Anda di halaman 1dari 45

http://mteguhp.multiply.com/journal?

&show_interstitial=1&u=%2Fjournal

Nice Yusuf & Zulaikha

Oct 17, '06 12:12 AM untuk semuanya

Sedikit yang mengetahui bahwa Cinta Zulaikha pada Yusuf sudah mulai jauh sebelum Zulaikha menjadi isteri seorang wasir. Satu malam yang tenang, langit bersih tampak bintang gemintang ribuah .. tidak jutaan seolah menempel di langit yang hitam pekat. Angin yang basanya kencang kini terasa lembut. Ketenangan malam seolah mempesona tetumbuhan untuk tidak menggoyangkan dedaunannya. Sang Putri Zulaikha tidur di peraduan dengan nyenyaknya. Seolah kabut yang berwarnawarni hadir dalam mimpinya, dan ditengah-tengah keindahan alam mimpi yang tak terlukiskan, sosok pemuda yang Agung dan mempesona hadir di tengah-tengah taman. Sungguh keindahan alam mimpi yang sebelumnya, Keindahan warna-warni yang sebelumnya mempesona, Kini seolah tenggelam ditelan pesona wajah agung nan rupawan si pemuda. Sang putri yang menyaksikan itu merasa dadanya berguncang hebat, hatinya jatuh cinta pada sang pemuda. "Duhai..siapakah..siapakah..siapakah dia ???" Bangun dari tidurnya, Zulaikha termangu-mangu, Hangat sinar mentari sudah terlanjur merasuk di hati, Cinta pada sang pemuda dalam mimpi sudah menyelusup masuk ke pori-pori, "Duhai, Siapakah kini yang dapat membawa dia kehadapanku Engkaukah angin ? Yang sanggup menyampaikan rasa cintaku padanya ? Atau engkaukah air ? yang dapat mengalirkan anggur cintanya kepadaku ? Atau engkaukah bumi ? yang dapat mempertemukanku dengan sang pujaan hati ? Api telah membakar seluruh isi hatiku." Malam-malam kini dilaluinya dengan memohon, memohon dan memohon, Agar ia dipertemukan dengan sang pemuda pujaan dalam mimpinya. Satu waktu, kembali mimpi membawa sang pemuda kehadapannya,

Zulaikha bertanya,"Siapakah engkau Tuan ? yang telah menyita seluruh perhatianku ? yang telah menghabiskan siang dan malamku untuk mengingatmu ? Siapakah engkau ?" Sang pemuda berkata, "Aku Wazir Agung dari Mesir" Begitu bangun, Zulaikha berupaya dengan segala cara, Agar ia dipertemukan dengan Wazir agung mesir. Ia berkata pada ayahanda, agar ia dikawinkan dengan Wazir Agung Mesir. Sang ayah terdiam dan kemudian ia ingin menjajaki sampai dimana keinginan anaknya terhadap Wazir Agung Mesir. Maka suatu hari, diundanglah sang Wazir. Dari balik pintu, Zulaikha mengintip dengan dada berdegup kencang. "Diakah...diakah orang yang telah merampok hatiku ?".... Begitu di lihatnya wajah sang Wazir, alangkah kecewanya ia, bukan-bukan orang yang diharapkan. Tiba-tiba ia mendengar sebuah suara, "Melalaui wazir inilah, engkau akan bertemu pujaan hatimu". Zulaikha yang sudah lemah lunglai, hampir putus harapan, kini kembali bersemangat. Api harapan dan hangatnya pertemuan yang diinginkan dengan sang pujaan mengalami proses ujian. Ia tetap melangsungkan pernikahannya dengan wazir Agung. Keanehan terjadi pada Zulaikha dan Wazir Agung, Mereka tak bisa sebagaimana laiknya suami isteri, Alloh telah menjaga harum melati dan menjaga mawar tetap berseri. San Wazir menerima apa adanya takdir yang terjadi. Demikianlah...;. Lama tak ada mimpi sang pujaan sama sekali, Ingin sekali ia menyebut-nyebut nama sang pemuda, tapi ia tak tahu siapa namanya. Hanya bayang-bayang sang pemuda yang tak lepas dari angan angannya. Siang malam, siang malam, dihabiskan mengingat orang yang dicintainya. Sampai satu waktu, mimpi menghantarkan sang pujaan lagi ke hadapannya. Zulaikha bertanya, "Siapakah Tuan yang memiliki wajah separo manusia dunia ?"

"Siapakah nama Tuan ?" Si pemuda tersenyum, Senyumnya menghidupkan tetumbuhan yang mati disekelilingnya, Menyegarkan yang layu, Menyembuhkan hewan-hewan yang sakit. "Aku Yusuf...;." Byaar...; Zulaikha terbangun dari tidurnya, Kini bayang Yusuf tlah bertambah dengan bibir Zulaikha yang terus menggumamkan Nama Yusuf..Yusuf..Yusuf...; Apa saja yang berbau nama Yusuf, akan didatanginya sambil berharap ia adalah pujaan hatinya. Satu waktu terdengar khabar ada seorang budak yang bernama Yusuf di pasar, Bergegas ia mengajak dayang-dayangnya ke sana. Dengan tandu yang dipanggul oleh budak-budaknya, Diiringi oleh dayang-dayangnya, Zulaikha datang di pasar budak itu. Diintipnya dari tirai tandunya yang berwarna kuning muda. "Tuhan !!"pekiknya tertahan,.......... "i..ii..ia ..dia yang ada dalam mimpiku !" "Pelayan beli budak yang dipasar itu. Berapapun harganya beli. Jangan sampai kedahuluan oleh orang lain. Kalau perlu, katakan pada mereka, isteri wazir Agung Mesir yang membeli budaknya" Dengan harga yang mahal, emas perak dan berlian, sejak saat itu, Yusuf menjadi budak wazir dan isterinya, Zulaikha menyuruh budak-budak yang lainnya melayani Yusuf, Memberinya pakaian yang indah bagi seorang budak, dan Memberinya makan makanan yang biasa dimakan olehnya dan wazir. Para budak iri tapi terpendam dalam hati. Mulai hari itu, Zulaikha mencari jalan agar dapat menarik perhatian Yusuf, Dengan lemah lembut dalam pembicaraan, dengan memberi Yusuf pakaian yang indah-indah, dengan memberinya minuman yang menyenangkan, bukannya Yusuf

yang meladeni Zulaikha bak budak terhadap majikannya, melainkan Zulaikha yang melayani Yusuf bak budak terhadap majikannya. segala cara tuk menggoda sudah dipakai, tapi Yusuf tidak bergeming. Yusuf tidak menunjukkan cintanya, melainkan hanya menunjukkan hormat dari seorang budak pada majikannya. Zulaikha bebas melakukan apa saja sebab sang wazir hampir tidak pernah berada di rumah. Suatu ketika di ajaklah Yusuf berjalan menuju lorong-lorong kamar, masuk kamar keluar kamar, masuk kamar lagi keluar kamar yang lainnya, sampai kamar yang terakhir, sudah ada 12 pintu yang mereka lewati. Tanpa sepengetahuan Yusuf, seluruh pintu-pintu kamar itu dikunci oleh Zulaikha, dan kuncinya disimpan diam-diam. Di kamar yang terakhir itu, jauh dari orang lain, jauh dari keramaian apapun.

Zulaikha sudah tak dapat menahan kerinduannya pada Yusuf yang sudah terpendam selama bertahun-tahun. Ia mendekat pada yusuf, tapi Yusuf menghindar, demikian selanjutnya, Zulaikha mendekati Yusuf, Yusuf menghindar lagi dengan agak ketakutan, Sampai satu waktu ketakutan Yusuf memuncak. Ketika Zulaikha mendesaknya, Ia tak mau menjatuhkan dirinya ke lembah nista, Yusuf membalikkan punggungnya, ia berlari menuju pintu kamar itu. Zulaikha tak mau Yusuf pergi dari kamar itu, ia mencoba menahannya dengan menarik tubuh Yusuf. Yang terpegang adalah baju Yusuf, Robeklah baju, berbareng dengan Yusuf lari keluar, Seolah Tuhan sendiri yang membuka pintu-pintu itu, Setiap kali Yusuf berhadapan dengan pintu-pintu yang terkunci, setiap kali pula pintu-pintu itu terbuka dengan sendirinya. Aib kejadian itu terbongkarlah sudah, Orang-orang umum mencemooh Zulaikha. Zulaikha hanya diam, sebab orang lain tak merasakan apa yang dirasakannya sekian tahun,

Zulaikha hanya tertunduk, sebab orang lain tak tahu bagaimana rindunya tertahan bertahun-tahun, Beberapa hari kemudian, ia mengundang seluruh gadisgadis yang mencemoohnya. Zulaikha mendandani Yusuf bak seorang Raja. Setelah semua gadis-gadis itu diberi apel dan sebuah pisau untuk mengirisnya, Yusuf diperintah untuk berjalan melewati mereka. Mulut ternganga, Lidah kelu, Mata terpesona, Tak terasa jari-jari mereka yang dikupas dengan pisau. Darahpun mengucur dari jari para gadis......... Bagaimana tidak, pemilik separo wajah tampan dunia berjalan dengan anggunnya, "itu bukan..bukan manusia....." teriak mereka tertahan... "siapakah pemilik wajah malaikat itu ?" "siapa..siapa ?" Zulaikha tersenyum, para gadis itu telah tahu bahwa sungguh satu hal yang wajar, bila Zulaikha terpikat dengan Yusuf... Berita tentang kejadian itu dan kejadian Yusuf terdengar juga ke telinga wazir... Yusuf dipanggil terlebih dahulu, Zulaikha yang dipanggil kemudian merasa, pastilah Yusuf sudah berkata apa adanya kepada suaminya, sebab ia tahu...Yusuf tak bisa berbohong.... Rasa cinta yang tak terbalas dari Zulaikha dan ketakutan serta rasa malunya sebab masalah itu sampai ke hadapan wazir menyebabkan ia berubah, Rasa cinta yang tertolak menyebabkan butuh pelarian pada rasa sebaliknya, maka ia berteriak, "Budak tuan wahai wazir...!!! telah bertindak tidak senonoh kepada hamba sebagai majikannya..." Wazir tersentak, sebenarnya Yusuf tidak berbicara apapun sejak tadi dihadapannya, tetapi begitu isterinya Zulaikha berkata seperti itu, langsung saja sang Wazir percaya, "Engkau Yusuf...sudah kuanggap sebagai anakku sendiri, mengapakah engkau melakukan perbuatan yang rendah seperti itu ???" Yusuf diam, seandainya ia membuka kejadian sebenarnya, tentulah aib Zulaikha terbongkar dan itu juga aib sang wazir. Yusuf memilih diam... "Pengawal !!! Jebloskan budak ini ke dalam tahanan !!", teriak sang wazir. Bergegas beberapa pengawal berlari dan menyeret Yusuf untuk dijebloskanb ke penjara.

Zulaikha tersenyum.. ada rasa senang dalam hatinya sebab bisa menutupi aibnya, ada rasa senang dalam hatinya sebab sudah bisa mempermainkan Yusuf yang telah menolak keinginannya, ada rasa senang dalam hatinya sebab ia telah dapat mempengaruhi sang wazir untuk memenuhi keinginannya, pelampiasan tertolaknya cinta dalam dirinya..... Yusuf-pun masuk kedalam penjara di bawah tanah, dalam penjara batu yang ditutup jeruji-jeruji besi. Tembok batu yang lembab, tanah alas yang berlumut dan sebuah dipan dari kayu besi yang kotor...... Malampun tiba, Yusuf asyik bertafakur tentang kebesaran Tuhannya dan bertafakur tentang kejadian-kejadian yang selama ini menimpanya, Maka teringatlah ia perjalanan hidupnya selama ini... Ketika kelahirannya menyebabkan saudara-saudaranya kurang mendapatkan perhatian dari sang Bapak... Ketika kelebihan-kelebihan ada pada dirinya .... Ketika ketampanan yang tak pernah dimiliki siapapun ia bawa mulai lahir.... dan ketika satu waktu ia bermimpi......

RIWAYAT BAZIGHAH Tersebutlah sebuah kisah, dikerajaan Mesir, tinggallah seorang putri yang cantik jelita, kaya raya, pandai, dan keturunan tertinggi dari raja-raja zaman dahulu... Rambutnya bak mahkota yang cemerlang, kilau kemilau rambutnya yang kehitaman, matanya bersinar cerah, bak mentari pagi yang baru bangun dari tidurnya... keindahan tubuhnya dan kecerdasan akal pikirnya menjadikan kesempurnaan di dalam dirinya. Berapa banyak pengeran-pangeran dan pemuka yang melamarnya, tak ada satupun yang singgah di hatinya. Setiap sang putri berjalan keluar, maka bencanapun menjelang, mata-mata lakilaki yang tergerak alami untuk melihatnya, dan mata-mata wanita yang terpana sebab kekagumannya.... beberapa tidak kuat untuk melihat sebab rindu dan cintanya yang menggebu. Tapi tak ada satupun yang singgah dihatinya.

