Anda di halaman 1dari 29

Kisah Yusuf dan Zulaiha | Sungguh berat malam yang panas itu dirasakan oleh Rail, wanita cantik

yang biasa dipanggil dengan nama Zulaikha. Ia senantiasa mempercantik paras, menghias diri, dan memakai wangi-wangian. Kemudian berdiri, pagi dan petang, di beranda istananya di atas Sungai Nil, dalam kegelisahan yang tak jelas penyebabnya. Angin sepoi bertiup tenang dan halus, seakan enggan mengusik ranting-ranting pohon bunga yang mengelilingi beranda istana itu, Zulaiha memandangi sungai dan airnya yang tenang, dan sesekali wajahnya menoleh ke atas, melihat bintang-bintang yang bertaburan di langit nan tinggi, mengelilingi bulan yang sebagian sinarnya terhalang oleh awan. Sesaat kemudian, seorang pelayan menghampiri dengan segelas sari buah dingin untuknya, tetapi sang puteri menolak dan malah memerintahkan pelayan itu untuk kembali. Nafasnya semakin menyesakkan, serasa hampir-hampir mencekik lehernya. Dia sendiri tidak tahu apa yang digelisahkannya. Kecantikan? Bukan! Dia wanita tercantik di seluruh Mesir. Anak? Mungkin itu benar, sebab sampai saat ini ia belum dikaruniai seorang anak pun. Sebenarnya ia dapat saja mengambil anak angkat yang disukainya, sebab ia orang terkaya di negeri itu. Tapi naluri keibuannya ternyata menentang niatnya. Dia ingin mengandung dan melahirkan puteranya sendiri, sebagaimana wanita-wanita lain. Tapi suratan takdir menghendaki lain, suaminya tidak kuasa mengubah impiannya menjadi kenyataan. Berkecamuklah semua fikiran itu di kepalanya. Ia terlena dalam lamunannya, sampai suara halus suaminya tiba-tiba mengejutkan hatinya. Rail, isteriku yang cantik, bergembiralah! Kata suaminya sambil menunjukkan sesuatu. Zulaiha menoleh kepada suaminya, dan betapa terkejut ketika ia lihat suaminya datang bersama seorang anak kecil. Siapa namamu? tanya Zulaiha. Dengan suara yang hampir-hampir tidak terdengar, anak itu menjawab, Yusuf Al-Aziz, suami Zulaiha, kemudian mengikutinya dari belakang serta berkata, Telah kubeli ia dari kafilah yang kutemui disebuah telaga di padang pasir. Berikanlah kepadanya tempat dan layanan yang baik, boleh jadi ia bermanfaat bagi kita, atau kita pungut ia sebagai anak. Isteri al-Aziz tidak mengetahui takdir apa yang bakal terjadi antara dia dan anak itu di hari-hari yang akan datang. Yang jelas ia merasa senang atas kedatangan anak itu, dan hilanglah kesedihan yang selama ini menghimpit dadanya. Hari-hari berlalu. Yusuf semakin besar dan menjadi dewasa. Wajahnya tampak semakin tampan. Isteri Aziz tidak mengerti kebahagiaan apa yang meresap di hatinya setiap kali ia memandang Yusuf, dan kesedihan yang menghantuinya ketika Yusuf hilang dari pandangannya. Setiap kali malam tiba, dan Yusuf pergi ke kamar tidurnya, Zulaiha merasa ada sesuatu yang mengusik lubuk jiwanya, sehingga kadang kala ia bangun meninggalkan suaminya yang sedang tidur, kemudian pergi ke pintu kamar Yusuf. Zulaiha berdiri di pintu kamar Yusuf beberapa saat. Dalam hatinya timbul keraguan: apakah sebaiknya ia masuk menemui Yusuf seperti yang diinginkannya, ataukah ia kembali ke tempatnya sendiri di samping suaminya. Fikiran seperti itu selalu mengganggu hatinya semalaman, sampai cahaya matahari pagi terlihat masuk melalui jendela-jendela kamarnya. Jika sudah demikian, ia kembali ke kamar suaminya. Setiap kali pandangannya bertemu dengan pandangan Yusuf, ia merasakan keinginan yang kuat untuk selalu berada dekat pemuda itu, dan tak ingin rasanya berpisah untuk selama-lamanya. Namun, hati kecilnya berkata bahwa Yusuf tidak memendam perasaan yang sama seperti perasaannya. Pertanyaan yang selalu mengusik kalbunya adalah: Apakah Yusuf mencintainya sebagaimana ia mencintai Yusuf? Apakah Yusuf memendam perasaan seperti yang dipendamnya? Meskipun hati kecilnya berkata bahwa Yusuf tidak menampakkan sikap seperti itu, ia tidak mau mendengar jawaban itu. Pada suatu petang, isteri Aziz merasa tidak kuasa lagi hanya berdiri di ambang cinta yang disimpannya kepada Yusuf. Ia kemudian berdiri dimuka cermin, mengagumi kecantikan parasnya,

seraya berkata kepada dirinya sendiri, Adakah, di seluruh Mesir ini, wanita yang kecantikannya melebihi kecantikanku, sehingga Yusuf menghindar dariku? Tidak boleh tidak, wahai, Yusuf, hari ini aku akan menjumpaimu dengan segala macam bujukan dan rayuan, sampai engkau tunduk kepadaku. Kemudian ia membuka lemari, dan matanya mengamati setumpuk pakaian di dalamnya. Dipilihnya salah satu gaunnya yang paling indah, berwarna merah dengan model yang membangkitkan gairah laki-laki. Manakala gaun itu dikenakan, maka sebagian auratnya yang seharusnya tersembunyi akan tampak. Itulah yang justru dikehendakinya. Kemudian ia memakai wangi wangian di sekujur tubuhnya, yang menyebabkan seorang lelaki akan bergairah karena baunya. Setelah itu, ia atur rambutnya seindah-indahnya di malam yang sunyi itu. Setelah menyelesaikan dan menyempurnakan dandanannya, Zulaiha mengamati sekelilingnya, hingga ia benar-benar yakin bahwa tidak ada seorang pun pelayannya yang masih menunggunya di situ; semuanya sudah lelap di kamarnya masing-masing di kegelapan malam itu. Ia pun tahu bahwa suaminya sedang memenuhi panggilan seorang hakim Mesir dan sibuk dengan urusan-urusannya, sehingga tidak mungkin ia akan kembali sebelum fajar pagi tiba. Setelah segalanya beres, pergilah ia menuju kamar Yusuf. Didapatinya pintu kamar itu tertutup dan lampunya sudah dimatikan. Dengan perlahan ia mengetuk; satu kali, dua kali dan tiga kali. Tak lama kemudian, Yusuf pun bangun menyalakan lampu dan membukakan pintu. Alangkah terkejutnya Yusuf ketika ia melihat isteri al-Aziz sudah berada di hadapannya. Tapi ia tidak berkata apa-apa kecuali hanya diam menunduk. Tiba-tiba Zulaiha masuk ke dalam, mendekatinya dengan ramah, dan memegang tangannya sambil menutup pintu kamar. Zulaiha merasakan kegelisahan, ketakutan, dan tak kuasa menatap pandangan kedua mata Yusuf. Ia lalu berpaling ke arah Yusuf, sedangkan Yusuf selalu berusaha menjauh darinya. Isteri al-Aziz kemudian berkata, Apakah maksud semua ini, hai, Yusuf? Janganlah engkau menjauh dariku, sehingga aku binasa karena rindu kepadamu. Yusuf diam tanpa jawapan. Isteri al-Aziz mendekatinya lagi seraya berkata, Aduhai, Yusuf, betapa indahnya rambutmu! Yusuf menjawab, Inilah sesuatu yang pertama kali akan berhamburan dari tubuhku setelah aku mati. Aduhai, Yusuf, betapa indahnya kedua matamu! Mujuk isteri al-Aziz lagi. Keduanya ini adalah benda yang pertama kali akan lepas dari kepalaku dan akan mengalir di muka bumi! Isteri al-Aziz berkata lagi, Betapa tampannya wajahmu, hai, Yusuf. Tanah kelak akan melumatnya, Jawab Yusuf. Kemudian Zulaiha berkata kepadanya, Telah terbuka tubuhku karena ketampanan wajahmu. Syaitan menolongmu untuk berbuat hal itu! Kata Yusuf. Yusuf! Bagaimanapun aku harus mendapatkan apa yang selama ini kudambakan, dan kini aku datang karenanya. Kata Zulaiha. Yusuf menjawab: Ke manakah aku akan lari dari murka Allah jika aku mendurhakaiNya? Isteri al-Aziz sadar bahwa Yusuf benar-benar tidak mau memenuhi apa yang ia inginkan. Maka, ia pun lebih mendekat lagi, dan meletakkan badan Yusuf di atas dadanya. Ia berharap Yusuf akan tertarik kepadanya dan mau memenuhi keinginannya. Akan tetapi, di luar dugaannya, Yusuf malah menghindar darinya dan segera berlari hendak keluar dari kamar itu.

