui
nilai-nilai islam apa saja yang terkandung dalam serial animasi Nussa episode
19
Missy Wijaya, Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Film Kartun Islami Omar Dan
Hana (Kajian Materi Pendidikan Agama Islam Prasekolah Paud/Piaud), Skripsi Fakultas
Tarbiyah DAN Keguruan UIN Raden Fatah Palembang, 2020.
1-24. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa nilai- nilai islam yang
pokok dalam nilai-nilai islam yaitu nilai akhlak, nilai akidah, dan nilai
syari’ah.20
obyek yang diteliti yaitu film animasi Nussa. Sedangkan perbedaan penelitian
yang dilakukan oleh Lutfi Icke Anggraini ini menggunakan Analisis Narasi
Tzveten Todorov. Selain itu episode dan tema yang diteliti juga berbeda.
F. Kerangka Teoritis
adalah sifat atau sesuatu yang berguna dan penting bagi manusia.21 Pada
hakikatnya nilai adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek.
Artinya sesuatu mengandung nilai atau kualitas yang melekat pada sesuatu
itu.22 Nilai dapat juga diartikan sebagai suatu pola ukuran atau merupakan
suatu tipe atau model. Umumnya nilai bertalian pengakuan atau kebenaran
20
Lutfi Icke Anggraini, “Nilai-Nilai Islam Dalam Serial Animasi Nussa (Analisis Narasi
Tzvetan Todorov)” Skripsi Fakultas Dakwah IAIN Purwokerto, 2019.
21
Pusat Bahasa Kemdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Budaya, 2016), hlm. 783.
22
Sofyan Sauri dan Herian Firmansyah, Meretas Pendidikan Nilai, (Bandung: Arfino
Raya, 2010), hal 30.
dan bersifat umum, tentang baik atau buruk.23 Sehingga dapat disimpulkan
bahwa nilai adalah konsep yang bersifat abstrak dan subyektif dari hati dan
akal manusia atau masyarakat dalam memaknai hal-hal yang dianggap baik,
benar, salah dan buruk di lingkungan tertentu untuk mencapai tujuan yang
dengan memberinya awalan “pe” dan akhiran “kan”, yang mengandung arti
bahasa Yunani disebut dengan “paedagogik” yang terdiri dari dua suku kata,
yaitu paes dan gogos, paes artinya anak dan gogo artinya penuntun. Jadi
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
banyak istilah yang beragam yaitu tarbiyyah, ta’lim, dan ta’dīb. Dari setiap
23
lif Khoiru Ahmadi dan Hendro Ari Setyono Sofan Amri, Pembelajaran Akselerasi
(Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2011), hlm. 139.
24
Muhammad Muntahibun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Kalimedia,
2017), hlm. 1.
25
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, (Jakarta: PT Sinar Grafika, 2008), hlm. 3.
istilah tersebut mempunyai makna tersendiri ketika sebagian atau semuanya
sama jika disebut salah satunya, sebab salah satu istilah itu sebenarnya
Dengan demikian, nilai pendidikan adalah konsep yang bersifat abstrak dan
Sementara itu, Akhlak berasal dari bahasa Arab jama’ dari bentuk
antara makhluk dengan makhluk. Perkataan ini bersumber dari kalimat yang
26
Jalaludin dan Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan (Manusia, Filsafat dan Pendidikan)
(Jakarta: Grafindo Persada, 2011), hlm. 136.
27
Atas dasar itu, akhlak berarti suatu ilmu yang menjelaskan arti baik
kepada yang lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia
dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang
harus diperbuat.28
tentang baik dan buruk (benar dan salah), mengatur pergaulan manusia, dan
keberadaannya. Dengan kata lain, akhlak adalah azimah atau kemauan yang
mudah dan gampang, tanpa perlu kepada pemikiran dan pertimbangan. Jika
dari sikap itu lahir perbuatan baik dan terpuji, baik dari segi akal syara’,
maka ia disebut akhlak yang baik. Dan jika darinya lahir perbuatan tercela,
28
Abdul Majid, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (PT Remaja Rosdakarya:
Bandung, 2012), hlm. 9-10.
29
Syarifah Habibah, ‘AKHLAK DAN ETIKA DALAM ISLAM’, Jurnal Pesona Dasar,
1.4 (2015) <http://e-repository.unsyiah.ac.id/PEAR/article/view/7527> [accessed 25 January
2022].
30
Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak (Jakarta: Amzah, 2016), hlm. 1.
