KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti di Sekolah Dasar
a. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
Pendidikan merupakan kata yang sudah sangat umum. Karena itu,
boleh dikatakan bahwa setiap orang mengenal istilah pendidikan. Begitu
juga Pendidikan Agama dan Budi Pekerti (PAI dan BP). Masyarakat
awam mempersepsikan pendidikan itu identik dengan sekolah,
pemberian pelajaran, melatih anak dan sebagainya. Sebagian masyarakat
lainnya memiliki persepsi bahwa pendidikan itu menyangkut berbagai
aspek yang sangat luas,termasuk semua pengalaman yang diperoleh anak
dalam pembetukan dan pematangan pribadinya, baik yang dilakukan oleh
orang lain maupun oleh dirinya sendiri. Sedangkan Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti merupakan pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai
Islam dan berisikan ajaran Islam.
Pendidikan sebagai suatu bahasan ilmiah sulit untuk
didefinisikan. Bahkan konferensi internasional pertama tentang
pendidikan Muslim (1977) , seperti yang dikemukakan oleh Muhammad
al-Naquib al-Attas, ternyata belum berhasil menyusun suatu definisi
pendidikan yang dapat disepakati oleh para ahli pendidikan secara
bulat .Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa :
"Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara" .
Sedangkan definisi pendidikan agama Islam disebutkan dalam
Kurikulum 2013 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama
6
7
3) Dasar Psikologis
Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek
kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa
dalam hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat
hatinya tidak tenang dan tidak tenteram sehingga memerlukan
adanya pegangan hidup. Sebagaimana dikemukakan oleh Zuhairini
dkk bahwa: Semua manusia di dunia ini selalu membutuhkan
adanya pegangan hidup yang disebut agama. Mereka merasakan
bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya
Zat yang Maha Kuasa, tempat mereka berlindung dan tempat
mereka memohon pertolongan-Nya.
b. Fungsi Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
Abdul Majid dan Dian Andayani (2014:134-135) menjelaskan
bahwa kurikulum pendidikan agama Islam untuk sekolah/madrasah
berfungsi sebagai berikut:
1) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan
peserta didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam
9
teman, dan juga bisa bekerja sama dengan siswa lain, serta bertanggung
jawab terhadap tugas yang diberikan. Aktivitas siswa yang dilaksanakan
dalam penerapan model Make a Match dengan berbantuan media kartu kata
diantaranya visual activities, oral activities, listening activities, writing
activities , motor activities, mental activities, emosional activites.
Adapun indikator aktivitas siswa dalam pembelajaran PAI dan BP
melalui model Make a Match adalah sebagai berikut:
a. Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran;
b. Memperhatikan penjelasan guru dengan baik
c. Menggunakan media pembelajaran dengan baik ;
d. Melakukan pemodelan bergerak mencari pasangan;
e. Antusias dalam pembelajaran melalui model pembelajaran Make a
Match;
f. Membuat/menempel gambar,
g. Kelompok mempresentasikan hasil diskusinya;
h. Menyimpulkan hasil aktivitas pembelajaran.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran.
Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya
adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang
lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati
dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil
dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak
mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil
belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.
Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27)
menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:
a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah
dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan
dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.
13
b. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal
meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas,
peneliti menggunakan faktor eksternal berupa penggunaan model
pembelajaran kooperatif Jigsaw dan model pembelajaran kooperatif STAD.
Pelaksanaan dua jenis model pembelajaran kooperatif ini menuntut
keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran PAI dan BP.
4. Model Pembelajaran Make A-Match
a. Pengertian Make A-Match ( Mencari Pasangan)
Menurut Suprijono, (2012:54) pembelajaran kooperatif adalah
salah satu pembelajaran berbasis sosial. Pembelajaran kooperatif meliputi
semua kerja kelompok termasuk bentuk yang lebih dipimpin oleh guru
atau diarahkan oleh guru. Sedangkan menurut Hamdani (2011:30)
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang
mengimplementasikan model-model pembelajaran inovatif. Dalam
pembelajaran kooperatif diterapkan strategi belajar dengan sejumlah
siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya
berbeda. Model pembelajaran adalah rangkaian kegiatan belajar siswa
dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
dirumuskan. Siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil
yang saling membantu satu sama lain. Kelas disusun dalam kelompok
yang terdiri atas empat atau enam orang siswa, dengan komampuan
heterogen. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri atas campuran
kemampuan siswa, jenis kelamin, dan suku. Hal ini bermanfaaat untuk
melatih siswa menerima perbedaan cara bekerja dengan teman yang
berbeda latar belakangnya.
