sang •
�
el
!:lo>
I
'Cl
i
I MENGARUNGI
�; SUFISME GUS DUR
LK[S
SANG ZAHID: MENGARUNGI SUFISME GUS DUR
KH. Husein Muhammad
C> LKiS, 2012
Anggota IKAPI
Cetakan I: 2012
Percetakan:
PT. LKiS Printing Cemerlang
Salakan Baru No. 3 Sewon Bantul
JI. Parangtritis Km. 4,4 Yogyakarta
Telp.: (0274) 41 7762
e-mail: elkisprinting@yahoo.co.id
PENGANTAR REDAKSI
v
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
vi
KATA PENGANTAR
Oleh: Alissa Wahid
Tak terasa iooo hari sudah berlalu sejak Gus Dur pulang
kepada Pemilik yang dicintainya. Pulang dengan penuh suka cita
kata Kiai Husein dalam buku ini. Hampir tak terasa, karena setiap
hari masih tersebut namanya di ruang-ruang seminar yang ilmiah,
di celetukan-celetukan via media sosial, dalam artikel-artikel dan
buku-buku, di warung-warung kopi, di acara-acara ibadah kaum
tersingkir dan pejuang kemanusiaan, bahkan di lagu-lagu para
pedangdut koplo. Wajahnya masih terpampang dalam poster
poster, kaos-kaos, gantungan kunci, dan avatar para pengguna
Facebook dan Twitter, serta gambar-gambar yang beredar di
media massa dan internet.
VII
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
viii
Kata Pengantar
ix
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
menjadi sumbu sepak terjang Gus Dur selama ini. Ibarat cahaya
putih, spiritualitas Gus Dur memasuki sebuah prisma yang
kemudian merefleksikan sang cahaya menjadi spektrum yang
berwarna-warni, yaitu sepak terjangnya di berbagai dimensi
kehidupan.
x
Kata Pengantar
Terima kasih untuk tulisan yang sangat indah ini, Kiai Husein.
Sebuah hadiah istimewa untuk memperingati iooo hari
berpulangnya Gus Dur. Tak hanya sebagai sebuah perayaan, tetapi
sebagai momen untuk kembali mengambil inspirasi dari perjalanan
hidup Gus Dur. Semoga Allah Subhanallahu wa Ta'ala mengampuni
segala dosanya, merahmatinya dengan sebesar-besar rahmat,
menaikkan derajatnya setinggi-tingginya derajat, dan mendekap
nya dalam cinta abadi berlipat kali cintanya pada kemanusiaan.
Amin.
Alissa Wahid
xi
SEPATAH KATA PENULIS
Sampai hari ini, telah lima belas tahun, saya masih berada di
rumah beliau, bersama-sama menjalin persahabatan, kekeluarga
an, dan keakraban dengan orang-orang terkasih beliau: lbu Shinta
Nuriyah, Alissa, Yenny, Nita, dan Ney. Pada hari-hari tertentu
saya masih makan, minum, bercanda, berceloteh dan berdiskusi,
nonton film dalam Gala Premier, atau makan malam bersama
mereka. Betapa banyak hari-hari yang saya lalui di rumah itu, baik
ketika Gus Dur masih di sana maupun hari-hari sesudah beliau
pindah rumah untuk selama-lamanya. Ini tentu saja banyak hal
yang terekam dalam memori saya yang bisa ditulis.
xiii
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
Saya juga ingin mengambil corak lain yang dalam bacaan saya
belum terlalu banyak ditulis orang. I a adalah puisi, syair atau
aforisme-aforisme yang relevan. Saya menuliskannya meningkahi
narasi prosais. Ini adalah corak yang hampir selalu ada dalam
tulisan para sufi dan para bijak-bestari besar. Mereka adalah
manusia-manusia yang terns mencari dan mencari asal usul segala
dan acapkali menemukan realitas-realitas dalam semesta yang
menakjubkan, sekaligus menggelisahkan dan mendebarkan.
Puncak dari segala ketakjuban mereka adalah keniscayaan Realitas
Tunggal yang tak termaknai, tan kinaya apa pun. Dia adalah Tuhan
Yang Maha Esa. Penemuan sekaligus pertemuan dengan Sang
xiv
Sepatah Kata Penulis
xv
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
Kepada semua orang yang sudah saya sebut dari awal hingga
akhir, semoga Allah menganugerahi mereka kebahagiaan dan
keberkaban yang melimpab. Semoga mereka tetap setia dengan
seluruh ketabahannya melanjutkan jejak langkah suami dan ayah
mereka: bekerja bagi kemanusiaan.
Husein Muhammad
xvi
DAFTAR ISi
Pengantar Redaksi os v
Kata Pengantar: Alissa Wahid os vii
Sepatah Kata Penulis os xiii
Daftar Isi os xvii
Prolog
GUS DUR, SANG IKON PECINTA MANUSIA os 1
#1
MATAHARI TELAH PULANG os 11
#2
MEMPEREBUTKAN MAKNA GUS DUR os 19
#3
RELA MENANGGUNG LUKA os 37
#4
PLURALISME GUS DUR, GAGASAN PARA SUFI os 51
#5
"SANG ZAHID" DI RUMAHNYA � 67
XVII
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
#6
SANG ZAHID SERING TAK PUNYA UANG ca 93
#7
ZUHUD DAN ZAHIDca 101
#8
MISTERI SANG ZAHID ca 107
#9
TAREKAT DAN DOA-DOA GUS DUR ca 117
#10
ZIARAH GUS DUR ca 131
#11
DOA UNTUK SANG ZAHID ca 141
Epilog
SANG PENGEMBARA: SELAMAT DATANG ca 149
xviii
Prolog
GUS DUR, SANG IKON PECINTA
MANUS IA
Sulit untuk dapat disangkal bahwa Gus Dur adalah simbol dan
ikon pembaruan dalam pemikiran dan kehidupan sosial dalam
dunia muslim, khususnya di Indonesia. Hampir seluruh hidupnya
diabdikan bagi kepentingan ini. I a hadir dengan pikiran dan
gagasan yang sungguh-sungguh mengagumkan, mencerahkan
sekaligus menggairahkan bagi upaya-upaya pembaruan ini.
Sumber-sumber intelektualismenya sangat luas, mendalam, dan
terbuka. Gus Dur tidak hanya menguasai khazanah keilmuan Islam
klasik yang menjadi basis pengetahuan awalnya, tetapi juga
pengetahuan sosial, budaya, seni, sastra, politik, dan agama-agama
dunia. Pengetahuan Gus Dur melampaui sekat-sekat primord ial
isme. la membaca dengan lahap dan menyerap dengan riang
pikiran-pikiran para tokoh dunia, klasik maupun modern, tanpa
melihat asal usul dan keyakinan mereka. Gus Dur bukan hanya
memahami semuanya itu dengan sangat baik, melainkan juga
mengapresiasi dengan sepenuh hati.
1
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
2
Prolog
Memikirkan Manusia
Sebagaimana para sufi besar, Gus Dur adalah seorang yang
selalu berkehendak hidupnya diabdikan sepenuhnya bagi manusia
dan kemanusiaan. la tak memikirkan dirinya sendiri. Justru Gus
Dur sepertinya tak peduli terhadap dirinya sendiri dan keluarga
nya, meski dia tetap mencintai dan menyayangi mereka. Ia
3
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
4
Prolog
5
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
6
Prolog
7
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
8
Prolog
9
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
Manakala Gus Dur sudah pergi dan tak lagi bersama kita
secara fisikal, maka kita tetap mengharapkan lahirnya orang-orang
yang meneruskan semangat dan ruhnya. Ruh Gus Dur tetap hidup.
Ia ada di mana-mana, dalam tulisan-tulisannya sendiri, tulisan
tulisan orang lain yang menerjemahkannya, dalam pikiran para
pengagumnya maupun dalam cerita-cerita teman-teman dan
murid-muridnya yang setia dan mengerti.
' Amin al-Khuli adalah Amin lbn Ibrahim Abdul Baqi' lbn Amir lbn Ismail lbn
Yusuf al-Khuli. Lahir 1895 d i Mesir. la dikenal sebagai pembaru dalam kajian
metodologi tafsir al-Qur'an. Al-Khuli, suami ahli tafsir perempuan, Aisyah bint
al-Syathi, adalah orang kedua yang diutus Universitas al-Azhar, Kairo, mengikuti
seminar internasional tentang agama-agama di Brussel. Namanya dikenal sebagai
pelopor kajian tfsir dengan pendekatan sastra (al-Manhaj al-Adaby). Karya-karyanya
antara lain: Fi al-Adab al-Mishri dan Fann al-Qawl dan Manahij al-Tajdid fi
an Nahwi wa al Balaghgha wa al Tafsir wa al Adab. la meningga l tahun 1 966.
• Amin al-Khuli, Manah ij al-Tajdid fi an Nahwi wa al Balaghgha wa al Tafsir wa al
Adab, (Ka i ro: Hai'ah Mishriyyah al-'Ammah I i al-Kitab, Kairo, 1995).