Isteri al-Aziz tak habis berfikir mengapa Yusuf sedemikian keras mempertahankan kesuciannya di hadapan wanita cantik yang telah siap melayaninya, bahkan lari menjauh darinya. Ia lalu mengejar Yusuf dari belakang untuk memaksanya. Ketika sudah sangat dekat, dipegangnyalah bagian belakang baju Yusuf dan ditariknya kuat-kuat. Dengan penuh kemarahan, ia melarang Yusuf keluar dari kamar. Akhirnya, Koyaklah bahagian belakang baju Yusuf. Pada saat yang sama, tiba-tiba al-Aziz sudah berada di hadapan mereka berdua, bersama saudara sepupu Zulaiha. Dengan serta merta isteri al-Aziz berkata: Apakah hukuman bagi orang yang akan berbuat serong kepada isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan siksaan yang pedih? Dengan perkataan itu, Zulaiha bermaksud menyatakan bahwa Yusuf telah berbuat yang melampaui batas atas dirinya. Al-Aziz sangat marah atas terjadinya peristiwa memalukan itu. Karena tidak menduga hal itu dilakukan oleh Yusuf, seorang anak terlantar yang telah dibelinya, dipeliharanya, dan dikasihinya seperti kasih sayang seorang ayah kepada puteranya sendiri. Tidak mungkin hal itu bisa terjadi? Yusuf sadar bahawa isteri al-Aziz telah berkata dusta tentang dirinya dan menuduhnya dengan tuduhan palsu. Maka, segeralah Zulaiha berkata kepada al-Aziz: Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya). Allah ternyata menghendaki bebasnya Yusuf dari tuduhan wanita itu. Seorang bayi yang masih menyusu, anak salah seorang keluarga Zulaiha yang ketika itu datang ke istana, tiba-tiba berkata, Jika bajunya koyak di bagian muka, maka wanita itulah yang benar dan Yusuf termasuk orang-orang dusta. Dan jika bajunya koyak di bagian belakang, maka wanita itulah yang dusta dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar. Mendengar itu, segeralah al-Aziz menghampiri Yusuf untuk melihat bajunya. ketika didapatinya baju Yusuf koyak di bagian belakang (karena tarikan isterinya), mengertilah al-Aziz akan pengkhianatan isterinya dan bersihnya Yusuf dari tuduhan itu. Kemudian ia berkata: Sungguh, inilah tipu muslihatmu. Sungguh dahsyat tipu muslihatmu! Kemudian ia memandang Yusuf seraya berkata: Hai, Yusuf, berpalinglah dari ini! Maksud perkataan itu adalah agar Yusuf tidak memberitakan aib yang terjadi atas diri isterinya itu, sehingga tidak terdengar oleh orang ramai. Sedangkan kepada isterinya ia berkata: Dan (kamu, hai isteriku) mohon ampunlah atas dosamu itu, karena sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang berbuat salah. Celakalah kamu, Yusuf! Kata isteri al-Aziz dengan kemarahan yang memuncak, karena Yusuf menolak kecantikan dan kebesarannya. Tidak! aku tak akan membiarkanmu, Yusuf. Bagaimana pun akan kucari jalan lain yang dapat mempedayakanmu, hingga kamu memenuhi apa yang kukehendaki Hari-hari pun berlalu, dan al-Aziz yang kalah dalam urusan itu berusaha memohon kerelaan isterinya menghadapi kenyataan itu, sementara sang isteri menyanggahnya dengan dalih bahwa suaminya telah menjatuhkan martabat dan kemuliaannya. Zulaiha tahu benar bahwa setiap kali ia menampakkan Kebenciannya kepada suaminya,sang suami benar-benar Berusaha mendekati dan membujuknya karena ia sangat mencintainya dan merasa lemah di hadapan kecantikan wajahnya dan ketinggian peribadinya, yang sebenarnya bersifat mulia. Yusuf sendiri akhirnya berdiam sepanjang hari di dalam kamarnya, karena peristiwa aib itu terjadi di situ. Ia tidak keluar dari kamarnya kecuali ada suatu pekerjaan penting yang ditugaskan oleh tuannya, al-Aziz. Hari-hari yang berat dan keras selalu menghantui isteri al-Aziz. Ia menanti datang suatu peluang untuk kembali melakukan tipu dayanya atas diri Yusuf, sebab apa yang baru terjadi itu justru menambah rasa cinta dan keinginan untuk berhubungan dengan Yusuf, meskipun secara terang-terang ia telah berdusta atas diri Yusuf untuk menghilangkan keraguan suaminya terhadapnya. Hari demi hari dirasakan oleh isteri al-Aziz dengan berat dan terasa lambat berjalan. Di kota, beberapa peristiwa yang tak terduga telah terjadi. Wanita-wanita di Mesir, ketika itu, tidak ada pembicaraan lain kecuali tentang peristiwa aib antara isteri al-Aziz dan Yusuf. Yang sungguh mengherankan, bagaimana peristiwa itu dapat tersebar di seluruh kota, padahal semua pihak di istana al-Aziz berusaha merahasiakannya.

Dugaan sementara dialamatkan kepada pelayan laki-laki istana dan sebagian pelayan wanita yang masih ada hubungan keluarga dengannya. Besar kemungkinan, merekalah yang membocorkan rahasia itu. Langit ibu kota Mesir penuh dengan gema kisah sekitar kejadian itu. Dalam setiap kelompok wanita, tidak ada masalah lain yang dibicarakan kecuali tentang isteri al-Aziz dan Yusuf, semuanya dicurahkan tanpa segan lagi. Akhirnya, sampailah berita yang menyakitkan itu ke telinga isteri al-Aziz. Dan tentu saja hal itu menimbulkan kemarahannya yang luar biasa. Akan tetapi, apa hendak dikata, ia tidak dapat berbuat apa-apa kecuali menerima kenyataan itu dengan hati yang semakin pedih. Betapa perjalanan hidupku menjadi sepotong roti dalam mulut wanita-wanita kota yang dipenuhi cemuhan dan ejekan. Keluhnya dalam hati, padahal, di hari-hari kemarin, tak seorangpun dari mereka berani menyebut namaku kecuali dengan segala penghormatan dan kemuliaan. Kemudian ketenangan mulai meresap di hati isteri al-Aziz, setelah jiwanya tergoncang karena kemarahan. Mulailah ia berbicara kepada dirinya sendiri: Aku wanita, dan mereka pun wanita. Harus mereka terima hinaan sebagaimana hinaan yang mereka tujukan kepadaku. Jika mereka memperolokolokku dengan lidahnya, maka sesungguhnya olok-olokku nanti lebih keras atas diri mereka Maka, keluarlah dia dari kamarnya menuju beranda istananya yang menghadap Sungai Nil. Di tepian sungai itu, ia mulai berfikir, sementara angin lembut menerpa pepohonan bunga yang mengelilingi istana, membuat harum udara di sekitarnya. Isteri al-Aziz mulai merenung; fikirannya berputar ke sana kemari, mengikuti alunan ombak sungai yang tenang. Tak lama kemudian, wajahnya tampak sedikit berseri, kemudian mulutnya tersenyum. Telah ditemukan satu cara untuk membereskan masalah itu. Ya, mengapa ia tidak menghentikan cemuhan wanita-wanita itu tentang dirinya dan Yusuf dalam suatu pertemuan terbuka? Mengapa ia tidak memanggil wanita-wanita itu untuk duduk bercakap-cakap seperti biasa ia lakukan sebelum ini, lalu ia perintahkan Yusuf keluar (menampakkan diri di hadapan mereka)? Nanti mereka akan sadar dan mengerti mengapa isteri al-Aziz jatuh hati kepada anak angkatnya. Kemudian dipanggilnya semua wanita itu ke istana untuk bersukaria. Kepada mereka dipersembahkan berbagai macam buah-buahan, dan masing-masing diberi sebilah pisau sebagai alat pemotongnya. Akan dilihat oleh isteri Al-Aziz apa yang nanti bakal terjadi ketika Yusuf muncul secara tiba-tiba di tengah-tengah mereka. Hairanlah kebanyakan wanita bangsawan terhadap panggilan isteri al-Aziz itu. Mereka menyaksikan suasana yang lain dari biasanya. Ruangan istana, ketika itu, dihiasi dengan penuh kemegahan. Wanita-wanita yang hadir duduk di kursi yang indah. Di hadapan mereka masing-masing terdapat sepinggan buah segar dan sebilah pisau pemotongnya. Semua pandangan hadirin ditujukan kepada barang-barang yang ada dalam ruangan istana itu. Semuanya diam membisu, tak ada yang berani berbicara dengan jelas tentang apa yang tersimpan di dada dan mulailah isteri Aziz membuka acara. Pembicaraan hanya berkisar tentang buah dan masalah-masalah pesta ria itu, sama sekali jauh dari masalah peristiwa dirinya dengan Yusuf. Ia berkata bahwa segala yang disediakannya kali ini dimaksudkan sebagai kejutan bagi wanita-wanita itu. Di antara wanita-wanita yang hadir dalam jamuan itu, ada salah seorang yang menyindir. Dengan cara yang cerdik, ia berkisah kepada hadirin tentang seorang pemudi yang jatuh cinta, dan mati dalam kesedihan karena laki-laki yang meminangnya tewas di medan perang melawan musuh-musuh negerinya. Tetapi isteri al-Aziz, dengan lebih cerdik, mengalihkan pembicaraan ke masalah-masalah lain. Kemudian ia berkata kepada Yusuf, Keluarlah (tampakkanlah dirimu) kepada mereka. Maka, keluarlah Yusuf dari tempatnya menuju jamuan wanita-wanita itu. Betapa terkejutnya wanitawanita itu demi melihat ketampanan Yusuf. Mereka pada tercengang dan keheranan. Dan tanpa disadari, mereka memotong jari-jari mereka sendiri dengan pisau. Mereka mengira sedang memotong

buah, padahal tidak dirasakan darah mengalir dari tangan mereka. Lama-kelamaan mereka baru ingat dan menyadari apa yang telah mereka lakukan, kemudian berkata, Maha Besar Allah. Ini bukanlah manusia. Ia tiada lain adalah malaikat yang mulia. Ketika itu wajah isteri al-Aziz menahan sedih dan duka. Berubahlah wajah nan cantik itu menjadi marah. Ia berkata seraya menunjuk kepada Yusuf: Itulah orang yang menyebabkan aku di cela karena (tertarik) kepadanya, dan sesungguhnya aku telah menginginkan dirinya, tetapi ia menolak. Dan (sekarang) jika dia tidak mentaati apa yang kuperintahkan, niscaya ia akan dipenjarakan dan dia akan menjadi orang yang hina. Yusuf mendengar apa yang dikatakan oleh isteri Aziz dengan sikap yang tenang dan tabah, di hadapan wanita-wanita kota. Ia pun mendengar keinginan setiap wanita yang hadir, sebagaimana keinginan isteri al-Aziz terhadapnya. Sambil berlindung kepada Allah, Yusuf berkata, Tuhanku! Penjara lebih kusukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Allah hindarkan aku dari tipu daya mereka, tentulah aku tertarik kepada mereka. Dan tentulah aku termasuk orang yang jahil. Allah meneguhkan hamba-hamba-Nya yang mukmin serta berlindung dan berpegang dengan kebenaran yang diperintahkan oleh-Nya Maka, Tuhan memperkenankan doa Yusuf, dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar dan Yang Maha Mengetahui. Pulanglah wanita-wanita kota itu dengan tangan mereka berlumuran darah. Mereka semua akhirnya sedar bahwa Zulaiha, isteri al-Aziz, terhalang cintanya kepada Yusuf. Yusuf kemudian meninggalkan ruangan itu dan pergi ke kamarnya. Isteri al-Aziz tampak duduk sambil berfikir. Ia memang menghendaki kehinaan atas wanita-wanita yang menghina dirinya dengan Yusuf, dan hal itu telah selesai ia lakukan. Menanglah ia dengan suatu kemenangan yang dapat menyembuhkan sakit hatinya. Akan tetapi, setelah ia lebih dalam berfikir, ia sadari bahwa perasaan yang ditanggungnya selama ini adalah suatu sebab yang berat baginya. Ia berbicara dengan dirinya sendiri:Yusuf telah menghindar dariku dua kali; sekali dikamarnya dan sekali di hadapan wanita-wanita kota. Sesungguhnya wanitawanita kota itu pun mencintai Yusuf sebagaimana aku, tetapi semuanya tidak memperoleh sesuatu darinya. Ancamanku kepadanya tidak ditakutinya. Celakalah kamu meskipun aku mencintaimu. Pergilah isteri al-Aziz menemui suaminya. Al-Aziz kemudian bertanya tentang jamuan yang diadakannya. Isterinya menjelaskan bahwa jamuan itu hanya menambah keburukan baginya. Bagaimana hal itu bisa terjadi? Tanya Al-Aziz. Jika Yusuf tidak disembunyikan dari seisi istana dan kota, dia akan selalu berbicara tentang apa yang memburukkanku Jawabnya. Maka, mendekatlah al-Aziz kepada isterinya seraya berkata. Bagaimana engkau bisa rela dengan apa yang memburukkanmu? Gemetarlah badan wanita itu, dan kemudian berkata: Kalau begitu, masukkanlah Yusuf ke dalam penjara, sehingga semua orang akan melupakannya. Al-Aziz menyetujui usul isterinya itu. Tak lama kemudian, beberapa pengawal istana membawa Yusuf ke penjara. Tatkala Yusuf keluar dari pintu istana, isteri al-Aziz berdiri di belakang jendela kamarnya sambil memandanginya. Ia merasa seolah-olah sebagian dari hatinya tercabut, meskipun dialah yang mendesak suaminya agar memasukkan Yusuf ke dalam penjara. Tiap hari berlalu, dan kesedihan selalu mewarnai wajah isteri al-Aziz, sementara suaminya hanya bisa melihat hal itu dengan sikap diam dan tidak kuasa berbuat sesuatu. Wanita itu bertanya kepada dirinya sendiri: Salahkah aku tatkala menyuruh al-Aziz memasukkan Yusuf ke dalam penjara? Ya, kuharamkan diriku melihat Yusuf Sekali lagi ia berfikir dalam kegelisahannya: Tetapi, apakah aku bersalah dalam urusan itu? Ia menyanggah dirinya sendiri untuk lepas dari azab, seperti seorang dermawan yang haus,tetapi tidak sanggup menjangkau air yang dipikul di bahunya sendiri. Hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun berjalan tanpa sepi dari cerita isteri al-Aziz dengan Yusuf. Pada suatu hari, datanglah utusan raja, memerintahkannya untuk datang keistana.

