PENDAHULUAN
Al-Qur’an adalah kalam Allah yang berupa mukjizat yang diturunkan oleh-
Nya kepada manusia melalui Jibril, dengan perantaraan Rasul terakhir, Muhammad
as-Sajdah/32: 2.
Terjemahnya:
Turunnya al-Qur’an itu tidak ada keraguan padanya, (yaitu) dari Tuhan
seluruh alam.2
dalam mengelola hidupnya di dunia secara baik, dan merupakan rahmat untuk alam
1
Rif’at Syauqi Nawawi, Kepribadian Qur’ani, (Cet. III; Jakarta: Amzah, 2015), h. 239.
Kementerian Agama, Mushaf Wakaf al-Qur’an dan Terjemah, Surakarta: Forum Pelayanan
2
1
2
semesta, disamping pembeda antara hak dan yang batil, juga sebagai penjelas
terhadap segala sesuatu, akhlak moralitas, etika-etika dan kepribadian manusia yang
patut dipraktikkan manusia dalam kehidupan mereka. Penerapan semua ajaran Allah
itu akan membawa dampak positif bagi manusia sendiri.3 Terutama yang terdapat
dalam kepribadian manusia, jika segala tindakan manusia terealisasikan dengan baik
maupun buruk, tidak lepas dari dorongan atau pengaruh kepribadiannya dan tentu
maupun kepribadian yang negatif. Apabila manusia tidak dapat mengendalikan atau
Trauma merupakan salah satu luka psikologis yang sangat berbahaya bagi
perilaku. Trauma biasanya terjadi bila dalam kehidupan seseorang sering mengalami
kapan saja tanpa memandang ras, umur dan waktu, trauma yang dialami akibat
kejadian hebat menimbulkan perasaan sakit pada seseorang, baik fisik maupun
3
Rif’at Syauqi Nawawi, Kepribadian Qur’ani, h. 239.
4
Kusmawati Hatta, Trauma dan Pemulihannya: Sebuah Kajian Berdasarkan Kasus Pasca
Konflik dan Tsunami, (Edisi I; Banda Aceh: Dakwah ar-Raniry Press, 2016), h. 3.
3
Jadi oleh sebab itu, bila seseorang mengalami trauma maka harus segera di
tangani sesuai prosedur yang berlaku. Apalagi di jaman sekarang lebih banyak orang
terkhususnya remaja yang mengalami trauma, hal tersebut akan berakibat fatal
adalah regenerasi, jadi jika mereka trauma dengan apa yang dialami pada masa lalu
dan masih dirasakan hingga saat ini, maka yang akan datang mereka akan suram, hal
ini dikarenakan remaja akan menjadi penerus bangsa, penerus generasi dan juga
harapan bagi keluarganya. Orangtua pun juga biasanya mengalami trauma oleh
karena itu mereka dituntut untuk sigap dan prima baik fisik maupun mental. Dan
satu ayat yang membahas tentang masalah solusi pemulihan traumatik yang terdapat
pemulihan traumatik tetapi ayat yang dibahas mengandung kisah dan solusi
B. Rumusan Masalah
21?
4
Adapun judul skripsi ini adalah Solusi Pemulihan Traumatik di dalam Al-
Qur’an (Suatu Kajian Tafsir Tah}li>li> terhadap QS. Yu>suf/12: 21) Untuk menghindari
terjadinya kesalahpahaman pembaca pada kata-kata dan istilah teknis yang
terkandung pada judul skripsi ini, maka peneliti terlebih dahulu menjelaskan
pemecahan (masalah dsb); jalan keluar.5 Jadi, solusi merupakan suatu bentuk
pemecahan suatu masalah atau jalan keluar untuk menghadapi suatu masalah.
2. Pemulihan
pengembalian, pemulangan.6
Pertama, Pemulihan sebagai Healing diartikan “to make whole” atau suatu
proses untuk mengembalikan lagi menjadi satu kesatuan yang memiliki akar kata
health dan whole dalam bahasa Inggris yang artinya adalah membuat menjadi baik
atau sehat kembali, membuat luka menjadi tertutup, kembali pada situasi semula,
5
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, , (Edisi ke
IV; Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 1328.
6
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, h. 1115.
7
Kusmawati Hatta, Trauma dan Pemulihannya: Sebuah Kajian Berdasarkan Kasus Pasca
Konflik dan Tsunami, h. 113.
5
keseimbangan dan pengendalian. Situasi kembali pada kondisi yang normal, setelah
mengindap penyakit, gangguan mental atau luka, atau kembali kepada keadaan
sebagai keadaan semula, atau sembuh atau baik kembali. Memulihkan artinya
3. Traumatik
Trauma dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah keadaan jiwa
atau tingkah laku yang tidak normal sebagai akibat dari tekanan jiwa atau cedera
jasmani; luka pada tubuh atau fisik. Menggocangkan jiwa (pengalaman yang
dahsyat).9
Trauma berasal dari bahasa Yunani “tramatos” yang artinya luka. Dalam
8
Kusmawati Hatta, Trauma dan Pemulihannya: Sebuah Kajian Berdasarkan Kasus Pasca
Konflik dan Tsunami, h. 114.
9
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, h.1486.
Winkel dan Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan. (Yogyakarta:
10
Trauma adalah kejadian jiwa atau tingkah laku yang tidak normal sebagai
akibat dari tekanan atau cedera jasmani. Trauma juga diartikan sebagai respon
secara emosional akibat sebuah kejadian, seperti kekerasan, bully, atau bencana
alam. Reaksi jangka pendek yang biasa terjadi pada seseorang yang mengalami
4. Al-Qur’an
Al-Qur’an dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah kitab suci
umat Islam yang berisi firman Allah swt. Yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
saw. Dengan perantara malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami dan diamalkan
5. Tafsir
Tafsir dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah keterangan atau
keterangan; penjelasan.13
Tafsir secara etimologi (bahasa), kata “tafsir” diambil dari kata “fassara –
yufassiru – tafsi>ran” yang berarti keterangan atau uraian.14 Sedangkan Tafsir
menurut terminologi (istilah), sebagaimana didefinisikan Abu Hayyan yang dikutip
oleh Manna>’ al-Qat}ha>n ialah ilmu yang membahas tentang cara pengucapan lafadz-
11
Achmanto Mendatu, Pemulihan Trauma: Strategi Penyembuhan Trauma Untuk Diri
Sendiri, Anak dan Orang Lain di Sekitar Anda, (Yogyakarta: Pandua, 2010), h. 56.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, h. 44.
12
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, h. 1373.
13
oleh Mashuri Sirojuddin Iqbal dan A. Fudlali. Tafsir ialah mensyarahkan al-Qur’an,
Menurut Ali Hasan al-‘Arid, tafsir adalah ilmu yang membahas tentang cara
hukumnya baik ketika berdiri sendiri atau pun tersusun serta makna-makna yang
dari segi dalalahnya kepada apa yang dikehendaki Allah, sebatas yang dapat
disanggupi manusia.
15
Manna>’ al-Qat}h} an, Pembahasan Ilmu al-Qur’an 2, Terj. Halimudin, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, T.Th), h. 164
16
Mashuri Sirojuddin Iqbal dan A. Fudlali, Pengantar Ilmu Tafsir, (Bandung: Angkasa,
2005), h. 87
17
Ali Ḥasan al-Ariḍ, Sejarah dan Metodologi Tafsir, Terj. Ahmad Akrom, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1994), h. 3
8
yang mutasyabihat dan tidak dapat mengurangi nilai tafsir lantaran tidak
Istilah tafsir merujuk kepada ayat-ayat yang ada di dalam al-Qur’an, salah
ً ۡ َ َ َ ۡ َ َ َ ۡ َ َٰ َ ۡ َّ َ َ َ َ ۡ َ َ َ
ُ ُجئنكُبِٱۡل ِقُوأحسنُتفسِريا ِ ُوَلُيأتونكُبِمث ٍلُإَِل
Terjemahnya:
Pengertian inilah yang dimaksud di dalam Lisan al-Arab dengan “Kasyf al-
Mugatta” (membuka sesuatu yang tertutup), dan tafsir ialah membuka dan
menjelaskan maksud yang sukar dari suatu lafal. Pengertian ini yang dimaksudkan
menerangkan).20
6. Kajian Tah}li>li>
Kajian Tah}li>li> yaitu metode penafsiran yang berusaha menerangkan arti ayat-
ayat al-Qur’an dengan berbagai seginya, berdasarkan urutan ayat dan surah dalam al-
19
Kementerian Agama, Mushaf Wakaf al-Qur’an dan Terjemah, h. 363.
Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), h. 66
20
9
ayat, sebab turunnya, hadis-hadis Nabi Muhammad saw. yang ada kaitannya dengan
ayat yang ditafsirkan tersebut, serta pendapat para sahabat dan ulama-ulama
lainnya.21
Oleh karena itu, ciri-ciri utama metode tafsir ini antara lain sebagai berikut:
a. Membahas segala sesuatu yang menyangkut ayat tersebut dari segala aspek.
pembahasannya pada riwayat, baik berupa hadis, asar sahabat, atau pendapat
ulama, yang kemudian dikuatkan oleh rasio (ra’yu). Sebaliknya, bisa bercorak
tafsir bi al-ra’yi, jika titik tekan uraiannya berdasarkan rasio, sementara riwayat
Para mufasir tidak seragam dalam mengoprasionalkan metode ini. Ada yang
Jadi definisi operasional yang dimaksud oleh peneliti ialah peneliti akan
mengkaji trauma yang dialami oleh seseorang yang disebabkan oleh gangguan
kejiwaan atau kejadian yang pernah ia alami dan diberikan pemulihan atas
traumanya, lalu mengkorelasikan dengan kejadian yang dialami oleh Nabi Yusuf
dalam sumur dan dijual oleh para musafir yang ada di Mesir, sehingga pemulihan
trauma yang dialami oleh Nabi Yusuf ialah Nabi Yusuf dibeli oleh al-Aziz dan
diangkat sebagai anak, dijadikan sebagai penguasa di Mesir, diberi ilmu, dan
mena’wilkan mimpi.
D. Kajian Pustaka
yang esensial dalam penelitian. Hal itu tidak terlepas dari fungsinya sebagai tolak
penulis telah melakukan kajian pustaka, baik kajian pustaka dalam bentuk hasil
penelitian, pustaka digital, maupun kajian pustaka dalam bentuk buku-buku atau
kitab-kitab. Berdasarkan hasil penelusuran dan pembacaan terhadap pustaka,
ditemukan literatur yang terkait dengan judul skripsi ini sebagai berikut:
ini membahas tentang cara menangani atau pemulihan yang baik bagi orang yang
23
Abdul Gaffar, ‘Ilal al-Hadi>s (Rekonstruksi Metodologis atas Kaidah Kesahihan Hadis),
Disertasi (Samata: Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, 2015), h. 23.
11
mengalami trauma secara umum dan menjelaskan secara rinci bagaimana bentuk
penanganan konflik dan lebih yang ditekankan lagi contoh permasalahan trauma
pada waktu korban Tsunami di Aceh beberapa tahun yang lalu tetang dampak
skripsi yang ditulis peneliti ialah peneliti akan membahas trauma secara umum ke
khusus melalui pendekatan tafsir tetapi mengambil juga referensi buku ini yang
dalam menangani perempuan korban trauma masa lalu serta meneliti implikasi
akan dibahas oleh peneliti ialah solusi pemulihan trauma dan metode penanganan
pemulihan kondisi anak trauma pasca bencana tanah longsor secara umum, yang
tidak nyaman tinggal dipengungsian. Pemulihan trauma pada anak usia dini
sekolah ceria, wisata ceria, TPQ, outbond, medical checkup, tambahan nutrisi dan
posyandu balita. Sedangkan yang ingin dikaji peneliti ialah pemulihan trauma yang
objeknya dibahas secara umum bagi siapa saja dengan menggunakan pendekatan
memantau anak-anak dan anggota keluarga yang lain mengatasi trauma yang terjadi
dalam keluarga. Sedangkan yang ingin dikaji oleh peneliti ialah trauma dan solusi
objeknya siapapun.