10
#1
MATAHARI TELAH P ULANG
LangitDesemberyangMurung
Pukul 19.00, satu hari menjelang tahun 2009 berganti, HP
tiba-tiba berdering dan bergetar-getar, mengganggu makan
malam gratis saya di rumah makan "Jepun", di bilangan kampus
IAIN Syeikh Nurjati, Cirebon, milik Nur, sahabat saya. Jay,
wartawan Koran Sindo mengonfimasi kabar mengejutkan.
"Bagaimana Gus Dur, aku dengar beliau wafat," katanya tegang.
Dengan dada berdegup, saya segera menghubungi A.W. Maryanto,
teman yang selalu mendampingi Gus Dur di rumah sakit.
Jawabannya tak meyakinkan. Katanya, "Aku baru saja istirahat
dari rumah sakit, dan sekarang sedang makan. Pukul 17.00 tadi,
18 orang dokter khusus telah memeriksa kesehatan Bapak dan
beliau sudah membaik." Tetapi saya penasaran. Yenny, putri
kedua Gus Dur, saya kontak. "Bapak wafat, Mbak Yenny di dalam,"
suara Inayah, putri bungsunya, lirih bergetar, tersekat dan singkat.
Dan saya terkulai lemas. Langit 30 Desember 2009 tiba-tiba
menjadi murung. Saya segera SMS Ibu Shinta, istri tercinta Gus
Dur. "Ibu, saya sangat menyesal tidak berada di samping Bapak,
seperti sebelumnya, mohon maaf." Ya seperti sebelumnya ketika
Gus Dur beberapa kali berada di Rumah Sakit Cipto Mangun
kusumo, saya menjenguknya sekaligus mendoakan kesembuhan
nya dengan segera. Dan saya merasa mendapat kehormatan, ketika
11
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
12
Matahari telah Pulang
13
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
14
Matahari telah Pulang
15
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
' Jalal a-Din Rumi, lahir di Balkh (sekarang Afganistan) pada tanggal 6 Rabiul
Awwal tahun 604 Hijriah, atau tanggal 30 September 1207 M. la wafat 1 6
Desember 1273 di Konya, Anatolia, Turki. Mawlana Rumi adalah seorang penyair
sufi terbesar sepanjang sejarah. Ayahnya masih keturunan Abu Bakar, bernama
Bahauddin Walad. lbunya berasal dari keluarga Kerajaan Khwarazm. Ayah Rumi
seorang cendekia yang saleh, mistikus yang berpandangan ke depan, seorang
syaikh terkenal di Balkh. Rumi menu I is sejumlah karya sastra; puisi dan prosa.
Antara lain: Matsnawi, kumpulan puisi, terdiri dari 26 ribu bait. lni karya
terbesarnya. Karya lainnya: Diwan Syams-i Tabrizi, Ruba'iyyat, dan Fihi Ma Fihi
yang dalam bahasa lnggris diartikan sebagai 'Discourses•. lni karya prosa Rumi
yang terpenting.
16
Matahari telah Pulang
� , .; ,.
"J J'-'• !I ,. ��
>•
17
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
. ....Ju,.j\ ;,.;.
; .,,
,{.�t ....J,, tifl\
.11.. � ,; "f 11..
l) '-!.• /.;.-:..; J$'
; .
2 Husain ibn Mansur al-Hallaj atau biasa disebut dengan Al-Hallaj adalah salah
seorang sufi besar. Lahir di kota Thur di kawasan Baidhah, Iran Tenggara, pada
tanggal 26 Maret 866 M. la terkenal karena kata-katanya: •Ana Al-Haqq• (Akulah
Kebenaran). Ucapan ini dipahami mayoritas masyarakat muslim sebagai
"Pantheisme•. Akibatnya, ia dieksekusi mati, pada tanggal 27 Maret 922 M. Para
pengagumnya menyebut dia sebagai "Syahid al-lsyq al-llahi", Sang Martir Rindu
Tuhan. Di Indonesia, paham ini dikembangkan oleh SyaikhSiti Jenar, dan ia pada
akhirnya mengalami akhir hayat sebagaimana Al·Hallaj, berdasarkan vonis para
ulama.
18
#2
MEMPEREBUT KAN MAKNA
GUS DUR
19
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
dan abadi. Sangatlah terasa dan terlihat dengan kasat mata, pujian
dan kekaguman yang disampaikan orang ketika Gus Dur pulang
begitu besar, tak terbayangkan dan melampaui kematian orang
besar siapapun di negeri ini. Ribuan orang di berbagai kota dan
desa menangis tersedu-sedu, pada hari ditinggal Gus Dur dan hari
hari sesudahnya. Mereka berduka sambil komat-kamit memanjat
kan doa ampunan dan rahmat baginya. Lihatlah, ribuan para
peziarah, perempuan dan laki-laki, tua, muda, dan anak-anak, dari
berbagai desa dan kota datang ke tempat peristirahatan terakhir
nya di Tebuireng. Latar pesantren dan masjid di sana tak lagi
menampungnya. Sekitar 40 ribu orang hadir di sana. Masjid-masjid
di seluruh pelosok negeri segera menyelenggarakan shalat ghaib,
membaca ayat-ayat suci al-Qur'an, Surat Yasin dan Tahlil. Mereka
berdoa agar Tuhan memaafkan kesalahan dan dosanya serta
memohon agar beliau ditempatkan di Pangkuan-Nya dalam
dekapan kasih yang menghangatkan dan mengalirkan kedamaian.
Pahala bacaan-bacaan suci itu dihadiahkan atau dimohonkan
kepada Tuhan untuk beliau. Tuhan Maha Mendengar, Maha Kasih,
dan Maha Mengabulkan permohonan hamba-hamba-Nya. Gereja
gereja mendentangkan loncengnya, untuk menyelenggarakan
ritual dan doa khusus bagi Gus Dur. Boleh jadi mereka juga
membaca kitab suci: lnjil. Kuil-kuil, Sinagog-sinagog, Vihara
vihara, Pura-pura, Klenteng-klenteng, dan tempat-tempat
penyembahan kepada Tuhan yang lain, apapun namanya, juga
menyelenggarakan ritual, mantra, dan doa untuknya. Kata mereka,
Gus Dur adalah orang suci, Sang Santo. Ketika kaum Kristiani, umat
Budha, umat Hindu atau jama'at Ahmadiyah, atau berbagai aliran
kepercayaan atau yang lain ditanya tentang Gus Dur, mereka akan
mengatakan: "Apa yang dikatakan dan dijalani Gus Dur, itulah yang
difirmankan Yesus, diajarkan Moses, dituturkan Sang Budha,
disabdakan dalam Baghawad Gita, disabdakan dalam Tipitaka dan
diceramahkan oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad. Melalui beliau
20
Memperebutkan Makna Gus Dur
21
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
22
Memperebutkan Makna Gus Our
. ' ''I
,o
·1..:�) J
23
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
24
Memperebutkan Makna Gus Our
25
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
26
Memperebutkan Makna Gus Our
27
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
Ya, Gus Dur, mungkin geleng kepala saja. Baginya, itu semua
untuk apa? Pujian-pujian, bingkai-bingkai, dan lencana-lencana
kehormatan itu untuk apa? Gus Dur bebas dan bersih dari
keinginan-keinginan rendah dan hina. Ia tak menginginkan apapun
dan tak iri hati kepada siapapun. Ia tak mengharap-harap dan
meminta puja-puji apapun dan dari siapapun. Ia menerima apapun
yang terjadi. Ia ridha (rela) atas segala yang dianugerahkan Tuhan
kepadanya. "Aku telah lama menerima dengan tulus segala
pemberian Tuhan," katanya suatu saat. Jiwanya tak tergantung
pada apa-apa dan pada siapa-siapa. Gelar-gelar kehormatan tak
menjadikannya lebih besar. Gus Dur hanya akan mengatakan
dalam hatinya: "Aku sudah bekerja." "Aku sudah berjuang." "Aku
sudah berperang." "Aku sudah memberikan." "Aku sudah membagi
cinta." "Aku sudah membagi kegembiraan," dan "Aku sudah
memaafkan." "Itu sudah cukup. Selebihnya terserah Tuhan."
Itu tentu karena Gus Dur telah membaca kitab suci al-Qur'an
dan telah lama merenungkan maknanya:
28
Memperebutkan Makna Gus Our
• Ibid.
29
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
30
Memperebutkan Makna Gus Our
bila ia disebut "Mr. Dur" atau sebutan lainnya saja. Bahkan Mr.
Dur, kata mereka, sebaiknya tak layak disebut-sebut lagi namanya.
Meski tak sampai menyebut Gus Dur bukan lagi bagian dari umat
Islam, tetapi tokoh dan para pengikut fanatiknya tadi mengatakan
bahwa Mr. Dur telah melukai hati umat dan menjual agamanya.
Orang itu mengingat apa yang pernah diucapkan dan dilakukan
Gus Dur semasa hidupnya yang, kata mereka begitu banyak
mengandung kekafiran, kesesatan (bid'ah), dan kemusyrikan
(menyekutukan Tuhan). Kehadirannya di sejumlah gereja dan
rumah ibadah non-Islam lainnya, tentang pendapatnya agar
"Assalamu'alaikum" diganti dengan "Selamat pagi", "Selamat
siang" atau "Selamat sore", persahabatannya dengan Yahudi,
Israel, bahkan menjadi penasehat Yayasan Simon Peres, serta
pembelaannya yang begitu kuat kepada non-muslim adalah
bentuk-bentuk kekafiran Gus Dur sekaligus melukai umat Islam.