Berita tentang keelokan Yusufpun terdengar olehnya. Makin hari makin santer, dan seolah bedug yang ditabuh setiap hari, degup jantung Bazigha berdegup semakin kencang ketika nama Yusuf dikumandangkan... Keinginannya tak dapat ditahan lagi kini, ia mengepak dan memberesi harta kekayaannya untuk dimasukkan kedalam peti-peti, dan berangkatlah ia untuk melihat sendiri sang budak, dan kalau mungkin membelinya"...Yusuf..Yusuf...tunggulah kedatanganku". Dengan kesulitan yang cukup, dan perjalanan yang melelahkan, Bazigha dapat bertemu dengan Yusuf sendiri..... Bazigha tersentak, matanya terbelalak, Lidahnya kelu, dunia seolah berputar, ia tidak sanggup bertemu wajah tampan sang Yusuf... ia pingsan..... Beberapa lama berlalu, ketika angin semilir menerpa wajahnya, dan ia bangkit dari siumannya, nafasnya yang semula memburu kini sudah teratur... perlahan ia menata kata-kata, "Yusuf...siapakah yang telah melukis dirimu ? keagungan Maha Karya ada padamu...Siapakah gerangan yang menciptakan kening cemerlang dan wajah bersinar ini ? Siapakah yang mengadakan wujud malaikat ini ? Tak kan ada yang sanggup untuk tidak jatuh cinta kepadamu......." Yusuf menjawab, "Saya adalah hasil karya Agung Sang Maha, Dia tidak tidur dan Dia tidak mengantuk. Saya hanyalah setitik dari tinta Pena, Qolam sang Maha, Yang tidak beranak dan tidak diperanakkan. Saya hanyalah pantulan bayangbayang keindahanNya. Jagad Raya alam semesta dan isinya ini hanyalah pantulan dari cahaya diriNya, hanyalah setetes air dari lautan Rahasia PenaNya.... Tersembunyi di balik tirai rahasia keindahanNya, tersembunyi di balik tirai kegelapan dan tirai cahaya yang terang cemerlang... Terhidar dari ketidaksempurnaan. Dari atom dunia, ia melemparkan cermin pada masingmasingnya, dan Dia membiarkan bayangan dari wajahNya... dan bagi mata yang terbuka, setiap keindahan hanyalah bayangan dari wajahNya. Kesanalah semua cinta.. Kesanalah semua cinta... Mulailah segera, menuju kepada sumbernya, kalau engkau mencintai apa yang tampak, itu hanyalah pantulan dari wajahNya. Bila engkau menghendaki keabadian, kesanalah arahnya. Dan bila engkau menghendaki ketulusan, berpalinglah dari yang lainnya. Mengapakah kau rendahkan dirimu untuk sesuatu

yang fana ? Mengapakah engkau rendahkan dirimu untuk mencintai sesuatu yang hanya bayangNya ? Seolah matahari membuka alam pikirnya, seolah sang mentari turun ke dalam hati Bazighna, Ia kini telah tahu, kemana cintanya harus dituju....... Nafsu jasmani pada Yusuf yang tadi menggebu, kini hilang lenyap, yang ada kerinduan yang tulus, untuk memulai berjalan menuju sumber keindahan... "Yusuf...terima kasih ku pada pertemuan ini, terimakasihku pada sumber segala sumber cahaya, dan jika setiap diri di dalam tubuhku, jika setiap sel dalam diriku berucap terima kasih, itu tidak cukup untuk mengganti apa yang telah kamu beritakan kepadaku ini..." Kemudian Bazignha mengucapkan selamat tinggal kepada Yusuf, Ia kembali ke rumahnya di Mesir, anak yatim dan fakir miskin dikumpulkannya, dibagikannya seluruh harta kekayaannya. Dan berbekal baju yang sederhana serta tasbih, ia mulai melakukan perjalanan menuju Tuhannya, Sumber segala sumber Keindahan, Sumber dari bayang keindahan sang Yusuf...... ketika satu waktu ia bermimpi.... dan mimpinya itu ia ceritakan kepada sang Bapa.... "Bapa...aku telah bermimpi.. Bahwa sesungguhnya matahari, bulan dan sebelas bintang, semua bersujud dihadapanku" Kemudian sang Bapa yang paham berkata, "Simpanlah mimpimu. Jangan sampai diketahui oleh saudara-saudaramu, sebab nanti mereka akan berbuat makar terhadapmu" Kemudian sang Bapa melanjutkan, "Sebagaimana yang kau lihat arti mimpimu itu ialah bahwa Tuhan hendak memilihmu, mengajarmu menafsirkan mimpi-mimpi dan melimpahkan karuniaNya kepadamu dan kepada keluarga Yakub, sebagaimana yang telah dilimpahkan kepada kedua orang kakekmu Ibrohim dan Ishak dahulu. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui dan Bijaksana". Tembok Penjara yang berlumut, lembab, seolah mengiringi ingatan Yusuf di kala itu.... Kemudian ia teringat pengalamannya setelah itu... Yusuf di ajak ke sebuah hutan, kemudian beramai-remai saudaranya menceburkan dirinya ke dalam sebuah sumur yang tak berair, beberapa waktu

yusuf berada di dalam sumur sampai sebuah rombongan kafilah lewat dan menolongnya..mereka kemudian menjual murah Yusuf sebagai seorang Budak. Sampai ia ditemukan dan dibeli oleh Zulaikha, wanita yang sangat mencintainya dan sekaligus wanita itu pula yang telah menjadi sebab masuknya Yusuf dalam penjara.... Yusuf tersenyum ketika teringat saat dirinya dipasar diperebutkan oleh banyak orang dilelang untuk dibeli sebagai budak. Seorang wanita tua yang sangat miskin, hanya memiliki segulung benang dan sebuah jarum, turut serta di dalam pelelangan untuk mendapatkan Yusuf. Banyak orang berteriak dan bertanya, "apa yang bisa kamu lakukan untuk membayarnya nenek tua ???" si Nenek serius menjawab. "Sebuah gulungan benang dan sebuah jarum yang sekarang ini berada di tanganku". Yusuf tersenyum dan ia bertanya, "Mengapakah itu nenek lakukan ? meskipun tahu bahwa tak mungkin nenek menang dalam pelelangan ini ?" Si nenek tersenyum pada Yusuf dan berkata, "Tak ada yang tak mungkin bagi Tuhan. Tetapi seandainya aku kalah di dalam memperebutkan kamu, paling tidak semua orang tahu bahwa meski aku tidak punya apa-apa, mereka tahu bahwa aku pernah ikut memperebutkan kamu". "Semoga penciptamu juga menjadikan perbuatanku ini sebuah perbuatan baik. Untuk ikut serta memperebutkan kamu makhluk ciptaannya yang istimewa..." Lama Yusuf tafakur, menguang kembali apa yang telah dialaminya untuk diambil sebagai hikmah...... Termasuk sampainya ia dipenjara ini, memang ia berdoa kepada Tuhannya, "Wahai Tuhanku! Aku lebih suka dipenjara daripada aku harus melakukan ajakan mereka (Zulaika dan para wanita lainnya). Dan jika sekiranya Engkau tidak menghindarkan diriku dari jeratan mereka, tentu aku akan terpikat oleh cumbu rayunya dan pastilah aku terbilang orang yang bodoh" Mungkin tak disadari Yusuf, bahwa setiap malam, Zulaikha bersembunyi di balik lorong penjara dan memandang wajahnya... Bagaimana tidak, hati dara yang telah dimabuk cinta.... membuat ia gelisah dan merasa bersalah... Ya sebab ialah kini Yusuf dipenjara.. Ya.... Sebab ialah, yang sebelumnya ia bisa memandang wajah Yusuf secara langsung, kini sejak Yusuf

dipenjara, ia Zulaikha, hanya dapat memandangnya dari kejauhan dan dari balik jeruji besi penjara.... Pagi hari, barulah zulaikha kembali ke peraudannya, dan malam hari, selalu dan selalu, Zulaikha menelusuri lorong-lorong rahasia penjara untuk bisa melihat Yusuf dari kejauhan... Airmatanya perih... hatinya pedih... bagaimana tidak, bila yang mencinta berpisah dari yang dicinta....... Bersamaan dengan Yusuf di penjara, masuk pula dua orang pemuda ke dalam penjara itu. Salah satu adalah penjual anggur, dan satunya adalah penjual roti. Si penjual anggur berkata kepada Yusuf, "Sesungguhnya aku bermimpi memeras Anggur". sedangkan si penjual roti berkata pula kepada Yusuf, "Akupun bermimpi pula menjunjung roti di atas kepala, sebagian habis dimakan burung. Coba terangkan kepada kami apa arti mimpi kami itu. Kami melihat anda adlaah termasuk orangorang yang memiliki kejernihan berpikir" Yusufpun berkata, "Sebelum datang orang yang mengantarkan ransum kepada kalian, maka aku sudah dapat menerangkan isi makanan itu. Itu suatu ilmu yang diajarkan Alloh kepadaku. Sebenarnya aku sudah meninggalkan agama orangorang yang tidak percaya kepada Alloh dan hari kemudian" Yusuf melanjutkan, "AKu mengikut agama para bapakku, Ibrohim, Ishak dan Yakub. Tiadalah patut bagi kami untuk mempersekutukan Alloh dengan sesuatu. Hal ini adalah demi karunia Alloh yang dilimpahkan kepada kami dan kepada umat manusia. Tetapi kebanyakan orang tidak berterima kasih". "Hai kawanku sepenjara. Adapun salah seorang dari kalian akan menjadi pelayan minum anggur untuk raja. Sedangkan yang lainnya dia akan disalib dan kepalanya akan dimakan burung. Apa yang kalian tanyakan telah terjawab". Sebelum kedua temannya itu keluar dari sel penjara, Yusuf menitipkan pesan kepada seorang diantara mereka,"Ceritakanlah perihalku ini kepada tuanmu". Demikianlah, kebenaran yang ada di lidah Yusuf, si tukang anggur benar-benar menjadi pelayan raja dan si tukang roti benar-benar disalib dan kepalanya dimakan burung.

Tetapi si tukang anggur terbius setan, sehingga tidak diceritakannya kepada tuannya tentang keadaan, sebab musabab, dan perihal Yusuf. Maka Yusufpun tinggal lebih lama dipenjara. Malam setelah peristiwa Yusuf menitipkan pesan kepada si Tukang Anggur, di dalam kesendirian hati, di dalam keheningan jiwa, di dalam kejernihan pikiran, Yusuf mendengar teguran Tuhan, "Yusuf, masihkah engkau mencari pertolongan kepada selain Aku ?" "Bukankah Aku sudah menjamin keselamatanmu ?! Bukankah aku selalu mengabulkan doa-doamu ?!, Mengapakah engkau masih mengharap pertolongan dari manusia yang juga makhluk-makhluk-Ku ???" Yusuf tertunduk, memohon ampun kepada Alloh, Ia semalaman tidak tidur beristighfar terus menerus, dan berhari-hari...... Sampai satu saat, Alloh telah mengampuni Yusuf........ Satu waktu, sang Raja kebingungan sebab mimpinya semalam, Seluruh penasehat cerdik pandai di panggil dan dikumpulkan, Kemudian sang Raja bersabda, "Aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi gemuk-gemuk di telan oleh tujuh ekor sapi kurus-kurus, dan aku lihat pula tujuh tangkai biji-bijian yang bernas menghijau dan tujuh tangkai lagi kering menghampa. Hai para pembesar, Coba terangkan kepadaku arti mimpiku itu, kalau kalian dapat mengartikannya" Mereka menjawab, "Itu mimpi hampa, kosong belaka. Dan sebenarnya kami bukan ahli tebak mimpi" tak ada yang dapat menerangkan, tak ada yang dapat menjelaskan, "duhai.... kebingungan apakah ini ?" kenapa mimpi-mimpi begitu jelas terjadi ... tapi tak ada satupun yang dapat mengerti.. tak ada satupun yang dapat memahami..." Sang pelayan anggur bekas teman sepenjara Yusuf pun mendengar apa yang sedang terjadi, tak pelak ia ingat akan Yusuf sang ahli mimpi, kemudian ia menghadap raja dan berkata, "duhai sang Raja junjungan hamba, di dalam pekatnya penjara, dan di dalam gaduhnya teriakan-teriakan siksa, hamba memiliki seorang teman yang dapat mengerti apa arti mimpi, bahkan sebelum engkau menceritakannya..." "Duhai sang Raja, biarlah aku bawa perkara mimpi ini kepada orang yang mengetahuinya, suruhlah aku brangkat ke sana..." Kemudian berangkatlah si pelayan anggur ini menemui Yusuf, "Hai Yusuf sang Sinatrya, terangkanlah kepada kami tentang melihat tujuh ekor sapi gemuk-

gemuk di telan oleh tujuh ekor sapi kurus-kurus, dan aku lihat pula tujuh tangkai biji-bijian yang bernas menghijau dan tujuh tangkai lagi kering menghampa. Sangat diharapkan aku dapat kembali menemui pihak yang berkuasa. Mudahmudahan mereka dapat mengenalmu" Berkatalah Yusuf, "Kamu harus bercocok tanam selama tujuh tahun secara terus menerus. Dari hasil panen yang kamu pungut, simpanlah dengan tangkaitangkainya. Hanya sebagian kecil saja yang boleh kamu makan. Selanjutnya nanti akan datang masa paceklik pada tujuh tahun berikutnya, yang akan menghabiskan persediaan yang telah kamu sendirikan, hanya sedikit saja yang dapat kamu sisakan. Sesudah itu, akan datanglah musim dimana manusia akan banyak mendapatkan hujan, dan pada tahun itu orang akan dapat mengilang anggur dan membuat minyak." Kemudian sang pelayan anggur menyampaikan apa yang didengarnya dari Yusuf kepada sang Penguasa. Raja kemudian berkata, "Bawalah dia ke sini menghadap aku" Kemudian Yusuf di panggil dan diambil dari penjara untuk dihadapkan pada sang Raja. Yusuf tidak mau keluar hanya sebab alasan itu, ia ingin kebenaran dan keadilan ditegakkan, Yusuf berkata pada utusan yang akan menjemputnya, Pergilah kamu kepada tuanmu. tanyakan kepadanya, bagaimana sebenarnya tentang kaum wanita yang memotong jari jemarinya itu ?" Mendengar berita dari utusannya, sang Rajapun memanggil para wanita dari tempat Yusuf sebelumnya berada. Bendera kerajaan dikibarkan, terompet-terompet pemanggil orang ditiupkan, Zulaikha yang selama ini terus dirongrong dengan perasaan bersalahnya, melihat kesempatan yang baik untuk menunjukkan kebenaran Yusuf. Bagimana tidak, Rasa cintanya kepada Yusuf tidak berkurang dan tidak memudar, tak lapuk sebab panas ..... tak lekang sebab hujan.... Siang panas terik mentari bibir Zulaikha kering sebab tak pernah berhenti menyebut-nyebut nama Yusuf... "Yusuf...Yusuf....Yusuf...."