E. Metodologi Penelitian
yang bersifat literal, maka sumber data dalam penelitian ini sepenuhnya didasarkan
pada riset kepustakaan (library research). Studi pustaka diperlukan sebagai salah
satu tahap pendahuluan (plinmary research) untuk memahami lebih dalam gejala
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada tulisan ini adalah penelitian kualitatif dalam bentuk
Dengan kata lain informasi atau sajian datanya harus menghindari adanya evaluasi
dan interpretasi dari peneliti. Jika terdapat evaluasi atau interpretasi itu pun harus
2. Metode Pendekatan
objek. Dalam bahasa Arab istilah ini disebut al-Ittija>h al-Fikri (arah pemikiran),
Rahmat Firdaus, “Prinsip Pendidikan Anak dalam Al-Qr’an (Kajian Tafsir Tahlili terhadap
24
QS al-Saffat/37:102, Skripsi, (Samata: Fak. Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar, 2015),
h. 14.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi (Cet. XIII;
25
pendekatan sebagai cara kerja yaitu wawasan ilmiah yang digunakan seseorang
untuk mempelajari suatu objek dan aspek-aspek objek yang dibahas.27 Terkait
a. Pendekatan Tafsir
makna dari ayat al-Qur’an melalui tafsiran ulama atau sumber lainnya, kemudian
dalam penelitian ini adalah mengkaji QS Yu>suf/12: 21, melalui penafsiran para
b. Pendekatan Psikologis
pengetahuan tentang gejala dan kegiatan jiwa. Berkaitan dengan proses mental, baik
yang terkandung dalam ayat tersebut kemudian mengaitkan dengan objek kajian.
3. Metode Pengumpulan Data
memiliki standar untuk menghimpun data yang diperlukan dalam rangka menjawab
27
Abd. Muin Salim, dkk., Metodologi Penelitian Tafsir Maud}u>’i (Yogyakarta: Pustaka al-
Zikra, 2011), h. 98.
Abd. Muin Salim, dkk., Metodologi PenelitianTafsir Maudhu’i, h. 100.
28
29
Abd. Muin Salim, dkk., Metodologi Penelitian Tafsir Maudhu’i, h. 109-111.
15
dilakukan melalui riset kepustakaan (library research) yang terdiri atas dua sumber
yaitu: (1) data primer30 dalam penelitian ini adalah kitab suci al-Qur’an dan kitab-
kitab tafsir, (2) data sekunder31 adalah buku-buku keislaman dan buku-buku yang
pengolahan data kualitatif, hal ini dimaksudkan agar dapat menarik makna-makna
yang terkandung dalam al-Qur’an. Maka tahapan-tahapan yang akan dilalui oleh
Dalam penelitian ini, langkah yang ditempuh dalam pengolahan data dengan
30
Data primer adalah data empirik yang diperoleh langsung dari objek penelitian perorangan,
kelompok dan organisasi. Lihat Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi
(Jakarta: Rajawali Press, 2010), h. 29.
31
Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media
perantara (dihasilkan dari pihak lain) atau digunakan oleh lembaga-lembaga yang bukan merupakan
pengelolanya, tetapi dapat dimanfaatkan dalam suatu penelitian tertentu. Lihat Rosady Ruslan,
Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, h. 138.
16
Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Dengan metode ini, kesesuain (relevansi) antara data yang ada dengan objek
untuk;
32
Abd Muin Salim, Metodologi Ilmu Tafsir (Cet. I; Yogyakarta: Teras, 2005), h. 146.
33
Ibrahim Nasbi, Wawasan Al-Qur’an Tentang Ilmu (Cet. I; Makassar: Alauddin University
Press, 2013), h. 23.
17
Yu>suf/12: 21
2. Mengetahui wujud solusi pemulihan traumatik yang terdapat dalam QS
Yu>suf/12: 21
3. Mengetahui implementasi dari solusi pemulihan traumatik yang tedapat
dalam QS Yu>suf/12: 21
tetapi juga merasakan berbagai kesedihan dan persoalan, hal itu berupa konflik,
api, tanah longsor, banjir, badai topan, kebakaran, dan lain sebagainya.
langsung maupun tidak langsung dalam waktu yang singkat dan jangka panjang
dapat membekas dan menimbulkan luka pada sebagian individu, hal itu dikatakan
dengan trauma.
kejadian, seperti kekerasan, bully, atau bencana alam. Reaksi jangka pendek yang
biasa terjadi pada seorang yang mengalami trauma adalah shock dan penolakan.
Dalam hal ini, tidak jarang individu mampu mengontrol diri atau memulihkan
dirinya dari trauma. Maka diperlukan suatu usaha yaitu pemulihan dalam
menghadapi trauma tersebut. Sebagaimana firman Allah swt. dalam QS al-Anfa>l/8:
18
19
mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri. Sungguh, Allah Maha
mendengar, Maha Mengetahui.34
Manusia diberi kesempatan oleh Allah swt. untuk berusaha mengubah
nasibnya, terutama bagi yang mengalami trauma usaha yang paling tepat ialah
pemulihan.
Inggris terdapat dua kata yang dapat diartikan sebagai pemulihan dalam bahasa
Indonesia, yakni recovery dan healing. Kedua kata tersebut sering kali digunakan
bergantian walaupun sebenarnya tidak tepat, atau sama artinya. Keduanya dapat di
definisikan secara terpisah sesuai mewakili makna yang dalam bahasa Indonesia
terkait dengan pulih, pemulihan atau memulihkan. Pertama, Healing diartikan “to
make whole” atau suatu proses untuk mengembalikan lagi menjadi satu kesatuan
yang memiliki akar kata health dan whole dalam bahasa Inggris yang artinya adalah
membuat menjadi baik atau sehat kembali, membuat luka menjadi tertutup, kembali
pada situasi semula, membebaskan dari duka, kesulitan dari hal-hal buruk, membuat
penyakit, gangguan mental atau luka, atau kembali kepada keadaan fungsi yang
manusia tidak akan sama setelah dihadapkan pada suatu pengalaman traumatis,
34
Kementerian Agama, Mushaf Wakaf al-Qur’an dan Terjemah, h. 184.
35
Kusmawati Hatta, Trauma dan Pemulihannya: Sebuah Kajian Berdasarkan Kasus Pasca
Konflik dan Tsunami, h. 113.
20
dalam satu kesatuan (whole), sehingga berfungsi secara optimal (functional) dan
siap untuk bergerak melewati masa penderitaan (suffering) dan pengalaman negatif
yang traumatis menuju suatu pertumbuhan yang baik, maka sangat cocok bahwa
Pemulihan trauma dalam masyarakat dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
secara individual juga dapat dilakukan secara kelompok. Dalam banyak kasus
pemulihan trauma justru lebih efektif dilakukan secara kelompok. Ada beberapa
upaya yang dapat dilakukan untuk membantu pemulihan dari trauma yang cepat dan
pemberian informasi atau kegiatan pemberian petunjuk. Selain itu sering menunjuk
pada kegiatan untuk meminimalkan dampak\ trauma, dan dilakukan segera setelah
tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraaan emosi, sebab emosi yang
36
Kusmawati Hatta, Trauma dan Pemulihannya: Sebuah Kajian Berdasarkan Kasus Pasca
Konflik dan Tsunami, h. 114.
37
Kusmawati Hatta, Trauma dan Pemulihannya: Sebuah Kajian Berdasarkan Kasus Pasca
Konflik dan Tsunami, h. 116.
21
berlebihan yang meningkat dengan intensitas terlampau tinggi atau untuk waktu
Baranowsky & Lauer (2012) menyatakan untuk trauma healing bagi siapa
saja yang telah mengalami satu peristiwa hebat yan telah menggangu kehidupan,
membantu orang yang tidak hidup sepenuhnya, karana mereka dihantui oleh
kepada aktivitas semua orang, malah lebih penting untuk membantu mereka menjadi
hadir kembali dalam dunia mereka, dan hidup dengan keyakinan dan rasa
kesejahteraan.38
Jadi pemulihan sama dengan kembali sembuh atau sehat terhadap sesuatu
penyakit atau proses pengembalian mental atau fisik yang telah rusak, yang
sosial, dan pribadi. Lebih lanjut tujuannya adalah membantu individu dalam
mencapai:
38
Kusmawati Hatta, Trauma dan Pemulihannya: Sebuah Kajian Berdasarkan Kasus Pasca
Konflik dan Tsunami, h. 117.
22
ُ َّ َ َ َ َ َ َٗ َ َ َ ٗ َ َ َ َ ۡ ُّ َ َ ٓ َ َّ َ
ُ اُِفُٱدلنياُحسنةُو ِِفُٱٓأۡلخ َِرة ُِحسن
.ةُوق ِناُعذابُٱنلار
َ َّ ۡ َ
ِ ومِنهمُمنُيقولُربناُءات ِن
Terjemahnya:
Dan di antara mereka yang berdoa “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di
dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.39
Hidup yang baik di dunia diinginkan semua orang terlebih dengan kehidupan
di akhiratnya kelak, yang paling puncak dari keadaan baik itu ialah terbebas dari api
neraka.
Karena hal inilah trauma akan menjadi hal yang sangat penting untuk
menemukan solusinya dan pemulihan trauma merupakan salah satu solusi yang
intervensi, seperti:
a. Mengembalikan rasa aman, memperbesar kontrol dan mengurangi rasa takut dan
kecemasan.
mengatasi perasaan duka cita dan kehilangan. Stres traumatik mengubah relasi-
c. Memperbaiki identitas, makna dan tujuan hidup adalah sasaran pemulihan yang
ketiga dan merupakan hal yang mendasar bagi kemampuan survive melampaui
Strateginya:
39
Kementerian Agama, Mushaf Wakaf al-Qur’an dan Terjemah, h. 31.
23
ke masa depan
atas pada gilirannya akan berandil pada proses pemulihan martabat dan nilai-
nilai seseorang.40
atau kekerasan balasan yang akan berputar dalam lingkaran trauma. Berikut ini
40
Astry Cahyuningsih, Upaya “Kiprah Perempuan” dalam memberikan Trauma Healing
Kepada Korban Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) Berat Tahun 1965 Di Sleman Yogyakarta,
Skripsi, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2017), h. 21.
24
perencanaan bersama
41
Nirmala Ika Kusumaningrum, dkk, Bahan Bacaan Pelatihan dan Pemulihan Psikososial
untuk Pendamping HAM, (Jakarta: Yayasan Pulih, 2015), h. 17.
25
g. Menggunakan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara tepat dan
pribadi, sosial, belajar (akademik), dan karir. (Yusuf dan Nurihsan, 2010:13-14)
a. Fungsi Pemahaman
peningkatan perkembangan dan kehidupan seseorang yang trauma dan orang yang
pemulihan trauma yaitu seorang yang trauma dengan berbagai permasalahannya dan
dirinya.
Pemahaman tentang seorang yang trauma, pertama kali perlu dipahami oleh
dirinya sendiri yang menyangkut kelemahan dan kekuatan yang dimilikinya. Adapun
pihak lain yang juga perlu memahami seorang yang trauma adalah pihak-pihak yang
sebagai bahan acuan utama dalam rangka kerjasama dengan pihak-pihak lain dalam
b. Fungsi Pencegahan
26
pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi pencegahan ini layanan yang
diberikan berupa bantuan bagi orang yang trauma agar terhindar dari berbagai
resiko yang besar, dan melakukan sesuatu yang akan memberi manfaat.
c. Fungsi Pengembangan
Fungsi ini berarti bahwa layanan diberikan dapat membantu orang yang
mantap, terarah, dan berkelanjutan. Dalam fungsi ini hal-hal yang dipandang positif
dijaga agar tetap baik. Dengan demikian orang yang trauma dapat memelihara dan
masing karena tujuannya adalah membantu memandirikan orang yang trauma dapat
27
Adapun dampak dari pemulihan trauma dapat dilihat dari berbagai aspek
(healing), diantaranya kondisi, emosi dan kognitif. Dimana orang yang trauma
1) Psikologi
seperti:
a) Percaya Diri
diri selalu dalam kondisi kepercayaan atas kemampuan yang dimiliki. Dan tidak
pernah gentar dalam menghadapi hidup dengan berbagai cobaannya. Kekuatan orang
yang selalu percaya diri atau penuh optimis karena penuh harapan kepada Allah. Ia
tidak akan mudah putus asa, karena Allah melarang hambanya bersikap pesimisme
dan selalu menganjurkan optimisme (percaya diri)43 seperti dalam firman-Nya dalam
42
https://www.gurupendidikan.co.id/bimbingan-dan-konseling/, (diakses pada tanggal 1
Agustus 2020).