Begitu juga prakarsanya untuk mencabut TAP MPRS No. XXV/
1966 tentang larangan Komunisme, Leninisme, dan Marxisme,
serta konsistensinya yang luar biasa untuk menghargai
keberagaman keyakinan manusia (pluralisme) dan sejuta soal
lainnya. Itu semua, kata mereka, adalah cacat-cacat Gus Dur yang
tidak bisa dimaatkan. Untuk soal pluralisme, gagasan utama yang
diusung Gus Dur, mereka menganggap bahwa ia adalah paham
yang sesat dan menyesatkan bahkan merupakan kemusyrikan
(menyekutukan Tuhan). Pluralisme bertentangan dengan hukum
Tuhan. Karena pluralisme, menurut mereka, merupakan
pengakuan atas kebenaran semua agama dan semua keyakinan
manusia. Dan ini dosa maha besar yang tidak akan diampuni.
Mereka menyebut kata-kata Tuhan dalam al-Qur'an: "Tuhan
sungguh mengampuni segala dosa, kecuali syirik (menyekutukan
Tuhan)." Pluralisme adalah "Sinkretisme (pencampuradukkan
keyakinan), dan ini amatlah menyesatkan dan mengajak orang
masuk neraka," kata mereka. Orang-orang itu juga menyebarkan
video yang merekam Gus Dur yang seakan akan sedang dibaptis
31
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
Di kutub yang lain lagi, saya melihat ada sejumlah orang yang
tak bicara apa-apa. Mereka diam, membisu, tanpa kata-kata, tanpa
ekspresi, atau hanya bilang "no comment", geleng-geleng kepala
dan membiarkan saja Gus Dur pergi. Ada pula yang berucap
singkat: "Ah, dia orang biasa saja!" "Peduli amat!" Apakah makna
diam dan ekspresi mereka seperti itu? Tak mengerti apa-apa?
Apakah ia adalah ekspresi kebencian yang tak bisa meledak?
Apakah ia adalah luapan senang yang tersekat atas kematiannya?
0, apakah sesungguhnya makna diam mereka? Simbol ter
perangah? Terkejut-kejutkah? Terbengong-bengongkah? Tak
pahamkah? Atau memang karena mereka tak lagi mampu mau
bicara apa sesudah menyaksikan peristiwa maha dahsyat itu? Diam
memang menyimpan sejuta makna yang tak bisa kita pahami hari
ini. Mungkin kita akan menemukan makna diam mereka kelak. Kita
tunggu saja.
32
Memperebutkan Makna Gus Dur
33
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
34
Memperebutkan Makna Gus Our
35
#3
RELA MENANGGUNG LUKA
37
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
38
Rela Menanggung Luka
2 Abu Muhammad Sahl ibn Abdullah ibn Yunus ibn Isa ibn Abdullah. Lahir di
Tustar. la belajar kepada Zhun Nun al Misri, seorangsufi besar. la adalah guru al
Hallaj. la menulis Tafsir al-Qur'an al-'Azhim dalam perspektif sufisme. Meninggal
pada tahun 283 H.
' Badruddin al-Zarkasyi, Al-Burhan fi Ulum al Qur'an, (1/9).
39
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
j�
, y ..?.: 1 · �1 , , 0 � 1
JJ J �»
,
� r -
� � J • �
40
Rela Menanggung Luka
J. J I
•
,,
,. c _,, J o ,, ,,..,
. �"I· �., �I sl!,
� -' •l��': �
r.r- ., �I 611'
�
• Ahmad Amin, Zhuhr al-Islam, cet. V, Juz ll, (Beirut: Dar al-Kitab al-Arabi, 1 969),
him. 74.
41
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
-1 ',," '
' ' "I" ,,· ?"" �
I,) IJ-_- ' •' 0
.._JI...,.:?
,, ' 1,_i1·
�J..1 '- ·
._, •
·
t< .I
· '
42
Rela Menanggung Luka
Abu Yazid al Bisthami (w. 804 M),6 tokoh sufi Persia, yang
terkenal dengan teori mistiknya: "Jana" (ketiadaan) dan "baqa"
(kekal), diusir dari rumahnya berkali-kali dan disiksa berulang
ulang. Ucapannya yang terkenal "aneh" adalah: "Subhani, Subhani
Ma A'zhama Sya'ni" (Mahasuci aku, Mahasuci aku, alangkah
agungnya aku). Dzunnun al-Mishri, sufi besar dari Mesir, digiring
dan diseret dengan tangan dirantai dari rumahnya di Mesir menuju
Baghdad. Mereka berkali-kali menuduhnya "zindiq" (ateis). Ia
dituduh demikian lantaran sering mengucapkan kata-kata dan
pikiran-pikiran yang tak umum "Kalimat Gharibah" (kata-kata
aneh). Para peneliti melihat pikiran-pikiran Dzunnun, mirip sekali
pikiran-pikiran Plato. Alasan lain adalah karena ia bisa mengubah
kerikil jadi permata. Ia memang seorang ahli kimia.7
6 Abu Yazid al-Bisthami, Abu Yazid al-Bustami, nama lengkapnya adalah Abu
Yazid bin Isa bin Syurusan al-Bustami. Lahir sekitar tahun 200 H (813 MJ di
Bustam, bagian Timur Laut Persia. Meninggal dunia pada tahun 261 H (875 MJ.
Abu Yazid dipandang sebagai pembawa paham a/-fana' (kehancuran diri) dan
al-Baqa' (Kelanggengan) serta sekaligus pencetus paham al-lttihad (Penyatuan/
Manunggal dengan Tuhan).
7 Nama lengkapnya adalah Abu al Faidh Tsaubah bin Ibrahim al-Mishri. Lahir di
lkhmim, dataran tinggi Mesir, pada tahun 180 H/796 M. dan wafat pada tahun
246 H./856. Dzun Nun al-Mishri adalah sufi pertama yang memperkenalkan
teori ma'rifat. Teori-teori ma'rifat Dzun Nun al-Mishri dianggap menyerupai
gnosisme ala Neo-Platonik. Teori ini pada intinya adalah memadukan antara
teori Wahdat al-Syuhud dan Al-lttihad. Dia dipandang orang yang pertama
mamasukkan unsur filsafat ke dalam tasawuf.
8 Abu al-Hasan Samnun bin Hamzah, lahir dan besar di Bashrah, lrak. la tokoh sufi
Sunni terkemuka abad ke-3 H. Samnun dijuluki "al-Muhib" (Pecinta), karena
selalu mendendangkan nyanyian cinta kepadaTuhan. la sendiri menyebut dirinya
"Samnun al-Kazzab' (Samnun Pendusta). la sukajalan-jalan sambil mengatakan
kepada bocah-bocah yang mengikutinya: "Panggil aku, pamanmu ini, al-Kazzab,
pendusta.• Sehari semalam Samnun melakukan shalat 500 rakaat. la meninggal
dunia tahun 298 H di Baghdad.
9 Nama lengkapnyaadalah Abu al-Qasim al-Junayd ibn Muhammad ibn Junayd al
Baghdadi. la acap dipanggil al-Junayd al-Baghdadi. la tokoh sufi dengan gelar
43
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
pangeran sufi. Al-Junayd lahir di Kota Nihawand, Persia, dan wafat pada 298 H/
910 M. Dalam disiplin sufi, ia adalah murid pamannya, Syaikh Sari al-Saqati (w.
253 H/867 H), saudara kandung dari ibunya sendiri. Di samping belajar dengan
al-Saqati, ia berguru juga kepada Abu Abd Allah al-Haris ibn Asad al-Basri al
Baghdadi al-Muhasibi (1 65 H-243 H/781-857 M), seorang sufi yang terkemuka
di Baghdad ketika itu. la juga guru Husein Manshul al-Hallaj, sang martir.
10
Nama lengkap al-Tabari adalah Abu Ja'far Muhammad lbnu Ja'far lbnu Yazid
lbnu Katsir. Lahir di Amul ibukota Tabaristan, salah satu propinsi di Persia dan
terletak d i sebelah utara GunungAlburz, selatan laut Qazwin, tahun 224/225H
atau sekitar tahun 839-840. la dikenal dengan sebutan 'Syaikh al-Mufassirin,•
guru besar para ahli tafsi r. Tafsirnya: Jami'a al-Bayan 'an Ta'wil Ayi al-Qur'an,
menjadi rujukan para ahli tafsir sesudahnya. Dia juga seorang sejarawan. Karyanya
untuk bidang ini adalah Tarikh a/-Umam wa al-Muluk.
44
Rela Menanggung Luka
l)>" 0 ) ,.,.
. .)..�
"Dan pada sebagian malam hari, shalat tahajjudlah kamu
(Muhammad). Mudah-mudahan Allah mengangkatmu ke tempat yang
terpuji." (Q.S. Al-lsra,(1 7):79).
45
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
"sang waktu", Abu Bakar al-Nablusi, Syaikh Abu Madyan, Izz al
Din bin Abd al-Salam, sultan para ulama, dan lain-lain juga
mengalami "mihnah" (inkuisisi) dengan cara yang beragam.