31
Rosihan Anwar, Akhlak Tasawuf (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hlm. 13.
a. Akhlak Al-Karimah
baik), optimis, suka menolong orang lain, suka bekerja keras dan lain-
lain. Akhlak al-karimah atau akhlak yang amat mulia amat banyak
dan manusia dengan manusia, akhlak mulia itu dapat dibagi kepada tiga
bagian. Pertama akhlak mulia kepada Allah SWT, kedua akhlak mulia
terhadap diri sendiri dan ketiga akhlak mulia terhadap sesama manusia.32
b. Akhlak Mazmumah
yang tidak dalam kontrol Ilahiyah, atau berasal dari hawa nafsu yang
berada dalam lingkaran setan dan dapat membawa suasana negatif serta
umum adalah sebagai lawan atau kebalikan dari akhlak yang baik
secara terperinci dengan tujuan agar dapat dipahami dengan benar dapat
32
Amiruddin dan dkk, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2002), hlm. 153.
dijumpai berbagai macam akhlak yang tercela, antara lain: berbohong,
yaitu, akhlak kepada Allah, akhlak terhadap sesama makhluk dan akhlak
berhubungan dengan Allah dengan media yang telah disediakan oleh Allah,
akhlak terhadap diri sendiri, akhlak terhadap keluarga dan kerabat, serta
perilaku dan ucapan yang muncul secara spontan tanpa melalui proses
pendidikan akhlak itu sendiri adalah konsep yang bersifat abstrak dan
33
Amiruddin dan dkk, Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2002), hlm. 154.
34
Syarifah Habibah, “Akhlak dan Etika dalam Akhlak”, Jurnal Pesona Dasar, Vol. 1,
No. 4, 2015, hlm. 78-80.
2. Film Animasi
yang terbuat dari seluloid untuk tempat gambar negatif (yang akan dibuat
potret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan dimainkan dalam
film ialah bersifat menghibur dan juga menarik, sehingga mampu membuat
para penontonnya untuk berpikir lebih dalam. Wibowo pun juga ikut
35
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, (Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta, 2008), hlm. 410.
36
Undang-Undang No. 33 Tahun 2009 Tentang Perfilman.
37
Amura, Perfilman Indonesia dalam Era Baru, (Lembaga Komunikasi Massa Islam
Indonesia: 1989), hlm. 132.
38
Ruwaidah, “Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Film Kartun Upin & Ipin”, Jurnal
Pena Cendekia, Vol. 1, No. 2, 2018, hlm. 20.
Pengertian film menjadi sangat luas tergantung siapa yang
mengatakan dan dari sudut pandang mana film itu dilihat, karena film
memiliki macam genre dan klasifikasi usia penonton maka makna film yang
dirasakan oleh masing-masing orang bisa saja berbeda. Film bisa menjadi
sarana hiburan, pendidikan, dan juga hal-hal yang tidak mendidik. Karena
kini film memiliki jenis dan pesan-pesan yang terkadang juga tidak tepat
maupun secara tidak langsung. Secara langsung atau tersurat disini berarti
pernyataan langsung dari aktor atau pembuat film. Sedangkan secara tidak
langsung atau tersirat berarti pesan dalam film harus disimpulkan sendiri
oleh penontonnya.
Sedangkan Animasi berasal dari kata Latin anima, yang berarti jiwa
39
Yanuarita Widi Astuti and others, ‘PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FILM
ANIMASI TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS
V SD’, Jurnal Prima Edukasia, 2.2 (2014), 250–62
<https://journal.uny.ac.id/index.php/jpe/article/view/2723> [accessed 26 January 2022].
pergerakan yang telah ditentukan pada setiap pertambahan hitungan waktu
yang terjadi. Gambar atau objek yang dimaksud dalam definisi diatas bisa
sebagai film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga
c. Stop Motion Animation, contohnya adalah Film, Shaun The Sheep, Kubo
40
‘Animasi - Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas’
<https://id.wikipedia.org/wiki/Animasi> [accessed 27 January 2022].
41
Yusron Aulia, Animasi Iklan 3D Safety Driving (Jurnal Telematika, Volume. 6 Nomor.
1, Februari 2013), 43.
3. Pendidikan Karakter
memahat batu atau metal. Berakar dari pengertian yang seperti itu, karakter
kemudian diartikan sebagai tanda atau ciri yang khusus, dan karenanya
(knowing the good), mencintai kebaikan (desiring the good), dan melakukan
karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap
42
Ajat Sudrajat, “Mengapa Pendidikan Karaketer?”, Jurnal Pendidikan Karakter, Vol. 1,
No. 1, 2011, hlm. 48.
43
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, (Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta, 2008), hlm. 639.
44
Munjiatun, “Penguatan Pendidikan Karakter”, Jurnal Kependidikan, Vol. 6, No. 2,
2018, hlm. 338.
devaluated (watak adalah kepribadian dinilai dan kepribadian adalah watak
yang tak dinilai). Karakter adalah watak, sifat atau hal-hal yang memang
sangat mendasar dan abstrak yang ada pada diri seseorang. Orang sering
menyebutnya sebagai tabiat atau perangai. Karakter ini adalah sifat batin
sebagai sikap dan tingkah laku yang diinginkan atau ditolak, dipuji atau
pribadi unggul yang tidak hanya memiliki kemampuan kognitif saja, namun
Indonesia.46
akhlak dan karakter bangsa ini maka sudah tentu harus dipandang sebagai
usaha sadar dan terencana, bukan usaha yang sifatnya terjadi secara
45
Abdul Majid, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (PT Remaja Rosdakarya:
Bandung, 2012), hlm. 12.