Make A-Match (Mencari Pasangan) merupakan salah satu model
pembelajaran yang efektif yang dikembangkan oleh Lorna Curran pada
tahun 1994. Model pembelajaran ini digunakan untuk mendalami materi
yang telah disampaikan sebelumnya dengan cara guru menyiapkan
sejumlah kupon yang berisi pertanyaan dan sejumlah kupon yang berisi
15
251). Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan
sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang
menyenangkan. Model pembelajaran tipe Make a Match dapat dikatakan
sebagai model pembelajaran konsep karena model pembelajaran ini
mengajak murid mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan konsep
melalui suatu permainan kartu pasangan. Penerapan metode ini dimulai
dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan
jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan
kartunya diberi poin.
1) Guru menyampaikan materi atau memberi tugas kepada siswa untuk
mempelajari materi dirumah.
2) Siswa di kelompokkan kedalam dua kelompok, misalnya kelompok A
dan kelompok B. Kedua kelompok diminta untuk berhadap-hadapan.
3) Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu
jawaban kepada kelompok B
4) Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari/
mencocokan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok lain. Guru
juga perlu menyampaikan batasan maksimun waktu yang ia berikan
kepada mereka.
5) Guru meminta semua anggota kelompok A untuk mencari
pasangannya di kelompok B. Jika mereka sudah menemukan
pasangannya masing-masing, guru meminta mereka melaporkan diri
kepadanya. Guru mencatat mereka pada kertas yang sudah
dipersiapkan.
6) Jika waktu sudah habis, mereka harus diberitahu bahwa waktu sudah
habis.Siswa yang belum menemukan pasangan diminta untuk
berkumpul tersendiri
7) Guru memanggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan
siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberi
tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak.
17
guru harus mampu mengkondisikan kelas agar tetap dalam suasana yang
kondusif, misalnya dengan memberikan hukuman bagi siswa yang ramai
dan gaduh sendiri. Model ini tentu akan membuat siswa merasa bosan
bila dilaksanakan terus menerus, maka dari itu alangkah lebih baik jika
guru tidak menggunakan model ini terus menerus. Selingi juga dengan
model yang lain agar siswa tidak merasa bosan dengan suasana
pembelajaran. Atau jika guru tetap ingin menggunakan model ini, maka
pelaksanaanya dapat divariasikan tergantung kreatifitas guru.
B. Kerangka Pikir
Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa guru harus dapat
menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Salah satu upaya yang
dilakukan yaitu dengan memilih model pembelajaran yang tepat. Sehingga
terdapat suasana yang selalu berbeda pada setiap kesempatan pembelajaran
PAI dan BP. Aktivitas belajar sangat berpengaruh terhadap keberhasilan dalam
proses pembelajaran. Untuk menghindari rasa bosan siswa salah satu model
yang dapat dijadikan alternatif untuk melakukan pembelajaran PAI dan BP
adalah dengan. menggunakan pembelajaran kooperatif dengan model Make a
Match. Model Make a Match ini termasuk dalam kategori model pembelajaran
kooperatif yang bertujuan untuk menarik perhatian siswa terhadap materi
pelajaran yang sedang diajarkan sehingga aktivitas belajarnya pun akan
meningkat.
Untuk menghindari rasa bosan siswa salah satu model yang dapat
dijadikan alternatif untuk melakukan pembelajaran PAI dan BP adalah dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif dengan model Make a Match. Model
Make a Match ini termasuk dalam kategori model pembelajaran kooperatif
yang bertujuan untuk menarik perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang
sedang diajarkan sehingga aktiivtas belajarnya pun akan meningkat.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan model pembelajaran
kooperatif dengan teknik Make a Match dalam upaya mengatasi masalah di
atas. Dengan diterapkannya model pembelajaran ini diharapkan siswa dapat
mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam suasana santai, nyaman, tapi tetap
19
C. Hipotesis Tindakan
Dari penjelasan dari kajian teori dan kerangka pikir sebagaimaan
dijelaskan di atas, maka hipotesis tindakan dari pelaksanaan penelitian tindakan
kelas ini adalah : Jika pembelajaran menerapkan model pembelajaran Make a
Match maka aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran PAI dan BP
materi iman kepada Alloh dan Rosulnya siswa kelas IV SDN Ciporos 07
semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 akan meningkat.