Mereka, seperti diketahui banyak orang, adalah tokoh-tokoh
legendaris, para mahaguru pencerahan, filsuf, sufi besar, para
pendiri mazhab besar, para ulama, kaum cendikiawan, para
pejuang kemanusiaan.
�
&�
�·�1 .
'
·
'll1 r
•;
' � �� l�l� •!• 1J,.1J·
T ) •,T
.
J.Jl\
)J I� ·�Ci'
_r'-"'.
Mereka
Mengafirkan,
Menyesatkan, dan memusyrikkan
Bila para bijak-bestari mengajak berpikir
Dengarkan pula puisi elegi sang cucu Nabi, putra Husein bin
Ali bin Abi Thalib, guru para sufi, Ali Zainal Abidin al-Saijad ini:
11
Baca: Syaikh Abd Allah al-Syarqawi, Al-lttihaf bi Hubb al-Asyraf, him. 50.
46
Rela Menanggung Luka
47
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
48
Rela Menanggung Luka
Wahai Tuhan,
Kepada-Mu jua aku mengadukan kelemahanku
Kurangnya kemampuanku
Hinaku di hadapan manusia
0, Tuhan Maha Pengasih, Maha Penyayang
Engkaulah Yang melindungi orang-orang yang lemah
Engkaulah Pelindungku
Kepada siapakah Engkau akan menyerahkan diri hamba-Mu ini?
Kepada yang jauh yang melihatku dengan muka masamkah,
atau kepada mereka yang membenci aku?
]ika saja Engkau tiada memurkaiku, aku tak peduli
Tetapi maaf-Mu Yang Mahaluas-lah yang sangat aku dambakan.
Kami berlindung di bawah Cahaya Kasih-Mu
Yang menerangi semua kegelapan,
Dan atasnyalah semua urusan kehidupan di dunia dan akhirat
Akan menjadi baik.
Janganlah Engkau turunkan murka-Mu kepadaku
Atau Engkau timpakan kepadaku
Engkaulah yang berhak menegurku
Hingga Engkau rela padaku
Tiada daya, tiada upaya,
Selain karena Engkau jua.12
12
Ba<;a: lbnu Katsir, Al-Bidayah wa al-Nihayah, dan dalam Tafsir al-Qur'an al
'Azhim, Juz IV, him. 176.
49
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
juga yang dikatakan oleh Nabi Isa, atau Yesus dalam sebutan umat
"YaAbataah, Ighfir
Kristiani. Ketika ia akan disalib, ia mengatakan:
Lahum Li Annahum La Ya'lamun Ma Dza Yafalun" (O, Bapa,
ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka
perbuat," (Lukas, 23:34).
50
#4
PLURALISME GUS DUR,
GAGASAN PARA S UFI
51
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
- .
52
Pluralisme Gus Dur, Gagasan para Sufi
53
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
54
Pluralisme Gus Dur, Gagasan para Sufi
Bagi Gus Dur, semua manusia adalah sama, tak peduli dari
mana asal usulnya, apa jenis kelamin mereka, warna kulit mereka,
suku mereka, ras dan kebangsaan mereka. Yang Gus Dur lihat
adalah bahwa mereka manusia seperti dirinya dan yang lain. Yang
ia lihat adalah niat baik dan perbuatannya, seperti kata Nabi;
"Tuhan tidak melihat tubuh dan wajahrnu, melainkan perilaku dan
hatimu." Gus Dur bukan tidak paham bahwa ada yang keliru, ada
yang tidak ia setujui atau ada yang salah dari mereka yang
dibelanya. Gus Dur tetap saja membela dan menemani mereka. Ia
membela karena tubuh mereka diserang dan dilukai hanya karena
baju agamanya yang berwarna lain, harta mereka dirampas
semaunya, ekspresi-ekspresi diri mereka dihentikan secara paksa
oleh negara atau direnggut dengan pedang oleh otoritas dominan
dan kehormatan mereka diinjak-injak. Padahal mereka tak
melakukan perbuatan apa-apa yang melanggar hukum. Orang
seharusnya bercermin diri. Menyakiti orang lain sesungguhnya
55
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
Bagi Gus Dur, keyakinan dan pikiran tak bisa dinamai, tak
bisa diberi tanda. Pikiran dan hati adalah misteri yang tersembunyi.
Ia bagaikan burung yang terbang di langit lepas. Ia dapat menge
lana ke mana-mana. Karena burung itu bisa naik-turun, belok
kanan-kiri, maka ia sulit ditangkap. Kata Rumi dalam Fihi Ma Fihi:
56
Pluralisme Gus Dur, Gagasan para Sufi
' Muhammad bin Muhammad bin Ahmad al-Ghazali, lahir di Thus, tahun 405 H,
sebuah daerah di Persia, Iran. la dikenal sebagai *Huiiah al-Islam• (Argumentartor
57
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
Islam). la menu I is lebih dari 100 buku bermutu dalam banyak disiplin. Karyanya
yang sangat terkenal, lhya Ulumuddin, Al-Munqizd min al-Dha/al, Tahafut a/
Falasifah. Pandangan-pandangannya menjadi rujukan kaum Ahlussunnah wal
Jama'ah. Al-Ghazali dianggap sebagai sufi ierbesar sepanjang sejarah.
3 Muqaddimah al Muwafaqat, I, him. 4.
58
Pluralisme Gus Dur, Gagasan para Sufi
,, • J l "· -: .• �
d.· . '1 !.lb J J I' < 1 '.• ' · = "• "',,, I''"-
,, J , )
�
• .
J
,
.'->·
11 · ,,
'<
•
•
•• ...1.>
• -' �, '->"'""' w'.J�
59
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
• ;.;;._.
,. <JI
,
Ayahnya, Abu al-Khair, atau dikenal sebagai Babu Bu al-Khair adalah dokter yang
saleh dan religius, serta akrab dengan syariat dan tarekat. Syaikh Abu Said al
Khair adalah sufi dan penyair masyhur, tokoh sufi pertama yang merancang
pri nsip-prinsip aturan lembaga kerohanian atau tarekat bagi para pengikutnya.
Beliau dianggap sebagai penemu pertama metode khalwat yang disebut sebagai
chilla·yi ma'kus, yakni khalwat selama empat puluh hari dengan posisi badan
terbalik, kepala tergantung di bawah-metode yang kelak dipakai oleh mursyid
tarekat Chistiyah di India.
60
Pluralisme Gus Dur, Gagasan para Sufi
..J
..
'
j5'
L::...._; I .
'
.•
lJ
, ,.
Lihatlah Keindahan-Ku
Tampak pada semua manusia
Air mengalir,
menembus
pokok dahan dan ranting
Engkau mendapatinya
Berasal dari satu mata air
Padahal bunga berwarna-warni
61
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
ini amat jarang dibaca orang atau dibaca tetapi hanya sampai kulit
luar, yang tertulis, yang literal, harfiah, dan tak khatam, tak selesai.
Maka hanya orang-orang yang mampu membaca dan memahami
kitab-kitab tersebut dengan baiklah yang mengerti pikiran-pikiran
Gus Dur, meski tidak selalu punya pendapat yang sama dengannya.
Gus Dur bagi saya adalah seorang sufi besar. Apa yang
disampaikan dan dilakukannya memperlihatkan gagasan, pikiran,
dan perilaku para sufi. Sebagian daripadanya sebagaimana sudah
disebutkan. Kelompok ini dalam berbagai sejarah peradaban
manusia merupakan kelompok paling toleran terhadap siapa saja
dan agama apa saja. Mereka sering berseberangan dengan
kelompok ahli hukum (fuqaha). Kesalahpahaman antara keduanya
sering dan hampir selalu terjadi di segala zaman dan tempat.
Perbedaan ini sesungguhnya lebih pada cara pendekatan
memahami kehendak-kehendak Tuhan. Kaum sufi memahaminya
melalui pendekatan "batin", substansi yang dalam bahasa mereka
sering disebut sebagai "Qalb" (hati) atau "Lubb" (biji). Sementara
kaum fuqaha mendekatinya melalui fenomena atau fakta lahiriah
dari tindakan manusia, atau legal-formal. Dalam bahasa kaum sufi
ia adalah "Qasyr" (kulit). Mereka mengritik kaum fuqaha dengan
mengatakan: "Khudz al-Lubb wa Alqi al-Qasyr" (Ambillah bijinya
dan buang kulitnya). Imam al-Ghazali, sufi terbesar, mengatakan:
6 Abu Hamid al-Ghazali, Misykat al-Anwar, Abu al-'Ala 'Afifi (ed.), (Kairo: al
Maktabah al-Arabiyah, 1964), him. 66.
62
Pluralisme Gus Dur, Gagasan para Sufi
• ., J. �
..l!l J� J�_;JI
�f j1�,; ,11 j} ,:ho; ��� ,j_;.l. iJG .'· i\S' \�� .D
63
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
64
Pluralisme Gus Dur, Gagasan para Sufi
) ., .,
1- ..,
'
·. " , 'I'_, V:l...