Isteri al-Aziz sangat heran, sebab hal itu belum terjadi sebelumnya. Ia bertanya kepada suaminya apa kira-kira yang menyebabkan sang raja memanggilnya ke istana. Al-Aziz menjawab, Mungkin ada urusan yang berhubungan dengan Yusuf. Mendengar nama Yusuf disebut lagi, lenyaplah segala dugaan. Tetapi, benarkah raja hanya berkehendak untuk berbicara dengannya tentang Yusuf? Dengan penuh pertanyaan di benaknya, pergilah isteri al-Aziz menuju istana raja. Di sana didapatinya wanita-wanita yang telah memotong tangannya beberapa waktu yang lalu, semuanya menghadap Raja Mesir. Sementara itu, sang raja memandangi wajah para wanita itu satu persatu, kemudian mengajukan pertanyaan singkat kepada wanita-wanita itu: Bagaimana keadaanmu ketika kamu menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadamu)? Mereka menjawab serentak: Kami tiada mendapati suatu keburukan padanya (Yusuf). Tiba-tiba, tanpa diminta oleh Raja, isteri al-Aziz berbicara. Ia merasa telah tiba saatnya untuk berbicara terus terang perihal itu, agar hilang semua beban dosa karena tindakan aniayanya terhadap Yusuf. Di hadapan Raja, wanita-wanita kota, dan seluruh yang hadir di situ, ia menerangkan: Sekarang jelaslah kebenaran itu. Akulah yang menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku), dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang benar. (Yusuf berkata), Yang demikian itu agar dia (al-Aziz) mengetahui bahwa sesungguhnya aku tidak berkhianat kepadanya dan bahwasanya Allah tidak merestui tipudaya orang-orang yang berkhianat. Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang. Terjadi perbedaan pendapat tentang kehidupan perempuan itu selanjutnya. Sebagian orang berpendapat bahwa sejak itu isteri al-Aziz hidup bersama kesedihan dan putus asa karena ingatannya kepada Yusuf. Sebagian yang lain berpendapat bahwa isteri al-Aziz itu akhirnya pindah ke suatu tempat yang jauh, dan tiada kabar beritanya sama sekali. Yang jelas, kehidupan wanita itu menjadi terganggu, karena cintanya kepada Yusuf. Namun ada yang mengisahkan setelah peristiwa itu Zulaikha bertaubat kepada Allah SWT. Ketika Yusuf diutus menjadi Rasul dan penguasa menggantikan Al-Aziz, Nabi Yusuf berjumpa dengan Zulaikha yang ketika itu keadaannya sudah tua. Akhirnya Allah menjadikan Zulaikha muda remaja dan berkawin dengan Nabi Yusuf. Maka jadilah Zulaikha sebagai seorang wanita yang solehah yang sentiasa beramal kepada Allah SWT. *** (Kisah Zulaikha ini dapat di baca dalam Al-Quran surah Yusuf ayat 21-53) http://ciffahmimalomuchacha.blogspot.com/2012/08/kisah-yusuf-dan-zulaiha.html

KISAH CINTA ZULAIKHA DAN NABI YUSUF A.S Assalamu'alaikum, Bismillahirrahmaanirrahiim. Ketika membaca kisah cinta Zulaikha dgn Nabi yusuf ini teringat tentang tahap kecintaan yang ketujuh (shaghaf) seperti yg saya tuliskan di SINI, Cinta yang meresap ke dalam lubuk hati Zulaikha ini menyebabkan dia sangup dicaci. Alangkah tinginya nilai cinta jika tahap kecintaan manusia kpd Allah seperti ini. Firman Allah swt:

Maksudnya:Dan (sesudah itu) perempuan-perempuan di bandar Mesir (mencaci hal Zulaikha dengan) berkata: Isteri Al-Aziz itu memujuk hambanya (Yusuf) berkehendakkan dirinya, sesungguhnya cintanya (kepada Yusuf) itu sudahlah meresap ke dalam lipatan hatinya; sesungguhnya kami memandangnya berada dalam kesesatan yang nyata." (Surah Yusuf (12:30)

Malam itu terasa sangat panas oleh Ra'il, wanita cantik yang biasa dipanggil Zulaikha. Dia sentiasa menghias cantik rupa paras, menghiias diri dan sentiasa memakai bau2an. Kemudian dia berdiri, pagi dan petang di beranda istananya di atas Sungai Nil, dalam kegelisahan yang tidak jelas puncanya. Angin sepoi2 bahasa bertiup tenang dan halus seakan2 enggan mengusik ranting2 pepohon bunga yang mengelilingi beranda istana itu. Zulaikha memandang ke arah sungai dan airnya yang tenang dan sesekali wajahnya menoleh ke atas melihat bintang2 yg bertaburan di langit mengelilingi bulan dan sebahagian sinarnya terlindung oleh awan.

Sesaat kemudian, seorang pelayan menghampirinya dengan segelas jus buah untuknya tetapi dia menolak malah memerintahkan pelayannya supaya kembali. Nafasnya semakin menyesakkan, seolah2 hampir mencekik lehernya. Dia sendiri tidak tahu apa yang digelisahkannya. Kecantikan? Bukan! Dia adalah wanita tercantik di seluruh Mesir. Anak? Mungkin itu benar, kerana sampai saat ini dia masih belum dikurniakan seorang anak.

Sebenarnya Zulaikha boleh sahaja mengambil anak angkat yang disukainya, kerana dia orang terkaya di negeri itu. Tetapi naluri keibuannya menentang niatnya. Dia ingin mengandung dan melahirkan puteranya sendiri sebagaimana wanita2 lain, namun takdir menghendaki sesuatu yang lain krn suaminya tidak mampu mengubah impiannya menjadi kenyataan.

Fikirannya berkecamuk. zulaikha terlena dlm lamunannya sehingga suara halus suaminya tiba2 mengejutkannya: "Ra'il isteriku yang cantik, bergembiralah!" Suaminya berkata sambil menunjukkan sesuatu kepadanya.

Zlaikha menoleh ke arah suaminya, dan betapa terkejutnya dia ketika melihat suaminya datang bersama Dengan seorang suara yang anak hampir kecil. tidak "Siapa kedengaran namamu?" anak itu Tanya menjawab, Zulaikha. "Yusuf".

Al-Aziz suami Zulaikha kemudian mengikutnya dari belakang seraya berkata, "Aku membelinya daripada rombongan yang menemuinya di sebuah telaga di padang pasir. Berikan kepadanya tempat dan layanan yang baik, boleh jadi dia kan bermanfaat kepada kita, atupun kita angap dia sebagai anak kita. Zulaikha tidak mengetahui takdir apa yang akan berlaku antara dia dan anak itu pada hari2 akan datang. Yang jelas Zulaikha amat menyenangi kedatangannya, hilang sgl kesedihan yg ditanggung selama ini. Hari2 berlalu pergi. Yusuf semakin membesar dan dewasa. Wajahnya semakin tampan. Zulaikha tidak mengerti apa perasaan yang meresap di hatinya setiap kali dia memandang wajah

Yusuf.

Kesedihan

yg

dihadapinya

hilang

apabila

setiap

kali

memandang

wajahnya.

Setiap malam tiba dan Yusuf ke kamar tidur, Zulaikha merasa ada sesuatu yg mengusik lubuk kalbunya, sehingga kadang kala dia bangun meninggalkan suaminya yang sedang tidur dan pergi ke pintu kamar Yusuf. Dia berdiri di pintu kamar beberapa ketika. Dalam hatinya timbul keraguan, apakah sebaiknya dia menghampiri Yusuf seperti yang diinginkannya, ataupun kembali kepada suaminya. fikiran ini sering mengganggu hatinya semalaman sehingga sampai matahari pagi terlihat masuk daripada celah2 jendela kamarnya. Apabila begitu barulah dia kembali ke kamar suaminya. Setiap kali pandangan matanya bertemu dengan pandangan Yusuf, dia merasakan keinginan yang kuat untuk selalu berada di samping Yusuf dan tidak ingin berpisah dengannya buat selama2nya. Namun hati kecilnya berkata Yusuf tidak memendam perasaan yang sama sepertinya. Pertanyaan yang tidak selalu mengusik kalbunya adalah adakah Yusuf memendam perasaan seperti yang itu. dipendamnya? Meskipun hati kecilnya berkata bahawa Yusuf tidak menampakkan sikap seperti itu, dia mahu mendengar jawapan

Pada suatu petang, Zulaikha sudah tidak berdaya lagi memendam perasaan cintanya kpd Yusuf. Dia kemudian berdiri di cermin, mengagumi kecantikan rupa parasnya sambil berkata kepada dirinya sendiri : "Adakah di seluruh Mesir ini, wanita yang kecantikannya melebihi kecantikanku? sehingga Yusuf menghindari aku? Tidak boleh tidak, wahai Yusuf! hari ini aku akan menemuimua dgn sgl macam pujukan dan rayuan sehingga engkau tunduk kepadaku".