43
Rif’at Syauqi Nawawi, Kepribadian Qur’ani, h. 133.
28
Terjemanya:
Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan
saudaranya dan jangan kamu putus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah oran-orang kafir.44
b) Mandiri
keluarga, sosial, tanpa menggantungkan pada bantuan dan perhatian orang lain.
2) Emosi
Kondisi emosi yang tidak stabil akibat kondisi trauma yang dialami oleh
seseorang akan memunculkan reaksi emosi yang tidak normal. Namun penanganan
sebagai bagian dari kebutuhan utama yang mengalami trauma akan memberikan
dampak yang berbeda, yang progresif. Dengan beberapa reaksi sebagai berikut:
a) Rasa Tenang
Perasaan yang bahagia muncul dan dirasakan oleh penderita trauma akibat
terjadinya kondisi sosial yang menunjukkan simpati dan kepedulian terhadap kondisi
dirinya.
b) Rasa Semangat
Perasaan yang fokus mengedepankan rasa semangat dalam diri untuk selalu
beraktivitas, untuk terus semangat hidup dan tidak terlalu menghiraukan keadaan
3) Kognitif
stabilan fungsi otaknya sehingga mengakibatkan pola pikir yang tidak rasional, serta
44
Kementerian Agama, Mushaf Wakaf al-Qur’an dan Terjemah, h. 246.
29
Adapun kondisi pasca mendapat pemulihan yang akan memunculkan reaksi kognitif
a) Memiliki harapan-harapan
kesempatan untuk tetap dapat hidup bahagia sebagaimana orang pada umumnya,
menambah keyakinan dan dapat mendekatkan dirinya pada kebahagiaan yang dicita-
citakan.
Suatu yang menjadi kebutuhan hari esok sudah mampu dipikirkan hari ini,
maupun komunal, dengan target kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dapat
membantu dirinya sampai pada terpenuhinya suatu yang menjadi harapan di masa
sekarang.45
trauma sendiri merupakan suatu proses yang bersifat unik pada setiap individu.
Konsep dari pemulihan trauma bisa bersifat dinamis, melalui tahapan-tahan dan
tersebut. Kemajuan maupun kemunduran yang terjadi disebabkan oleh faktor yang
45
Acmanto Mendato, Pemulihan Trauma: Strategi Penyembuhan Trauma Untuk Diri
Sendiri, Anak, Orang Lain di Sekitar Anda, (Yogyakarta: Panduan, 2010), h. 76.
30
dkk., (2007: 46-49) mengenai dua konsep tentang proses pemulihan trauma, sebagai
berikut:
Pada konsep model ular tangga ini pemulihan trauma pada setiap individu
bersifat unik, tidak dapat disamakan antara yang satu dengan yang lain.
(gambar diambil dari Kinchin & Brown, dalam Laluyan, dkk, 2007)
Kotak nomor 1 merupakan posisi individu yang mengalami trauma.
Sedangakan kotak 100 merupakan kondisi individu telah pulih secara keseluruhan
dari trauma. Pada proses pemulihan tersebut diilustrasikan terdapat berbagai tangga
dan ular yang melambangkan bentuk penanganan yang dapat mempercepat (tangga)
seseorang yang mengalami trauma, 2) dukungan sosial dari tokoh yang bermakna, 3)
perasaan negatif, 3) tidak adanya dukungan sosial, 4) penyalah gunaan alkohol dan
obat terlarang.
Peristiwa Traumatis
Jalan Hidup
c) Penerimaan 1. Terguncang
6. Marah
Keterangan
Tahapan Penjelasan
rutinitas sehari-hari.
32
jiwa seseorang.
Marah saja terjadi, pada Tuhan, atau pada diri sendiri yang
ini.
depan.
Kemampuan seseorang untuk pulih dari trauma berbeda antara orang yang
satu dengan yang lainnya. Pemulihan trauma seseorang dapat dipengaruhi oleh
oleh Kinchin & Browndalam Laluyan, dkk (2007: 50) di dalam sebuah gambar 2.3
sebagai berikut:46
Putri Taliningtyas, Pemulihan Trauma Terhadap Perilaku Emosi Anak Usia Dini Pasca
46
Bencana Tanah Logsor di Dusun Jemblung Desa Sampang Kecamatan Karangkobar Kabupaten
Banjarnegara, Skripsi, (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2017), h. 16.
34
Keyakinan
diri Kepribadian
Individu
a. Ancaman kehidupan
b. Pemisahan keluarga
d. Kerusakan rumah/sekolah
i. Stress kehidupan.47
faktor yang mempengaruhi seseorang pulih dari trauma, hal tersebut antara lain:
b. Kepribadian. Kepribadian manusia bersifat unik berbeda antara satu dengan yang
lain. Setiap orang memerlukan perlakuan dan penanganan yang berbeda antara
c. Ketersediaan jaringan dan dukungan sosial. Adanya bantuan yang diberikan oleh
dapat mengancam atau peristiwa masa lalu yang mengguncang jiwanya. Hal ini
Diorder (PTSD).
e. Distress orangtua. Orangtua merupakan orang yang terdekat dengan anak yang
paling mengerti akan kebutuhan dan perkembangan, dan orangtua semestinya
Dalam kondisi distress, orangtua mungkin saja tidak sadar bahwa anak mereka
juga mengalami trauma dan membutuhkan sebuah dukungan karena terlalu fokus
47
Putri Taliningtyas, Pemulihan Trauma Terhadap Perilaku Emosi Anak Usia Dini Pasca
Bencana Tanah Logsor di Dusun Jemblung Desa Sampang Kecamatan Karangkobar Kabupaten
Banjarnegara, Skripsi, h. 17.
36
dapat diperhatikan hal ini dapat berdampak pada resiko peningkatan trauma.
f. Tingkat keparahan. Pada anak yang terpisah dari keluarga, kehilangan orang
yang dicintai, kerusakan rumah dan lingkungan masyarakat yang luas dapat
48
Putri Taliningtyas, Pemulihan Trauma Terhadap Perilaku Emosi Anak Usia Dini Pasca
Bencana Tanah Logsor di Dusun Jemblung Desa Sampang Kecamatan Karangkobar Kabupaten
Banjarnegara, Skripsi, h. 19.
BAB III
Surah Yu>suf adalah surah ke 12 dalam urutan mushaf, yaitu terletak sesudah
surah Hu>d dan surah al-Hijr. Sedangkan dalam urutan turunnya wahyu, surah Yu>suf
adala surah ke 53 yaitu turun sesudah surah Hu>d dan surah Hijr. Penempatan surah
Yu>suf sesudah surah Hu>d sejalan dengan masa turunnya yaitu sesudah kedua surah
tersebut. Surat Yūsuf terdiri dari 111 ayat dan hanya memiliki satu nama. Penamaan
Surat Yūsuf sejalan juga dengan kandungannya yang menguraikan kisah Nabi Yūsuf
as. Keseluruhan ayat dalam Surah Yusuf turun sebelum beliau hijrah, sehingga
Para ulama berkata, “Allah menyebutkan cerita para Nabi dalam Al-Qur’an
dan mengulang-ulanginya dengan satu makna, dalam bentuk yang berbeda-beda dan
lafazh yang jelas serta menyentuh” Allah menyebutkan cerita Nabi Yusuf dan tidak
mengulanginya dan tidak seorang pun mampu menentang apa yang telah diulang dan
apa yang tidak diulang. Kemukjizatan itu hanya bisa ditangkap oleh orang-orang
yang memperhatikan dengan seksama.50
Nama surah ini diambil dari aktor utama yang dikisahkan dalam surah ini
yaitu Nabi Yusuf as. Surah Yusuf adalah satu-satunya nama dari surah ini. Ia dikenal
sejak masa Nabi Muhammad saw. Penamaan surah ini juga sejalan dengan
49
Siti Zulaikhoh, Kisah Nabi Yusuf (Ibrah dan Implementasi Konseptual dalam Pendidikan) ,
Tesis, (Salatiga: IAIN Salatiga, 2015), h. 18.
50
Tafsir al-Qurthubi (Surah Hu>d, Yu>suf, Ra’d, Ibra>him), Ta’liq: Muhammad Ibrahim al
Hifnawi, Jilid IX, (t.t: Pustaka Azzam), h. 268.
37
38
kandungannya yang menguraikan kisah Nabi Yusuf as. Berbeda dengan nabi yang
lain, kisah beliau hanya disebut dalam surah ini. Nama beliau sekadar nama, disebut
Yusuf adalah putra Ya’qub Ibn Ishaq Ibn Ibrahim as. Ibunya adalah Rahil,
salah seorang dari tiga istri Nabi Ya’qub as. Ibunya meninggal ketika adiknya,
sumur.52
Dalam kisah ini, cerita Nabi Yusuf as. dipaparkan secara sempurna dan
dalam berbagai bidang kehidupannya. Dipaparkan juga ujian dan cobaan yang
menimpanya serta sikap beliau ketika itu. Surah ini merupakan surah yang unik.
Surah ini menggunakan suatu kisah menyangkut satu pribadi secara sempurna dalam
beberapa episode. Biasanya al-Qur’an menguraikan kisah seseorang dalam satu surah
yang berbicara tentang banyak persoalan dan kisah itupun hanya dikemukakan satu
atau dua episode, tidak lengkap seperti halnya surah Yusuf. Karenanyalah mengapa
sementara ulama memahami bahwa, kisah surah ini ditunjuk dari ayat ketiganya
sebagai ahsan al-qashash (sebaik-baik kisah). Sebagaimana dalam firman Allah swt
َ َ ۡ ۡ َ َٰ َ َ ۡ َ ٓ َ ۡ َ ۡ َ ٓ َ َ ۡ َ َ ۡ َ َ ۡ َ َ ُّ َ ۡ َ
QS Yu>suf/12: 3 yang berbunyi.
َُان ُِإَونُكنت
ُ ص ُبِما ُأوحينا ُإَِلك ُهذاُٱلقرء َ
ُ ِ َننُ ُنقص ُعليك ُأحسن ُٱلقص
َۡ َ َ
َُ مِنُق ۡبل ِ ُهِۦُل ِم َنُٱلغَٰفِل
ُ ُ٣ُِني
51
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah (Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an), (Jakarta:
Lentera Hati, 2002), h. 387.
52
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah (Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur‟an), h. 388.
39
Terjemahnya:
Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan
al-Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami
mewahyukan) nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui.53
hikmah, kisah ini kaya pula dengan gambaran yang sungguh hidup melukiskan
gejolak hati pemuda, rayuan wanita, kesabaran, kepedihan, dan kasih sayang seorang
ayah.
Situasi masyarakat Makkah pada saat Surah Yūsuf turun banyak yang
meragukan pengalaman Isrā dan mi’rāj Nabi Muhammad saw sehingga sebagian
umat Islam yang lemah imannya menjadi murtad. Di sisi lain, jiwa Nabi Muhammad
saw sedang diliputi oleh kesedihan, karena saat itu merupakan masa-masa sulit pada
kehidupan Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya. Peristiwa tersebut sering
disebut dengan Amul ḥuzni dan terjadi pada tahun ke-10 kenabian atau tiga tahun
Ada hubungan antara Amul ḥuzni dengan Surat Yūsuf. Pada saat-saat
tersebut, Nabi Muhammad saw tengah kehilangan dua orang yang dicintainya yang
mulia tersebut. Khadijah, istri yang setia dan yang pertama menyatakan
keimanannya kepada risalah yang dibawanya. Berturut-turut pada tahun yang sama,
paman yang mengasuh sejak kecil dan menyayangi dengan sepenuh hati, Abu Thalib
53
Kementerian Agama, Mushaf Wakaf al-Qur’an dan Terjemah, h. 235.