I'' " 'I '
•
.. · ;J�· , .lt.,..q,.J �
\..:-- ···
· ·
. ·
·
·-4
65
#5
"SANG ZAHID" DI R UMAHNYA
67
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
68
uSang Zahidu di Rumahnya
69
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
� ,, ' ) ,,
� )1 :J� fW j.� � �' � .:ill � �1 Jr) fLl '
70
NSang ZahidN di Rumahnya
71
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
72
uSang Zahidu di Rumahnya
73
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
Bila Gus Dur tak bisa tidur nyenyak dan tubuhnya terlihat
bagai orang yang sedang resah di tempat tidur, saya amat paham.
Bagi tubuh yang menyimpan magma spiritual yang bergolak,
kesendirian kadang amat menyiksa. Magma itu selalu ingin
ditumpahkannya lalu mengaliri siapa saja yang ditemuinya. Dan
Gus Dur selalu ingin menemui orang di mana saja untuk bicara apa
saja atau sekadar untuk bercanda atau menumpahkan humor
humor segar-cerdas yang baru saja melintas dalam pikirannya.
Ibu Shinta bercerita kepada saya, "Sering pada malam-malam yang
telah sepi, ketika tak ada lagi orang yang jaga, Gus Dur, tiba-tiba
meminta, setengah memaksa, untuk pergi ke suatu tempat yang
jauh, di Jawa Timur. Ketika disampaikan "Mas, ini sudah malam,
sudah larut, sudah jam dua dini hari, dan tak ada pesawat, beliau
barn berhenti meminta, meski tampak beliau sangat kecewa." Ibu
sebenarnya paham bahwa Gus Dur, malam itu, pasti sedang
mengingat dan memikirkan orang-orang di Jawa Timur yang ingin
sekali bertemu beliau. Ibu diceritai soal itu siangnya. Dan Gus Dur
tak ingin mengecewakan mereka. Ia ingin memberikan
kegembiraan atau menghibur hati mereka. Boleh jadi mereka
sedang dirundung nestapa, mungkin sedang berharap mem
peroleh kegembiraan dari Gus Dur, mungkin pula ingin
memperoleh "berkah" darinya. Atau mungkin karena alasan yang
lain. Tetapi apapun alasannya, Gus Dur ingin tak mengecewakan
mereka yang berharap.
Hal yang sama juga terjadi ketika Gus Dur dirawat di Rumah
Sakit di Luar Negeri. Ia selalu saja ingin bangkit dari tempat
tidurnya dan melepaskan selang yang menempel di lubang
hidungnya. Ia sepertinya merasa menderita dengan keadaan itu.
Tetapi bukan lantaran tak menerima sakit yang dideritanya. Ia tak
pernah mengeluh soal ini. Ia gelisah pada soal tak bisa bicara
dengan orang lain. Keluarga yang dengan setia menunggu dan
menjaganya sering mengingatkan larangan dokter untuk mencabut
74
uSang Zahidu di Rumahnya
75
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
Ada satu malam yang tak akan pernah saya lupakan. Itu
adalah ketika saya, usai mengaji dari siang sampai sore di rumah
Gus Dur. Saya tiba-tiba diajak makan malam bersama Gus Durdan
keluarganya di rumah itu. Saya amat senang karena beliau ada di
rumah dan berkumpul bersama keluarganya, apalagi mengajak
makan bersamanya. Saya amat jarang menyaksikan pemandangan
seperti ini, ya seperti malam itu. Di meja makan itu saya adalah
satu-satunya "orang asing" di keluarga itu. Di samping Gus Dur
dan Ibu Shinta Nuriyah adalah empat orang anaknya. Menu
makanan yang dihidangkan tetap saja tak terlalu istimewa,
sederhana saja, seperti yang sudah disebut di atas. Saya duduk
berhadapan dengan Gus Dur yang duduk di samping istrinya, lbu
Shinta Nuriyah. Di sebelah kanan dan kiri saya adalah anak
anaknya. Dari tempat duduk itu saya melihat dengan amat jelas
bagaimana dan dengan apa Gus Dur makan. Manakala nasi di atas
piring diletakkan di depannya, ia meraba-raba. Saya tidak melihat
dia meminta diambilkan. Dan ketika lauk pauk ditaruh di atasnya,
saya melihat beliau membiarkannya saja. Ia tak bertanya apa
apa, tak menampik/menolak lauk apa yang diberikan kepadanya.
76
NSang ZahidN di Rumahnya
MendengarMusik Klasik
Bila malam telah larut, anak-anak telah menempati kamarnya
masing-masing dan dapur tak lagi berasap karena ditinggal mereka
yang bekerja di sana untuk istirabat, maka rumah besar itu menjadi
begitu sepi. Di luar, di masjid al-Munawwarah juga sepi. Dalam
situasi seperti itu Gus Dur selalu saja memperlihatkan diri tak
betah. Dia segera mencari-cari teman yang barangkali ada yang
belum tidur dan berjaga-jaga di depan rumah. Teman saya si Acung
(KH. Abdul Wahid Maryanto) biasanya ada di sana dan duduk-
77
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
' Rabi'ah Al-Adawiyah lahir di kota Bashrah tahun 94 H dan meni nggal sekitar
tahun 185 H dan dimakamkan di ternpat yang sama. Rabi'ah adalah sufi pertama
78
NSang ZahidN di Rumahnya
yang memperkenal kan ajaran Mahabbah (Cinta) llahi, sebuah fase perjalanan
seorang salik (pejalan/pengembara menuju Tuhan). la lahir dari keluarga sangat
miskin, pernah menjalani kehidupan sebagai penyanyi Bar di kotanya dan menjadi
hamba sahaya.
79
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
;.. �� � .,_j
� ..... ..
80
NSang ZahidN di Rumahnya
81
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
5 Sayyed Hossein Nasr, The Hear ofIslam: Pesan-Pesan Islam untuk Kemanusiaan,
cet. I, (Bandung: Mizan, 2003), him. 281.
82
NSang ZahidN di Rumahnya
• Sayyed Hossein Nasr, Spiritualitas dan Seni Islam, cet. I, (Bandung: Mizan, 1 993),
him. 180.
83
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
84
NSang ZahidN di Rumahnya
' Ahmad ibn Muhammad lbn Athaillah as Sakandary (w. 1 350 M), dikenal seorang
sufi sekaligus muhaddits yang menjadi faqih dalam mazhab Maliki serta tokoh
ketiga dalam tarikat al-Syadzili. Penguasaannya akan had its dan fiqh membuat
ajaran-ajaran tasawufnya memiliki landasan nash dan akar syariat yang kuat.
Karya-karyanya amat menyentuh dan diminati semua kalangan, di antaranya Al
Hikam. Kitab ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran spiritual di kalangan
murid-murid tasawuf. Kitab lainnya, Miftah al-Falah Wa Mishbah Al Arwah (Kunci
Kemenangan dan Cahaya Spiritual), Kitab al-Tanwir Fi lsqath al Tadhbir (Cahaya
Pencerahan dan Petunjuk Diri Sendiri).
8 Abd al-Karim al-Ji Ii, 'Abd al-Karim ibn Ibrahim ibn 'Abd al-Karim ibn Khalifah
ibn Ahmad ibn Mahmud al-Jili. Lahir di Baghdad, 767 H/1365 M. la sering
disebut dengan gelar 'Qutb al-Din' (Poros Agama). jili adalah pembela gigih al-
85
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
Sembunyikan wujudmu
pada tanah yang tak dikenal
Sebab sesuatu yang tumbuh
dari biji yang tak ditanam
tak berbuah sempurna"
Syaikh al-Akbar Muhyiddin lbn 'Arabi. Karyanya yang sangat terkenal: A/-/nsan
Al-Kami/ Fi Ma'rifat-1 'L-Awakhir Wa 'L-Awa'il. Karyanya yang lain: Al-Durrah
Al-'Ayniyah Fi a/-Syawahid Al-Chaybiyah, Al-Kahf Wa al-Raqim Fi Syarh Bi
Ismii/ah Al-Rahman Al-Rahim, Lawami Al-Barq, Maratib Al-Wujud, Al-Namus
Al-Aqdam.
9 Muhammad bin Ali bin Athiyyah, Abu Thalib al-Makky, lahir di desa Jabal,
daerah antara Baghdad dan Wasith, lrak. Dia seorang sufi besar dan penulis buku
tasawufterkenal: Qut al-Qulub fi Mu'amalat al-Mahbub. Buku ini menjadi rujukan
utama Imam Abu Hamid al-Ghazali, dalam kitab magnum opusnya: lhya
Ulumuddin. la meninggal pada tahun 386 H di Baghdad.
10 Al-Qusyairi, nama lengkapnya adalah Abdul Karim bin Hawazin bin Abd a/
Malik bin Thalhah, Abu al-Qasim al-Qusyairi. la imam dalam tasawuf, ahli tafsir,
had its, dan sastra. la dikenal sebagai *Zain al-Islam• (Hiasan Islam). Bukunya
yang sangat terkenal dan menjadi pegangan utama para penganut tasawuf Sunni:
Al-Risa/ah al-Qvsyairiyah. Karyanya yang lain; Lathaifal-lsyarat fi Taf
s ir al-Qvr'an,
Kitab al-Qulub al-Shaghir, dan puluhan kitab lainnya.
11
lbn Athaillah al-Sakandari, Al-Hikam, hikmah No. 1 1 .