Kemudian dia membuka almari dan matanya mengamati ke arah pakaian yang ada di dalamnya. Dia memilih salah satu gaunnya yang paling indah, berwarna merah dengan model yang boleh membangkitkan ghairah lelaki apabila memandangnya. Apabila gaun itu dikenakan di tubuhnya, sebahagian aurat yang seharusnya disembunyikan kelihatan. Itulah yang dikehendakinya. Kemudian dia memakai minyak wangi-wangian di sekujur tubuhnya yang menyebabkan seseorang lelaki akan ghairah apabila tercium baunya. Kemudian dia menyikat rambutnya dan dibentuk seindah-indah pada malam yang sunyi itu.

Selepas menyempurnakan dandanannya, Zulaikah mengamati keadaan sekelilingnya, sehingga dia benar-benar yakin tidak ada seorang pun pelayannya yang masih menunggunya di situ; semuanya sudah tidur di kamar masing-masing. Dia juga tahu suaminya sedang memenuhi undangan seorang hakim MEsir dan sibuk dengan urusan-urusannya, sehingga tidak mungkin dia akan kembali kepadanya sebelum fajar tiba.

Selesai segala-galanya, dia pergi ke kamar Yusuf. Dilihatnya pintu kamar itu tertutup dan lampunya sudah dipadamkan. Dengan perlahan dia mengetuk; satu kali, dua kali..dan tiga kali. Tidak lama kemudian Yusuf bangun dan menyalakan lampu, lalu membukakan pintu kamarnya. Alangkah terkejutnya Yusuf apabila melihat Zulaikha, isteri al-Aziz sudah berada di hadapannya. Tetapi baginda tidak berkata apa-apa kecuali diam menduduk.

Tiba-tiba Zulaikha masuk ke dalam kamar Yusuf, mendekatinya dan memgang tangannya sambil menutup pintu kamar. Zulaikha merasa gelisah, ketakutan serta tidak membalas pandangan mata Yusuf. Dia berpaling ke arah Yusuf, sedangkan Yusuf berusaha menjauhkan diri daripadanya.

Zulaikha berkata kepadanya, "Apakah maksud semua ini wahai Yusuf? Janganlah engkau menjauhkan dirimu daripadaku sehingga menyebabkan aku binasa kerana merinduimu."

Yusuf diam tanpa memberi apa-apa jawapan. Zulaikha mendekatinya lagi sambil berkata, "Aduhai Yusuf, betapa indahnya rambutmu!"

Yusuf menjawab, "Inilah sesuatu yang pertama kali akan berhamburan daripada tubuhku selepas aku mati." "Aduhai Yusuf, betapa indahnya kedua-dua matamu!. Zulaikha terus memujuknya. "Kedua-duanya ini adalah benda yang pertama kali akan lepas daripada kepalaku dan akan mengalir di muka bumi!." Yusuf berkata lagi.

Zulaikha terus menggodanya, "Betapa tampannya wajahmu yusuf." "Kelak, tanah yang akan menghancurkannya," Yusuf membalas.

Kemudian Zulaikha berkata kepada Yusuf, "Tubuhku sudah terbuka kerana ketampanan wajahmu." "Syaitan menolongmu melakukannya!" Yusuf berkata lagi. "Yusuf, bagaimana harus aku harus mendapatkan apa yang selama ini kudambakan, dan kini aku datang kerananya," Zulaikha merayu lagi. Yusuf membalas, "Ke manakah aku akan lari daripada murka Allah sekiranya aku menderhaka kepadaNya?" Sedarlah Zulaikha bahawa Yusuf benar-benar tidak mahu memnuhi apa yang dia inginkan. Dia mendekatinya lagi, bahkan lebih dekat kepadanya dan meletakkan badan Yusuf di atas dadanya. Dia berharap Yusuf akan tertarik kepadanya dan mahu memenuhi keinginannya. Tetapi, di luar dugaannya, Yusuf menolak malah menghindarkan diri daripadanya dan segera berlari hendak keliar dari kamar itu.

Zulaikha tidak mampu berfikir mengapa Yusuf begitu keras mempertahankan kesuciannya di hadapan wanita secantik Zulaikha yang sedia melayaninya, bahkan lari menjauhkan diri daripadanya. Zulaikha mengejar Yusuf dari belakang bagi mmemaksanya. Ketika dia mendekati Yusuf, dipegangnya bahagian belakang baju Yusuf dan ditariknya dengan kuat. Dengan rasa marah, Zulaikha melarang Yusuf keluar dari kamar. Akhirnya, bahagian belakang baju Yusuf koyak.

Pada masa yang sama, al-Aziz sudah berada di hadapan mereka berdua, bersama-sama sepupu Zulaikha. Dengan serta-merta Zulaikha berkata, "Apakah hukuman bagi orang yang berbuat jahat kepada isterimu, selain dipenjarakan ataupun dihukum dengan seksaan yang pedih?"

Zulaikha bermaksud menyatakan Yusuf cuba melakukan sesuatu yang melampaui batas ke atas dirinya. Al-Aziz berasa sangat marah atas apa yang berlaku. Ini kerana dia tidak menduga perlakuan itu akan dilakukan oleh Yusuf, seorang anak terlantar yang dibelinya, dipelihara dan dikasihaninya seperti kasih sayang seorang ayah kepada puteranya sendiri. Bagaimana perkara seperti ini boleh berlaku?

yusuf sedar Zulaikha berdusta dan menuduhnya dengan tuduhan palsu. Zulaikha segera berkata kepada al-Aziz, "Dia menggodaku supaya menyerahkan dirikiu kepadanya".

Ternyata Allah mahu Yusuf bebas daripada tuduhan wanita itu, anak salah seorang ahli keluarga Zulaikha ketika itu datang ke istana tiba2 berkata, "Sekiranya bajunya koyak di bahagian depan maka wanita itu berkata benar dan Yusuf termasuk dalam golongan org2 yg berdusta. Sekiranya bajunya koyak pada bahagian belakang, wanita itulah yg berdusta.

Mendgr kata2 itu al-Aziz segera menghampiri Yusuf dan memeriksa bajunya, dan mendapati baju Yusuf koyak di bahagian belakang akibat ditarik oleh Zulaikha, mengertilah al-Aziz bhw isterinya itu berlaku khianat kepadanya dan Yusuf bersih daripada tuduhan. Kemudian dia berkata, "Sungguh, inilah Al-Aziz tipu memandang muslihatmu. Yusuf sambil Sungguh berkata, dahsyat "Wahai Yusuf, tipu pergilah muslihatmu". dari sini".

Tujuannya ialah supaya Yusuf tidak menghebahkan perkara aib ini. Kepada isterinya dia berkata, "Dan kamu, wahai isteriku mohon ampunlah atas dosamu itu, krn sesungguhnya kamu termasuk dalam golongan org yang berbuat salah".

"Celakalah kamu Yusuf!" Zulaikha berkata dgn nada marah krn Yusuf menolak kecantikan dan kebesarannya. "Tidak! Aku tidak akan membiarkanmu, Yusuf. Aku akan mencari jalan lain utk mendapatkanmu, memperdayakanmu, sehingga engkau memenuhi apa yg aku kehendaki..".

Hari2 berlalu, al-Aziz yg kalah dlm mengadili kejadian aib itu berusaha memujuk Zulaikha supaya menghadapi kenyataan, sementara isterinya membantahnya. Dia tahu setiap kali dia menampakkan kebenciannya kpd al-Aziz, suaminya itu akan benar2 berusaha mendekati dan memujuknya krn dia sgt mencintai Zulaikha.

Yusuf sendiri akhirnya berdiam diri sepanjang hari di dalam kamarnya krn peristiwa yg memalukan itu. Dia hanya keluar apabila ada urusan penting yg ditugaskan oleh tuannya al-Aziz.

Hari2 yg dilalui menghantui Zulaikha. Dia sentiasa menanti peluang utk kembali menjalankan tipu dayanya terhadap Yusuf, kerana apa yg berlaku itu semakin menambah cintanya dan keinginnay utk menjalinkan hubungan dgn Yusuf, meskipun secara terang2an dia mendustakan Yusuf di hadapan suaminya bagi menghilangkan keraguan suaminya terhadap dirinya.

Hari demi hari dilalui oleh Zulaikha terasa amat lambat berlalu. Di kota, beberapa peristiwa yg tidak terduga terjadi. Wanita-wanita di Mesir pada ketika itu sentiasa berbicara tentang peristiwa aib yg berlaku. Sungguh menghairankan bagaimana boleh tersebar hingga ke kota, pada hal semua pihak di istana al-Aziz telah berusaha merahsiakannya. Mungkin cerita itu disebarkan oleh pelayan lelaki atau pelayan wanita istana yg ada hubungan keluarga dengan mereka.

Ibu kota Mesir bergema dgn kisah ini. Dalam setiap kelompok wanita tidak ada perkara lain yg

dibicarakan. Akhirnya berita itu sampai ke telinga Zulaikha. Sudah tentu hal ini menimbulkan kemarahannya. Namun dia tak dpt menghalang org2 bercerita ttg hal itu. Dia terpaksa menerima kenyataan yg pahit itu dgn hati yg pedih, "Betapa perjalanan hidupku seperti sepotong roti yg berada di dalam mulut wanita2 kota yg dipenuhi cemuhan dan ejekan", keluhnya dalam hati.

Padahal hari2 sebelumnya tiada siapapun yg berani menyebut namaku kecuali dgn segala penghormatan dan kemuliaan". sambungnya lagi.

Setelah jiwanya goncang dgn kemarahan Zulaikha menjadi tenang semula, lalu berbicara dgn dirinya, "Aku wanita, dan mereka juga wanita. Mereka harus juga terima penghinaan sebagaimana penghinaan yg mereka tuhukan kpdku. Sekiranya merekka mempeolok2an aku dgn lidah mereka, sesungguhnya olok2ku nanti akan lebih keras ke atas diri mereka..".

Zulaikha menuju ke beranda yg menghadap ke Sungai Nil. Di tepi sungai itu, sementara angin lembut menerpa pepohonan bunga yg mengelilingi istana, mengharumi udara sekitarnya, dia mulai bermenung dan berfikir.