46
Dalmeri, “Pendidikan untuk Pengembangan Karakter (Telaah terhadap Gagasan
Thomas Lickona dalam Educating for Character)”, Jurnal Al-Ulum, Vol. 14, No. 1, 2014, hlm.
282.
kebetulan atau bahkan tidak dipikirkan. Dengan kata lain, pendidikan
untuk semua warga masyarakat atau warga negara secara keseluruhan yang
tentu beralasan, karena memiliki tujuan yang cukup mulia bagi bekal
tapi juga memahami sekitar dengan sikap dan sifat yang bijak, memiliki
adalah untuk membuat seseorang menjadi good and smart. Dalam sejarah
47
bdul Majid, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (PT Remaja Rosdakarya: Bandung,
2012), hlm. 30.
memiliki tujuan pokok yang disepakati di setiap zaman yaitu menjadikan
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
sebagai berikut:
sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik pada saat masih sekolah
pendidikan di keluarga.48
pemahaman akan nilai-nilai moral dan sifat ambigu yang akan menghambat
peserta didik tentang nilai-nilai moral dan etis yang membuat mereka
dipertanggungjawabkan.
manusiawi.
menjadi pribadi yang kokoh dan tahan uji, melainkan juga bersifat kuratif
48
Akhmad Riadi, “Pendidikan Karakter di Madrasah/Sekolah”, Ittihad Jurnal Kopertais,
Vol. 14, No. 20, 2016, hlm. 4-5.
secara personal maupun sosial. Pendidikan karakter menjadi jalan keluar
untuk proses perbaikan masyarakat kita dengan situasi sosial yang menjadi
c. Sebagian siswa tidak dapat membentuk karakter yang kuat bagi dirinya
di tempat lain.
d. Persiapan siswa untuk menghormati pihak atau orang lain dan dapat
49
Doni Koesoema A, Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global,
(PT Grasindo: Jakarta, 2011), hlm. 116.
e. Berangkat dari akar masalah yang berkaitan dengan problem moral-
peradaban.50
G. Metode Penelitian
pada umumnya berdasarkan pada kajian kritis dan mendalam terhadap bahan-
bertujuan agar memahami masalah yang akan dihadapi oleh subjek yang
dalam hal ini film animasi Nussa sebagai objeknya diharapkan kiranya dapat
50
Ajat Sudrajat, “Mengapa Pendidikan Karaketer?”, Jurnal Pendidikan Karakter, Vol. 1,
No. 1, 2011, hlm. 49.
51
Amir Hamzah, Metode Penelitian Kepustakaan (Library Research), (Malang: Literasi
Nusantara, 2020), hlm. 9.
52
Wiyatmi, Pengantar Kajian Sastra, (Yogyakarta: Pustaka, 2006), hlm. 76.
memberi gambaran mengubah kepada komunikasi serta mengharapkan gerakan
2. Sumber Data
a. Data Primer, Sumber data primer adalah sumber data yang langsung
primer yang digunakan adalah data yang bersumber dari film serial
Yang mana dalam episode tersebut terdapat 12 judul tema yaitu : “Di
Rumah Aja, Mimpi, Jaga Amanah, Belajar Berjualan, Chef Rarra, Stop
https://youtu.be/MYLxENuMk5w .
b. Data Sekunder, Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung
diambil dari sebagian literatur seperti buku-buku, artikel, internet dan hal
53
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 108.
54
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 309.
3. Teknik Pengumpulan Data
1. Dokumentasi
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, koran, prasasti, agenda dan
yang lainnya.55
yaitu catatan peristiwa yang sudah berlalu, dapat berbentuk tulisan, gambar
55
Suharsimi Arikunto, Metode Penelitian Pendidikan ,(Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm.
309.
56
Suharsimi Arikunto, Metode Penelitian Pendidikan ,(Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm.
91
4) Menganalisis isi untuk kemudian mengklasifikasikan berdasarkan
data dan analisis data. Analisis data yang peneliti gunakan adalah analisis isi
a. Reduksi Data
57
Suharsimi Arikunto, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm.
309.
58
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 309.
c. Penarikan Kesimpulan (Verification)
Bab III berisi deskripsi film animasi Nussa yang membahas tentang
profil film animasi Nussa; tokoh dan penokohan; dan alur cerita.
pendidikan karakter.
Bab V berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan, saran, dan kata
singkat.