86
NSang ZahidN di Rumahnya
•syair ldfin itu amat memukau. la begitu indah. Aku tak pernah
menemukan yang sepertinya di tempat lain. Di dalamnya tersimpan
gejolak spiritualisme yang amat kuat. Sang penulis, agaknya,
menemukan ma knanya ketika ia melakukan permenungan dalam
sunyi, bening dan dalam situasi ekstasi, lalu merasuki jiwanya, maka
ia menjadi kata-kata indah nan abadi, sepanjang zaman.•12
12
Zaky Mubarak, Af-Tashawwufaf-lslami fi af-Adab wa af-Akhlaq, him. 108.
87
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
Puisi lain dari sufi agung yang juga amat sering disampaikan
Gus Dur dalam banyak kesempatan dan ruang, adalah:
,,.
)
" , .
'•
' 0
",, "
"'
Ia&· ..
•
cl.Jl> l J
• ,
·....- < >"
, ' , • -
'
\m.r ,,. LJ •
•
,, ,, \ ,, !. ' ;
�Ll.; �\ -fa �-� 'i'
Tak usahlah kau temani
Mereka yang tak membangkitkan lakumu
Dan yang kata-katanya
tak membimbingmu
kepada Tuhan'J
88
uSang Zahidu di Rumahnya
89
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
90
NSang ZahidN di Rumahnya
Gus Dur juga ingin tak ada Iagi marjinalisasi dan alienasi atas
mereka. Mereka harus diberi ruang yang sama untuk memperoleh
kesejahteraan, dibangkitkan dan dimajukan. Mereka harus
diberikan ruang dan akses yang sama untuk memperoleh
kebahagiaan dan pengetahuan yang tinggi. Betapa banyak sudah
anak-anak muda miskin diberinya bantuan, dan betapa banyak
anak muda yang diberi kesempatan untuk maju dan menjadi
pemimpin. Mereka mendapatkan bimbingan intelektual dan spiri
tual Gus Dur. Beliau menyambut mereka dengan gembira dan tak
mengharap balas jasa. Gus Dur tak peduli, mereka mau berterima
kasih atau tidak.
91
#6
SANG ZAHID SERING TAK P UNYA
UANG
93
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
94
Sang Zahid Sering Tak Punya Uang
Gus Dur sering tak punya uang, karena setiap punya uang a
i
bagikan kepada orang lain atau pihak yang memerlukannya.
Banyak cerita orang dekat Gus Dur yang menyampaikan soal
kelakuannya seperti itu, termasuk ketika ia menjadi presiden. Pak
Mahfud MD, antara lain, bercerita ketika mendampinginya dan
menjadi pembantunya sebagai menteri. Gaji Gus Dur sebagai
presiden sering diberikan kepada orang-orang yang memerlukan
nya atau yang menurutnya membutuhkan meskipun tak diminta,
termasuk kepada menterinya. Gus Dur, kata Pak Mahfud, pernah
memberikan sebagian gaji pertamanya kepada Alwi Shihab, sambil
mengatakan: "Nih Alwi, untuk beli jas, masa menteri jasnya jelek
begitu." Ia rupanya tahu jas yang dipakai Pak Alwi Shihab. Hal
yang sama juga dilakukan kepada anak muda yang diangkat sebagai
95
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
96
Sang Zahid Sering Tak Punya Uang
Isu PesawatAWAir
Suatu hari usai mengaji di rumah Gus Dur, saya pulang naik
taksi menuju kost, tempat tinggal manakala saya di Jakarta. Kepada
supir taksi itu saya bercerita sedikit tentang beliau. Tentu saja
saya menceritakan hal yang dalam pikiran saya akan ditanggapi
dengan positif dan dengan penuh kekaguman. Ya, soal
kebersahajaan Gus Dur dan seringnya beliau tak punya uang. Tetapi
saya salah berpikir. Supir taksi itu malahan mengritiknya. Katanya:
"Gus Dur itu orang kaya raya, rumahnya bagus dan dia punya
perusahaan/maskapai penerbangan namanya "AW Air". Pak supir
bicara dengan sangat yakin. "AW" itu pasti singkatan dari
Abdurrahman Wahid. Saya mencoba bertanya dari mana dia tahu
itu. Ia menjawab pernah membaca koran dan mendengar cerita
teman-temannya, dulu. Dan saya diam sambil senyum-senyum
saja, tak hendak mendebatnya. Dalam hati saya ingin mengatakan
kepada pak supir taksi itu bahwa saya tahu dengan mata kepala
sendiri, beliau tak memiliki perusahan apapun, apalagi maskapai
penerbangan. Lalu pikiran saya melayang ke Muktamar III Partai
Kebangkitan Bangsa (versi Gus Dur) di Surabaya, 27-28 Desember
2010, dua hari menjelang Haul 1 Gus Dur. Saya menghadirinya. Di
Bandara banyak orang menawarkan pesawat itu dengan tiket
murah. Di sana memang berhembus isu bahwa pemilik pesawat
itu adalah Gus Dur sambil menyebut kepanjangan AW, sebagai
Abdurrahman Wahid. Saya mafhum dengan isu, karena memang
situasi politik perseteruan antara PKB kubu Abdurrahman Wahid
di bawah kepemimpin putrinya Yenny dan keponakannya
Muhaimin lskandar amatlah keras.
97
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
Membagi.Amplop Transport
Hari-hari Gus Dur adalah hari-hari yang padat agenda
bertemu banyak orang untuk keperluan yang beragam. Di samping
menghadiri seminar, diskusi, memimpin rapat-rapat, menulis,
mengaji, menghadiri dan menjadi saksi pernikahan atau
menikahkan, ia juga berziarah atau mengunjungi banyak tempat
yang baik dan mengingatkan dirinya. Setiap Gus Dur ke suatu
daerah, ia selalu menyempatkan diri bertemu kiai, ulama atau
tokoh setempat. Kadang tak ada yang ingin disampaikannya,
kecuali sekadar bersilaturahmi dengan mereka. Gus Dur juga
menghadiri undangan Hafiah Imtihan di pesantren-pesantren.
Hafiah Imtihan adalah istilah untuk upacara perayaan usai ujian
dan mengakhiri kegiatan selama setahun di pesanten. Teman saya
yang setia mendampingi Gus Dur bercerita kepada saya. Suatu
hari Gus Dur hadir untuk memberikan ceramah hafiah imtihan di
98
Sang Zahid Sering Tak Punya Uang
99
#7
ZUHUD DAN ZAHID
Maka Gus Dur memang sering tak punya uang, meski ketika ia
menjacli presiden. la seorang zahid, seorang darwis. Sang Zahid di
manapun sering tak punya uang, sebab uang baginya punya uang
atau harta benda bisa akan dan sering mengganggu pikiran dan
jiwanya, melalaikannya dari tugas mengabdi dan mengingat
Tuhan. Gus Dur pernah suatu saat menyampaikan ayat "Alhakum"
atau "al-Takatsur". "Kehidupan glamor telah melalaikan kamu.
Sampai kamu masuk ke dalam kubur. Oh tidak! Kamu pasti akan
tahu. Kamu pasti akan melihat dengan mata kepalamu. Kemuclian,
hari itu, kamu pasti akan ditanyai tentang kenikmatan yang
melalaikan itu."
101
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
102
Zuhud dan Zahid
103
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
104
Zuhud dan Zahid
'Siapa saja yang tak rela atas keputusan-Ku, silakan cari Tuhan
selain Aku.'
105
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
•(vai1ui hari di mana harta dan anak tak lagi memberi manfaat
apapun, kecuali orang yang datang dengan hati yang bersih."
•Qalb SalimH (hati yang bersih, bening) adalah hati dan jiwa yang
larut dalam cinta yang luruh dan seluruh kepada-Nya.
106
#8
MISTERI SANG ZAHID
Hal yang sepertinya tak masuk akal itu dikemukakan Gus Dur
dalam celotehan-celotehan atau canda-canda atau yang lain.
Banyak orang yang tak percaya ketika Gus Dur menyampaikannya,
tetapi ia terbukti benar adanya pada saat yang lain. Celotehan
yang populer misalnya soal DPR yang disebutnya seperti Taman
107
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
Misteri Gus Dur yang lain dan sering dibicarakan orang adalah
soal tidur Gus Dur. Ia dikenal suka tidur atau tukang tidur. Ia mudah
sekali lenyap dan masuk dalam mimpi-mimpi, di mana saja dan
dalam forum apa saja, termasuk dalam forum seminar
internasional yang berkelas pemikir besar dunia. Lalu Gus Dur
bangun dan segera memberikan tanggapan atau jawaban atas
pertanyaan yang dilontarkan audiens kepadanya. Menakjubkan.
Tanggapan dan jawaban Gus Dur, mengarah, mendalam, dan
memperlihatkan kecerdasan dan kegeniusan pikirannya. Gus Dur
sepertinya mendengar dengan tekun seluruh pembicaraan mereka,
meski dalam tidur nyenyak.
108
Misteri Sang Zahid
109
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
Itu adalah satu saja dari sekian banyak cerita aneh Gus Dur
yang sudah ditulis sejumlah orang dan masih menjadi bahan
pembicaraan yang menarik di banyak ruang sampai hari ini. Banyak
orang kemudian, terutama komunitas muslim tradisionalis dan
orang-orang Jawa menyebutnya sebagai: "Weruh Sakdurunge
Winarah" (Mengetahui sebelum terjadi). Ini biasa dialamatkan
kepada orang yang dikenal dalam masyarakat pesantren sebagai
"waliyullah", kekasih Tuhan.