Apalagi ketika malam menjelang, bintang gemintang telah terpaut satu persatu menempel di dinding-dinding langit.... sinarnya berganti-gantian seolah menyapanya... kesedihan hati semakin dalam, bagaimana tidak, rasa bersalah semakin menggurat di dalam akar jiwa, orang yang ia cintai, ia juga yang menjebloskannya ke dalam penjara... Kalau selama ini malu akan dirinya yang telah mengajak Yusuf berbuat aib, maka ingin lah hatinya agar satu ketika ia dapat mengganti kesalahan ini, biarlah orang melihat kejelekan dirinya, biarlah orang menghina dirinya, biarlah orang mencaci dan memaki dirinya, akan apa yang telah diperbuatnya terhadap Yusuf. Asalkan ia bisa mengganti rasa bersalahnya kepada Yang dicinta... asalkan ia tidak bersalah terhadap yang dicinta..... keridhoan Yusuf adalah segalanya..... keridhoan Yang dicinta adalah segala-galanya.... Ketika para wanita sudah berkumpul.... wanita-wanita yang telah mengiris jarinya dan.. yang begitu mencintainya yang telah menjebloskan Yusuf ke dalam penjara..... Zulaikha...... Raja bertanya kepada mereka, "Apakah sebenarnya yang telah terjadi ? sampai kalian hendak mencumbu rayu Yusuf ?" Mereka menjawab,"Naudzubillah, semoga Tuhan melindungi kami. Sepanjang pengetahuan kami, sedikitpun dia tidak mungkin berbuat cabul" Raja kemudian bertanya kepada Zulaikha, "apakah yang sebenarnya telah terjadi ? Benarkah Yusuf telah memaksakan kehendaknya kepadamu ? Benarkah sang kumbang ingin hinggap dalam sari bungamu ? Benarkah sang mentari ingin menghangati dirimu dengan sinarnya ? Benarkah logam mulia akan menjerumuskan dirinya ke dalam lumpur ? Zulaikha yang memang hendak berkata benar tak kuat lagi menahan kata, "Nah... dengarkanlah kalian semua... aku yang mengalami, dan aku yang akan mengungkap kebenaran kejadian waktu itu..... Sampai baju Yusuf robek...." Zulaikha terdiam menahan perasaannya yang menyesak di dada... Bergulunggulung mendesak, seolah ingin keluar bersamaan dari dalam dadanya.. perasaan yang bertahun-tahun tertahan... ya... kebenaran akan peristiwa itu.... Semua terdiam... penonton terdiam.... Rajapun tak berani bersuara.... para hulubalang...para gadis-gadis menahan nafasnya... tegang ! Seolah bendungan jebol. seolah mega yang pekat tak kuat lagi menahan air hujan, Zulaikah setengah berteriak dengan menangis berkata, "Akulah yang mencumbu

rayu dia. Tetapi dia tidak mau melayani aku. Dan dialah yang berada di pihak yang benar" kemudian Zulaikha tertunduk lesu... ia menangis sesenggukan... tangan kirinya mengusap air mata yang keluar... terisak-isak sebab malu bercampur sedih, bercampur dengan kerinduannya kepada Yusuf yang sangat... Dan diantara isak tangisnya, dengan terbata-bata ia berkata, "Aku...akk..aku mencintai Yusuf...... Sejak aku bertemu ia dalam mimpiku....jauh sebelum aku menikah dengan sang wazir yang kini telah tiada... hari-hari yang kulalui dengan kerinduan kepadanya.... siang kuharapkan bayangnya... malam kuharap datangnya mimpi-mimpi itu....." Kembali ia tenggelam dalam tangisannya....... Setelah sedikit Zulaikha dapat menekan perasaannya, ia kembali berkata, "Demikianlah kejadian ini kuceritakan dengan sebenarnya, agar Yusuf...."katanya tidak berani menatap mata Yusuf...hanya melirik dengan ujung matanya saja... "agar engkau Yusuf....tahu.. bahwa aku tidak berkhianat lagi kepadamu... bertahun-tahun selama engkau dipenjara.... rasa bersalah menjadi bebanku setiap siang dan setiap malam...." Bohonglah cintaku sebab sudah dipenuhi hawa nafsu...... aku telah sengaja menjerumuskan engkau ke dalam penjara... sementara..sejak saat itu hatiku makin tersiksa.... hatiku perih... tubuhku sering gemetar menahan kerinduan kepadamu..... Maafkan aku Yusuf...maafkan aku....." Air mata Zulaikha yang semakin deras berderai... Zulaikha membalikkan tubuhnya dan berlari keluar dari ruangan itu.... tak ada seorangpun yang menghalanginya... tak ada.... Semuanya seolah terhipnotis... semua terpana.... kejadiannya seolah terjadi begitu cepat..... Zulaikha makin lama-makin menjauh..berlari dan menghilang di balik tiupan angin padang pasir.... Tak ada lagi yang diharapkannya... tak ada.... permintaan maaf pun ia tak berani berharap dari sang matahari.... Hanya sedikit hatinya terhibur.... tak ada yang bisa melarangnya untuk terus melantunkan nama itu "Yusuf....Yusuf...Yusuf... dibibirnya.... cukuplah bagi ia yang mencinta...... dapat menyebut nama yang dicintainya.... "Yusuf...yusuf...yusuf......" Angin padang pasir yang bertiup semilir... menggerakkan debu-debu pasir yang panas mengiringi langkah Zulaikha... "engkau hendak kemana Zulaikha "...seolah

bertanya begitu.... Tapi langkah kaki yang gontai dari makhluk yang tenggelam dalam cinta tak mempedulikan semuanya lagi..... sayup-sayup terdengar suara bersama deru angin...... "Yusuf...yusuf...yusuf...................................... Setelah semua peristiwa itu, Raja bersabda, "Bawalah Yusuf kehadapanku, sebab aku akan mengangkatnya menjadi satu-satunya pembantu pribadiku. " Yusuf pun menghadap, kemudian Raja berbicara lagi, "Mulai hari ini engkau menjabat jabatan tertinggi di sampingku dengan kepercayaan penuh" Yusuf tidak menjawab, ia hanya diam saja dan berpikir, kemudian raja bertanya, "Apa yang engkau pikirkan wahai matahari negeri ini ?" Yusuf menjawab, "Angkatlah aku menjadi menteri Perbendaharaan negara! Aku sangat cermat dan aku dapat mengendalikannya" Tidak berpikir panjang lagi, sang Raja mengangguk. Sebab ia tahu, hanya Yusuflah yang tahu perkiraan apa yang akan terjadi pada negeri Mesir. Dan sang Raja yakin, tentunya Yusufpun tahu, bagaimana menyelesaikan masalah-masalah yang akan terjadi itu. Demikianlah, ALloh memberikan kedudukan kuat kepada Yusuf di negeri mesir, sampai ia menempati kedudukan tertinggi, berkuasa penuh menjalankan kebijaksanaannya, dimana dan bilamana saja ia suka. Alloh melimpahkan rohmat kepada yang dikehendakiNya. Yusuf mulai menjalankan tugasnya sebagai menteri Perbedaharaan negara. Bukannya sibuk berpikir untuk mendapatkan uang bagi dirinya pribadi.... Bukannya sibuk demi kepentingannya pribadi... dan Bukannya sibuk demi kepentingan golongan atau partainya....ups... (melenceng dari pakemnya...he..he..he..) Yusuf menjalankan pembukuan yang ketat, pemasukan dan pengeluaran kas negara dicatat dengan teliti, diawasi, dikontrol, dan dievaluasi....Manajemen langit diterapkan olehnya...... Pejabat-pejabat yang korup diganti, tikus-tikus berdasi jaman dulu dilepas dari jabatan mereka... Orang-aorang yang tidak punya jiwa pengabdian dan pengorbanan di berhentikan... Dan diganti dengan orangorang yang baru... yang masih bisa dijaga kejujurannya, yang masih bisa dijaga pengabdiannya pada negara... yang masih bisa diharapkan idealismenya untuk menyelamatkan bangsa dan negara, demi kesejahteraan rakyat kecil.. Dan bukan

hanya slogan-slogan saja, Yusuf benar-benar menerapkan total Quality Manajemen versi petunjuk Tuhan..... Lumbung-lumbung sandang, pangan di siapkan.... Penduduk digerakkan secara nasional untuk ikut berhemat... bukan hanya rakyat kecil yang mengencangkan ikat pinggangnya, Yusuf pun memberi contoh dengan makan-makanan yang sederhana.. Sang Raja melihat Yusufpun menjadi malu, ia kini ikut berhemat....tirakat... sederhana.... makannya, berpakaiannya..... Sungguh seluruh negeri Mesir berubah sudah..... Mereka bersama-sama bergotong royong, bahu membahu untuk berhemat dan hidup sederhana... Agrobisnis digalakkan, pertanian, perkebunan, peternakan, apa saja yang memungkinkan untuk dikembangkan semuanya dikembangkan... dibuatlah pengaturan irigasi untuk yang bercocok tanam.. dibuatlah sumber-sumber makanan bagi ternak... Meski belum ada suntik buat ternak, dan belum ada vitamin-vitamin bagi ternak, penelitian para ahli waktu itu akan jenis tanaman yang dapat meningkatkan hasil juga dikembangkan.... Selama tujuh tahun.... Ya.... Selama tujuh tahun sudah, bukan hanya Yusuf yang bekerja keras, melainkan seluruh bangsa mesir telah bekerja keras dan telah berhemat, hidup sederhana..... Kini mulailah masuk tujuh tahun yang berikutnya... Hujan mulai jarang-jarang turun...sampai sampai tidak pernah turun sama sekali... Sungai Nil yang biasanya meluap kini perlahan demi perlahan, sedikit demi sedikit berkurang airnya, sampai hanya sedikit sekali yang mengalir... tanaman-tanaman yang selama tujuh tahun tumbuh subur, kini mulai perlahan layu...layu...dan mati..... Ternak yang semula gemuk-gemuk, kini mulai terasa jauh berkurang.... Musim paceklik sudah berlangsung..... Mulailah sedikit-demi sedikit persediaan dipakai untuk rakyat banyak.... Kalau negri sekitarnya kesulitan makanan dan minuman, tidak demikian dengan negri mesir dibawah manajemen Yusuf... Rakyat mesir tidak kekurangan bahan makanan dan minuman.... Berita tentang mesir ini tersiar ke negara-negara tetangga. termasuk juga ke Kanaan, tempat tinggal ayah Yusuf dan saudara-saudara Yusuf.. Kanaan terkena dampak paceklik yang dahsyat ini....

Sampai kondisi yang sangat terdesak, Yakub ayah Yusuf memerintahkan anakanaknya untuk berangkat ke Mesir, menghadap pemerintahan Mesir untuk mohon bantuan bahan makanan atau bertukar bahan makanan dengan barang-barang yang di miliki mereka.... Berangkatlah saudara-saudara Yusuf ke Mesir... kecuali Bunyamin saudara seayah dan seibu, tapi lain ibu dengan saudara-saudara yang lainnnya.... Takdir telah mempertemukan Yusuf dengan saudara-saudaranya. Saudarasaudara Yusuf berdatangan ke Mesir kecuali Bunyamin, Setelah menempuh perjalanan gurun pasir yang cukup jauh, dengan peluh pekat dan debu-debu padang pasir yang melekat, mereka mulai memasuki kota kerajaan, dan mereka terpana..... melihat indahnya relief yang ada dimesir, dengan corak garis-garis, dengan warna pintu keemasan.... dan bangunan-bangunan yang besar dan megahmegah... mulut mereka ternganga... melihat kesibukan di Mesir yang luar biasa... orang berlalu lalang dengan cepatnya, masing-masing orang sibuk.. ada yang memanggul karungan beras... ada yang sibuk menyiapkan air dari galonan air yang bergentong-gentong... ada yang sibuk berjua beli... terlihat meski dalam kelelahan, penduduk kota itu tersenyum dan bahagia... kemudian mereka terus berjalan, dan kembali mereka terpesona... melihat makanan yang berlimpah di berpuluh-puluh gudang makanan.... Mereka bertanya kepada salah seorang penduduk kota kerajaan, dimanakah mereka dapat memperoleh sandang dan pangan ? seseorang menunjuk dan berkata, "masuk saja di pusat kerajaan. Sang menteri sendiri yang membagibagikan dan ikut langsung mengontrol pelaksanaan pembagian makanan-makanan.... Merekapun menuju ruang kerajaan, di depan kerajaan sebelah kanan, tampak antrean orang yang luarbiasa panjangnya... sungguh luar biasa... mereka semuanya antre... tidak ada yang berebutan... tidak ada, padahal tidak dijaga satu asykarpun... menilik dari pakaian-pakaian yang antre... mereka sepertinya datang dari mana-mana, dengan wajah yang kuyu sebab belum makan, mereka antre untuk mengharapkan mendapatkan jatah dari sang menteri Mesir.... ada pula beberapa orang yang membawa barang dagangannya seperti mereka, untuk dapat ditukar dengan bahan makanan. Hari menjelang sore... panasnya matahari sudah hampir tak terasa lagi, angin yang siang hari agak kencang kini berubah sudah menjadi semilir... ketika antrean