40
meninggal dunia dalam keadaan tidak mau memeluk Islam. Hal ini sesuai dengan
firman Allah sebagaimana yang telah tercantum dalam QS. Al-Qaṣas/28: 56 berikut:
َ ۡ ۡ َۡ َ َ َ ٓ ََ َ ۡ َّ َّ َٰ َ َ َ ۡ َ ۡ َ ۡ َ َ َ َ َّ
َ
ُ ُِين َ َ
ُ ٱَّللُيهدِيُمنُيشاءُُۚوهوُأعلمُُب ِٱلمهتد
ُ ُكن ِ كَُلُت ۡهدِيُمنُأحببتُولُ إِن
Terjemahnya:
Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang
kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-
Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima
petunjuk.54
Abu Thalib adalah keturunan Bani Hasyim yang mempunyai kedudukan dan
Hal ini menyebabkan kaum Quraisy tidak berani mengganggu Nabi Muhammad saw
ketika dia masih hidup. Setelah Abu Thalib wafat, orangorang Quraisy semakin
Muhammad saw. Bahkan, ada diantara pemuda Quraisy yang menyiramkan tanah ke
atas kepala Nabi Muhammad saw sambil menghina dan menuduh pemecah belah
musyrik Makkah semakin bertambah, sehingga hal itu menambah kesedihan Nabi
Muhammad saw. Beliau melihat sendiri bagaimana para sahabatnya disiksa dengan
berbagai model siksaan namun ia tidak dapat menolongnya, misalnya kejadian yang
menimpa keluarga Yasir. Mereka disiksa dengan siksaan yang memilukan hati,
namun tidak ada yang bisa beliau perbuat kecuali hanya berpesan, “Bersabarlah
wahai keluarga Yasir, sesungguhnya janji untuk kalian adalah surga.” Demikian
pula siksaan yang diterima oleh sahabat-sahabat yang lain, sehingga datanglah
Khabbab bin al-Arat. Ketika itu Nabi Muhammad saw sedang bersandar dengan
54
Kementerian Agama, Mushaf Wakaf al-Qur’an dan Terjemah, h. 392.
41
pertolongan untuk kami, tidakkah engkau berdoa untuk kami wahai Rasulullah?”
Rasulullah hanya mengatakan, “Sungguh orang-orang sebelum kalian diringkus oleh
seseorang lalu dibuatkan galian di tanah, lalu ditanam di galian tersebut, kemudian
didatangkan gergaji dan diletakkan di atas kepalanya lalu dibelah menjadi dua
bagian. Dan ada yang disisir dengan sisir besi hingga terkelupas kulit dan tampak
daging-dagingnya, namun tidaklah hal itu melunturkannya dari agamanya. Demi
Allah, akan sempurna perkara ini hingga seseorang berjalan dari ṣan’a ke Hadramaut
tidak ada yang ia takuti kecuali Allah, tidak pula serigala kepada kambingnya, akan
tetap sungguh kalian terburu-buru.”
Dalam keadaan sulit seperti itu, Allah menurunkan kepada Nabi Muhammad
saw, ayat yang mengisahkan tentang suka duka Nabi Yūsuf bin Ya’qub bin Ishaq bin
Ibrahim as. Ada yang mirip antara ujian Nabi Muhammad saw dan Nabi Yūsuf As
ujian diceburkan ke dalam sumur dan dirundung ketakutan, ujian dipisah dari
keluarga dan negerinya, ujian perbudakan, ujian makar dari istri al-Aziz dan para
wanita kota, yang sebelumnya adalah ujian syahwat dan fitnah yang disusul dengan
ujian dijebloskan ke penjara. Setelah itu ia masih diuji dengan ujian kekuasaan dan
menjalani segala ujian tersebut dan tak henti-hentinya mendakwahkan tauhid hingga
Allah swt memberinya kemenangan dan kedudukan. Karena surah Yūsuf tersebut
turun kepada Nabi Muhammad saw pada masa sulit, maka ayat-ayat ini menjadi
42
taṣliyah (pelipur lara), penenang dan penguat keteguhan hati Nabi Muhammad saw
dan para sahabat. Hal itu juga sebagai pertanda bahwa Nabi Muhammad saw kelak
akan keluar dari negerinya seperti dikeluarkannya Nabi Yusuf dari negerinya. Beliau
akan hijrah menuju negeri yang akan memberinya kemenangan dan kedudukan.55
C. Kajian Ayat
َ َ َ َّ َ ۡ َ ٓ َ َ َ َ َ َ َ َٰ َ ۡ َ ۡ َ ٓ ََ ۡ َ ۡ ۡ
َ َ ِيُٱش َّ َ َ
ُٗ ۥُو
ُُۚدلا خذه ٰٓ ك ِر ِِم ُمثوىه ُع
ِ َس ُأنُينفعنا ُأو ُنت ُِلمرأتِهِۦ ُأ ِ َتىَٰه ُمِنُمِۡص َوقال ُٱَّل
َ َ َ ٌ َ َّ َ َۡ َۡ َۡ َ َّ َ َ َٰ َ َ َ
ُُلَع ُأ ۡم ِره ِۦ ِِۚ يل ُٱۡل َحاد
ٰٓ ِيث ُوٱَّلل َُغل ِب
ِ ِ وأ ِنُت
م ُۥ ه َ ُونلِ َعل
ِم َ ۡرضِ ُٱۡل ُِف
ِ ف وس ُ
اَُل
ِ َّ ك
ن وكذل ِك ُم
َ َ َ ََك ۡ َ َّ َٰ َ َ
ُاسَُل َُي ۡعلمون ِ ََّثُٱنل كنُأ ِ ول
Terjemahnya:
Dan orang dari Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya, “Berikanlah
kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, mudah-mudahan dia bermanfaat
bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan demikianlah Kami
memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir), dan agar
Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-
Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.56
2. Tafsir al-Mufrada>t
َ َ
a. ُقال
قَا َلialah fi’il ma>dhi mabniyyun la mahalla lahu minal I’rab. Di dalam Kamus
َ َ َ َ
disebutkan beberapa makna kataال
ُ ُقsebagai mashdar dan ال
ُ ق -ُ َيق ْول, diantaranya:
Sti Zulaikhoh, Kisah Nabi Yusuf as. (Ibrah dan Implementasi Konseptual dalam
55
َ َ َ َ َ َ
a. ُقال تَ َكلَّ َم, "berkata", b. ال
berarti ُ ُقberarti (isyarah) "memberi isyarat". c. ال ُ ق
َ َ
berarti mengambil (خ َذ َ َ )ا. d.ُُ ُقالberarti menyatakan, memutuskan (ت ْ ) ُح ْك ُم َو ثَ ِّب.57
ۡ
َ َ ٱش
b. ىَُٰ َت
َ َ ٱشۡ
َُٰ َت
Kata ى “membeli”. Membeli adalah menukar sesuatu dengan sesuatu
yang atas dasar suka. Makna membeli juga berarti menukar sesuatu yang bernilai
tinggi dengan sesuatu bernilai rendah, dan dinyatakan dengan menggelapkan fitrah
diri. Sedangkan menjual sesuatu yang bernilai rendah dengan sesuatu yang bernilai
masa Yusuf as., sebutan penguasa saat itu adalah al-Malik, sedangkan bagi para
d. ا َ ْك َر ِّم ْي
Ar-Raghib menjelaskan bahwa “ ” َك ِّريْمialah orang yang mempunyai perilaku
yang baik dan terpuji. Setanjutnya Kariim juga merujuk kepada sikap baik tanpa
kekerasan. Menurut beliau: "segala sesuatu yang terhormat dalam bangsanya disebut
َك ِّريْم (mulia)".60 Jadi kata ا َ ْك َر ِّم ْي dalam QS> Yu>suf/12: 21 ialah fi’il amar (kata
perintah) yang berarti perlakukanlah dengan baik dalam hal ini yang dimaksud Nabi
Yusuf as. yang diserukan kepada istri orang yang membeli Nabi Yusuf as.
57
Dhuha Abdul Jabbar dan Burhanuddin, Ensiklopedia Makna Al-Qur’an (Syarah Alfaazhul
Qur’an), (t.t: Fitrah Rabbani, t.th), h. 551.
58
Dhuha Abdul Jabbar dan Burhanuddin, Ensiklopedia Makna Al-Qur’an (Syarah Alfaazhul
Qur’an), h. 35.
59
Dhuha Abdul Jabbar dan Burhanuddin, Ensiklopedia Makna Al-Qur’an (Syarah Alfaazhul
Qur’an), h. 771.
60
Dhuha Abdul Jabbar dan Burhanuddin, Ensiklopedia Makna Al-Qur’an (Syarah Alfaazhul
Qur’an), h. 565.
44
e. ٰٓ َ َع
َُس
َ َ
ُٰٓ عBoleh jadi, barangkali, mungkin. Sebuah kata yang menerangkan
Kata َس
harapan terhadap sesuatu; dan di balik harapan dimaksudkan juga dengan memberi
kesan kuat yakni mematuhi.61 Jadi di dalam QS Yu>suf/12:21 orang Mesir (al-Aziz)
yang membeli Nabi Yusuf mengharapkan agar Nabi Yusuf bisa bermanfaat bagi
memberi manfaat dalam urusan khusus dalam rumah al-Aziz maupun dalam urusan
negara.
َ َّ َ
g. ُخذه
ِ نت
Kata َنتَّ ِخذَهatau dengan kata lain خذ
َ َ اdigunakan pula dalam hal yang bersifat
maknawi, seperti mengambil sumpah atau janji, dan dapat digunakan pula dalam arti
َنتَّ ِخذَهberarti mengambil dalam hal menjadikan Nabi Yusuf sebagai anak angkat dari
orang yang membelinya di Mesir (al-Aziz).
61
Dhuha Abdul Jabbar dan Burhanuddin, Ensiklopedia Makna Al-Qur’an (Syarah Alfaazhul
Qur’an), h. 443.
62
Dhuha Abdul Jabbar dan Burhanuddin, Ensiklopedia Makna Al-Qur’an (Syarah Alfaazhul
Qur’an), h. 667.
63
Dhuha Abdul Jabbar dan Burhanuddin, Ensiklopedia Makna Al-Qur’an (Syarah Alfaazhul
Qur’an), h. 17.
64
Al-Raghib al-Ashfahani, Kamus Al-Qur’an, Jilid I, (Depok: Pustaka Khazanah Fawa’id,
2017), h. 37.
45
( ) َنتَّ ِخذَه َولَداnattkhidzahu walada dalam arti kita jadikan dia, yakni pungut
dia dengan upaya sungguh-sungguh sebagai anak. Kesungguhan yang dimaksud
digunakan dalam bentuk tunggal, jamak, baik bagi anak kecil ataupun untuk orang
yang sudah besar. Dan orang yang dijadikan anak angkat juga disebut dengan ولَد.
َ
Kata َولَ ٗدا menurut tinjauan ilmu balaghah, termasuk al-Jinasun-Naqis,
Al-Maraghi menjelaskan waladun adalah anak, sedangkan ibnun adalah anak cucu.
Anak merupakan kesenangan dan sekaligus kebutuhan di waktu tua bagi orang
tuanya. Selain itu, anak dapat mengabadikan kemasyhuran.66 Anak yang dimaksud
dalam QS. Yu>suf/12: 21 ialah pengangkatan atau dijadikannya Nabi Yusuf sebagai
anak dan diharapkan menjadi generasi penerus yang bermanfaat di negeri Mesir.
65
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah; Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an, (Cet. I;
Tangerang: PT. Lentera Hati, 2017), h. 45.
66
Dhuha Abdul Jabbar dan Burhanuddin, Ensiklopedia Makna Al-Qur’an (Syarah Alfaazhul
Qur’an), h. 729.
46
(terhimpun) oleh sesuatu yang dihimpunnya. Maka yang dimaksud dengan kata
ُ ْال َم َكmenurut mereka adalah keserasian diantara dua jism (badan) tersebut.67
ان
َّ َّ َ
Kata مكنا, berarti ‘dia menjadikan baginya tempat yang dipijak dan
disediakan untuk diduduki’. Maksudnya di sini ialah kekuasaan atas negeri Mesir.
َ َّ َ
مكنُاyaitu menyediakan jalan-jalan baginya dan menjadikannya kuasa untuk berbuat
di muka bumi dalam mengatur dan berpendapat,68 yang dimaksud di sini ialah Nabi
menumbuhkan sesuatu yang lain atau sesuatu yang bisa menyuburkan sesuatu.69
Apabila di dalamnya terdapat segala jenis tetumbuhan dan pepohonan (kebun) dan
sesuatu, dan itu ada dua jenis; pertarna, mengetahui jenis (zat) sesuatu, dan kedua,
Al-Raghib al-Ashfahani, Kamus Al-Qur’an, Jilid III, (Depok: Pustaka Khazanah Fawa’id,
67
2017), h. 515.