110
Misteri Sang Zahid
"
,, � ,,
,, .; t ,,. � ' 'S: � .;
I •1
•, ' . - <
�� .�j
" , rJ',, .J':'
) - I'--J '-,- �y�
.• 11 _J• 1 �� I-· �
•
._
)Goa
I
..- "I r�
,
' '' .I
I.).
111
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
112
Misteri Sang Zahid
113
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
114
Misteri Sang Zahid
115
#9
TAREKAT DAN DOA-DOA GUS DUR
Orang-orang yang dekat Gus Dur, bercerita, jika tak ada teman
yang diajak bicara dan beliau sendirian, maka dalam waktu yang
sunyi sepi itu ia membaca surat al-Fatihah, entah berapa kali, lalu
membaca "shalawat" atas Nabi, "tawassul" dan berdoa untuk
dirinya sendiri, kedua orangtua, keluarga, untuk para wali (para
kekasih Tuhan), para ulama yang telah wafat dan untuk bangsa
dan negara yang dicintainya. Ada juga orang yang bercerita: "Jika
tangan Gus Dur tak pernah berhenti bergerak-gerak, seperti
mengetuk-ngetuk, sebenarnya dia sedang berzikir: Allah, Allah,
Allah. Tangan itu menggantikan tasbih." Itulah jalan spiritual
(thariqah)nya. Saya sendiri tak pernah tahu atau mendengar dan
tak pernah bertanya, Gus Dur mengamalkan tarekat tertentu,
seperti Qadiriyah, Naqsyabandiyah, Tijaniyah, Mawlawiyah,
Rifa'iyyah atau yang lainnya. Saya mengira dia tak terikat pada
satu tarekat. Boleh jadi dia juga tak mau berkomentar soal
"mu'tabarah" (diakui) atau "ghair mu'tabarah" (tidak diakui)
dalam hal ini. Baginya semua tarekat baik adanya, karena ia adalah
jalan spiritual yang ditemukan oleh seseorang dengan peng
alamannya masing-masing. Dalam sejumlah kesempatan Gus Dur
juga mengagumi cara-cara spiritual yang dijalani oleh para
pengikut agama-agama yang ada di dunia. Cerita seorang teman
mengatakan bahwa beliau telah memperoleh "Jjazah", semacam
perkenan mengamalkan suatu tarekat, atau "pemberkatan" dari
117
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
118
Tarel<at dan Doa-Doa Gus Dur
.11 ..:.ilJWI
\.).- ,.
<
(...,� ,:_<::...,. J.j
I -! ...,
�')i.;,�
,.·
-� �
I
f. �,.
"
,,- .J1
' �
�
J-
119
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
•\<.
,... �
f,
- '1 �'l �..:;..J1 I�
� .....,-..
��t �
.. ��lj l.S"""
. f;;._"" ,)_,f' :.;5:;j;
,,�
.. ,,, �- i,u 1 VeI
q
.
,
120
Tarel<at dan Doa·Doa Gus Dur
121
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
Indonesia ditulis oleh banyak orang, tetapi terjemah paling menarik ditulis oleh
Syu'bah Asa.
122
Tarekat dan Doa-Doa Gus Dur
�1"
>..l.!�
-
.....
...
..x _, .· ,
· , ..:;
"'/" 1 • " -:.
I.A.A j
::. .;_y
, -:··
\,· ·'
••
., .
_ _,.
_
• � 01
G .•l
- l '
Il• I l;•
..)
,,
.�
' '-
-.
�
,,
1 1 , ' �,.. J,l
� � �
�l ·•;
)
r,..r,;- •
....-
• •
� ,..
- � . '-' � � ·
• �
I
, • •
..-.
....
....
'_ __,", .jljl <-
' .u .:::,__;' i
,, . �"', J
•
_/ ,,
'1·,·
' '
��
,.,,�.. . � ,,
�)II;
,,
, ,.
::_, 1.WI '�
....,
� ;'�.
,,
...
' h•
_,
123
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
124
Tarel<at dan Doa-Doa Gus Dur
.
' •• - ..,,,,,.
,.
,
Jii ·� 'l.:
1WO , ' I '1 o
'-'· , ../•
.,_
, "",,- " -"
,," ,l
' ' - ,
J1 •••• Jr."' iy.J' -..,!>. � ..:;..., :
• •
- "
• '
I
• � •
125
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
126
Tarekat dan Doa-Doa Gus Dur
Dengan doa-doa itu, kita tentu paham bahwa Gus Dur selalu
mohon ampunan kepada Tuhan. Para nabi, orang-orang arif, kaum
sufi, dan orang-orang yang rendah hati setiap hari mohon
ampunan-Nya, ratusan dan ribuan kali.
5 Abu Nawas adalah nama panggilan. Nama sebenarnya adalah Al-Hasan bin Hani,
lahir di Ahwaz, Kazakstan, Baral Selatan Iran, 145/762 M. Dia termasuk penyair
paling terkenal pada masa Dinasti Abbasiah. Dia juga dikenal sebagai 'Penyair
Arak".
127
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
Wahai Tuhanku,
Anugerahi kedamaian dan keselamatan
Selama-lamanya
Pada sang kekasih-Mu: Ahmad
Ciptaan-Mu yang terbaik dari semuanya
128
Tarel<at dan Doa-Ooa Gus Our
Wahai Tuhanku
Aku bukan orang yang pantas menempati surga-Mu
Tetapi aku juga tak sanggup tinggal di neraka-Mu
Anugerahi aku kemampuan kembali pada-Mu
Dan ampuni dosa-dosaku
Karena hanya Engkaulah
Satu-satunya yang bisa memberi ampun
dosa-dosa besar
Doa (3)
Pertobatan, Amal saleh, dan Ilmu Yang bermanfaat
129
SANG ZAHID: Menganmgi Sufisme Gus Dur
130
#10
ZIARAH GUS DUR
Pada awal tulisan ini saya mengatakan bahwa nama Gus Dur
masih akan terus disebut-sebut para pengagumnya, meski dia
sendiri sudah menyampaikan selamat tinggal. Apa yang pernah
dikatakan, dilakukan atau yang keluar dari Gus Dur masih terus
menjadi perbincangan di mana-mana. Berbagai diskusi, seminar,
simposium, kajian, ceramah dan sejenisnya masih terus
diselenggarakan. Beberapa waktu yang lalu, Alissa Wahid, putri
pertamanya, menggelar simposium bertajuk "Kristalisasi
Pemikiran Gus Dur." Sejumlah besar orang yang mengenal, dekat
maupun jauh hadir dan memberikan kesaksian atas pikiran dan
langkah-langkah Gus Dur. Dalam waktu yang sama para santri muda
yang pernah bersentuhan secara intelektual, politik, kebudayaan,
dan seni di Pesantren Ciganjur, menyelenggarakan "sekolah
pemikiran Gus Dur" dengan seperangkat modul dan atau kuri
kulum dengan perspektif pemikiran Gus Dur. Mereka bekerja sama
dengan program Kristalisasi Gus Dur di bawah komando Alissa
merumuskan "mazhab Gus Dur" atau "Gusdurianisme." Dengan
begitu mereka berharap gagasan pemikiran dan langkah-langkah
Gus Dur semasa hidupnya akan terus hidup dan berkembang. Para
pengikut dan pecinta Gus Dur dengan bangga menyebut diri
sebagai "Gusdurian". Mereka melakukan berbagai pertemuan baik
untuk sekadar kongkow maupun mendiskusikan berbagai isu
sosial, politik kebangsaan, ekonomi, budaya, dan keagamaan. Pada
131
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
132
Ziarah Gus Our
133
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
makam Bung Karno, Pak Harto, dan Gus Dur. Tapi makam Gus Dur
inilah yang paling sederhana. Padahal almarhum juga seorang
presiden." Bersebelahan dengan makam Gus Dur, terdapat makam
ayah dan kakeknya: K.H. Wahid Hasyim dan Hadratusyaikh K.H.
Hasyim Asy'ari yang juga amat bersahaja. Makam-makam itu
dibiarkan terbuka menghadap Iangit biru dan disinari terik
matabari. Tak ada bangunan cungkup di atasnya. Tak ada tembok
yang mengelilinginya.