sudah sampai kepada mereka, Mereka pun memasuki ruang kerja Yusuf. Yusuf mengenali mereka, tapi mereka tidak mengenalinya. Setelah Yusuf memberikan makanan melebihi jatahnya, ia berpesan, "Bawalah kemari saudara kalian yang seayah. Bukankah sudah kalian lihat sendiri, bahwa aku menakar makanan dengan cukup dan menerima tamu dengan ramah ?" Bereka serempak kaget... Bagaimana sang Mentri tahu bahwa di rumah mereka masih ada saudara yang tertinggal. Sedikitpun tidak terlintas dipikiran mereka bahwa yang ada didepan mereka adalah Yusuf saudara mereka. Setelah berbisik-bisik, mereka semua kagum, jangan-jangan memang si mentri adalah seorang yang sakti mandraguna, atau si mentri adalah seorang yang waskita, tahu bahwa mereka masih mempunyai saudara. kemudian mereka berkata, "akan kami usahakan tuan menteri", kata salah seorang saudara Yusuf, meski dalam hatinya ia sebenarnya ragu, bisa atau tidak mereka minta ijin ke sang Ayah untuk mengajak Bunyamin ke Mesir. Sebab setelah kejadian beberapa tahun yang lalu, yaitu ketika Yusuf di ajak oleh mereka ke hutan dan kemudian dilaporkan ke sang ayah, bahwa Yusuf sudah mati diterkam binatang buas, sejak itu pula kesedihan sang ayah merasuk..... dan semakin hari kesedihan itu semakin meningkat.... Mereka sebenarnya ragu-ragu, bisakah mereka mendapatkan ijin dari sang Ayah untuk mengajak Bunyamin ? apakah sang ayah masih mempercayai mereka sejak kejadian Yusuf ? Seolah memecah lamunan, ketika sang menteri berkata lagi, "Awas... bila kalian tidak membawanya kemari, maka kalian tidak akan mendapat jatah lagi dariku, bahkan mendekati mesir ini saja jangan" Mereka menjawab,"Kami akan berdaya upaya dengan sungguh-sungguh agar ayah dapat melepasnya kemari dan pesan itu benar-benar akan kami laksanakan". Lalu Yusuf menyuruh pegawainya, Yusuf berkata, "Masukkan kembali barang dagangan mereka ke dalam karungnya, jangan sampai mereka tahu, agar begitu mereka berada ditengah-tengah keluarganya, agar mereka mengenal budi baik kita. Mudah-mudahan mereka kembali lagi kemari" Sambil Yusuf menghela nafas, berharap datangnya Bunyamin saudaranya seayah seibu yang sangat dirindukannya..... Rombongan saudara-saudara Yusuf bergerak pulang ke Kanaan... Antara senang bercampur bingung, antara bahagia bercampur gelisah.... bagaimana tidak, meski mereka telah mendapatkan bahan makanan yang cukup untuk beberapa waktu, seandainya mereka butuh makanan lagi, maka mereka mesti mengajak Bunyamin.

Apakah Nabi Yakub sang ayah akan mengijinkan Bunyamin di ajak serta nantinya ??? Deru angin padang pasir sedikit bergulung-gulung, menerbangkan pasir-pasir kecil ke arah wajah rombongan kafilah itu, Perlahan demi perlahan, mereka memasuki kota Kanaan. Tatkala mereka sudah bertemu kembali dengan ayahnya, Nabi Yakub, merekapun menceritakan semua apa yang terjadi di Mesir. Bagaimana mereka harus antre, bagaimana situasi kotanya, dan tak lupa mereka pun menceritakan bagaimana kebaikan sang Mentri Mesir kepada mereka dan kepada tamu-tamu yang datang, serta bagaimana sang mentri mau untuk bersusah payah ikut serta membagibagikan makanan pada para orang-orang yang ada di sana. Nabi Yakub mengangguk-anggukkan kepalanya sambil memegangi jenggotnya. Gurat-gurat wajah kesedihan masih tampak dalam wajahnya. Kedua matanya yang memutih buta sungguh mengenaskan.... Sejak kejadian beberapa tahun silam, sejak Yusuf diajak pergi oleh ke 10 saudaranya, dan setelah kemudian dikabarkan oleh mereka bahwa Yusuf telah mati dimakan serigala ... Sejak saat itu hati Yakub sedih, malam harinya ia menangis dan mengadu kepada Alloh, begitu seringnya ia menangis, dan begitu hebatnya kesedihannya, menyebabkan kedua matanya lama kelamaan buta.... Kemudian mereka berkata sambil agak berhati-hati takut akan datangnya kemarahan sang Ayah, "Wahai ayah kami, kita tidak akan mendapatkan jatah pangan lagi andaikata saat kami datang ke sana lagi, kami tidak mengajak Bunyamin. Karena itu, ijinkanlah saudara kami itu untuk pergi bersama dengan kami, agar kita mendapatkan jatah makanan lagi. Dan kami berjanji, akan sungguh-sungguh menjaganya". Yakub menjawab,"Sekarang aku tak mungkin akan mempercayakan Bunyamin kepada kalian yang hanya akan berakibat seperti dahulu, dimana aku telah mempercayakan Yusuf saudara kalian. AKu hanya akan mempercayakannya kepada ALloh, pemelihara yang amat baik, lagi pula Dia Maha Penyayang di antara semua yang penyayang. Syahdan, ketika mereka membuka barang-barang muatannya, serta merta mereka menemukan barang-barang dagangannya yang dipulangkan kembali kepada mereka. Mereka berkata kepada ayahnya,"Wahai ayah kami, kebaikan macam apa lagi yang akan kita cari ? Begitu pemurahnya mentri itu. Lihat ini ! barang-barang kita dikembalikan lagi kepada kita. Kami akan memberi makanan yang cukup kepada keluarga kita, kami akan menjaga saudra kami dengan sebaik-baiknya, dan kami akam mendapatkan tambahan jatah pangan seberat beban seekor unta. Jatah sebesar itu tentulah tidak seberapa bagi Mentri Mesir yang pemurah"

Nabi Yakub yang Nabi, mahfum... Bagaimana seseorang seperti seorang Mentri sebuah kerajaan besar memberikan perhatian yang begitu istimewa pada 10 orang anaknya itu ? jatah makanan ditambah ...... diminta secara khusus mengajak Bunyamin ? Sang mentri turun langsung membagi-bagikan jatah pangan.... Sang mentri berbuat baik, sangat baik kepada para tamunya... Siapa di jaman sekarang yang memiliki Akhlak seperti itu ??? Dengan dada yang sedikit berdebar agak kencang sebab bahagia, Nabi Yakub bertenang diri sebentar, dan tahulah ia, bahwa Yusuflah sang mentri itu.... Kemudian Yakub berkata kepada anak-anaknya yang 10,"Aku sekali-kali tidak akan melepaskan Bunyamin ikut serta bersama kalian, sebelum kalian memberikan jaminan yang kuat kepadaku atas nama Alloh, bahwa kalian akan membawanya kembali kepadaku seperti semula, kecuali jika kalian mendapatkan kecelakaan. Tatkala mereka memenuhi jaminan itu, Yakub berkata,"Alloh menjadi saksi terhadap apa yang sama-sama kita ucapkan ini". Kemudian Yakub berpesan, "Hai anak-anakku, bila kalian balik ke sana, janganlah kalian masuk dari satu pintu secara serempak, tetapi masuklah dari beberapa pintu yang berlainan seorang demi seorang. Namun berhati-hatilah karena aku tidak dapat membela kalian dari ketentuan hukum Tuhan. Keputusan hukum hanyalah dari Alloh semata. KepadaNyalah aku mempercayakan diri dan kepadaNya pulalah hendaknya orang-orang yang bertawakal mempercayakan dirinya". Nabi Yakub menyuruh demikian, menyuruh mereka masuk dari pintu yang berbeda, adalah agar roman muka Yusuf saat bertemu dengan Bunyamin, tidak diketahui oleh saudara-saudara yang lainnya. Ia menjaga agar skenario Yusuf tetap berlaku sebagai mana yang sudah direncanakannya. Kemudian sat itu tibalah, mereka ber 11 berangkat menuju Mesir untuk kembali meminta jatah pangan... Nabi Yakub mengantarkan dari pintu dengan hati behagia, Yusuf akan bertemu Bunyamin, ia tersenyum sendiri........ Bagaimanakah kelanjutannya ketika nanti mereka bertmu dengan Yusuf di Mesir ?? Sampailah sudah rombongan mereka di Mesir, Seperti sebelumnya, merekapun antre... dan sampelah saat giliran mereka untuk masuk ke ruang kerja Yusuf... Merekapun masuk sesuai petunjuk yang diberikan oleh ayah mereka. Tibalah giliran Bunyamin terlebih dahulu masuk keruang kerja Yusuf. Yusuf tak dapat menahan rasa rindunya lebih lama lagi melihat adiknya yang dicintainya ini...

Yusuf turun dari kursinya, dan ia memeluk Bunyamin sambil berkata, "Sesungguhnya aku ini adalah saudaramu" Bunyamin seakan tak percaya bahwa dirinya sedang dipeluk oleh sang Mentri Mesir, lama ia terbengong-bengong, kemudian setelah Yusuf melepaskan pelukannya, Bunyamin memperhatikan dengan seksama wajah rupawan yang ada di depannya. Barulah ia tahu bahwa memang Yusuflah yang ada di depan matanya, iapun ganti memeluk dan kini tangisnya berderai... "Yusuf... yusuf... saudaraku yang kurindukan siang dan malam..." Yusufpun tak kuasa menahan linangan air matanya..."Bagaimana tidak, setelah semua kejadian-kejadian yang telah dialaminya, mulai ia dijerumuskan saudara-saudaranya dalam sumur, sampai ia bertemu dengan Zulaikha..... "Zulaikha.....?! dimanakah ia kini ??" tiba-tiba, ia teringat kepada Zulaikha...wanita yang sangat mencintainya.... "Yusuf !!!" suara Bunyamin memecahkan bayangan Yusuf terhadap Zulaikha... "Bagaimanakah ceritanya sampai semua ini terjadi ?" Yusuf mengangguk, dan berkata,"Nanti, akan aku ceritakan kepadamu semuanya, sekarang aku akan menerima saudara-saudara kita yang lainnya" Kemudian Yusuf menerima saudara-saudara yang orang, memberikan mereka bahan pangan yang melebihi jatahnya. Yusuf menjalankan rencananya, ia memasukkan sebuah piala ke dalam karung saudaranya. Setelah dianggap selesai di situ, rombongan saudara-saudara Yusufpun bergerak akan meninggalkan tempat itu. Tiba-tiba, terdengar teriakan lantang dari para penakar pangan yang merasa kehilangan pialanya,"Hai kafilah !!! kalian telah mencuri sesuatu dari kami !!! Merekapun menghentikan langkah mendengar teriakan itu dan berbalik tanya pada orang yang berteriak," Apakah barang kalian ada yang hilang ?" Para penakar menjawab tegas,"Kami kehilangan piala kerajaan. Siapa yang dapat mengembalikannya, akan diberi gandum sebeban unta. Dan aku yang menjaminnya!" Saudara-saudara Yusuf menjawab,"Demi Alloh ! Kalian sendiri mengetahui bahwa kami datang bukan untuk berbuat onar di kawasan ini, dan kami ini benar-benar tidak mencurinya". Para panakar berkata lagi,"Apa hukumannya kalau kalian berdusta ?"

Mereka menjawab dengan tegas,"Hukumannya ialah, Barangsiapa yang dikarungnya ditemukan barang yang hilang, maka pribadinya sendirilah yang menanggung hukumannya. dia akan menjadi budak bagi pemilik barang yang dicuri selama satu tahun. Demikianlah syariat kami memutuskan hukuman terhadap pelaku pencurian". Lalu, Yusufpun mulai memeriksa karung-karung mereka, 10 saudaranya itu sebelum ia memeriksa karung Bunyamin, adiknya. Setelah karung-karung milik 10 saudaranya diperiksa tidak ada, barulah ia memeriksa karung milik adiknya. Kemudian ia mengeluarkan piala kerajaan itu dari karung adiknya. Demikianlah ALloh mengilhami siasat bijaksana kepada Yusuf. Sebagian saudara Yusuf berkata,"Jika Bunyamin mencuri, itu wajar, sebab saudaranya dahulu pernah juga mencuri" Yusuf menyembunyikan perasaan tersinggunya atas ucapan ini, dia tidak menampakkannya terhadap mereka. Hanya ia berkata dalam hatinya,"Kalianlah sebenarnya yang berwatak jahat. Alloh Maha Mengetahui hakekat yang kalian utarakan itu" Yehuda, saudara Yusuf yang cukup cerdik, melihat semua ini dan ia tahu bahwa semua ini adalah permainan sang mentri Mesir, tetapi ia tahu, bahwa sang menteri adalah orang yang berkuasa. Kalau ia membuka siasat ini, tidak menutup kemungkinan malah mereka semua akan mengalami kesulitan. Ia berkata kepada Yusuf, "Wahai Paduka Yang mUlia, dia Bunyamin saudara saya, mempunyai ayah yang sudah sangat tua. Karena itu, ambil sajalah saya sebagai gantinya. Menurut pandangan kami, tuan adalah orang yang bernalar baik" Yehuda mengorbankan dirinya demi agar Bunyamin dibebaskan dan sang ayah tidak lagi sedih hati.... Tetapi Yusuf mengambil keputusan yang tetap. Dia berkata,"Aku berlindung kepada Alloh daripada menahan seseorang, kecuali kalau memang ditemukan barang-barang kami padanya. Kalau kami bertindak lain dari itu, niscaya kami terbilang orang yang zalim". Yehuda menahan amarahnya pada sang mentri... ia sudah hendak berteriak dengan "auman singa" yang dimilikinya, Ya sudah lama ia tidak memakai "auman singa" ini untuk hal-hal yang terjadi. "auman singa" ini adalah kelebihan dari Yehuda yang diperolehnya dari beberapa doa yang diajarkan oleh Yakub, ayahnya. Sebab ia termasuk orang yang cukup sabar..... Dampak dari "auman singa" ini sangatlah dahsyat. Jika saja ia benar-benar jadi berteriak di dalam ruangan itu, dapat dipastikan, seluruh orang yang ada di dalam ruangan itu yang dikehendakinya untuk mati akan mati.