68
Dhuha Abdul Jabbar dan Burhanuddin, Ensiklopedia Makna Al-Qur’an (Syarah Alfaazhul
Qur’an), h. 564.
Al-Raghib al-Ashfahani, al-Mu’jam al-Mufradat li Alfazh al-Qur’an, (Beirut: Dar al-
69
kalimat ُ ْالغَلَ ْبتُهartinya aku telah menekan (mengalahkan)nya. Maka aku disebut
َ َ
ُ ٌ َغلyaitu Allah disifati dengan ِب
غَا ِّلبorang yang mengalahkan.73 Kata ِب ُ ٌ َغلyakni
tidak ada yang dapat mengalahkan-Nya.74 Maksudnya ialah Allah swt. Berkuasa atas
diri Nabi Yusuf, diberikan perlindungan dan mendapatkan berbagai kebaikan setelah
Al-Raghib al-Ashfahani, Kamus Al-Qur’an, Jilid II, Depok: Pustaka Khazanah Fawa’id,
71
2017, h. 774.
72
Dhuha Abdul Jabbar dan Burhanuddin, Ensiklopedia Makna Al-Qur’an (Syarah Alfaazhul
Qur’an), h. 132.
Al-Raghib al-Ashfahani, Kamus Al-Qur’an, Jilid II, (Depok: Pustaka Khazanah Fawa’id,
73
2017), h. 774
74
Dhuha Abdul Jabbar dan Burhanuddin, Ensiklopedia Makna Al-Qur’an (Syarah Alfaazhul
Qur’an), h. 485.
75
Al-Raghib al-Ashfahani, Kamus Al-Qur’an, Jilid III, h. 301.
48
َ ۡ َ
ََث
Kata ُ أك adalah kata yang menyifati sesuatu yang menunjukkan
manusia tidak mengerti apa yang telah dikehendaki oleh Allah swt. Kepada Nabi
kenyataan lahiriahnya saja, jika Nabi Yusuf dijauhkan dari ayahnya, tentu ayahnya
akan mengalihkan kecintaannya hanya kepada mereka. Tetapi hasilnya tidak sesusai
harapan mereka justru hikmah dari semua perbuatannya kepada Nabi Yusuf ialah
3. Muna>sabah Ayat
Dalam ilmu tafsir, muna>sabah adalah kemiripan-kemiripan yang terdapat pada hal-
hal tertentu dalam al-Qur’an baik surah maupun ayat-ayatnya, yang menghubungkan
tentang hubungan antara kalimat, ayat ataupun surah secara terperinci. Pengetahuan
gaya bahasanya.78
76
Dhuha Abdul Jabbar dan Burhanuddin, Ensiklopedia Makna Al-Qur’an (Syarah Alfaazhul
Qur’an), h. 563.
77
Mardan, Al - Qur’an: Sebuah Pengantar (Cet. X; Ciputat: Mazhab, 2015), h. 115.
78
Ima>m Badruddin Muh}ammad ibn ‘Abdulla>h al-Zarkasyi@, Al - Burha>n fi@ ‘Ulu>m al - Qur’a>n
(Kairo: Da>r al-Tura>s), h. 35.
49
Hubungan antar ayat sebelum QS Yu>suf/12: 21 ialah ayat 20. Dalam ayat 20
melemparkannya ke dalam sumur disebutkan pula dalam ayat ini jalan keluar Nabi
Yusuf dari ujian tersebut, yaitu dengan ditemukan oleh para musafir yang hendak
dengan harga beberapa dirham saja. Setelah Allah menceritakan perjalanan Nabi
Yusuf bersama para musafir menuju Mesir berlanjut pada ayat 21 Allah swt.
menerangkan bahwa ini permulaan kisah Yusuf di rumah al-Aziz yang telah
tentang pengangkatannya sebagai Nabi dan karunia Allah awt. kepadanya berupa
ilmu, kekuasaan dan takwil mimpi juga menjadikannya termasuk golongan orang-
orang yang berbuat baik sebagai balasan dari kesabaran yang dijalani Nabi Yusuf
menceritakan Nabi Yusuf as. dijadikan sebagai anak dan diberikan tempat dan
pelayanan yang baik, kekuasaan, serta ilmu dan takwil mimpi setelah itu berlanjut
pada ayat 22 Allah swt. menjelaskan ketika perkembangan Nabi Yusuf as. telah
cukup dewasa, Allah mengangkatnya sebagai Nabi seperti yang diungkapkan dengan
diberikannya hikmah dan ilmu dan itulah derajat ilmu yang paling sempurna. Allah
ُ َا
berfirman (ش َّد ) َو َل َما َبلَ َغdan ketika telah sempurna bagi Yusuf kekuatan badan dan
akalnya, Kami berikan kepadanya kekuasaan dan ilmu, maksudnya adalah kenabian,
79
Wahbah al-Zuhaili, Tafsir al-Munir (Aqidah, Syariah, Manhaj, At-Taubah-Yusuf, Juz 11
dan 12), Jilid VI, (t.t: t.p, t.th), h. 474.
50
yang membuatnya semakin dicintai oleh kaumnya, seperti balasan atas kesabaran,
َ َو َكذَالِّكَ نَجْ ِّزى ْال ُمحْ ِّس ِّنيْنDemikianlah Kami berikan balasan kepada orang-
orang yang berbuat baik. Maksudnya seperti balasan itu, Kami memberi balasan
kepada orang-orang yang berbuat baik, yaitu orang yang berbuat baik kepada diri
mereka sendiri dengan perbuatan mereka. Ini merupakan dalil bahwa Nabi Yusuf
adalah orang yang baik dalam perbuatannya, mengamalkan dengan selalu taat
kepada Allah swt. dan apa yang telah Allah berikan kepadanya seperti kekuasaan
yang tinggi, ilmu, hikmah, kenabian dan kerasulan merupakan balasan atas
kebaikannya dalam beramal juga ketakwaannya pada masa mudanya. Karena berbuat
kebaikan akan mempengaruhi bersihnya akal pikiran, dan kejahatan akan memberi
pengaruh kepada keruhnya jiwa dan buruknya pemahaman dalam semua urusan.80
Hubungan antar Surah Yusuf dan surah sebelumnya ialah surah Hud. Surah
Hubungan surah Yusuf dengan surah Hud adalah, kedua surah ini sama-sama dimulai
dengan dengan alif la>m ra’ kemudian diiringi dengan penjelasan tentang al-Qur’an.
Surah ini juga melengkapi penjelasan tentang para rasul yang disebut dalam surah
Hud, kemudian kisah itu dijadikan dalil untuk menyatakan bahwa al-Qur’an adalah
wahyu ilahi. Perbedaan kedua surah ini dalam menjelaskan kisah-kisah para Nabi,
ialah bahwa surat Hud diutarakan kisah beberapa orang Rasul dengan kaumnya
dan akibat bagi orang yang mendustakan, kemudian dijadikan perbandingan untuk
80
Wahbah al-Zuhaili, Tafsir al-Munir (Aqidah, Syariah, Manhaj, At-Taubah-Yusuf, Juz 11
dan 12), h. 474-476.
51
dalam surah Hud dan surah Yusuf, kemudian kisah itu dijadikan dalil untuk
menyatakan bahwa al-Qur’an itu adalah wahyu ilahi, tidak ada lagi sesudah Nabi
Hubungan antar surah Yusuf dan surah sebelumnya ialah surah Ar-Ra’d. Di
dalam surah Yusuf, Nabi Yusuf as. menyebutkan persoalan akidah tauhid secara
global yaitu dalam QS Yu>suf/12: 39, lalu dilanjutkan dalam surah ar-Ra’d berupaya
menjelaskan akidah dengan dalil-dalil dan contoh yang jelas. Dalam surah Yu>suf
dalam surah ar-Ra’d Allah mengemukakan secara jelas. Di dalam surah Yu>suf
mereka untuk berbuat tidak baik kepada Nabi Yusuf. Kemudian menceritakan taubat
mereka dan kerelaan Nabi Yusuf untuk menerima mereka serta permohonan ampun
sang ayah untuk mereka. Sedangkan di dalam surah ar-Ra’d Allah swt. mengulas
memperkuat apa yang telah dijelaskan pada surah Yu>suf. Serta kedua surah ini
81
Edi Yusuf, Munasabah Surat Yusuf antara surat dengan ayat,
https://edipustaka.blogspot.com/2012/09/munasabah-surat-yusuf-antara-surat.html, (9 Agustus 2020)
52
dijelaskan kisah-kisah orang terdahulu dengan rasul-rasul yang diutuskan oleh Allah
swt.82
4. Penafsiran QS Yu>suf/12: 21
Setelah perjalanan hidup yang penuh derita dan kesedihan dilalui Yusuf di
adalah Quthafir atau Uthafir. Raja pada masa itu adalah Rayyan bin al-Walid al-
‘lmli>ki> dari Almalik. Namun, Allah tidak menyebutkan nama asli pembeli tersebut,
hanya para perempuan ketika itu memanggilnya al-Aziz, seorang bendahara Mesir.
Disebutkan dalam sejarah, al-Aziz adalah seorang kepala kepolisian dan menteri di
Mesir. Namanya Quthafir atau Uthafir bin Ruahib, seorang menteri keuangan
Mesir.83
Adh-Dhahhak berkata "Ini adalah orang yang dibeli oleh raja Mesir, dan
gelarnya adalah Al-Aziz (yang paling mulia). As-Suhaili berkata, “Namanya adalah
Quthfir”.84 Ibnu Ishak berkata “dialah Ithfir bin Ruwaihab yang membelinya untuk
istinya Ra'il.” Demikian yang disebutkan oleh Al Mawardi. Ibnu Abbas berkata
“Yang membelinya adalah Quthfir, wakil raja Mesir yaitu Ar-Ra’yan bin Al Walid”.
Teungku Imam Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir al-Qur’a>nul Majid an-Nu>r, (Cet. II; Semarang:
82
Al-Walid bin ar-Ra’yan dan dia adalah orang yang berpostur tubuh besar. Selain itu,
nama istrinya adalah Zulaikha dan Allah telah memberikan rasa cinta kepada Nabi
Yusuf ke dalam hati Al-Aziz lalu dia memberikan wasiat kepada keluarganya.
Dia membeli Yusuf dari Malik bin Du’r dengan harga 20 dinar, ditambah pakaian
dan sandal. Ada yang berpendapat, dia membelinya dari anggota kolompok yang
berjalan dari Syam. Mereka meminta tambahan harga dan mencapai berlipat-lipat
timbangannya, ditambah minyak kasturi, anbar, sutera, uang, emas, mutiara dan
permata yang nilai tidak diketahui kecuali oleh Allah, lalu Quthfir membelinya dari
Malik dengan harga itu. Demikian pendapat yang dikemukakan oleh Wahb bin
Munabbih.86
mengatakan kepada keluarganya untuk selalu berbuat baik kepadanya. Ketika mulai
terlihat kebaikan dan kecakapan pada diri Yusuf, al-Aziz berkata kepada istrinya
(Zulaikha atau Ra>’il binti Ra’abil), “Berikanlah tempat yang layak bagi anak ini
serta berikanlah kedudukan bersama kita.” Maksudnya berikanlah layanan yang baik
kepadanya. Hal ini karena al-Aziz memiliki firasat yang baik tentangnya (Nabi
Yusuf).87
85
Tafsir al-Qurthubi (Surah Hu>d, Yu>suf, Ra’d, Ibra>him) , h. 356.
86
Tafsir al-Qurthubi (Surah Hu>d, Yu>suf, Ra’d, Ibra>him), h. 356.
87
Wahbah al-Zuhaili, Tafsir al-Munir (Aqidah, Syariah, Manhaj, At-Taubah-Yusuf, Juz 11
dan 12), h. 474.