Tidak lama kemudian wajahnya kelihatan berseri kemudian mulutnya mulai tersenyum. Dia sudah menemui suatu cara penyelesaian kpd masalahnya. Ya! Mengapa dia tidak menghentikan cemuhan wanita2 itu kpd dirinya dan Yusuf dalam satu pertemuan terbuka? Mengapa dia tidak memanggil waita2 itu duduk bercakap2 lalu dia perintahkan Yusuf keluar menampakkan dirinya di hadapan mereka? Nanti mereka akan sedar mengapa Zulaikha jatuh hati kpd anak angkatnya.

Zulaikha menjemput semua kaum wanita ke istananya utk bergembira. Mereka dipersembahkan dgn pelbagai buah2an dan masing2 diberikan pisau sebagai alat untuk memeotongnya. Zulaikha ingin melihat apakah yg akan terjadi kepada mereka ketika Yusuf muncul secara tiba2 di tengah2 mereka. Kebanyakan wanita bangsawan di Mesir berasa hairan dengan jemputan isteri al-Aziz itu. Mereka menyaksikan suasana berlainan daripada biasa. Ruangan istana dihias indah. Mereka yg hadir dipersilakan duduk di atas kerusi yg indah. Di hadapan masing2 terhidang sepinggan buah2an serta sebilah pisau pemotong.

Tetamu memandang kepada apa yang ada dalam ruangan istana, masing2 membisu kerana tidak berani berbicara dengan jelas. Zulaikha pun membuka acara. Bicaranya hanya berkisar kepada buah2an yg terhidang dan aturcara majlis tidak sedikitpun menyentuh ttg peristiwa yg berlaku antara dia dan Yusuf. Dia menyatakan bahawa apa yg dilakukan kpd mereka ini adalah sebagai kejutan. Ada di antara tetamu itu menyindir Zulaikha. Dgn cara yg bijak dia bercerita ttg seorg perempuan yg jatuh cinta dan mati dalam kesedihan krn lelaki yg meminangnya mati dalam peperangan. Pun begitu Zulaikha lebih bijak. Dia mengalihkan perbicaraan mereka kpd sesuatu yang lain. Dia berkata kpd Yusuf. "Keluarlah, tunjukkan dirimu kepada mereka".

Yusuf keluar dari tempatnya menuju ke majlis yg dihadiri oleh kaum wanita yg menjadi tetamu Zulaikha itu. Betepa terkejutnya mereka apabila melihat ketampanan Yusuf. Merek atercengang kehairanan. Tanpa disedari, mereka terpotong jari-jari mereka dengan pisau. Mereka fikir mereka

sedang memotong buah padahal darah yg mengalir dari tangan mereka. Lama-kelamaan mereka sedar apa yg meeka lakukan kemudian berkata. : "Maha Besar Allah Ini bukanlah manusia. Dia adalah malaikat yang mulia."

Ketika itu wajah Zulaikha berubah krn marah. Dia berkata sambil menunjuk kepada Yusuf, "Itulah org yg menyebabkan aku dicela krn tertarik kpdnya. Ssghnya aku begitu menginginkannya tetapi dia menolak. sekarang jika dia tidak mengikuti apa yg aku perintahkan, dia akan dipenjarakan dan akan menjadi org yg hina".

Yusuf mendgr apa yg dikatakan zulaikha dgn tenang dan tabah. Dia juga tahu keinginan setiap wanita yg hadir sama spt keinginan Zulaikha kpdnya. sambil berlindung kpd Allah, Yusuf berkata, "Tuhanku! Penjara lebih kusukai daripada memenuhi ajakan mereka kpdku. Dan sekiranya Allah tidak hindarkan aku daripada tipu daya mereka pasti aku akan tertarik kepada mereka. Dan tentulah aku termasuk org2 yang jahil. Sesungguhnya Allah swt akan meneguhkan iman hamba2NYa ug mukmin yg berpegang dgn kebenaran yg diperintah olehNya.."

Allah swt memperkenankan doa Yusuf, dan Dia melindungi tipu daya mereka. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar, Yang Maha Mengetahui.

Wanita2 itu akhirnya pulang dgn tangan yg berlumuran darah. Akhirnya mereka sedar Zulaikha terhalang cintanya kpd Yusuf. Yusuf kemudiannya beredar meninggalkan ruangan itu dan Zulaikha puas kerana dapat membalas penghinaan wanita2 tersebut.

tetapi setelah lama berfikir, dia sedar perasaan yg ditanggungnya selama ini adalah sesuatu yg berat buatnya. Dia bercakap dgn diri sendiri, "Yusuf menghindarkan dirinya kpdku sebanyak dua kali; sekali di kamarnya dan sekali di hadapan wanita2 kota. Sesungguhnya wanita2 kota itu juga mencintai Yusuf sama seperti diriku, tetapi semuanya tidak memperoleh sesuatu daripadanya. Ancamanku kpdnya pun tidak ditakuti. Celakalah engkau meskipun aku mencintaimu".

Zulaikha pergi menemui suaminya kemudian suaminya bertanya ttg jamuan yg diadakan. Zulaikha memberitahu "Bagaimana bhw hal jamuan itu itu boleh menmbahkan terjadi?" keburukan Tanya kpdnya. al-Aziz.

"Sekiranya Yusuf tidak disembunyikan daripada istana dan kota, dia akan selalu berbicara mengenai apa yg memburukan akau.." Zulaikha menjawab.

Al-Aziz mendekati isterinya sambil berkata, "Bagaimana engkau boleh merelakan sesuatu yg memburukkanmu?" Tubuh Zulaikha gementar. Kemudian dia berkata, "Kalau begitu penjarakan Yusuf, sehingga semua org melupakannya". Al-Aziz menyetujui cadangan isterinya itu. Tidak lama kemudian, beberapa org pengawal istana mebawa Yusuf ke penjara. Tatkala Yusuf keluar dari pintu istana, Zulaikha berdiri di belakang jendela

kamarnya sambil memandang ke arah Yusuf. Dia merasakan seolah2 sebahagian daripada hatinya tercabut, meskipun dia yang mendesak suaminya supaya memenjarakan Yusuf.

Saban hari, kesedihan mewarnai wajah Zulaikha. Suaminya hanya boleh melihat dengan sikap diam dan tak boleh berbuat apa2. Wanita itu bertanya kepada dirinya sendiri, "Salahkah aku ketika aku menyuruh al-Aziz memasukkan Yusuf ke dalam penjara? Ya, kuharamkan diriku daripada melihat Yusuf.." Sekali lagi dia berfikir dalam kegelisahannya, "Tetapi, apakah aku bersalah dalam urusan itu?" Dia menyalahkan dirinya sendiri untuk melepaskan diri daripada azab, seperti seorang dermawan yang haus, tetapi tidak sanggup mencedok air yang dipikul di bahunya sendiri. Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun berlalu tanpa sunyi daripada cerita Zulaikha dgn Yusuf. Pada suatu hari utusan raja datang, memerintahkan Zulaikha supaya datang ke istana. Zulaikha sangat hairan sebab perkara sperti itu belum pernah terjadi sebelumnya. Dia bertanya kpd suaminya apa yg menyebabkan dia dipanggil ke istana. Al-Aziz menjawab, "Mungkin ada urusan dgn Yusuf". Mendengar nama itu hilang sgl dugaan, tetapi benarkah raja mahu berbicara dengannya mengenai Yusuf? Dgn pelbagai pertanyaan bersarang di benaknya, Zulaikha pergi ke istana. Dia mendapati wanita2 yg sudah terpotong tanggannya ada di sana semuanya menghadap Raja Mesir. Baginda memandang kpd semua wanita itu dan bertanya satu persatu, "bagiamanakah keadaan kamu ketika menggoda Yusuf supaya menuruti kehendakmu?"

Mereka menjawab serentak, "Kami dapati tidak ada satupun keburukan yang ada padanya" Tiba2 tanpa diminta oleh raja, Zulaikha berbicara. Dia merasakan sudah tiba masanya utk berterus terang, supaya beban dosa yg ditanggungnya kesan daripada perbuatannya terhadap Yusuf hilang. Di hadapan wanita2 dan raja Zulaikha berkata, "Sekarang jelaslah kebenaran itu. Akulah yg menggodanya supaya tunduk kepadaku dan sesungguhnya dia termasuk golongan org2 yg benar". Yusuf berkata, "Yang demikian itu supaya al-Aziz mengetahui apa yg sesungguhnya aku tidak khianat kepadanya di belakangnya, dan bahawasanya Allah tidak akan merelakan tipu daya manusia yg khianat. Aku tidak membebaskan diriku daripada kesalahan krn sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yg diberikan rahmat oleh Tuhanku. sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang".

................................................................................................................................................................... ....... Terdapat perbezaan pendapat mengenai kehidupan Zulaikha selanjutnya. Sebahagian org

berpendapat sejak itu Zulaikha hidup dalam kesedihan dan putus asa krn ingatannya kpd Yusuf. Sebahagian yg lain pula berpendapat Zulaikha akhirnya berpindah ke suatu tempat yg jauh yg berutanya tidak diketahui sama sekali. Yang jelas kehidupan Zulaikha terganggu krn cintanya kpd

Yusuf. Namun ada yg mengisahkan selepas peristiwa itu Zulaikha bertaubat kpd Allah swt. Ketika Yusuf diutus menjadi rasul dan menjadi penguasa menggantikan al-Aziz baginda bertemu dgn Zulaikha yg ketika itu sudah tua. akhinya Allah swt menjadikan Zulaikha muda remaja dan dikahwinkan dgn Nabi Yusuf. Zulaikha akhirnya menjadi wanita solehah yg sentiasa beramal kpd Allah swt.

KISAH NABI YUSUF AS DAN ZULAIKHA INI BOLEH DIRUJUK DAAM AL-QURAN SURAH YUSUF 12-: 21 HINGGA 53) http://permatainn.blogspot.com/2009/10/kisah-cinta-zulaikha-dan-nabi-yusuf-as.html Yusuf dan Zulaikha kononnya, kisah cinta agung. Kononnya ia lebih agung dari Romeo dan juliet, Laila dan Majnun. Begitulah menurut puisi Sufi Parsi.

Siapakah itu Zulaikha? Nama Yusuf dan Zulaikha, sering digandingkan dengan Adam dan Hawa, Muhammad dan Khartijah didalam doa pengantin. Maka olih kerana, yang mengetuai bacaan doa itu diberi gelaran al-ustaz maka para tetamu tanpa banyak soal mengaminkan doa agar kedua mempelai cinta mencinta, bahagia bagai Yusuf dan Zulaikha. Maka olih kerana para tetamu ramai yang buta Quran, tanpa soal selidik hadirin mendoakan supaya siisteri jadi seperti Zulaikha. Bukankah zulaikha itu seorang isteri yang curang, yang punya nafsu kuat, ibu haruan yang pantang melihat Yusuf anak angkatnya yang gagah dan tampan tanpa tandingan. Zulaikha, bukankah ia yang mengoda dan menfitnahkan Yusuf, yang tetap dengan Iman. Bukan kah Zulaikha isteri Pontipac alAziz, yang menfitnahkan Yusuf mengakibatkan yusuf dipenjara firauan?