Yusuf sang mentri melihat gelagat ini, dengan bergegas, ia mendatangi Yehuda, dan mengelus belakang pungungnya dengan tangan kanannya. Sungguh aneh, amarah Yehuda yang tadi sudah ada di dalam dada, tiba-tiba seolah dialiri aliran sejuk dan dingin dari tangan Yusuf... Ia sadar sekarang ini sedang berhadapan dengan siapa... Dan ia tidak mau menggagalkan rencana Yusuf.... Ya .. Ia dulu adalah salah satu dari orang yang sebenarnya tidak setuju atas perbuatan saudara-saudaranya pada Yusuf... dan iapun khilaf diwaktu itu.... Kini rasa penyesalan yang telah lama dipendamnya, sekali lagi juga dipendam, demi terlaksananya rencana Yusuf... Kemudian iapun mohon diri...... Bersama-sama sembilan saudaranya yang lainnya Yehuda pun mohon diri pada Yusuf, untuk menceritakan masalah ini kepada ayah mereka... Sekilas Yusuf melihat, sembilan saudaranya yang lain sedang diliputi emosi yang tinggi.... Ya... mereka semua telah berjanji kepada Yakub untuk menjaga keselamatan Bunyamin, kini mereka justru harus meninggalkan Bunyamin... Sebelum rombongan bergerak meninggalkan kota kerajaan Mesir, Mereka berunding sejenak. Membicarakan apa yang akan mereka lakukan... Yang sulung diantaranya berkata,"Tidakkah kalian ingat bahwa dari kita telah diambil sumpah atas nama ALloh oleh Ayah kita untuk menjaga Bunyamin. Lagi pula, sebelum peristiwa ini, kalian telah menyia-nyiakan Yusuf. Karena itu, aku tidak akan meninggalkan kawasan ini sampai ayahku memberikan ijin kembali, tau Alloh memberi keputusan lain kepadaku. Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya". Semua saudaranya mahfum, bahwa saudara mereka yang sulung ini, Ruben, akan melakukan perbuatan yang nekat demi terbebasnya Bunyamin dari tangan mentri Mesir. Dan merekapun mahfum, kalau cuma 1000 tentara saja, takkan mampu menahan laju saudara sulung mereka..... Begitulah, masing-masing anak-anak dari Yakub memang memliki keistimewaan sebagai putera seorang Nabi Alloh. Sembilan saudara Yusuf termasuk Yehuda bergerak meninggalkan mesir dan kembali ke Kanaan, sedangkan saudara yang sulung berjalan sendiri menuju istana Yusuf. Apapun yang terjadi, ia akan merebut kembali Bunyamin dari tangan sang mentri..... Putra Sulung Yakub dengan langkah tegap berjalan menuju kota kerajaan Mesir.. Ia sudah siap untuk mati, siapapun yang menghalanginya akan diterabasnya.... Tak peduli 10 orang, 100 orang maupun 1000 orang kalau perlu, demi menyelamatkan Bunyamin, ia akan melakukan apapun juga.

Bagaimana jika sang mentri turun tangan ? "Ah.... tak peduli sang mentripun, jika menghalangi akan kubabat juga", begitu gumam si sulung... Baru mau masuk gerbang kota, di depan gerbang kota berdiri seseorang yang semula tidak menarik perhatiannya. Sebab pakaiannya yang biasa laiknya rakyat jelata... Hanya saja, setelah agak dekat, barulah ia kaget melihat bahwa si orang tersebut adalah sang mentri sendiri, Sang mentri mesir yang memang sudah tahu gelagat, dan sudah tahu apa yang bakalan terjadi ini, ternyata telah mencegat si sulung di gerbang kota. Belum sempat si sulung berbicara apa-apa, tangan sang mentri sudah mengusap punggungnya dan sambil tersenyum ia mempersilakan kepada si sulung untuk mau istirahat di kerajaannya... "Silakan tuan istirahat di kerajan Mesir, kerajaan ini selalu terbuka bagi keluarga tuan", kata Yusuf... Entah hal aneh apa yang sebenarnya terjadi, emosi si sulung yang tadi sudah ada di dalam dada, tiba-tiba seolah diguyur air dingin, sejuk...dingin..segar... dan hilang sama sekali.. keinginannya untuk mengobrak-abrik mesir sirna sudah.... Iapun kini sadar siapa sebenarnya sang mentri mesir itu. Tak perlu menjawab, ia hanya mengikuti langkah kaki sang mentri msuk ke dalam kota kerajaan dan beristirahat di dalam kerajaan Mesir... Sementara itu, saudara-saudara Yusuf yang lain, yang kembali ke Kanaa, telah bertemu dengan ayahnya, Yakub. Salah satunya berkata,"Wahai ayah kami, anakmu Bunyamin telah mencuri. Dan itu kami saksikan sendiri, Bunyamin telah mencuri piala kerajaan Mesir" Yang lain menimpali," Kalau ayah kurang percaya, tanyakanlah kepada penduduk negeri Mesir dimana kami telah mengambil pangan dan tanyakanlah kepada kafilah yang sama-sama berangkat bersama kami.Percayalah kami sungguh-sungguh dan bersikap jujur" Yakub menjawab,"Bohong ! itu hanya pengelabuan atas perbuata kalian" Kemudian setelah Yakub mereda, ia berkata,"Semoga ALloh memulangkan mereka semuanya kepadaku. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui dan Bijaksana". Kemudian Yakub menyingkir dari mereka dan berkata,"Aduhai alangkah susahnya aku karena kehilangan Yusuf" Tampak kedua mata Yakub yang putih buta, mengidap dukacita. Anak-anak Yakub yang telah merasa bersalah berkata,"Demi Alloh, engkau senantiasa mengenang Yusuf sampai engkau terkena penyakit dan mungkin bisa mati"

Yakub menjawab,"Aku akan mengadukan kesusahan dan kesedihanku hanya kepada ALloh, bukan kepada kalian. Dan dari ALloh aku mengetahui sesuatu yang tidak kalian ketahui" Anak-anak Yakub kini semakin menyesal, bukan hanya merasa bersalah, melainkan penyesalan yang sangat sekarang terjadi dalam dada mereka masing-masing. Pertama sebab pendaman rasa bersalah yang sudah berpuluh tahun menumpuk sejak perbuatan mereka ke Yusuf hanya sebab kecemburuan mereka kepadanya, ya..sebab hanya kecemburuan lebih diperhatikannya Yusuf oleh orang tuanya dari pada mereka, dan yang sekarang, mereka sungguh-sungguh menyesalkan kejadian Bunyamin yang sudah diserahkan tanggung jawabnya kepada mereka. Beberapa orang diantara saudara Yusuf tak dapat menahan tangisnya, sebagian lagi menahannya di dada. Mata mereka memerah dan pukulan penyesalan begitu hebat melanda hati mereka. "Seandainya saja...seandainya saja ALloh memberikan kesempatan yang kedua kepada kami, tentulah kami tidak akan pernah berlaku seperti ini lagi....kami akan minta maaf ke Yusuf, kami akan minta maaf ke Bunyamin, dan sekarang kami minta maaf kepadamu ya Bapa Yakub"....desah mereka disela tangis dan penyesalan.... Yakub yang hatinya memang dipenuhi Kasih dan Sayang, telah melihat dengan sebenarnya penyesalan dan rasa sedih mereka. Dan ia pun merasakan bahwa sebagian dari mereka mulai jatuh pada titik mendekati keputus asaan dari rohmat Tuhannya. Keputus asaan sebab ketidak berdayaannya menghadapi masalah yang berat ini. Ayahnya sudah tua, buta, Yusuf hilang dan kini ditambah persoalan Bunyamin ditangkap oleh penguasa Mesir. Kemudian Yakub dari kejauhan berkata dengan lembut,"Hai anak-anakku, pergilah sekarang kalian kembali ke Mesir dan carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya Bunyamin. Lagi pula kalian jangan berputus asa dari rohmat ALloh. Tidak ada yang berputus asa dari rohmat ALloh kecuali orang-orang yang kafir" Saudara-saudara Yusuf kini bangkit lagi, secercah harapan disandangnya lagi, atas perintah Yakub Bapak mereka, kini mereka berangkat ke Mesir dengan sedikit harapan... Ya mereka tidak akan berputus asa.... Semoga kesempatan kedua diberikan TUhan kepada mereka untuk berbuat baik... Merekapun melupakan kesal dan capeknya, lelah dan sulitnya perjalanan menuju Mesir, setelah barang-barang yang dibawa dari Mesir diturunkan di Kanaan, tanpa beristirahat lagi, mereka kembali melakukan perjalanan ke Mesir ......

Singkat cerita, mereka sampailah ke Mesir... Agak sedikit herang mereka, mengapakah tidak tampak tanda-tanda adanya kakak sulung mereka ? Mengapakah tidak rame dibicarakan (seandainya ada) pertempuran yang seru antara kakak mereka dengan para tentara ? Sampailah mereka masuk ke dalam ruangan sang Mentri, sebagaimana biasanya, setelah antre seolah meminta jatah pangan. Sampai dihadapan sang Mentri, dengan masih ada sedikit emosi, mereka memandang sang mentri dengan Tajam dan berkata, "Wahai Paduka Yang Mulia. Kami dan keluarga kami telah ditimpa malapetaka kelaparan...." terdiam sejenak menahan emosi pada sang Mentri, kemudian mereka melanjutkan, "...sedang kami hanya membawa barang dagangan yang berharga murah. Namun, beri jualah kami jatah pangan secukupnya. Kelebihannya, `bersedekahlah` kepada kami... Yang dimaksud `bersedekah` adalah agar supaya Bunyamin dilepaskan..... Kemudian mereka melanjutkan, "Sesungguhnya Alloh memberikan balasan berganda terhadap orang-orang yang `bersedekah`". kata mereka sambil menahan emosi di dada. Yusuf tersenyum kemudian bertanya, "Apakah kalian ingat apa yang telah kalian perbuat beberapa tahun yang lalu kepada saudara kalian yang bernama Yusuf ? dan belum lama ini juga terhadap saudaranya Bunyamin ? Pada waktu itu kalian tidak menyadari apa akibatnya" Mereka terperanjat dan sangat kaget... dari mana sang mentri ini tahu akan peristiwa bertahun-rahun silam ? padahal sudah lebih dari 14 tahun...? apakah sang mentri adalah orang yang waskito, sakti mandraguno, tahu sebelum diberitahu, "ngerti sakdurunge winarah" ??? ataukah.... ataukah.... jangan-jangan..... Kemudian salah seorang dari mereka bertanya, "Apakah engkau ini Yusuf ?" "Ya sayalah Yusuf dan yang ini adalah saudaraku Bunyamin", kata Yusuf sambil menggandeng masuk Bunyamin di depan mereka. Yusuf melanjutkan berkata, "Alloh telah memberikan karunia kepada kami. Sebenarnya siapa yang bertakwa dan tabah tentu Alloh tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebajikan"

Mereka, saudara-saudara Yusuf berkata, "Demi Alloh, sungguh-sungguuh Alloh telah memberikan karunia kepadamu kelebihan-kelebihan atas kami. Dan kami benar-benar bersalah atas kejadian yang lalu-lalu. Ampunilah kami", Beberapa saudara Yusuf tak kuat menahan perasaan harunya... air mengalir menetes membasahi pipi... Rasa syukur atas pertemuan ini... Rasa Syukur bahwa Bunyamin tak kurang suatu apa... dan Rasa penyesalan yang sangat atas apa yang dulu telah dilakukannya pada Yusuf... Sirnalah semua emosi yang membara..... Sirnalah semua dendam...... Sirnalah semua pendaman masa lalu pada diri saudara-saudara Yusuf .... Bagi Yusuf tak ada perbedaan ..Sebab di dalam dada Yusuf tak pernah ada dendam... Di dalam jiwa Yusuf tak pernah ada benci kepada saudara-saudaranya... Tetapi kini mengalir perasaan bahagia .. Sebab ALloh telah memenuhi janjiNya untuk mempertemukan Yusuf kembali dengan keluarganya... Yusuf kemudian berkata, "Mulai hari ini, kalian bebas dari segala macam tuntutan ! Semoga Alloh mengampuni kalian, Dia Maha Penyayang diantara semua yang Penyayang." Kemudian ia melanjutkan, "Sekarang, baliklah kalian dengan membawa jubahku ini. Begitu kalian bertemu dengan ayah, tutupkanlah jubahku ini pada wajah beliau. Insya alloh, mata beliau akan dapat melihat kembali. Sesudah itu, bawalah seluruh keluarga kemari". Pada saat anak-anak Yakub itu melewati perbatasan wilayah Mesir, ayah mereka yang tinggal di Kanaan berkata kepada cucu-cucunya,"AKu merasa mencium bau Yusuf. Kalau kalian tidak menganggapku orang tua goblok, tentu kalian membenarkan perkataanku" Mereka berkata,"Demi Alloh, rupanya engkau masih saja berlamunan kosong seperti dahulu" Rombonga anak-anak Yakub pun sampailah di Kanaan. Mereka menceritakan semua kejadian kepada ayahnya dan jubah Yusufpun ditutupkan pada wajah Yakub. Biidzinillah, Yakub dapat melihat kembali. Lalu ia berkata,"Bukankah telah kukatakan kepada kalian, bahwa aku mengetahui dari Alloh apa yang tidak kalian ketahui"