54
Abu Ishaq meriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud, bahwa ia berkata ada
tiga orang yang paling tajam firasatnya, yaitu orang yang mulia Mesir yang
َٰ َ َۡ ۡ َ
mengatakan kepada istrinya (ُر ِِم ُمثوىه
ِ )أك “Berikanlah kepadanya tempat (dan
layanan) yang baik”. Dan wanita (puteri Syuaib) yang berkata kepada ayahnya
“Wahai ayah pekerjakanlah dia (Musa)”. (QS al-Qashash/28: 26)
َۡ َۡ َ ۡ َ
ُ ُُتُٱلقوِ ُّيُٱۡلمِنيتٔٔۡجر ۡ ُمن
ُ َ ُٱس َ ري َ َّ ۡ
َ ۡ ُخن إ ُ هرجٔ
ۡ ٔ ُ
ت ۡ ت
َ ُٱس ِ َتُإ ۡح َدىَٰه َماُيَ ٰٓ َأب
ۡ َقَال
ِ ِ ِ ِۖ ِ
Terjemahnya:
Dan salah seorang dari kedua (perempuan) itu berkata: “wahai ayahku,
jadikanlah dia sebagai pekerja (pada kita), sesungguhnya orang yang paling
baik engkau ambil sebagai pekerja (pada kita) ialah orang yang kuat dan
dipercaya”.88
Serta Abu Bakar ash-Shiddiq ketika ia menunjuk Umar bin Khattab ra. sebagai
penggantinya.89
kepadanya dania melihat adanya kebaikan dan keshalihan pada diri Yusuf maka ia
jadikanlah kedudukannya baik dan mulia di sisi kita yakni kedudukan dan
tempatnya dengan memberikan makanan dan pakaian yang baik. Kata َٰ َم ۡث َوberasal
ُى
88
Kementerian Agama, Mushaf Wakaf al-Qur’an dan Terjemah, h. 388.
89
Tafsir Ibnu Katsir Jilid IV, Penterjemah: M. Abdul Ghoffar E.M, (Cet: II; Bogor: Pustaka
Imam Syafi’i, 2003), h. 412.
55
dari (tsawa bilmakan) (bermukim di tempat itu). Hal ini telah dijelaskan sebelumnya
memberikan pelayanan yang baik bagi Yusuf dengan berkata sebagaimana Allah
ٗ َ َ َ َّ َ ۡ َ ٓ َ َ َ َ َ َ َ
berfirman (ُۚخذهۥُودلُا
ِ َسُأنُينفعناُأوُنت ٰٓ )عMaksudnya, al-Aziz berharap dia (Yusuf)
akan bermanfaat bagi kita, dalam masalah pekerjaan-pekerjaan dan urusan-urusan
yang lain, dan juga berharap dia bisa mengembangkan harta agar membantu
“Ketika itu orang tersebut adalah orang yang belum dikaruniai anak.” Demikian juga
yang dikatakan oleh Ibnu Ishak, "Quthfir tidak berhubungan badan dengan wanita
90
Tafsir al-Qurthubi (Surah Hu>d, Yu>suf, Ra’d, Ibra>him) , h. 359.
91
Tafsir al-Qurthubi (Surah Hu>d, Yu>suf, Ra’d, Ibra>him) , h. 359.
92
Tafsir al-Qurthubi (Surah Hu>d, Yu>suf, Ra’d, Ibra>him), h. 361.
56
kecintaan terhadapnya dalam hati al-Aziz diberikan kedudukan yang baik kepada
Nabi Yusuf sehingga dia menjadi kepala pemegang hukum dan menteri keuangan di
sana (Mesir).
melainkan Dia yang berkuasa terhadap segala urusan-Nya dengan hanya mengatakan
Kun fayakun (Jadilah, maka jadilah ia). Selain itu, ada yang mengatakan, dhomir
(kata ganti) ha’ kembali kepada Yusuf. Maksudnya adalah Allah berkuasa terhadap
urusan Yusuf, mengawasinya, melindunginya, dan tidak membuatnya berserah diri
kepada selain-Nya, sehingga tidak ada tipu daya yang membahayakannya.94 Tidak
ada suatu apa pun yang dapat melemahkan-Nya, tidak ada yang dapat mencegah apa
yang dikehendaki-Nya dan tidak ada pula yang dapat melawan keinginan-Nya.
Apabila Dia menghendaki sesuatu tidak ada yang dapat menolak dan melawan
93
Wahbah al-Zuhaili, Tafsir al-Munir (Aqidah, Syariah, Manhaj, At-Taubah-Yusuf), h. 474.
94
Tafsir al-Qurthubi (Surah Hu>d, Yu>suf, Ra’d, Ibra>him) , h. 90.
57
karena Dia-lah yang berkuasa dan hanya Dia-lah yang dapat berbuat sesuai
kehendak-Nya.95
َ ََۡ َ َّ َ َ ۡ َ َّ َٰ َ َ
ُ اس َُل ُيعلم
ون ِ كن ُأكَث ُٱنل ِ ول “Tetapi kebanyakan manusia tidak
baik itu pada penciptaan, kasih sayang dan perbuatan-Nya. Mereka hanya melihat
apa yang tampak dari semua perkara, sebagaimana sangkaan saudara-saudara Yusuf
bahwa dengan dijauhkan Yusuf dari ayahnya akan membuat perhatian ayah mereka
tercurahkan hanya kepada mereka dan mereka setelah itu akan menjadi orang yang
baik.”
95
Wahbah al-Zuhaili, Tafsir al-Munir (Aqidah, Syariah, Manhaj, At-Taubah-Yusuf), h. 475.
96
Wahbah al-Zuhaili, Tafsir al-Munir (Aqidah, Syariah, Manhaj, At-Taubah-Yusuf), h. 476.
97
Tafsir Ibnu Katsir Jilid IV, h. 412.
BAB IV
Solusi pemulihan traumatik dalam konteks ayat yang menjadi objek kajian
Dapat dilihat secara umum hakikat karunia dan anugerah dari Allah swt.
yang diberikan kepada Nabi Yusuf as. melalui perantara yakni dilembutkan atau
dengan baik sehingga diberi tempat yang layak diangkat sebagai anak dan diberikan
jabatan di Mesir. Penyelamatan Nabi Yusuf dari penderitaan-penderitaan yang
dialaminya yang telah dibuang oleh saudaranya sendiri, sehingga menjadi budak lalu
dijual oleh musafir yang mendapatkannya di sumur. Jika dilihat secara khusus ada
dua kesempurnaan pemulihan Nabi Yusuf diberikan oleh Allah swt yang berada pada
dua titik, yaitu kedudukan derajat dan ilmu. Pertama kesempurnaan Nabi Yusuf
98
Kementerian Agama, Mushaf Wakaf al-Qur’an dan Terjemah, h. 237.
58
59
dalam sisi pangkat derajat dan kedudukan ialah keberadaannya di muka bumi,
sisi ilmu ialah anugerah Allah swt. kepadanya sehingga dia mampu mengetahui
kebijakan-Nya.
Trauma Healing
(Pemulihan Trauma)
1. Sabar
1. Diberikan tempat
2. Beriman
(layanan) yang baik
3. Tidak dendam
2. Diangkat sebagai
1. Diberikan kedudukan
anak
(jabatan) di Mesir
2. Diiajarkan takwil
mimpi
60
Ketika dibuang dimulai dari konsep individu sendiri, Nabi Yusuf tetap sabar
setelah dibuang oleh saudara-saudaranya. Secara bahasa sabar berasal dari kata
( )صبراyang memiliki arti bersabar tabah hati, berani. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, sabar diartikan dengan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak
lekas patah hati) semakna dengan tabah.99 Secara terminologi menurut Ibnu Qayyim
Al-Jauziyah, sabar adalah menahan jiwa dari cemas, menahan lisan dari mengeluh,
dan menahan organ tubuh dari mencelakai diri, seperti menampar pipi, merobek-
robek baju dan lain sebagainya. Allah swt. memang akan menguji orang-orang yang
sabar dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta dan jiwa. Dengan
Mengenal dan memahami penyebab emosi diri sendiri dan orang lain,
inilah terlihat dari sikap Nabi Yusuf ketika berada di dalam sumur tetap tenang
dengan ilham yang diberikan Allah melalui bisikan hatinya. Nabi Yusuf juga tidak
meluapkan emosinya ketika dia dijual sebagai budak dan harus mengabdi kepada
salah satu pembesar Mesir, bahkan dia tetap melakukan tugasnya dengan sepenuh
99
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, h. 1196.
Siti Zulaikhoh, Kisah Nabi Yusuf as. (Ibrah dan Implementasi Konseptual dalam
100
Dan kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira
kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa
musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji´uun"
(sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali, Mereka
itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka
itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.102
Allah yang dapat mengajarkan semua apa yang dikehendaki-Nya, tidak ada
yang dapat mengelakkan-Nya. Semua apa yang telah terjadi atas diri Nabi Yusuf as.
dan mendapat penghargaan dari tuannya dan lain-lain, adalah langkah-langkah untuk
menyiapkan Nabi Yusuf as. mencapai kedudukan yang tinggi pada masa mendatang.
Namun, kebanyakan manusia tidak mengetahui hal itu, karena mereka hanya melihat
kenyataan yang lahiriah saja, saudara-saudara Yusuf as. berpendapat bahwa apabila
Yusuf as. dijauhkan dari ayahnya, tentu saja ayahnya mengalihkan kecintaannya
Konsep yang kedua dalam pemulihan jiwa individu Nabi Yusuf ialah iman.
substansi dari beriman adalah sikap ikhlas yang mendefinisikan semua kebaikan
sebagai ibadah, sebagai bukti iman selalu bergantung Allah semata dan terhadap
segala ketentuan-Nya yang bisa menghindari manusia dari trauma yang pernah
dialami.
Beriman kepada Allah swt. dan mendekatkan diri kepada-Nya tidak saja
merupakan faktor penting dalam menjaga kesehatan jiwa, tetapi juga merupakan
102
Kementerian Agama, Mushaf Wakaf al-Qur’an dan Terjemah, h. 24.
103
Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir al-Qur’anul Majid an-Nu>r, h. 1980.
62
Allah swt. dan mendekakan diri kepada-Nya melalui sikap tunduk untuk
menjalankan berbagai macam aktivitas ibadah, bersikap pasrah, dan berpegang teguh
pada nilai taqwa demi mencapai ridho-Nya serta menjauhi segala bentuk yang
dilarang Allah swt. dan Rasul-Nya, dapat menciptakan kekuatan spiritual manusia
dan membebaskannya dari pengaruh buruk yang melemahkan aktivitas raga dan
Hati yang penuh dengan keimanan kepada Allah swt. tidak akan terjangkit
penyakit dengki atau jenis penyakit hati lainnya. Beriman kepada Allah swt., ikhlas
perintah yang Allah serukan, berpegang teguh pada tali agama Allah dan bersikap
menyelamatkan seseorang dari rasa gelisah, gundah serta perasaan hampa pada
jiwanya serta akan melahirkan rasa ketenangan dan kesejukan kepada jiwanya. 104
kematangan emosi dan sosial. Penyesuaian individu terhadap diri dan alam
sekitarnya. Kesiapan individu dalam memikul beban hidup dan menghadapi segala
104
MD Ahmad, Psikologi dan Konseling Qur’ani, (jurnal,
http://eprints.uad.ac.id/5142/1/PSIKOLOGI DAN KONSELING QURANI.pdf), (9 Agustus 2020), h.
111.
105
Kementerian Agama, Mushaf Wakaf al-Qur’an dan Terjemah, h. 252.
63
Atas kesabaran dan keikhlasan Nabi Yusuf, beliau diberikan pemulihan yang
lebih oleh Allah swt. ketika dibuang oleh saudara-saudaranya. Nabi Yusuf diambil
oleh musafir yang ingin mengambil air di sumur tersebut, lalu dijual kepada orang
yang baik yang sangat bersenang hati membeli Nabi Yusuf karena berfirasat Nabi
Yusuf bisa bermanfaat bagi dirinya dan negeri. Melalui perantara orang baik tersebut
baik, diangkatnya sebagai anak, diberikan kedudukan, diajarkan ilmu dan takwil
mimpi.
sebuah hakikat kewajiban bagi sesama manusia untuk saling menjaga dan
menghargai hak hidup orang lain. Masing-masing manusia memiliki hak untuk hidup
aman dan mendapat perlindungan tanpa adanya perlakuan diskriminasi dari pihak
lain.