Malangnya ramai yang terpengaruh penyair penyair Parsi, yang mengagung-agungkan berahi dan nafsu Zulaikha terhadap Yusuf. Malangnya ramai yang melihat tulisan-tulisan padang pasir sebagai wahyuNya. Malangnya ramai yang tidak mengkaji penuh puisi sufi yang sebenarnya tidak menidakkan kandungan Quran

Berikut adalah kandungan ayat ayat surah Yusuf yang menceritakan dengan terperinci kecurangan Zulaikha

Ayat[22] Dan ketika Yusuf sampai ke peringkat umurnya yang sempurna kekuatannya, Kami beri kepadanya kebijaksanaan serta ilmu pengetahuan; dan demikianlah kami membalas orang-orang yang berusaha memperbaiki amalannya.

Ayat[23] Dan perempuan yang Yusuf tinggal di rumahnya, bersungguh-sungguh memujuk Yusuf

berkehendakkan dirinya; dan perempuan itupun menutup pintu-pintu serta berkata: Marilah ke mari, aku bersedia untukmu. Yusuf menjawab: Aku berlindung kepada Allah (dari perbuatan yang keji itu); sesungguhnya Tuhanku telah memuliharaku dengan sebaik-baiknya; sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan berjaya.

Ayat[24] Dan sebenarnya perempuan itu telah berkeinginan sangat kepadanya, dan Yusuf pula (mungkin timbul) keinginannya kepada perempuan itu kalaulah ia tidak menyedari kenyataan Tuhannya (tentang kejinya perbuatan zina itu). Demikianlah (takdir Kami) untuk menjauhkan dari Yusuf perkaraperkara yang tidak baik dan perbuatan-perbuatan yang keji, kerana sesungguhnya ia dari hambahamba Kami yang dibersihkan dari segala dosa.

Ayat[25] Dan mereka berdua pun berkejaran ke pintu, serta perempuan itu mengoyakkan baju Yusuf dari belakang; lalu terserempaklah keduanya dengan suami perempuan itu di muka pintu. Tiba-tiba perempuan itu berkata (kepada suaminya): Tidak ada balasan bagi orang yang mahu membuat jahat terhadap isterimu melainkan dipenjarakan dia atau dikenakan azab yang menyiksanya.

Ayat[26] Yusuf pula berkata: Dia lah yang memujukku berkehendakkan diriku. (Suaminya tercengang mendengarnya) dan seorang dari keluarga perempuan itu (yang ada bersama-sama) tampil memberi pendapatnya dengan berkata: Jika baju Yusuf koyak dari depan maka benarlah tuduhan perempuan itu, dan menjadilah Yusuf dari orang-orang yang dusta.

Ayat[27] Dan jika bajunya koyak dari belakang, maka dustalah perempuan itu, dan Yusuf adalah dari orangorang yang benar.

Ayat[28] Setelah suaminya melihat baju Yusuf koyak dari belakang, berkatalah ia: Sesungguhnya ini adalah dari tipu daya kamu orang-orang perempuan; sesungguhnya tipu daya kamu amatlah besar pengaruhnya.

Ayat[29] Wahai Yusuf, lupakanlah hal ini. Dan engkau (Wahai Zulaikha), mintalah ampun bagi dosamu, sesungguhnya engkau adalah dari orang-orang yang bersalah!

Ayat[30] Dan (sesudah itu) perempuan-perempuan di bandar Mesir (mencaci hal Zulaikha dengan) berkata: Isteri Al-Aziz itu memujuk hambanya (Yusuf) berkehendakkan dirinya, sesungguhnya cintanya (kepada Yusuf) itu sudahlah meresap ke dalam lipatan hatinya; sesungguhnya kami memandangnya berada dalam kesesatan yang nyata.

Ayat[31] Maka apabila ia (Zulaikha) mendengar cacian mereka, dia pun menjemput mereka dan menyediakan satu jamuan untuk mereka, serta memberi kepada tiap seorang di antara mereka sebilah pisau. Dan pada ketika itu berkatalah ia (kepada Yusuf): Keluarlah di hadapan mereka. Maka ketika mereka melihatnya, mereka tercengang melihat kecantikan parasnya, dan mereka dengan tidak sedar melukakan tangan mereka sambil berkata: Jauhnya Allah dari kekurangan! Ini bukanlah seorang manusia, ini tidak lain melainkan malaikat yang mulia!

Ayat[32] (Zulaikha) berkata: Inilah orangnya yang kamu tempelak aku mengenainya! Sebenarnya aku telah memujuknya berkehendakkan dirinya tetapi ia menolak dan berpegang teguh kepada kesuciannya; dan demi sesungguhnya kalau ia tidak mahu melakukan apa yang aku suruh tentulah ia akan dipenjarakan, dan akan menjadi dari orang-orang yang hina.

Ayat[33] Yusuf (merayu kehadrat Allah Taala dengan) berkata: Wahai Tuhanku! Aku lebih suka kepada penjara dari apa yang perempuan-perempuan itu ajak aku kepadanya. Dan jika Engkau tidak menjauhkan daripadaku tipu daya mereka, mungkin aku akan cenderung kepada mereka, dan aku menjadi dari orang-orang yang tidak mengamalkan ilmunya.

Kepada bakal-bakal pengantin, ada baiknya persandingan saudara saudari tidak diiringi doa yusuf dan Zulaikha. http://jalanakhirat.wordpress.com/2012/07/14/kesah-cinta-nabi-yusuf-as-dengan-zulaikha-lebih-agungdari-romeo-dan-juliet/

Sedikit yang mengetahui bahwa Cinta Zulaikha pada Yusuf sudah mulai jauh sebelum Zulaikha menjadi isteri seorang wasir.

Satu malam yang tenang, langit bersih tampak bintang gemintang ribuah..tidak jutaan seolah menempel di langit yang hitam pekat. Angin yang basanya kencang kini terasa lembut. Ketenangan malam seolah mempesona tetumbuhan untuk tidak menggoyangkan dedaunannya. Sang Putri Zulaikha tidur di peraduan dengan nyenyaknya. Seolah kabut yang berwarnawarni hadir dalam mimpinya, dan ditengah-tengah keindahan alam mimpi yang tak terlukiskan, sosok pemuda yang Agung dan mempesona hadir di tengah-tengah taman. Sungguh keindahan alam mimpi yang sebelumnya, Keindahan warna-warni yang sebelumnya mempesona, Kini seolah tenggelam ditelan pesona wajah agung nan rupawan si pemuda. Sang putri yang menyaksikan itu merasa dadanya berguncang hebat, hatinya jatuh cinta pada sang pemuda. Duhai..siapakah..siapakah..siapakah dia ??? Bangun dari tidurnya, Zulaikha termangu-mangu, Hangat sinar mentari sudah terlanjur merasuk di hati, Cinta pada sang pemuda dalam mimpi sudan menyelusup masuk ke pori-pori, Duhai,Siapakah kini yang dapat membawa dia kehadapanku Engkaukah angin ? Yang sanggup menyampaikan rasa cintaku padanya ? Atau engkaukah air ? yang dapat mengalirkan anggur cintanya kepadaku ? Atau engkaukah bumi ? yang dapat mempertemukanku dengan sang pujaan hati ? Api telah membakar seluruh isi hatiku. Malam-malam kini dilaluinya dengan memohon, memohon dan memohon, Agar ia dipertemukan dengan sang pemuda pujaan dalam mimpinya. Satu waktu, kembali mimpi membawa sang pemuda kehadapannya, Zulaikha bertanya,Siapakah engkau Tuan ? yang telah menyita seluruh

perhatianku ? yang telah menghabiskan siang dan malamku untuk mengingatmu ? Siapakah engkau ? Sang pemuda berkata, Aku Wazir Agung dari Mesir Begitu bangun, Zulaikha berupaya dengan segala cara, Agar ia dipertemukan dengan Wazir agung mesir. Ia berkata pada ayahanda, agar ia dikawinkan dengan Wazir Agung Mesir. Sang ayah terdiam dan kemudian ia ingin menjajaki sampai dimana keinginan anaknya terhadap Wazir Agung Mesir. Maka suatu hari, diundanglah sang Wazir. Dari balik pintu, Zulaikha mengintip dengan dada berdegup kencang. Diakah..diakah orang yang telah merampok hatiku ? Begitu di lihatnya wajah sang Wazir, alangkah kecewanya ia, bukan-bukan orang yang diharapkan. Tiba-tiba ia mendengar sebuah suara, Melalaui wazir inilah, engkau akan bertemu pujaan hatimu. Zulaikha yang sudah lemah lunglai, hampir putus harapan, kini kembali bersemangat.

Api harapan dan hangatnya pertemuan yang diinginkan dengan sang pujaan mengalami proses ujian. Ia tetap melangsungkan pernikahannya dengan wazir Agung. Keanehan terjadi pada Zulaikha dan Wazir Agung, Mereka tak bisa sebagaimana laiknya suami isteri, Alloh telah menjaga harum melati dan menjaga mawar tetap berseri. San Wazir menerima apa adanya takdir yang terjadi. Demikianlah.. Lama tak ada mimpi sang pujaan sama sekali,

Ingin sekali ia menyebut-nyebut nama sang pemuda, tapi ia tak tahu siapa namanya. Hanya bayang-bayang sang pemuda yang tak lepas dari angan-angannya. Siang malam, siang malam, dihabiskan mengingat orang yang dicintainya. Sampai satu waktu, mimpi menghantarkan sang pujaan lagi ke hadapannya. Zulaikha bertanya, Siapakah Tuan yang memiliki wajah separo manusia dunia ? Siapakah nama Tuan ? Si pemuda tersenyum, Senyumnya menghidupkan tetumbuhan yang mati disekelilingnya, Menyegarkan yang layu, Menyembuhkan hewan-hewan yang sakit. Aku Yusuf.. Byaar. Zulaikha terbangun dari tidurnya, Kini bayang Yusuf tlah bertambah dengan bibir Zulaikha yang terus menggumamkan Nama Yusuf..Yusuf..Yusuf.