Mereka yang ada di situ mengangguk-angguk mengiyakan, kemudian mereka berkata, "Wahai ayah kami, mohonkanlah ampunan untuk kami berkenaan dengan dosa-dosa kami ini. Kami benar-benar orang-orang yang bersalah" Yakub dengan bijaksana menjawab, "Nanti akan kumohonkan ampunan Tuhanku untuk kalian. Dialah Yang Maha Pengampun dan Penyayang" Setelah melakukan persiapan, maka berangkatlah rombongan saudara-saudara Yusuf dan Yakub ayahnya serta ibunya... Yusuf harap-harap cemas..... kerinduan akan pertemuan dengan seluruh keluarganya... kerinduan kepada ayahnya... kerinduan kepada ibunya...... dan kerinduan berkumpulnya kembali satu keluarga.... Yang dinanti-nantikan akhirnya datang jua... Tatkala mereka memasuki istana, Yusufpun bergegas menyongsong dan merangkul ayah bundanya seraya berkata, "Selamat datang ke negri Mesir ! Semoga selamat sejahtera dari Alloh atasmu sekalian" Yusuf menuntun kedua orang tuanya yang sudah tua ke atas singgasana, lalu mereka semuanya meniarap sujud kepada Yusuf. Setelah itu Yusuf berkata, "Wahai orang tuaku, inilah rahasia mimpiku yang dahulu, dimana Tuhanku telah menjadikannya peristiwa nyata. Sungguh Dia telah mengaruniakan kebaikan padaku ketika aku dikeluarkannya dari Penjara. dan ketika Dia mendatangkan kalian semua dari pedalaman, sesudah syetan merusak hubungan antara aku dengan saudara-saudaraku yang lainnya. Sungguh-sungguh Tuhan Maha Seksama terhadap barang apa yang dikehendakiNya. Diapun sungguh-sungguh Maha Mengetahui dan Bijaksana" Demikianlah keluarga telah berkumpul kembali, kebahagiaan Yusuf sudah pulih kembali... Cerita terus berjalan Yusuf sang mentri... Yusuf sang Wazir Agung dengan kekuasaan penuh, Yang telah menyelamatkan Mesir dari bencana kelaparan yang dahsyat... Setelah sebelumnya ia adalah seorang narapidana penjara kerajaan.... yang sebelumnya ia

adalah seorang budak belian... yang sebelumnya ia adalah yang terbuang dan yang dikhianati... "Karena demikianlah jalan langit dalam kebahagiaan dan dalam kekecewaan... Perlahan dalam cinta... cepat dalam kebencian... mengangkat seseorang setinggi matahari yang memuncak, membaringkan yang lainnya terkapar dari bayangan.... Berbahagialah orang yang kebijaksanaan mengilhaminya, untuk menarik pelajaran dari pasang surut ini, dan yang tidak menyombongkan diri dalam kemakmuran dan putus asa dalam kesukaran" Begitulah guruku Hakim Nuruddin `Abdurrahman Jami berkata........ Dimanakah Zulaikha kini ? ketika kesedihan semakin mendalam merasuk ke dalam dada.... dan ketika ia pergi meninggalkan balairung kerajaan untuk menahan gelombang tangis yang terus menderanya.... Hati yang menderita karena cinta tak dapat disembuhkan dengan selain perjumpaan dengan kekasihnya... uang tak dapat menggantikannya, harta benda tak dapat merubah kesedihannya, bagai mendung yang menggelayut di atas langit, gelap pekat sebab penuh dengan air hujan yang menanti untuk jatuh.. bagai bendungan tipis yang dilanda banjir, menanti saat untuk jebolnya pertahanan kesedihan, begitulah derita seorang pencinta sejati, yang kesakitan baginya adalah kenikmatan yang tidak boleh hilang, yang penderitaan baginya adalah anugrah yang tak terhingga. Bak panasnya pasir di gurun sahara, ketika bertemu dengan setetes air yang menyegarkan, begitulah gambaran pecinta yang bertemu kekasihnya...... Sejak sang wazir sudah dijemput ajal, tak ada lagi kini sedikit bayangan selain bayangan Yusuf dalam hati Zulaikha, bibirnya tak pernah putus-putus menyebutnyebut nama kekasihnya.. "Yusuf..yusuf..yusuf..yusuf". Sambil meneruskan perjalanan, akhirnya ia menemukan reruntuhan rumah batu disudut kota... Ia tinggal disitu, tapi bagaimana bisa tidur ?, jika kesedihan terus menggerogoti perasaannya ?, bagaimana ia akan enak makan ?, bila perasaan rindunya seringkali tak tertahankan ?

Ia teringat ketika kebahagiaan telah direnggutnya sendiri, Perjumpaan dengan kekasihnya yang dulu masih dapat terpenuhi sehari seratus kali, dapatlah ia memandang wajah yang dicintainya, tetapi apa yang telah dilakukannya ? menjebloskan kekasih ke dalam penjara ! meski kesempatan untuk memandang wajah kekasihnya masihlah ada... setiap malam diselimuti oleh pekatnya malam, ia mengendap-endap menuju pintu penjara... untuk kemudian dari kejauhan memandang wajah Yusuf sang mentari,,, Zulaikha merintih, "Tak ada lagi yang kumiliki kini....tak ada lagi..... tak ada tatapan wajahmu lagi wahai kekasih.... tak ada lagi pandangan marah atau sayangmu wahai kekasih.... jika hartaku masih ada, akan aku berikan kepada siapapun yang membawa kabar Namamu... jika jiwaku masih tersisa, akan aku berikan untuk perjumpaan denganmu, meski tiap pertemuan haruslah dibayar dengan jiwa... hanya tinggal bayangmu saja yang kumiliki dalam hatiku, bila bayangmu talah berlalu, akankah aku bertahan hidup wahai matahariku ?? dan hanya tinggal kemerdekaanku tuk selalu dapat menyebut namamu saja... jika lidahku sudah kelu tuk menyebutmu, akankah aku dapat menahan nafasku dari tubuhku ?? wahai jiwaku Yusuf.... masih dapatkah aku menahan kerinduanku ini di hari-hari nanti ? tubuhku yang kini hanya tinggal tubuh seorang pertapa... rambutku kini sudah memutih seputih baghal di jalananan... Yusuf..yusuf...." Rintihannya menerobos dinding-dinding batu rumah tua itu, naik ke atas awan, dan merobek selubung mendung yang gelap pekat, terus naik sampai keharibaan ilahi.... burung gagak menelungkupkan kepalanya menjaga agar tak mendengar rintihan Zulaikha... Bertahun-tahun sudah kesedihan itu melanda...bertahun-tahun ia hidup dalam jiwa yang menderita kerinduan pada kekasihnya. Tubunya yang dulu molek kini tinggal kulit dan tulang saja, wajahnya yang cantik kini tak ubahnya seperti nenek tua.. kerut-kerut di pipi dan dibawah mata semakin meyakinkan bahwa ia adalah seorang yang membawa beban cinta, punggungnya yang tegak kini menunduk, beban cinta membuat tubuhnya bungkuk, matanya menatap tanah, dayanya terserap ke bawah......

ia sering berdiri didekat sudut jalan, dimana Yusuf kata kabar sang burung sering lewat di jalan itu.. tapi sampai saat ini, tak ada sedikitpun bau Yusuf yang dibawa sang angin.... Sampai satu ketika..... Satu ketika terdengarlah hiruk pikuk rombongan kerajaan Mesir.... Zulaikha pun mendengar akan huru-hara ini... Rombongan kerajaan mesir lewat di jalan depan rumahnya.... Tapi tumpukan massa yang ikut menyaksikan telah menutupi pandangan Zulaikha dari rombongan tersebut.... Zulaikha keluar dari gubuknya sambil berharap dapat bertemu dengan kekasih hatinya.. ia duduk di tepi jalan sambil bergumam.. "Yusuf..yusuf..yusuf...." kadang tiba-tiba ia menangis jika teringat nasibnya... kadang-kadang ia tertawa jika ingat dapat bertemu dengan pujaan hatinya... Beberapa orang anak ingin menggodanya, "Hei lihat..Yusuf datang-yusuf datang.... betapa tampannya yusuf... ia naik kuda putih di atas pelana emas..." Zulaikha menjawab, "Tidak anak nakal... tak ada gunanya kamu semua menipu aku... tak ada bau Yusuf yang masuk ke dalam rongga hidungku... tak ada getaran hati yang mengatakan kekasihku ada di antara rombongan ini tak ada lintasan bayangan masuk ke dalam pikiranku.. Yusuf tak ada di dalam rombongan ini" Sambil membalikkan tubuhnya, Zulaikha terbongkok-bongkok berjalan menyeret kakinya menuju gubuk buluh bambu dan reruntuhan batu sambil mengeluh panjang.. "Yusufff...yusuuufff.... derita seorang pecinta melebihi siksa di dasar neraka... bak luka di atas luka yang ditaburi garam.... bak kulit yang menganga terkena asam pekat..... yussuuufff..... Ketika pertama kali bertemu wajahmu di dalam mimpi-mimpiku... seolah kau tuangkan ramuan ke dalam belanga hatiku.... kuaduk-aduk sendiri dan kucampur dengan bumbu-bumbu harapan dan keinginan, meski sempat kucampur dengan racun nafsu... kuberi tambahan adonan ketaatan dan kesetiaan kepadamu.. meski sempat kucampur racun fitnah yang pahit.. tapi tetap adonan itu selalu kubakar dengan nyala api cinta yang membara... Yusuf...yusuf..yusuf....." begitulah Zulaikha di dalam derita cinta yang berkepanjangan.....

Dilain hari, ketika satu waktu rombongan kerajaan datang... anak-anak kecil kembali menggoda Zulaikha... "Tak ada Yusuf dalam rombongan iitu... tak ada.....hanya prajurit-prajurit saja yang lewat....." Zulaikha pun menjawab dengan dada bergetar dan bibir gemetar... "Jangan coba mengelabui saya dan menyembunyikan si sahabat dari saya ! Bagaimana mungkin seseorang dapat menutupi seorang kekasih dari orang yang mencintainya ? Getar dalam dada mengatakan adanya dia di dalam rombongan... seluruh tubuhku mengatakan adanya Yusuf di dalam rombongan.. meski aku tidak dapat melihatnya......" Dan kalau Yusuf sudah ada di depan rumah Zulaikha, meski tertutup oleh berpuluh-puluh rakyat yang berdiri di sepanjang jalan, Zulaikha mendadak pingsan... tak kuat menahan pertemuan meski hanya melihat wajah Yusuf dari kejauhan... Dan kalau rombongan sudah lewat, ia tersadar kembali dan berkata, "Seluruh hidupku sudah kukorbankan untuk selalu ada di dalam penderitaan cinta...seluruh kesakitan perpisahan sudah kurasakan dengan seluruh seluk beluknya ..... Belum cukupkah aku menderita karena perpisahan ini ??? Berapa lama lagi aku harus terpisah dari sang kekasih ??? Aku lebih suka berpisah dari hidupku dari pada perpisahan dengan sang kekasih..." Tak ada istirahat bagi sang pecinta... tak ada... siang di habiskan dengan bayangan pada kekasihnya.. dan malam hari dihabiskan dengan mengingat wajah kekasihnya..... Tapi kini sentuhan aroma mawar tak lagi membuat dirinya puas.... dia ingin menyentuh..... dan ingin memetik mawar itu dari dalam kebunnya.... dan dia ingin mereguk wanginya mawar dengan durinya.. Ia bersujud di depan berhala yang selama ini disembahnya... Dan ia berdoa,"Engkau yang selama ini kumintai pertolongan demi pertemuanku dengan Yusuf..... tapi tak ada sedikitpun tanda-tanda engkau dapat memenuhi harapanku...... Untuk sekali ini saja, perkenankanlah aku untuk bertemu dengan kekasihku wahai Engkau...." Ketika keesokan harinya ia berdiri di pinggir jalan, menantikan datangnya rombongan kerajaan..... seperti laiknya pengemis yang menanti kedatangan sang raja... Tiba-tiba.. deru debu dan ringkikan kuda yang lewat menyeruak di antara orang banyak..."Minggir !!" Rombongan kerajaan telah membuatnya terseingkir dari pertemuannya dengan Yusuf..... Tak ada seorangpun yang memperhatikan Zulaikha....

Dengan kemarahan dan menahan derita perpisahan ini, Dengan kehancuran harapannya.. Dan di dalam sedu sedan ... ia menyeret kakinya masuk ke dalam gubuknya... Dan seperti Ibrohim, ia mencampakkan dan merobohkan batu berhalanya, "Batu celaka, engkau telah menghilangkan seluruh harta bendaku.. dan engkau pula yang telah mengekalkan perpisahanku dengan sang kekasih.. tak ada kemanfaatan pada dirimu..tak ada .... Meski bertahun-tahun aku membungkuk dan bersujud kepadamu... engkau hanyalah batu biasa.... Saksikanlah, bahwa aku tidak lagi percaya kepadamu..." Sambil berkata begitu, Zulaikha merobohkan dan menghancurkan batu itu menjadi berpuluh-puluh potong..... Seolah cahaya mentari yang merasuk ke dalam diri.. Seolah cahaya kebenaran menyusup ke dalam hati... Zulaikha kini memohon dengan kesungguhan hatinya... memohon ampun kepada Tuhannya Yusuf... "Wahai Cinta !... Engkaulah yang berkuasa diantara berhalaberhala... Engkaulah yang berkuasa di antara pembuat berhala-berhala, kalau tak ada secercah keagunganMu yang ada di dalam berhala, tentulah tak akan ada yang mau untuk menyembah berhala-berhala itu... Berapa banyak mereka yang menyembah berhala dan berpikir telah menyembahMu ??? Wahai Tuhan... saya telah berbuat lalim dengan melalui perantara berhala-berhala ini, Kasihanilah aku wanita yang tua, bongok dan menderita karena cinta ini.. Sekarang setelah Engkau membebaskan aku dari badai kesesatan ini, aku memohon kepadaMu, untuk mengembalikan pemberianMu yang telah Engkau ambil dariku... Ijinkanlah aku melihat Yusuf walau sekejap mata..." Zulaikha terus memohon dengan seluruh perasaan dan kerendahan dirinya, "Duh Yang memiliki hidup sesungguhnya, ampunilah aku, dan aku berserah diri kepadaMu" "Ya Tuhan Yusuf dan Tuhan semesta Alam rindu dalam diriku yang menggelora adalah dariMu Jua, hati terasa dikoyak-koyak ketika malam tiba, wajah Yusuf yang terbayang tak dapat hilang, Ya Tuhan.... Sudah sekian tahun hatiku gelisah resah dan selalu sakit, seolah luka lama yang disayat luka baru dan disayat luka baru lagi., Aku begitu merindukan Yusuf..Yusuf..Yusuf... Dan jika siang tiba, matahari bersinar terang, tapi apa artinya bagi mataku yang telah buta ?