Usai ziarah, saya pamit dan izin untuk memisahkan diri dari
rombongan keluarga itu. Saya sengaja kembali dengan mengambil
jalan yang dilalui masyarakat peziarah. Suasana jalanan dipenuhi
warung-warung dan toko-toko yang menjual barang-barang khas
di kompleks pemakaman Sunan Gunung Jati atau makam Walisanga
yang lain: Mushaf al-Qur'an, kumpulan doa-doa dan tahlil, surat
Yasin, tasbih, sabuk, peci dengan berbagai corak dan modelnya,
sajadah, bunga-bunga; mawar, melati, kenanga dan kemboja dan
lain-lain, serta tak lupa kemenyan dan lain-lain. Jalanan itu
menjadi begitu sempit. Di bagian lain dari jalan itu banyak sekali
warung makanan dan minuman. "Gus Dur, masih memberi rizki
dan kebahagiaan kepada masyarakat, meski dia telah wafat," kata
saya dalam hati. Para wali adalah tokoh-tokoh yang "hadir dalam
ketidakhadiran;" mereka bukan hanya sebagai sosok-sosok
134
Ziarah Gus Our
135
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
2 Martin Lings yang setelah masuk Islam mengganti namanya menjadi Abu Bakr
Siraj Ad-Din, lahir di Burnage, Lancashire, Amerika Serikat, pada 24 Januari
1909. la adalah filsuf, sufi, dan penyair modern terkenal. Namanya sering
disejajarkan denganTitus Burckhardt, Rene Guenon, FritjhofSchuon. Tanggal 12
Mei 2005 lalu, Martin Lings menghembuskan napas terakhir dalam usia 96 tahun.
3 Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik), Raden Rahmat (Sunan
Am pell, Syaikh Syarif Hidayatullah (Sun an Gunung Jati), Raden Said (Sunan
Kalijaga), Raden Qasim (Sunan Derajat), Raden Makdum Ibrahim (Sunan Bonang),
Raden Umar Said (Sunan Murial, Raden Paku Ainul Yaqin (Sunan Giri), dan
Ja'far Shadiq (Sunan Kudus).
136
Ziarah Gus Our
137
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
Mengenai hal ini, saya teringat pada teman saya seorang dosen
Universitas Islam Indonesia (UIN) dan cendekiawan Muhamma
diyah terkemuka. Ketika ditanya dalam wawancara di televisi,
apakah ziarah kubur termasuk syirik. Dia menjawab bahwa ziarah
kubur dianjurkan oleh Nabi: "Kuntu Nahaitukum 'an Zirarah al
Qubur, Ala Fazuruha (Aku dulu memang pernah melarang orang
berziarah kubur, tetapi ketahuilah bahwa sekarang saya
memerintahkannya). Saya sendiri sering ziarah kubur. Di sana saya
berdoa dan saya tetap muslim yang baik." Tentu saja tidak hanya
Bachtiar, tetapi juga ada jutaan peziarah seperti dia, meski
mungkin ada pula yang tidak sepertinya.
138
Ziarah Gus Our
Datang, Datanglah
Marilah kita berputar mengelilingi kebun mawar
Marilah kita berputar seperti jarum kompas
yang mengelilingi titik kemuliaan llahi
Kita telah menyebar banyak benih di tanah
Dan menanami tempat yang gersang
Marilah sekarang kita berputar
Mengelilingi padi yang tidak dapat dipahami lumbung.4
4 Lihat, Leonard Lewishohn, (ed.), Warisan Sufi' Warisan Sufisme, him. 121.
139
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
140
#11
DOA UNTUK SANG ZAHID
141
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
Memenuhi panggilan-Mu
Kami, hamba-hamba-Mu yang hadir di sini
Memohon kepada-Mu,
Ampuni, maafkan dan sayangi dia
Tempatkan dia di atas Pangkuan-Mu,
Dan dalam Rengkuhan Kasih-Sayang-Mu
Wahai Tuhan
Yang tak ada tuhan selain Engkau
Meski dia telah tak lagi bersama kami
Dia selalu ada di dekat kami
Dan kami selalu ingin bersamanya
Melanjutkan mimpi-mimpinya yang indah
Bagi bangsa dan negeri kami
Yang kami cintai
Wahai Tuhan,
Engkaulah Pencipta kami semua
Pencipta alam semesta
Dalam keragaman yang indah
Yang begitu elok
Kami semua hamba-Mu,
Kami berasal dari-Mu
dan akan kembali kepada-Mu jua
Ampuni kami jika kami salah
dan tak sopan kepada-Mu
***
142
Doa untuk Sang Zahid
***
143
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
Tuhanku,
Orang-orang yang meminta telah tiba di depan pintu-Mu
Orang-orang fakir telah berlindung di dekat-Mu
Perahu orang-orang miskin telah tiba
Di pantai lautan kemuliaan-Mu
Mereka berharap-harap segera menyeberang
Menuju kasih dan anugerah-Mu
Tuhanku,
Jika saja Engkau tiada memuliakan
kecuali mereka yang setia dan tulus mengabdi kepada-Mu
Kepada siapa pendosa yang lalai dapat selamat
Ketika dia tenggelam dalam lautan dosa
144
Doa untuk Sang Zahid
Tuhanku
Jika Engkau tiada menyayangi
Kecuali pada mereka yang taat kepada-Mu
Siapakah yang akan menyayangi
Orang yang durhaka kepada-Mu
Jika Engkau tiada menerima
Kecuali mereka yang mematuhi perintah-Mu
Siapakah yang akan menerima orang yang nakal
Tuhanku
Beruntunglah mereka yang percaya kepada-Mu
Berbahagialah mereka yang bangun malam menyembah-Mu
Selamatlah mereka yang tulus mengabdi-Mu
***
145
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
146
Doa untuk Sang Zahid
Wahai Tuhan
Kami mohon kepada-Mu
Berikan bangsa kami pengawasan-Mu
Selamatkan bangsa dan negara kami dari kehancuran
Jaga kami dari segala kegalauan
Lindungi kami dari malapetaka
Turunkan kepada kami kedamaian
Sinari wajah kami dari Cahaya Cinta-Mu
Yang menuntun kami kepada kokohnya benteng-Mu
Dan yang melindungi kami dengan Rengkuhan Kasih-Mu
Wahai Yang Maha Kasih, Maha Sayang
Wahai Tuhan
Anugerahi kami kebaikan hidup di dunia
Dan kebaikan hidup di akhirat
Jaga dan jauhkan kami dari siksa neraka
147
Epilog
SANG PENGEMBARA:
SELAMAT DATANG
149
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
150
Epilog
' Lihat, Muhammad Abed al-Jabiri, Naqd al-'Aql al-'Arabi; Bunyah al-'Aql al
'Arabi, cet. V, (Beirut-Libanon, Markaz Dirasah al-Wahdah al-Arabiyyah, 1 996),
him. 364.
151
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
IslampadaAwalnyaAsing
Maka dengarkanlah apa kata Nabi yang agung, Muhammad
bin Abd Allah, Saw., tentang kehadiran para pengembara itu:
152
Epilog
Maka sang Nabi, orang asing itu, terns saja melangkah setapak
demi setapak. Dengan tetap memperlihatkan kejujuran,
kebersahajaan, ketulusan, ketenangan, dan kesabaran yang penuh,
ia memperoleb makin banyak simpati masyarakatnya. Perangai
dan budi pekertinya yang luhur itu membuat masyarakat di
sekitarnya satu-satu dan diam-diam jatub cinta pada ajaran-ajaran
yang dibawanya. Dan dalam tempo amat singkat, sesudab itu,
ketika ia pulang kembali ke tempat kelahirannya di Makab, situasi
tak dibayangkan dan mencengangkan pun hadir. Orang-orang yang
beberapa tahun sebelumnya mengucilkan, membenci, dan
153
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
·, .
•Hari ini, tidak ada balas dendam atas kalian. Pergilah ke mana
kalian suka. Kalian orang-orang yang bebas."
154
Epilog
155
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
.,� /
� 1 , ' � �i ...,.,, � ' .;' � , ,., �. I �
, .o,, :. ., ,, "
' •
._. . .... ....- 't..J,. .._, ci o,,_
-
,_... "--'- -' • .;..t. • ,-. I
.I .. ...:.....o ..u I I.:>' .u•
•�
.,.J
I .. ,,
,
... _; � � .,_..-.
,
, _ • • •'
jadilah SangPengembara
Suatu hari di masjidnya di Madinah, Ibn Umar, sahabat Nabi,
menemuinya. Nabi menyambutnya dengan hangat. Kedua orang
ini terlibat dalam obrolan serius tapi disampaikan dengan santai.
Sambil memegang pundak sahabatnya itu, Nabi yang mulia
kemudian mengatakan:
156
Epilog
Gus Dur
Sang pengembara itu, telah pulang, Selamat Jalan!
Orang asing itu telah pergi, Selamat Jalan!
Orang aneh itu telah berangkat, Selamat Jalan!
Hari ini orang hanif itu telah pindah. Selamat Jalanl
Dunia mengantarmu dengan doa. Selamat Jalanl
Suara-suara riang di langit menyambutmu: Marhabanl
Selamat Datang!
157
DAFTAR BACAAN
Al-Qur'an al-Karim.
Ibn Jarir al-Thabari. Jami'a al-Bayan 'an Ta'wil Ayi al-Qur'an.
Musthafa al-Babi al-Halabi. Mesir. Cet. III. 1968.
159
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
Al-Bushairi. Burdah.
Yasyraf Amir Piliang. Posrealitas. Jalasutra. Yogyakarta.
Al-Ashifi, Muhammad Mahdi. Al-Hubb al-Ilahifi Ad'iyah Ahl al
Bait. Majma' Ahl al-Bait.
Al-Syathibi. Al-Muwafaqat. Al-Maktabah al-Tijariyah al-Kubra.
Kairo. Mesir. t.t.
160
Daftar Bacaan
161
TENTANG PENULIS
163
SANG ZAHID: Mengarungi Sufisme Gus Dur
164