Atas dasar itu, maka setiap orang tidak boleh merendahkan, melecehkan,
melukai apalagi menindas manusia dan berbagai bentuk kekerasan lainnya seperti
yang dialami Nabi Yusuf.107 Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Al Hujura>t/49:
11- 12:
ٞ ٓ َ ََ ۡ ۡ ٗۡ َ ْ َ َ َ َ َۡ
ٰٓ ٞ ۡ َ ۡ َ ۡ َ َ ْ َ َ َ َّ َ ُّ َ ٰٓ َ
ُِين ُءامنوا َُل ُيسخ ُر ُقوم ُمِنُقو ٍم ُعَس ُأنُيكونوا ُخرياُمِنهم ُوَل ُن ِساء ُمِن ُ يأيها ُٱَّل
ۡ ََۡ ۡ ْ َ ََ ۡ َ ْ ۡ َ َ َ َّ ۡ ٗ ۡ َ َّ َ َ َ َ ٓ َ
ُب ُبِئ َسُِ َُٰوَل ُت َنابَزوا ُُب ِٱۡللق ُوَل ُتل ِمز ٓوا ُأنف َسكم َِۖس ُأن ُيكن ُخريا ُمِنهنٰٓ ن ِسا ٍء ُع
106
MD Ahmad, Psikologi dan Konseling Qur’ani, jurnal, h. 140.
Lailul Ilham, Penangan Perempuan Korban Trauma Masa Lalu di Lembaga Kiprah
107
ْ َ َ َ َّ َ ُّ َ ٰٓ َ َ َٰ َّ َ ٰٓ َ َ ۡ َ ۡ َّ َ َ َٰ َ ۡ َ ۡ َ ۡ ۡ
ُِين ُءامنواُ ُيأيها ُٱَّل١١ُ ون ُ ب ُفأ ْولئِك ُهم ُٱلظل ِم ن ُومنُلم ُيت ُِِۚ ٱۡليم
ِ ُ سمُ ُٱلفسوقُ ُبعد ُ ٱِلِ
ً َ
ُُۚ مُب ۡعضا بُب ۡعضك َّ ُو ََل َُي ۡغ َت َ َ َ ٞۡ
َ ْ َُتَ َّسسوا َّ َ َّ
ُِ ن ُإِن َُب ۡعض ُٱلظ
ن ُإِثمُِۖو َُل
َّ ٗ ِ وا ُْ َكث
ُِ رياُم َِن ُٱلظ ۡ
ُ ٱج َتنِب
ٞ َّ ٞ َ َ َّ َّ َ َّ ْ َّ َ ۡ َ َ َٗۡ َ َ َ َۡ َ ۡ َ َ ُّ َ
َّ
ُ١٢ُٱَّللُتوابُرحِيم ُ ُٱَّللُُۚإِن
ُ ُوا ُ ُوٱتق َ ۡ
ُ ُۚأُيِب ُُأحدكمُأنُيأكلُۡلمُأخِيهُِميتاُفك ِرهتموه
Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah ada satu kelompok laki-laki
diantara kamu memperolok-olokkan kelompok laki-laki lainnya, karena
kemungkinan mereka inilah yang lebih baik. Begitu juga janganlah ada satu
kelompok perempuan memperolok- olokkan perempuan lainnya karena
mungkin mereka inilah yang lebih baik. Janganlah kalian saling mencela dan
menjuluki dengan nama-nama yang buruk. Betapa buruknya jika setelah
menjadi orang-orang beriman kalian saling menjuluki dengan nama-nama
yang buruk. Barng siap tidak menghentikan perbuatan yang seperti ini adalah
orang-orang yang zalim. Hindarkanlah kecurigaan- kecurigaan, karena
sebagian dari kecurigaan-kecurigaan itu adalah dosa. Janganlah kalian
menyelidiki (memata-matai) orang lain, dan janganlah kalian saling
menjelek-jelekkan. Adakah diantara kalian yang suka memakan bagkai
saudaranya. Betapa menjijikkannya (kalau ini sampai dilakukan).
Sesungguhnya Allah maha pengampun dan maha pengasih.108
Merupakan suatu yang tidak asing dalam setiap penyampaian nasihat-nasihat
atau hikmah kepada manusia agar tidak segan-segan saling membantu sesama
dalam QS al-Ma>idah/5: 2:
َ َ َّ َّ َ َّ ْ َّ َ َٰ َ ۡ ۡ َ ۡ ۡ َ َ ْ َ َ َ َ َ َٰ َ ۡ َّ َ ۡ َ َ ْ َ َ َ َ
ُُٱَّلل ُشدِيد ن ُوٱتقوا ُٱَّللُِۖإِن
ِۚ ِ ُٱۡلث ِم ُوٱلعدو
ِ ُوَل ُتعاونوا ُلَع
ُ ُِۖوٱتل ُقوى
ُ ِب
ِ ِ وتعاونوا ُلَع ُٱل...
َ ۡ
ُ ُُاب
ِ ِٱلع
ق
Terjemahnya:
108
Kementerian Agama, Mushaf Wakaf al-Qur’an dan Terjemah, h. 517.
65
membantu orang orang lain, yang sedang membutuhkan dan tidak dalam kontek
kemaksitan kepada Allah itu merupakan sebuah kewajiban. Serta tidak hanya atas
dasar perintah dari Tuhan melainkan juga panggilan kemanusiaan untuk saling
memberikan kesejahteraan kepada sesama umat.
Dalam kontek penelitian ini pada QS. Yu>suf/12: 21 ialah orang yang sedang
menderita trauma merupakan orang yang sedang dalam posisi membutuhkan simpati
dan kepedulian dari lingkungan, dengan kondisi tidak stabil menuntut penderita
trauma untuk melibatkan orang lain dalam proses pemulihan psikologisnya. Dan
sebagaimana Allah telah mewajibkan kepada hambanya untuk membantu orang yang
sedang dalam kesulitan, teraniaya, tidak berdaya dan salah satu bentuk kasusnya
yang pernah mengalami trauma masa lalu atau pernah mengalami penyiksaan baik
secara fisik maupun psikis akan cenderung menjadi pribadi yang tertekan. Tekanan
itu bisa saja membuat seseorang menjadi cenderung keras, suka berbuat kekerasan
juga atau menjadi trauma sehingga sepanjang hidupnya terus mengalami ketakutan.
Dan tidak pernah menunjukkan kebahagiaan selayaknya orang hidup normal pada
umumnya. Sehingga pada situasi seperti itu dibutuhkan segera bantuan dari orang
lain untuk memberikan penanganan khusus untuk bisa menghapus hal-hal buruk
yang tersimpan di alam bawah sadar sehingga kita melangkah dengan lebih ringan
109
Kementerian Agama, Mushaf Wakaf al-Qur’an dan Terjemah, h. 105.
66
tanpa ada tekanan masa lalu yang cenderung menghambat langkah-langkah untuk
mengalami kesulitan dan masalah hidup, baik lahiriah maupun bathiniah yang
dan masa yang akan datang, agar menjadi manusia mandiri dan dewasa dalam
ibadah, akhlak, dan muamalah dengan benar, untuk mencapai kebahagiaan didunia
dan akhirat.111 Sama seperti hal yang dialami Nabi Yusuf yang telah melalui ujian-
ujian yaitu dibuang oleh saudara-saudaranya sendiri sehingga anugerah dan karunia
Allah datang kepada Nabi Yusuf, yaitu pemulihan melalui kelembutan hati al-Aziz,
mempunyai makna yang lebih dalam. Sebab, penghormatan itu bukan hanya kepada
orangnya saja, melainkan tempat tinggalnya juga, sebagai bentuk intensitas dalam
110
Lailul Ilham, Penangan Perempuan Korban Trauma Masa Lalu di Lembaga Kiprah
Perempuan (KIPPER), Skripsi, h. 51.
111
Kusmawati Hatta, Trauma dan Pemulihannya: Sebuah Kajian Berdasarkan Kasus Pasca
Konflik dan Tsunami, h. 143
67
dasar sumur dan sekitarnya penuh bahaya dan hal-hal yang menakutkan.112
pengangkatan anak yang diperbolehkan dalam Islam tentu saja yang memiliki arti
anak tersebut dan juga memberikan perlndungan tanpa menjadikannya sebagai anak
kandung. Dan agama Islam juga menganjurkan agar umat manusia dapat saling
tolong menolong trhadap sesame manusia. Pengangkatan anak atau disebut juga
adopsi merupakan salah satu cara untuk menolong sesame manusia, karena adopsi
dengan pengertian mengangkat anak orang lain untuk diperlakukan sebagai anak
sendiri tanpa mengubah status anak tersebut menjadi anak kandung adalah adopsi
yang diperbolehkan dalam Islam, dan hal itu perbuatan yang sangat mulia.
layaknya anak kandung sendiri. Adapun dalam hal nasab, anak tersebut nasabnya
tetap pada ayah kandungnya karena antara anak angkat dengan orang tua angkat
tidak ada sama sekali hubungan nasab yang dapat mempunyai hak seperti anak
112
Sayyid Quthb, Fi> Zhila>lil Qur’a>n, (Cet. I; Depok: Gema Insani Press, 2003), h. 337.
113
Yusuf Qardawi, Halal dan Haram Dalam Islam, (Surakarta: Era Intermedia, 2005), h. 319.
68
terlantar demi kepentingan dan kemaslahatan anak dengan tidak memutuskan nasab
orang tua kandungnya adalah perbuatan yang terpuji dan dianjurkan, bahkan dalam
kondisi tertentu dimana tidak ada orang lain yang memeliharanya mka wajib bagi si
mampu yang menemukan anak terlantar tersebut hukumnya wajib untuk mengambil
dan memeliharanya tanpa harus memutuskan nasab dengan orang tua kandungnya.
yang ingin dicapai karena pada dasarnya banyak faktor yang mendukung seseorang
pengangkatan anak dilakukan oleh orang yang tidak diberi keturunan. Pengangkatan
Seperti halnya pengangkatan Nabi Yusuf as. Sebagai anak dari al-Aziz yang
tujuannya untuk memberi perlindungan dan memberi manfaat dalam urusan al-Aziz
dengan istrinya maupun dengan urusan negara. Sebab, nyatanya terdapat pada tanda-
tanda kecerdikan dan kecerdasan Nabi Yusuf as. sehingga dapat menjadi penawar
Ketika Nabi Yusuf diminta raja memilih jabatan yang bisa memberikan
manfaat bagi rakyat Mesir, Yusuf memilih agar ia ditugaskan untuk menjadi
114
Zakia Al-Farhani, Proes Pengangkatan Anak (Adopsi) dalam Perspektif Hukum Islam
(Studi Kasus Yayasan Siran Malik Pesantren Al-Falah Parung Benying), Skripsi, (Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah, 2011), h. 25.
115
Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir al-Qur’anul Majid an-Nu>r, h. 1979.
69
bendahara kerajaan. Nabi Yusuf memilih jabatan itu karena keikhlasannya untuk
mengoptimalkan potensi yang ada di dalam dirinya berupa rasa percaya diri dan
mampu memikul tanggung jawab. Sedangkan potensi yang terdapat dalam diri Nabi
Yusuf itulah yang menjadi syarat utama memikul jabatan tinggi itu. Selain itu, Nabi
Yusuf juga merasa bahwa pekerjaan sebagai bendaharawan negara itu sangat berat
dan tidak sembarang orang bisa melakukannya. Dengan demikian, bisa diketahui
Keberanian Nabi Yusuf untuk memilih jabatan itu juga berawal dari raja
kedudukan yang mulia di sisi raja. Oleh karena itu, Nabi Yusuf yang memilih
jabatan dan raja yang menyetujuinya. Lebih lanjut lagi, Ibnu Su’ud mengatakan
dalam tafsirnya sebagaimana dikutip oleh Hamka bahwa “Yusuf yang memilih
jabatan adalah kehendak Allah, sedangkan fungsi raja hanyalah sebagai alat penyalur
orang-orang yang zalim. Jawaban Nabi Yusuf dijelaskan Allah dalam firman-Nya
QS Yu>suf/12: 55
ٌ َ
َ يظ
ُُٞعل ِيم َۡ ٓ َ ََ َۡ ۡ َ َ
ِ ُلَعُخ َزائ ِ ِنُٱۡل
ۡرضُإ ِ ِّنُح ِف َٰ قالُٱجعلِن
ِ
Terjemahnya:
70
Takwil mimpi yang diajarkan oleh Allah swt. kepada Nabi Yusuf adalah
anugerah. Mimpi Nabi Yusuf adalah cita-cita. Di dalam kisah Nabi Yusuf, beliau
bermimpi menjadi sarana utama Nabi Ya’qub untuk membimbing Nabi Yusuf.