Apa saja yang berbau nama Yusuf, akan didatanginya sambil berharap ia adalah pujaan hatinya. Satu waktu terdengar khabar ada seorang budak yang bernama Yusuf di pasar, Bergegas ia mengajak dayang-dayangnya ke sana. Dengan tandu yang dipanggul oleh budak-budaknya, Diiringi oleh dayang-dayangnya, Zulaikha datang di pasar budak itu. Di intipnya dari tirai tandunya yang berwarna kuning muda. Tuhan !!pekiknya tertahan, i..ii..ia ..dia yang ada dalam mimpiku ! Pelayan.beli budak yang dipasar itu. Berapapun harganya beli. Jangan sampai kedahuluan oleh orang lain. Kalau perlu, katakan pada mereka, isteri wazir

Agung Mesir yang membeli budaknya Dengan harga yang mahal, emas perak dan berlian, sejak saat itu, Yusuf menjadi budak wazir dan isterinya, Zulaikha menyuruh budak-budak yang lainnya melayani Yusuf, Memberinya pakaian yang indak bagi seorang budak, dan Memberinya makan makanan yang biasa dimakan olehnya dan wazir. Para budak iri tapi terpendam dalam hati. Mulai hari itu, Zulaikha mencari jalan agar dapat menarik perhatian Yusuf, Cara halus, tak mempan, segala cara sudah dipakai, tapi Yusuf tidak bergeming.

Yusuf tidak menunjukkan cintanya, melainkan hanya menunjukkan hormat dari seorang budak pada majikannya.

Zulaikha bebas melakukan apa saja sebab sang wazir hampir tidak pernah berada di rumah. Suatu ketika di ajaklah Yusuf berjalan menuju lorong-lorong kamar, masuk kamar keluar kamar, sampai kamar yang terakhir, sudah ada 12 pintu yang mereka lewati. Tanpa sepengetahuan Yusuf, seluruh pintu-pintu kamar itu dikuncinya, dan kuncinya disimpan diam-diam.

Di kamar yang terakhir itu, jauh dari orang lain, Zulaikha sudah tak dapat menahan kerinduannya pada Yusuf yang sudah terpendam selama bertahun-tahun. Ia mendekat pada yusuf, tapi Yusuf menghindar, demikian selanjutnya, Zulaikha mendekati Yusuf, Yusuf menghindar, Sampai ketakutan Yusuf memuncak. Ia tak mau menjatuhkan dirinya ke lembah nista,

Yusuf membalikkan punggungnya, ia berlari menuju pintu kamar itu. Zulaikha tak mau Yusuf pergi dari kamar itu, ia mencoba menahannya dengan menarik tubuh Yusuf. Yang terpegang adalah baju Yusuf, Robeklah baju, berbareng dengan Yusuf lari keluar, Seolah Tuhan sendiri yang membuka pintu-pintu itu, Setiap kali Yusuf berhadapan dengan pintu-pintu yang terkunci, setiap kali pula pintu-pintu itu terbuka dengan sendirinya. Aib kejadian itu terbongkarlah sudah, Orang-orang umum mencemooh Zulaikha. Zulaikha hanya diam, tetapi kemudian ia mengundang seluruh gadis-gadis yang mencemoohnya. Zulaikha mendandani Yusuf bak seorang Raja. Setelah semua gadis-gadis itu diberi apel dan sebuah pisau untuk mengirisnya, Yusuf diperintah untuk berjalan melewati mereka. Mulut ternganga, Lidah kelu, Mata terpesona, Tak terasa jari-jari mereka yang dikupas dengan pisau. Cara halus tak dapat menggoyahkan iman Yusuf, Zulaikha kemudian menggunakan cara yang berbeda. Kini, dengan tuduhan Yusuf yang akan memaksa Zulaikha, Zulaikha berhasil meyakinkan suaminya, wazir untuk memenjarakan Yusuf. Selama 7 tahun Yusuf berada dalam penjara. Apakah Zulaikha puas ? Tidak, hatinya yang kini berisi penyesalan yang mendalam. Kerinduannya semakin menumpuk. Kalau dulu ia masih bisa memandang orang yang dikasihinya berlama-lama, Tapi kini tak dapat lagi, meski cuma sekilas, meski cuma sebentar. Gelombang rindu tak tertahankan,

Zulaikha meminta bantuan seorang budaknya untuk membuat jalan rahasia menuju dekat sel penjara Yusuf.

Begitulah, setiap malam tiba, Zulaikha mendatangi penjara Yusuf, disebelah selnya, hanya untuk memandangnya dengan hati penuh penyesalan.

Sampai satu waktu, masa kebebasan Yusuf tiba, melalui kemampuannya menafsirkan mimpi, Ia ditarik untuk menangani bendahara kerajaan Mesir. Ditinggalkanlah rumah Zulaikha. Sejak kejadian-kejadian yang menimpa, sampai wazir Agung mesir meninggal, dan sampai raja mesir juga meninggal, Zulaikha jatuh pailit, papa dan agak pikun. Seluruh hartanya ludes diberikan kepada orang yang membawa khabar tentang Yusuf, waktu-waktunya habis untuk merenung Yusuf. Apalah arti seorang Zulaikha dibanding kekuatan cinta yang menggelora.

Semua permohonan pertemuannya dengan Yusuf disampaikannya pada berhala-berhala sesembahannya. Sampai satu ketika, di gubuknya yang kecil dipinggir kota, berhala sesembahannya dibantingnya, dihancurkannya,

Engkau sama sekali tidak berguna wahai arca mati. Sekian lama aku mengabdi kepadamu tak ada artinya.

Duh Yang memiliki hidup sesungguhnya, ampunilah aku, dan aku berserah diri kepadaMu

Ya Alloh Tuhan Yusuf dan Tuhan semesta Alam.rindu dalam diriku yang menggelora adalah dariMu Jua, hati terasa dikoyak-koyak ketika malam tiba, wajah Yusuf yang terbayang tak dapat hilang, Ya Alloh.

Sudah sekian tahun hatiku gelisah resah dan selalu sakit, seolah luka lama yang disayat luka baru dan disayat luka baru lagi., Aku begitu merindukan

Yusuf..Yusuf..Yusuf..

Dan jika siang tiba, matahari bersinar terang, tapi apa artinya bagi mataku yang telah buta ? Yang ada hanya bayangan Yusuf. Ya Alloh, Engkau yang telah memasukkan benih cintaku pada Yusuf, dan Engkau pula yang telah menyemai kerinduanku pada Yusuf, pertemukanlah aku dengannya, atau cabutlah akar cintaku padanya, agar derita yang hamba tanggung berkurang. Zulaikha menangis.menangis sampai kering airmatanya. Malaikat mendengar doa itu tak kuat menahan terlalu lama, mereka melaporkannya,

Ya Alloh seru sekalian Alam. Zulaikha memohon uluran tanganMu, ia meratap meminta Kasih dan sayangMu

Wahai malaikatku. Aku tahui dan kiranya sekaranglah saat ia lepas dari derita kerinduan dan cintanya pada Yusuf

Yusuf yang sudah menjadi raja Mesir, suatu hari dengan berkendara kuda putihnya lewat di jalanan depan gubuk Zulaikha, Bibir Zulaikha yang kering tetap melantunkan nama Yusuf..Yusuf..Yusuf. Yusuf tertarik mendengar suara ini dan berhenti, Siapakah engkau wahai wanita ? Bibirku tak pernah berhenti menyebutmu.orang yang dulu pernah menjebloskanmu ke penjara selama bertahun-tahun. Ampunilah aku yang terlalu banyak berbuat dosa kepadamu Zu..Zulaikha ? kata Yusuf agak tergagap, ia turun dari kudanya dan dilihatnya Zulaikha.

Wajahnya layaknya seorang yang sudah tua, rambutnya memutih, tubuh kurus kering, pakaiannya lusuh dan kotor. Kemanakah harta, kecantikanmu dan kekuasaanmu ? Semua dimakan api yang berkobar dalam diriku, gelombang rindu dan api cinta padamu telah membakar segalanya, katanya lirih sambil terus melantunkan nama Yusuf..yusuf di bibirnya.

Alloh berfirman pada Yusuf dan kemudian ia mengajak Zulaikha ke istana. Kemudian Alloh mengembalikan kecantikan Zulaikha dan menambahnya, Alloh mengembalikan kemudaan Zulaikha. Rindu dan Cinta kini sudah ditumbuhkan olehNya di tanah persemaian Yusuf. Mereka berdua melangsungkan pernikahannya http://aina-comel.blogspot.com/2012/09/kisah-nabi-yusuf-as-dan-zulaikha.html

Madah

penyair

sufi

Fariduddin

'Aththar:

Ketika dan

Yaqub meninggalkan

berangkat Kanaan

untuk untuk menghiasi

mengunjungi pergi negeri ujung hal atas yang ke

putranya, Mesir, mereka lain. ini tanah, berdaya

orang-orang dari Ketika dia sama dia dan ujung

Mesir yang Zulaikha menjatuhkan sekali menutupi satu

ke mengetahui

dirinya

ke tak

kepalanya dengan Yusuf orang rendah harus yang dengan yang keluar cambuk api hati

dengan ke sisi tempat dan di

kerudung jalan. ini; terluka. tangan, mencintainya. lubuk hatinya, membara, membesar, cambuknya.

membungkuk pula, melihat di atas

Kebetulan dia Tinggi dia Suatu yang dan, Yusuf,

melewati sedih cambuk amat-sangat dari itu semakin menjatuhkan

kudanya, wanita meluncur membuat

menemukan keluhan hasratnya ketika yang

semakin

paling

menyedihkan,

Zulaikha murni. Api dan Api tidak Engkau, kau yang

berkata, Tidakkah ini tidak telah

Wahai bagimu,

engkau bahwa

dengan tidak

iman mampu dari di

begitu

keterlaluan

engkau keluar

menahannya! hatiku tanganmu?

meloncat mampu memenuhi engkau Pertama dari

memegangnya diriku selama

bertahun-tahun, sekejap beriman, saja? dan

dapatkah yang

memegangnya semua kaum

aku seorang wanita! Begitukah caramu menunjukkan ketaatan? http://gadisleo18.blogspot.com/2010/07/kisah-cinta-nabi-yusuf-dan-zulaikha.html

PERLU kita mengambil iktibar daripada kisah Nabi Yusuf yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dalam Quran. Kisah para nabi diwahyukan kepada Rasulullah supaya dijadikan petunjuk dan teladan oleh manusia sepanjang zaman dalam hubungan dengan Yang Maha Pencipta dan sesama manusia. Kisah Nabi Yusuf dihuraikan panjang lebar dalam Surah Yusuf. Ia menceritakan tentang Nabi Yusuf yang dianiaya sejak kecil hingga dewasa, tetapi akhirnya baginda menjadi wazir (setaraf jawatan Perdana Menteri pada zaman sekarang). Begitulah ketentuan Allah dan tiada sesiapa yang boleh mengubahnya. Ia menjadi contoh klasik bagaimana seseorang yang beriman menghadapi dan menangani penganiayaan serta fitnah. Bacalah surah ini berkali-kali dan fahami maksudnya yang relevan sepanjang zaman, termasuk di Malaysia sekarang. Dikisahkan bahawa Nabi Yusuf ketika kanak-kanak telah dianiaya oleh adik beradiknya yang berlainan ibu. Dia telah ditinggalkan oleh adik beradiknya di dalam telaga ketika masih kanak-kanak. Kepada bapa mereka, Nabi Yaacob diberitahu bahawa Yusuf dibaham serigala. Nabi Yaacob tahu bahawa apa yang diceritakan kepadanya bukanlah kejadian sebenar, tetapi beliau bersabar dan menyerahkan segala urusan bersabit anaknya itu kepada Allah SWT. Maka ditakdirkan Yusuf yang masih kanak-kanak telah diselamatkan oleh sekumpulan peniaga yang singgah di telaga itu, lalu beliau dibawa ke Mesir dan dijual dengan harga yang murah sebagai hamba sahaya kepada seorang pembesar negara. Dan orang Mesir (pembesar) yang membelinya berkata kepada isterinya: Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, boleh jadi dia bermanfaat kepada kita atau kita pungut dia sebagai anak. Dan demikian pulalah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya takbir mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Ayat 21. Apabila dewasa, Yusuf menjadi seorang pemuda yang sangat kacak. Kekacakannya menyebabkan si isteri pembesar yang memeliharanya sangat berahi terhadapnya. Tidak tertahan lagi, pada suatu hari wanita bernama Zulaikha itu telah menggodanya ketika mereka berduaan dalam rumah. Walaupun Yusuf hampir tergoda, imannya yang kukuh telah menahan dirinya daripada terjerumus ke perlakuan buruk. Yusuf cuba melarikan diri sehingga koyak bajunya di bahagian belakang direntap oleh Zulaikha.