Yang ada hanya bayangan Yusuf . Ya Tuhannya Yusuf, Engkau yang telah memasukkan benih cintaku pada Yusuf, dan Engkau pula yang telah menyemai kerinduanku pada Yusuf, pertemukanlah aku dengannya, atau cabutlah akar cintaku padanya, agar derita yang hamba tanggung berkurang . Zulaikha menangis ,menangis sampai kering airmatanya... Malaikat mendengar do'a itu tak kuat menahan terlalu lama, mereka melaporkannya, "Ya Alloh seru sekalian Alam. Zulaikha memohon uluran tanganMu, ia meratap meminta Kasih dan sayangMu" "Wahai malaikatKu Aku ketahui dan kiranya sekaranglah saat ia lepas dari derita kerinduan dan cintanya pada Yusuf" Alloh menghembuskan Rohman Rohimnya ke dada Yusuf... Merasuk dan masuk menembus jantung qolbi... dari qolbi sanubari...merasuk masuk ke dalam qolbi maknawi... dan semakin merasuk ke dalam qolbi sirri... kemudian dari qolbi sirri.. hembusan rohman rohim itu keluar menembus qolbi maknawi... dan tampak pada qolbi sanubari.... Yusuf sudah digerakkan oleh hatinya ... Yusuf yang sedang menunggang kuda putihnya, tiba-tiba menyeruak kerumunan masa dan melangkahkah kaki-kaki kudanya menghampiri tempat Zulaikha berada.. Yusuf turun dari kudanya dari berjalan menuju Zulaikha.. Zulaikha merasakan kehadiran sang kekasih, ia tak kuat menahan beban rindu... setelah sempat beberapa kali pingsan, akhirnya ia tersadar kembali dan melihat kehadiran sang matahari didepannya kini.. "Siapakah engkau ?" tanya Yusuf yang hampir-hampir tidak mengenali Zulaikha lagi... "Yusuf.....Yusuf" jawab Zulaikha... "Siapakah engkau ?" tanya Yusuf lagi... Sekali lagi Zulaikha menjawab, " ..Yusuf..yusuf..." Yusuf bertanya untuk yang ketiga kalinya. "Siapakah engkau wahai wanita ?" Zulaikha menjawab, "Aku tak tahu siapakah aku... Sejak aku mengenalmu dalam mimpiku, yang kuingat hanya satu nama saja.. Yusuf..Yusuf.... Ya .. AKU Yusuf" Tiba-tiba Zulaikha berteriak keras dan kemudian menangis sambil bergumam lirih.. "Yusuf..yusuf..yusuf..." Yakinlah Yusuf kini bahwa wanita yang dihadapannya ini adalah Zulaikha..

Tapi..kemanakah kecantikan Zulaikha yang dulu ?? kemanakah wajah ayu yang menggetarkan hati para pangeran dulu ?? Kemanakah tubuh indah Zulaikha yang jadi impian putra-putra raja ?? Kemanakah kakayaan yang selalu berdiri disekelilingnya ?? Dan..... Kemanakah kesadaran Zulaikah akan dirinya sendiri dan lingkungannya ?? Alloh mengajarkan pada Yusuf apa-apa yang ia belum mengetahuinya, dan tahulah ia mengapakah Zulaikha sampai seperti ini kondisinya... Iba hati dan belas kasih Yusuf muncul, dituntunnya ZUlaikha dan ia memerintahkan para pengawal untuk mengangkutnya dalam tandu .... Bergeraklah rombongan menuju istana Mesir...... Ketika Tuhan telah mempertemukan hati orang-orang mukmin, kekuatan apa lagikah yang dapat memisahkan keduanya ??? Ketika Tuhan telah menyatukan hati orang-orang mukmin, daya apalagikah yang dapat menghancurkan mereka ?? Meski harta tujuh bumi ini kau korbankan... Meski harta tujuh langit kau tumpahkan... untuk sekedar memisahkan hubungan itu... sungguh ! tak akan hubungan yang dijalin oleh Alloh akan putus.... Dalam keadaan yang belum sepenuhnya sadar... Dan dalam keadaan majnun-nya... Zulaikha terangguk-angguk di atas pelana kuda... ia tak tahu sedang menuju kemanakah arah kuda ini.. ia juga tak tahu sedang apakah dirinya di sini... yang ia tahu bahwa kini ia dekat dengan kekasihnya... sangat dekat dengan kekasihnya... Dan ia semakin memperkencang bisikan dan sebutan nama Yusuf... "Yusuf...yusuf...yusuf...yusuf...yusuf......." Bagaimana tidak takjub ia pada Yusuf jika percikan keindahan sang Kuasa ada bersama Yusuf ???

Iring-iringan Rombongan Yusuf telah sampai ke Istana, Yusuf turun dari kudanya dan membisikkan beberapa perintah kepada para pengawalnya... Zulaikha dituntun turun dari tandu yang membawanya, kemudian ia dibawa masuk untuk dibersihkan para dayang-dayang dan diberi pakaian selayaknya seorang pembesar sebagaimana Zulaikha yang dulu...... Malam telah larut ketika Yusuf tertunduk dalam ibadahnya... Selesai ia sujud dan kemudian mengucapkan salam, Ia memohon kepada Tuhan... "Ya Alloh yang jiwaku ada dalam dirimu.... Segala puja dan puji hanya layak bagimu... Keagungan hanya milikMu... Keindahan hanya berasal dariMu.... Ya Alloh yang kebesaranMu tak ada yang menandingi... Ya Alloh yang kekuasaanMu tak ada yang menyamai.. Ya Alloh yang Maha Berdiri sendiri.... Yang Maha Dekat.....Yang Maha Mengabulkan.... Yang Maha Dekat....Yang Maha Mengabulkan... Yang Maha Dekat...Yang Maha Mengabulkan.... Ya Qoriibu .... Ya Mujibu...... Engkau yang telah meneteskan iba di dalam hatiku... dan Engkau pula yang telah meneteskan cinta di dalam hatiku... Seandainya Engkau berkenan... Tentulah bukan suatu yang sulit merubah sakitnya Zulaikha menjadi sembuhnya... Seandainya Engkau berkehendak... Tentulah bukan sesuatu yang sulit merubah Zulaikha yang sekarang, menjadi Zulaikha yang cantik rupawan seperti sedia kala... Ya Alloh... Engkau yang menghidupkan dan Engkau pula yang mematikan makhluk... Sungguh bagiMu tidak ada yang sulit jika Engkau berkeinginan... dan... Ya Alloh... hanya kepadamulah hambaMu berdoa... dan hanya kepadamulah hambaMu memohon pertolongan Tetapkanlah Dzikir dan Syukur di dalam diri Zulaikha... Dan berilah anugrah untuk bisa dekat kepadaMu... Yaa Haqqu...Yaa Haqqu... Yaa Jamal...Yaa Jamal..Yaa Jamal"

Adakah yang tidak dikabulkan oleh Alloh jika seorang hambanya berdoa ???

Jangankan Nabiyulloh seperti Yusuf... Seorang hamba biasanya saja.... jika ia berdoa pastilah akan dikabulkan oleh Alloh.... Bukankah Alloh sendiri berfirman... "Wa Idz qola robbukum Ud `Uni astajib lakum" ??? "Dan wahai Ingatlah, Tuhanmu berfirman,"Berdoalah kamu kepadaKu, akan aku kabulkan" Meski ada yang dikabulkannya dalam jangka waktu cepat, ada yang dikabulkannya dalam jangka waktu menengah... dan meski ada yang dikabulkannya dalam jangka waktu yang lama.. Tapi semuanya dikabulkan olehNya... Itu adalah janjiNya sendiri !!! Tapi begitu kita memiliki prasangkan,"wah.. doaku tidak dikabulkan oleh Alloh", maka gugurlah mustajabahnya doa itu... Yang berlaku adalah... diri kita sendirilah yang menggugurkan doa kita sendiri... Gugurlah doa itu... Demikianlah... ketika Yusuf di dalam kesendiriannya berdoa, Tidak ada keraguan pada Alloh sedikitpun.... yang ada hanya yaqin... Ya.... Alloh telah mengabulkan doanya.... Pada saat itu pula kehendak Alloh berbicara.... hembusan kesadaran merasuk ke dalam hati jantung Zulaikha... dan kemudian merambat pelan melalui jaringanjaringan darah yang mengalir..... membersihkan kotoran-kotoran fisik yang ada di dalamnya.... dan kemudian mengalir membersihkan semua penyakit... sampai ke otaknya... dan mengalir keseluruh tubuh, memancarkan kesembuhan yang mempesona..... Zulaikha SADAR....!!! Tapi ......nama Yusuf tetap ada di dalam bibirnya....."Yusuf..yusuf..yusuf..." Ia mulai melihat-lihat kesekelilingnya..... Ia bangkit dari atas ranjang empuk yang telah disediakan.... berjalan tertatih-tatih menuju jendela kamar yang terbuka..... Zulaikha melongokkan kepalanya.... terlihat jelas keindahan sang Pencipta melalui CiptaanNya.... Bintang yang gemerlap riang di atas permadani awan yang gelap pekat... Sinar bulan purnama yang penuh bercahaya..... Semilir angin yang lembut menyegarkan.....

Dan dinginnya malam yang menyejukkan..... menghembus ke tubuh Zulaikha....... Zulaikha menutup rapat matanya.... merasakan seluruh suasana ini..... Sungguh tentram dalam dirinya....... Seolah bangun dari tidurnya yang berkepanjangan.... Ia tidak sadar ketika dirinya memandang di cermin dalam kamar.... yang tampak bukan lagi wajah tua keriput beruban putih dan bongkok.... Melainkan Zulaikha yang dulu....yang cantik...tidak !...lebih cantik lagi....... dengan tubuhnya yang indah....tidak! ...lebih indah lagi...... dengan pesonanya yang menggetarkan...tidak !... lebih dari pada itu..... Tapi ...bersama dengan itu...beberapa hijab dalam hatinya dibuka oleh Alloh ta`ala .....Ya.....beberapa telah terbuka.... Lidah Zulaikha kelu.... Hati Zulaikha terkuak.... dan tubuhnya sempat kaku..... ketika............ Tampak semuanya bahwa seluruh kejadian-kejadian yang menimpanya, seluruh kejadian-kejadian yang terjadi pada diri manusia semuanya, adalah akibat Pena yang digerakkan oleh Pemiliknya.... Semuanya..... tak ada yang tersisa, Sang Pemilik Pena meliputi langit dan bumi... menggerakkan Pena dengan Rohman RohimNya.... Dan kini terlihat, seluruh keindahan yang ada di dunia ini, dan seluruh keindahan yang ada diakherat... hanyalah percikan dari Cahaya Jamal dan Jalal-Nya... Semua Keindahan yang selama ini telah mempesona Zulaikha, hanyalah Pantulan dari Keindahan Ilahi.... Harta dunia yang berkilau, Tahta kerajaan yang menggiurkan, dan Yusuf yang senantiasa disebutnya, hanyalah pantulan dari keindahan Wajah-Nya..... Zulaikha berkata lirih, "Ya Tuhanku dan Tuhan Yusuf serta Tuhan semua manusia...... Ketika letupan api telah menyulut uap bahan bakar, tak ada seorangpun yang bisa menahannya..... dan ketika api telah berkobar dalam dadaku, seolah kuncup mawar yang mekar dan semakin mekar.... Semua dilalap oleh api cinta yang membara....

Saat itu tampak WajahMu dimana saja Engkau berada.... Melalui Yusuf aku telah mengenalMu... Melalui Yusuf aku telah bertemu denganMu... Melalui Yusuf aku telah menyaksikanMu... dan Yusuf benar-benar utusanMu.... Ya Alloh, tetapkanlah aku di dalam kesadaran ini... Keesokan harinya, salah seorang pengawal Yusuf menjemput Zulaikha untuk di ajak ke depan singgasana.. Alloh telah menurunkan perintahNya pada Yusuf...fan kihu......nikahlah ! Dapatkah kau gambarkan kegembiraan Zulaikha ? sesuatu yang didambakan selama ini.... agar ia bisa senantiasa ada di samping kekasihnya telah terpenuhi.... tak teringat lagi onak duri yang dulu pernah melukai dirinya.... tak teringat lagi penderitaan dan kesedihannya.... Dapatkah kau gambarkan kebahagiaan hati Zulaikha ? ketika sang pencari telah menemukan apa yang dicari... ketika sang pecinta telah bertemu dengan Yang dicintai... ketika hati yang telah dibakar bertemu dengan Api yang telah membakarnya... ketika air lautan bertemu dengan Samudra tanpa tepi... Deru angin menerbangkan butiran pasir di atas lautan pasir, Kilauan batu batu kecil di padang pasir seolah suara tawa riang menyambut peristiwa ini... Matahari sedikit menunduk menghormati perayaan pertemuan.... Pepohonan padang pasir bergoyang, dan hewan-hewan melata sebentar-sebentar tampak.. seolah ikut merasakan kegembiraan pada diri Yusuf dan Zulaikha... Kebahagiaan terasa sempurna sudah, demikian juga dengan Yusuf... Saling kasih mengasihi, saling sayang menyayangi, saling cinta mencintai, kenikmatan dunia, harta, tahta, dan pasangan yang dicintai sudah mereka peroleh.. Demikian juga dengan kenikmatan iman, lezatnya iman terus menerus mereka rasakan.... Di malam hari ketika semua sudah tidur, mereka berdua asyik bercumbu dengan sang Pencipta Malam-malam di isi dengan lantunan hati pada sang Raja alam semesta.. Hanya saat terlintas kejadian di masa dahulu, pipi Zulaikha memerah karena malunya...