Yūsuf bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan bersujud padanya.
Mimpi tersebut kemudian diceritakan kepada ayahnya. Tentang mimpi Nabi Yūsuf,
mimpi anaknya itu, yaitu 11 bintang berarti 11 saudara, matahari adalah bapak, dan
rembulan adalah ibu. Mimpi tersebut menunjukkan bahwa Nabi Yusuf nantinya akan
mendapat anugrah besar dengan menjadi manusia mulia dan terhormat dalam
pandangan Allah swt dan manusia, yaitu menjadi Nabi Allah. Selain itu, Nabi
Ya’qub juga berkata bahwa melalui mimpi itu Allah telah mengistimewakannya
Adapun penakwilan mimpi yang dilakukan oleh Nabi Yusuf yang kedua ialah
116
Kementerian Agama, Mushaf Wakaf al-Qur’an dan Terjemah, h. 242.
117
Kementerian Agama, Mushaf Wakaf al-Qur’an dan Terjemah, h. 235.
71
dalam penjara. Tafsir mimpi yang pertama ialah tafsir mimpi tentang memeras
anggur, Nabi Yusuf menafsirkan bahwa pemuda tersebut akan bebas dan kembali
mimpi pemuda yang membawa roti di atas kepalanya dan dimakan burung, Nabi
Yusuf menafsirkan bahwa pemuda tersebut tidak akan bebas, bahkan dia akan
dihukum salib dengan hukuman salib di tanah yang lapang, sehingga sebagian
berarti menyingkap rahasia dan makna yang terkandung dalam sebuah mimpi
berkaitan dengan kehidupan manusia atau masa depan seseorang. Begitu juga Allah
dan akhirat sebagai tanda bahwa Allah Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana
Yusuf as. sebagai balasan atas kesabarannya. Di antara nikmat dan karunia Allah
tersebut baik materi dan bukan adalah sebagai berikut:
1. Sifat Ketahan-Malangan
Dalam menjalani kehidupan, manusia dapat dibagi atas tiga kategori, yakni:
Quitters (diam dan tidak dinamis), Camper (selalu mencoba tetapi gampang
118
Siti Zulaikhoh, Kisah Nabi Yusuf (Ibrah dan Implementasi Konseptual dalam Pendidikan ,
Tesis, h. 53.
72
menyerah setelah mendapat tantangan), dan Climber (orang yang berani dan bertahan
menghadapi tantangan kehidupan). Semua sifat ini sudah dimiliki oleh Nabi Yusuf
alami ketika berada di dalam sumur yang gelap gulita dan di balik barang-barang
dagangan. Penderitaan Nabi Yusuf mulai lepas dengan mendapat anugrah berupa
tinggal di rumah pembesar Mesir yang identik dengan kemewahan. Melalui hukum
alamnya, Allah menguatkan hati yang sedang menderita dengan caranya sendiri
sebagaimana terlihat pada saat Nabi Yusuf berada di dalam sumur. Dia mendapat
perantara perlakuan yang baik oleh al-Aziz sebagai pemulihan yang dialami Nabi
emosinya dengan tepat, dan berempati. Hal ini sebagaimana terlihat dari sikap Nabi
Yusuf ketika berada di dalam sumur tetap tenang dengan ilham yang diberikan Allah
melalui bisikan hatinya. Nabi Yusuf juga tidak meluapkan emosinya ketika dia
119
Siti Zulaikhoh, Kisah Nabi Yusuf (Ibrah dan Implementasi Konseptual dalam Pendidikan,
Tesis, h. 126.
73
dijual sebagai budak dan harus mengabdi kepada salah satu pembesar Mesir (al-
tempat yang sulit dan penuh dengan keterbatasan bisa mendatangkan banyak
kebaikan. Hal ini sebagaimana yang telah dilakukan Nabi Yusuf ketika dibuang di
dalam sumur. Untuk memiliki jiwa ketahan-malangan, maka individu bisa melatih
dirinya untuk tidak segera senang dan puas terhadap prestasi yang telah diterima.
2. Kasih Sayang
Kasih sayang yang cukup telah didapatkan Nabi Yusuf dari ayahnya Nabi
Ya’qub dan perilaku baik al-Aziz, berdampak positif bagi Nabi Yusuf yang memiliki
sikap peduli. Sebagai contoh, Nabi Yusuf setelah diangkat menjadi bendahara Mesir,
Nabi Yusuf memberi bantuan bahan makanan kepada rakyat negara Mesir dan
negara tetangga yang dilanda krisis pangan, serta saudara-saudara Nabi Yusuf yang
datang ke Mesir. Ketika krisis pangan berlangsung lama tidak hanya melanda negara
Mesir, tetapi juga negara-negara lain termasuk Kan’an, tempat nabi Yusuf dilahirkan
diri untuk lebih peka terhadap kasih sayang, menikmati kebersamaan dan aktivitas,
dan tidak membiarkan diri dalam perasaan sakit hati yang berkepanjangan sehingga
memunculkan rasa benci dan permusuhan terhadap orang lain. Hal ini sebagaimana
dia menyambut dengan baik. Meskipun ingatan Nabi Yusuf saat itu masih kuat
tentang perbuatan jahat mereka, Nabi Yusuf tidak membalasnya dengan menyakiti
74
mereka. Nabi Yusuf tetap menghormati mereka sebagaimana lazimnya tamu, yaitu
3. Mimpi
Mimpi secara majazi merupakan cita-cita di masa yang akan datang. Mimpi
merupakan mesin penggerak manusia. Hanya orang yang memiliki mimpi yang
mampu bertahan hidup dalam ujian yang ringan maupun berat. Mimpi diperlukan
alternatif tindakan yang terbaik. Alternatif yang dapat dipilih adalah alternatif
diantara berbagai kemungkinan yang ditawarkan oleh masa depan. Tanpa mimpi,
seseorang tidak akan memiliki kemajuan, kelangsungan hidup dan masa depan. Di
dalam kisah Nabi Yusuf, mimpi menjadi sarana utama Nabi Ya’qub untuk
membimbing Nabi Yusuf. Dalam menapaki suka duka perjalanan hidupnya, mimpi
kesadaran untuk meraih masa depan yang cerah melalui mimpi dan juga berperan
120
Siti Zulaikhoh, Kisah Nabi Yusuf (Ibrah dan Implementasi Konseptual dalam Pendidikan,
Tesis, h. 111.
121
Siti Zulaikhoh, Kisah Nabi Yusuf (Ibrah dan Implementasi Konseptual dalam Pendidikan ,
Tesis, h. 33.
75
mimpi yang benar. Kejernihan hati juga kunci untuk bisa merasakan kasih sayang
Allah dan mendorong optimisme. Ketika Nabi Yusuf berpikir dengan kejernihan
hatinya, dia bisa merasakan betapa Allah cinta kepada dirinya dengan diberikannya
takwil mimpi.
menyenangkan, makanan dan pakaian yang baih dan perlindungan serta pelayanan
yang ramah di rumah al-Aziz yang ketika itu menjabat sebagai menteri keuangan di
lingkungan bendaharawan Mesir; dan jabatan itulah yang kemudian dipegang oleh
oleh al-Aziz pada QS Yu>suf/12: 21 berada dalam surat QS Yusuf itu sendiri yaitu
sifat Nabi Yusuf yang berhati mulia memaafkan kesalahan saudara-saudaranya dan
tidak dendam sama sekali, terdapat pada ayat 91 dan 92. Dalam ayat 91 ini
122
Kementerian Agama, Mushaf Wakaf al-Qur’an dan Terjemah, h. 246.
76
mengecam perbuatan mereka sendiri. Mereka juga tidak mencari dalih dan alasan
untuk perbuatan yang telah mereka lakukan, mereka dengan jantan mengakui
Jika kita perhatikan cara meminta maaf yang dilakukan oleh saudara-saudara
Nabi Yusuf adalah sangat indah. Mereka meminta maaf dengan akhlak yang mulia.
sikap Nabi Yusuf yang ikhlas memberi maaf terhadap saudara-saudaranya atas
Selanjutnya kalimat Pada hari Ini tak ada cercaan terhadap kamu secara
harfiyah bermakna menghilangkan lemak atau minyak yang menutupi perut. Kata
https://www.researchgate.net/publication/335621890_Interpretasi_Ayatayat_Psikologi_Dalam_Surat
_Yusuf), Volume XI, (Lampung: al-Dzikra, 2017), h. 174.
124
Kementerian Agama, Mushaf Wakaf al-Qur’an dan Terjemah, h. 246.
77
itu mengacu pada celaan atau kecaman yang merusak kehormatan, dan membuka aib
seseorang. Maka Nabi Yusuf menggunakan kata ini, dengan tujuan bahwa Nabi
bahwa Nabi Yusuf tidak mau menuntut haknya untuk balas dendam. Sebaliknya
beliau memaafkan mereka dan kemudian berdoa agar Allah swt. juga memberikan
ampunan kepada mereka. Karena sesungguhnya setiap manusia yang berhati baik
tidak memiliki ruang untuk dendam dan pada momen kemenangannya beliau
Jadi, dari semua implementasi dari pemulihan di atas kesimpulan yang dapat
diambil ialah terdapat banyak nilai atau kelebihan-kelebihan yang diperoleh Nabi
Yusuf as. dari Allah swt. melalui perantara perlakuan baik al-Aziz (menteri
kerajaan) sebagai pemulihan yang telah diderita sebelumnya sejak dibuang lalu
dijual, karena sudah menghadapi ujiannya dengan sabar dan ikhlas yang dapat
diimplementasikan yaitu sifat memaafkan dan tidak dendam terlebih lagi dengan
125
Aliem Sofyan, Interpretasi Ayat-Ayat Psikologi dalam Surah Yusuf, (Jurnal
https://www.researchgate.net/publication/335621890_Interpretasi_Ayatayat_Psikologi_Dalam_Surat
_Yusuf), h. 176.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
terhadap sesuatu penyakit atau proses pengembalian mental atau fisik yang
telah rusak, yang dirasakan oleh individu atau komunitas sehingga dapat
tujuan hidup.
dilihat karunia dan anugerah dari Allah swt. yang diberikan kepada Nabi
78
79
oleh saudaranya sendiri, sehingga menjadi budak lalu dijual oleh musafir
rasa kasih sayang kepada semua orang seperti yang diberikan Allah swt. dan
al-Aziz kepada Nabi Yusuf as. Tidak dendam dengan orang-orang yang telah
menyakiti.
5. Allah berkehendak atas segala sesuatu peristiwa yang terjadi, dan tidak ada
pemulihan traumatik dalam QS Yu>suf/12: 21. Dari skripsi ini tentu masih banyak
Dalam penulisan skripsi ini, penulis merasa masih banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Sehingga penulis berharap adanya kritik serta saran yang
80
81
Taliningtyas, Putri. Pemulihan Trauma Terhadap Perilaku Emosi Anak Usia Dini
Pasca Bencana Tanah Logsor di Dusun Jemblung Desa Sampang Kecamatan
Karangkobar Kabupaten Banjarnegara, Skripsi. Semarang: Universitas
Negeri Semarang. 2017.
Teungku Imam Hasbi ash-Shiddieqy, Tafsir al-Qur’a>nul Majid an-Nu>r. Cet. II;
Semarang: Pustaka Rizki Putra. 2000.
Winkel dan Sri Hastuti. Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi. 2006.
Yusuf, Edi. Munasabah Surat Yusuf antara surat dengan ayat,
https://edipustaka.blogspot.com/2012/09/munasabah-surat-yusuf-antara-
surat.html, (9 Agustus 2020)
Zulaikhoh, Siti. Kisah Nabi Yusuf (Ibrah dan Implementasi Konseptual dalam
Pendidikan, Tesis. Salatiga: IAIN Salatiga. 2015.