Kejadian itu disedari oleh suami Zulaikha yang kebetulan kembali ke rumahnya ketika Yusuf sedang berlari ke pintu untuk menyelamatkan dirinya. Walaupun Zulaikha berkeras menuduh bahawa kononnya Yusuf yang cuba berbuat jahat terhadapnya, namun bajunya yang koyak di bahagian belakang menjadi bukti mengenai apa yang sebenarnya berlaku. Jika Yusuf yang cuba berbuat jahat, tentulah bajunya koyak di bahagian depan jika Zulaikha melawan. Kisah Zulaikha dan Nabi Yusuf itu menjadi bualan hangat khususnya di kalangan wanita bangsawan. Lalu Zulaikha menganjurkan satu jamuan dan menjemput wanita-wanita yang mengejeknya. Masing-masing diberikan sebilah pisau untuk memotong bahan-bahan makanan. Ketika wanita-wanita itu sedang asyik memotong bahan makanan dengan pisau, Yusuf diarahkan masuk ke tempat mereka. Melihat seorang pemuda yang sangat kacak tampil di hadapan mereka, wanita-wanita itu terpegun sehinggakan tidak menyedari pisau menghiris tangan mereka. Menyedari apa yang berlaku, Yusuf bimbang peristiwa dengan Zulaikha akan berlaku lagi terhadapnya. Lalu beliau berdoa kepada Allah SWT. Yusuf berkata: Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh. - Ayat 33 Meringkaskan cerita, Allah SWT memakbulkan doanya dan mengilhamkan kepada wanita-wanita itu supaya sepakat merencanakan Yusuf dimasukkan ke dalam penjara. Tinggallah Yusuf di dalam penjara bagi suatu tempoh sehingga akhirnya dia diminta metadbirkan mimpi raja. Raja berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya): Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemukgemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering. Hai orang-orang yang terkemuka: Terangkanlah kepadaku tentang tadbir mimpiku itu jika kamu dapat menakbirkan mimpi. Ayat 43 Tiada siapa yang dapat mentakbirkan mimpi raja itu. Lalu seorang bekas banduan memberitahu tentang seorang banduan bernama Yusuf yang tahu mentakbirkan mimpi. Apabila dipanggil, Yusuf bukan sahaja metakbirkan mimpi raja itu dengan tepat, malahan beliau juga memberikan nasihat yang betul kepada raja. Yusuf berkata: Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu simpan kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan, kecuali sedikit daripada yang kamu simpan. Kemudian setelah itu akan datang tahun yang berhujan (dengan cukup) dan pada masa itu mereka memeras anggur. Ayat 47,48,49. Raja juga mendapati bahawa Yusuf dipenjarakan kerana fitnah. Selepas membebaskannya, raja yang terpikat dengan kebijaksanaan Nabi Yusuf telah melantiknya menjadi penjaga perbendaharaan dan akhirnya dinaikkan pangkat sebagai wazir. Di akhir Surah Yusuf (ayat 111) Allah SWT berfirman yang maksudnya: Sesungguhnya pada kisahkisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman. __________________________________________________________

Dari petikan diatas, Iktibar daripada kisah Nabi Yusuf ini ialah supaya orang-orang beriman bersabar dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT dalam menghadapi apa jua ujian dan masalah dalam kehidupan. COPY FROM : MAULANA ARRIF

Oleh

Aburedza

Akibat konspirasi saudara-saudara nabi Yusuf a.s , di negeri Kanaan , baginda terjual di negeri Mesir. Maka Allah berfirman :

Dan (setelah Yusuf dijualkan di negeri Mesir) berkatalah orang yang membeli Yusuf kepada isterinya: Berilah dia layanan yang sebaik-baiknya; semoga ia berguna kepada kita, atau kita jadikan anak. Dan demikianlah caranya kami berikan kedudukan Yusuf di bumi (Mesir untuk dihormati dan disayangi), dan untuk Kami mengajarnya sebahagian dari ilmu mentabir mimpi. Dan Allah Maha Kuasa melakukan segala perkara yang telah ditetapkan-Nya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Yusuf 21)

Ahli-ahli tafsir sepakat mengatakan orang yang membeli Yusuf a.s. adalah al-Aziz seorang pegawai tinggi atau Wazir kerajaan Mesir dan isterinya adalah Zulaikha , yang diharap menjadi ibu angkat kepada Siapakah Yusuf Zulaikha a.s. ?

Maulana Abdullah Yusuf Ali didalam Terjemahan al Quran memetik tulisan karya sastra Zulaikha dan Yusuf oleh Jami r.h ( 817 H 898 H ):

Zulaikha adalah seorang puteri raja sebuah kerajaan di barat (Maghrib) negeri Mesir. Beliau seorang puteri yang cantik menarik. Beliau bermimpi bertemu seorang pemuda yang menarik rupa parasnya dengan peribadi yang amanah dan mulia. Zulaikha pun jatuh hati padanya. Kemudian beliau bermimpi lagi bertemu dengannya tetapi tidak tahu namanya. Kali berikutnya beliau bermimpi lagi , lelaki tersebut memperkenalkannya sebagai Wazir kerajaan Mesir.

Kecintaan dan kasih sayang Zulaikha kepada pemuda tersebut terus berputik menjadi rindu dan rawan sehingga beliau menolak semua pinangan putera raja yang lain. Setelah bapanya mengetahui isihati puterinya, bapanya pun mengatur risikan ke negeri Mesir sehingga mengasilkan majlis pernikahan dengan Wazir negri Mesir.

Memandang Wazir tersebut atau al Aziz bagi kali pertama, hancur luluh dan kecewalah hati Zulaikha. Hatinya hampa dan amat terkejut, bukan wajah tersebut yang beliau temui di dalam mimpi dahulu. Bagaimanapun ada suara ghaib berbisik padanya : Benar , ini bukan pujaan hati kamu. Tetapi hasrat kamu kepada kekasih kamu yang sebenarnya akan tercapai melaluinya. Janganlah kamu takut kepadanya . Mutiara kehormatan engkau sebagai perawan selamat bersama-sama dengannya.

Perlu diingat sejarah Mesir menyebut , Wazir diraja Mesir tersebut adalah seorang kasi, yang dikehendaki berkhidmat sepenuh masa kepada baginda raja. Oleh yang demikian Zulaikha terus bertekat untuk terus taat kepada suaminya kerana ia percaya ia selamat bersamnya.

Demikian masa berlalu, sehingga suatu hari al-Aziz membawa pulang Yusuf a.s. yang dibelinya di pasar. Sekali lagi Zulaikha terkejut besar, itulah Yusuf a.s yang dikenalinya didalam mimpi . Tampan, segak, menarik dan menawan.

Betullah sabda nabi yang diriwayatkan oleh Hammad dari Tsabit bin Anas bahawa Rasullah bersabda maksudnya : Yusuf dan ibunya telah diberi oleh Allah separuh kecantikan dunia. Kisah Zulaikha dan Yusuf dirakamkan di dalam Al Quran bermula surah Yusuf ayat 21 sehinggalah Yusuf a.s di penjarakan pada ayat 36 surah yang sama, kerana fitnah kononnya Yusuf a.s mengoda Zulaikha , isteri al-Aziz. Bagaimanapun pada ayat 51 surah yang sama Allah berfirman, maksudnya : Isteri Al Aziz pun berkata: Sekarang ternyatalah kebenaran, akulah yang memujuk Yusuf

berkehendakkan dirinya; dan sesungguhnya adalah ia dari orang yang benar. ( Yusuf 51 ) Selepas ayat tersebut Al Quran tidak menceritakan kesudahan hubungan Zulaikh dengan Yusuf a.s. Bagaimanapun Ibn Katsir didalam Tafsir Surah Yusuf memetik :

Muhammad bin Ishak berkata bahawa kedudukan yang diberikan kepada Yusuf a.s oleh raja Mesir adalah kedudukan yang dahulunya dimiliki oleh suami Zulaikha yang telah dipecat. Juga disebut-sebut bahwa Yusuf telah beristrikan Zulaikha sesudah suaminya meninggal dunia, dan diceritakan bahwa pada suatu ketika berkatalah Yusuf kepada Zulaikha setelah ia menjadi isterinya,

Tidakkah keadaan dan hubungan kita sekarang ini lebih baik dari apa yang pernah engkau inginkan? Zulaikha menjawab,

Janganlah engkau menyalahkan aku, hai kekasihku, aku sebagai wanita yang cantik, muda belia bersuamikan seorang pemuda yang berketerampilan dingin, menemuimu sebagai pemuda yang tampan, gagah perkasa bertubuh indah, apakah salah bila aku jatuh cinta kepadamu dan lupa akan kedudukanku sebagai wanita yang bersuami?

Dikisahkan bahwa Yusuf waktu kawin dengan Zulaikha, ia menemuinya masih gadis (perawan) dan dari perkawinan itu memperoleh dua orang putra: Ifraitsim bin Yusuf dan Misya bin Yusuf. Rujukan Maulana Abdullah Yusuf Ali Terjemahan al Quran Tafsir Ibnu Katsier surah Yusuf : Karim

http://ustaznaim.blogspot.com/2011/07/kisah-cinta-zulaikha-dan-yusuf-as.html

Anda mungkin juga menyukai