Bagaimana tidak, ingatannya ketika kuda nafsu menunggangi dirinya, dan mendesaknya untuk memaksa Yusuf bercinta dengannya... Sampai baju Yusuf yang bagian belakang robek karena gejolak hasrat duniawi Zulaikha telah mendorong bendungan sopan santun dan tatakrama... Perasaan malu itu kian hari kian bertambah... Malu dihadapan Tuhannya atas apa yang telah dilakukannya dulu... Kalau ia memenjarakan Yusuf, mungkin tak seberapa dirasa.. Sebab penyesalan atas perbuatannya itu sudah dulu terjadi dan ia sudah minta maaf ke Yusuf serta hari-harinya sudah diliputi penyesalan akan hal itu.. Tetapi, masalah robeknya baju Yusuf sebagai tanda hasratnya yang tak terbendung membuat dirinya malu dan malu.... "al haya`u minal iman"..."malu itu bagian dari iman" Semakin hari malu ini semakin menguasai Zulaikha... Yusufpun sebenarnya melihat adanya perubahan dalam diri Zulaikha ini.... Sampai suatu malam, Zulaikha di dalam sholatnya bersenandung lirih sambil menangis... "Ya Tuhan semesta Alam..Ya Allohi Robbil alamin... Ketika Penamu bergerak dan menyentuh putik mawarku... Ketika itulah hasratku untuk menyebarkan harum wewangian surgawi mendesakku untuk memaksa Yusuf.... Apapun waktu itu aku lakukan... Ampunilah aku Ya Alloh... bukan sebab aku ingin menentangMu... melainkan kelemahanku menyebabkan tak kuasa menahan gejolak api yang membara dalam hasratku... Pintu-pintu kamar kerajaan kututup dan kukunci, kemudian kuncinya kubuang agar Yusuf tak dapat keluar dari jeratku... Kini setelah semua itu berlalu.. dan Engkau menaganugerahkan kepadaku akan nikmat iman dan keindahanMu... Perasaan malu menggerogoti ingatanku..... dan perasaan malu pula kini menggerogoti hatiku... Berilah hambaMu ini pertolongan Ya Alloh, hanya kepadaMulah hamba memohon dan hanya kepadaMulah hambamu meminta pertolongan ...." Zulaikha sujud menempelkan dahinya pada tempat sujud sambil menangis sesenggukan..... Keesokan harinya... tak ada sesuatu yang istimewa terjadi... kecuali rasa sayang Yusuf yang semakin bertambah kepada Zulaikha.. apa saja yang diinginkan, tentu akan dipenuhi oleh Yusuf.... "Apa yang engkau kehendaki Zulaikha wahai mawar kebanggaanku ?" Zulaikha hanya menggelengkan kepala... Malam hari di kala semua penghuni istana tidur, Zulaikha bersuci dan bersiap untuk menemui Tuhannya... bermujahadah dan bermuajahah....

Tapi sang suami, Yusuf menghendaki lain... Malam itu dorongan hasrat Yusuf tak tertahankan....... Sementara keinginan dari Zulaikha untuk beribadah juga tak tertahankan... Terjadilah peristiwa itu..... Baju Zulaikha yang belakang robek tertahan oleh tangan Yusuf.... Seolah terdengar iringan nyanyian surgawi... ketika kejadian bertahun-tahun lalu seolah terulang kini.... Dengan keadaan yang berbalik.... Baju Zulaikha yang kini robek.... Yusuf termangu di atas peraduan atas kejadian ini... Sementara Zulaikha berlari menuju tempat sholatnya setiap malam.... Ada sesuatu yang aneh muncul dalam dirinya..... Perasaannya kini jauh semakin tenang dan senang... dan rasa malunya akan kejadian yang dulu terjadi, akan hasrat dorongan nafsu duniawinya, kini jauh berkurang dan tidak terlalu mempengaruhi pikiran dan perasaannya.... Ya... Alloh telah menutupi aib Zulaikha yang dulu dimata Yusuf, dengan kejadian yang hampir serupa malam itu...... Kematian..... Kematian datangnya tak terduga, ia adalah rahmat bagi jiwa-jiwa pecinta... Siapakah yang bisa luput dari cengkeramannya ? Putik bunga mawar ditaman indah yang dijaga seribu pengawal, kemudian bersemi....mekar ... mewangi menebarkan aromanya... pada musim terbangnya angsa dikejauhan... akan layu dan gugur juga.... Tak ada seorang pengawalpun yang sanggup mencegahnya Anak harimau sang perkasa, kecil mungil dan lucu... yang dijaga oleh induknya dengan seluruh raga dan jiwanya... pada masanya akan dewasa... dan... ketika sang cakrawala telah bersemu senja... iapun akan menjelang malam yang jingga... Sang induk tak akan dapat mempertahankannya... Siapakah yang dapat lolos dari jerat suratannya ? Keindahan dan kemakmuran.... Kejayaan dan sukses yang berkepanjangan... tak adakah akhirnya ? jika sebuah petak tanah berbaur air mawar.. dan kain putih kasar terbalut di badan... adakah yang dapat melaluinya ? Demikianlah......Yusuf sang matahari dunia.... pemilik tahta dan kekayaan dunia.. sudah beranjak menjelang senja di cakrawala...

malam hari, matahari dan bulan..... ayah dan ibunya hadir dalam kilauan silhuote keemasan... berbicara dalam mimpi sang pangeran... "Anakku....sudah waktunya kamu untuk kembali kepada asalmu.... tinggalkanlah sangkar yang kau huni itu... tinggalkanlah.... tinggalkanlah baju lempung yang telah diukirNya itu... tinggalkanlah... sudah waktunya kita berkumpul dalam kebahagiaan yang abadi" Pagi hari... burung-burung murai berkicauan... Yusuf menceritakan apa yang menjadi mimpinya pada sang isteri tercinta.. "Sudah waktunya" kata Yusuf... Dan isterinya pun memahami apa yang dimaksud oleh Yusuf.. Yusuf menarik diri dari kegiatan sehari-hari... Tugas sudah diserahkan ke wakilnya... Ia mulai lebih intens mempersiapkan perjalanan ke alam ke abadian... dan malam-malam ia habiskan dengan bermuajahah dengan Tuhannya.. Wahai Engkau yang telah menghinakan hamba untuk kemudian memuliakan hamba.... Wahai Engkau yang telah melimpahkan jiwa belas kasih dalam diri hamba... Wahai Engkau Maha Penyantun anak yatim... dan mengangkatnya ke gunung kejayaan... Bebaskanlah hamba dari sangkar yang sempit ini, untuk kembali kepadaMu... Sibukkanlah hamba di dalam mengingatMu dan di dalam bersyukur kepadaMu... Semua hidupku.... dan kematianku... semua adalah terserah kepadaMu... mohonku kepadaMu.... jangan Kau jauhkan aku dari sisiMu... sedetikpun jangan Kau jauhkan aku dari hadapanMu.." Zulaikha terduduk di pojok ruangan yang gelap... dibawah sinar bulan purnama ia menangis...melelehkan air mata di pipinya... ia tahu.... pabila anak panah doa sudah diluncurkan....oleh sang matahari... manakah yang tidak dikabulkan olehNya ?? Rasanya gak fair bagi dia .... rasanya baru saja direguk pertemuan di taman bunga.... kini sudah harus berpisah lagi... rasanya baru saja ia sedikit merasakan indah dan bahagianya perjumpaan... kini ia harus menanggung beban perpisahan lagi....

Ia menunduk dan sujud, meletakkan pipinya di tanah dan berdoa, "Ya Alloh...bagaimana seorang wanita lemah seperti ku dapat menahankan beban perpisahan seperti ini........ Ya Alloh... aku sendiri di dunia dengan membawa beban derita cinta... kemudian Engkau jualah yang mengangkat aku dari lembah nista... Berhala aku campakkan sebab pertolonganMu..... dan Yusufpun Engkau berikan kepadaku untuk kebahagiaan ini... dan kini sudah waktunya masa peripsahan ini tiba.... aku tak kuat menanggung beban ini ya Alloh, ampunilah aku... aku memohon kepadamu, Cabutlah nyawaku dulu sebelum ia sang mentari yang Engkau jemput.... atau biarkanlah kami menghadapMu bersama-sama... itu tentu lebih baik bagiku....." Zulaikha tertunduk dan menangis sesenggukan... ia tahu... semua kehendakNya pastilah terjadi... dan iapun tahu... ia kini hanya bisa memohon dan berdoa kepadaNya... "Tak akan aku sanggup hidup di dunia tanpa melihat sejenakpun kekasihku.... tak akan......" Adakah yang tahan dengan perpisahan ? Seperti sebuah pohon yang telah tumbuh subur di dalam tanah, akar-akarnya yang berserabutan masuk menyelusup mencari relung-relung udara dalam tanah.... Terus ke dalam..dan semakin dalam... Mengikat erat dan kuat.... Kemudian.... dapatkah engkau bayangkan betapa sakitnya perpisahan .... Ketika cinta ibarat sebuah pohon yang hidup tinggi besar, yang akarnya masuk ke dalam hati, ke dalam dan semakin dalam... menyelusup seperti akar pohon.. kemudian pohon cinta itu dicerabut keluar, sampai semua akar-akarnya tercerabut..... Bagaimanakah sakitnya sebuah perpisahan ? Dan kini detik-detik perpisahan antara Zulaikha dan Yusuf sudah semakin dekat... ketika semalaman Zulaikha tak tertidur mengenang persiapan kepergian ini, Yusuf didesak keadaan agar menjenguk kondisi rakyatnya, Dan Yusufpun melangkahkan kaki menginjak pedal pelana kuda putihnya... Belum lagi kaki menyentuh pedal pelana, Jibril datang dan menyampaikan kabar.... "Sudah waktunya wahai anak adam... sudah waktunya....

Sudah waktunya wahai utusan Tuhan... sudah waktunya" Dan berpuluh-puluh... tidak.. beribu-ribu malaikat tampak bersiap mengantarkan sang Nabi... "Apakah engkau akan berpamitan dulu kepada Zulaikha wahai sang mentari dunia ?" tanya Jibril... Yusuf menggelengkan kepala.. "Tidak...aku tahu ia tidak akan kuat menahan beban perpisahan ini dipundaknya.... Biarlah aku pergi seperti kepergianku yang biasa...." Kemudian Jibril menghembuskan udara sorga ke hidung Yusuf... Dan Yusufpun berangkat menuju peraduan .. Menuju pertemuan dengan Kekasihnya... Zulaikha tersentak.... ia tahu sang kekasih sudah pergi meninggalkannya... meski ia tak habis pikir mengapa Yusuf tidak berpamitan ..... Tercerabutnya akar pohon cinta dari dalam tanah hati menyebabkan kesakitan yang sangat dalam dada Zulaikha.. ia melenguh panjang... "Tuhan Pencipta segala keindahan.... setelah derita panjang yang kulalui... dan setelah kebahagiaan yang juga telah kunikmati bersama kekasihku..... Kini.... ia telah pergi.... Kemanakah raja Penyantun anak yatim ini ???? Kemanakah yang hatinya mudah menangis melihat penderitaan di dunia ini ??? Kemanakah hangat matahari yang setiap harinya menyinari hati hamba....!! Yaaa... Allllooohhhh..... Cabutlah sekalian jiwa ini, pertemukan aku dengan diriMu yang jiwa kekasihku ada di dalam diriMu.... tak akan kuat hamba menanggung beban perpisahan ini........!!!" Zulaikha menundukkan kepala, menangis sesenggukan... air mata meleleh.. rambuatnya terurai tak keruan.... bunga mawar di taman kin layu dan daunnya berguguran.... Semilir angin padang pasir menundukkan kepalanya mengenangkan kesedihan ini...

Tanah kubur Yusuf masih basah oleh air mawar.... Tanah kubur Yusuf masih hangat dengan degup jantung yang menyenangkan semua orang.... Zulaikha memeluk tanah kubur Yusuf... menangis... tersedu... tersengal... pingsan dan beberapa waktu kemudian, ia tersadar kembali... pingsan lagi... dan sadar silih berganti terjadi pada dirinya.... Beberapa hari ia tak beranjak dari kubur kekasihnya.... Pada hari ketiga sejak Yusuf dikuburkan, pengawal kerajaan yang selalu menjaga Zulaikha mencoba membangunkannya... Zulaikha telah menghembuskan nafasnya yang terakhir di pusara kekasihnya... angin gurun pasir berputar-putar perlahan... membawa debu-debu padang pasir.... Langit di atasnya tampak kelam.... deburan sungai Nil beriak-riak bergelombang.... cukuplah huttaqi engkau menuliskan kisah percintaan ini, dan sudah waktunya untuk kembali berdiam diri... menutup mulut rapat-rapat dan menggertakkan gigi.. sambil menahan tangis dan air mata yang masih tersisa di dalam dada... Sudah semestinya engkau meneladaninya.... bagaimana seorang pecinta bercinta... bagaimana seorang pecinta kehilangan dirinya.... dan bagaimana seorang pecinta melihat bahwa, kemana ia menghadap, ke kanannya, kekirinya, ke depan, kebelakang.... dan bahkan ketika ia melihat dirinya, Yang ada hanyalah Yang Dicintai....

Anda mungkin juga menyukai