Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TARIF PAJAK

Dosen Pengajar : Siti Shoimah, S.AB., M.AB

Mata kuliah : hukum pajak

Disusun oleh :

Estivanya Dian Rahmatya (20041048)


Dita Ayu Noviyanti (20041085)

UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN


FAKULTAS EKONOMI
PRODI AKUNTANSI
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur tak henti-hentinya kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang
berjudul “TARIF PAJAK.”

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
pembaca tentang tarif pajak dalam mata kuliah hukum pajak, serta kami
mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada ibu Dosen yang telah
membantu dan tidak lupa pula kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak yang telah membantu kami atas terwujudnya pembuatan makalah ini.

Lamongan, 07 oktober 2021

Hormat Kami

2
Kelompok Penyusun

3
DAFTAR ISI

Kata pengantar ........................................................................................................I

Daftar isi .................................................................................................................II

Bab I pendahuluan ....................................................................................................1

1.1Latar belakang ................................................................................................1


1.2Rumusan masalah ...........................................................................................1
1.3Tujuan .............................................................................................................1

Bab II pembahasan ...................................................................................................2

2.1Pengertian tarif pajak .....................................................................................2


2.2Perbedaan tarif pajak .....................................................................................2
1. Tarif tetap .............................................................................................2
2. Tarif proposional atua sebanding .........................................................2
3. Tarif progresif ......................................................................................3
4. Tarif degresif ........................................................................................4
2.3Sistem tarif .....................................................................................................5
2.4Kebijakan tarif ................................................................................................5

Bab III penutup .........................................................................................................7

3.1Kesimpulan .....................................................................................................7
3.2Saran ...............................................................................................................7

II
BAB I

1.1 Latar belakang

Pemungutan pajak tidak terlepas dari unsur keadilan.  Keadilan disini dapat
diartikan dalam prinsip (undang-undang), maupun adil dalam pelaksaannya
sehingga dapat menciptakan keseimbangan sosial untuk kesejahteraan
masyarakat. Salah satu unsur dalam mencapai keadilan melalui penetapan tarif
pajak, yaitu dengan memberikan tekanan yang sama kepada wajib pajak. Tarif
pajak adalah besarnya nilai yang digunakan untuk menentukan pajak terutang
yang harus dibayar wajib pajak kepada pemerintah sesuai dengan undang-undang
yang berlaku. 

Dalam pengenaan tarif pajak, dinyatakan dalam presentase. Persentase


pengenaan tarif pajak tersebut ada yang tetap dan ada juga yang berubah sesuai
dengan jenis pajak yang harus dibayar wajib pajak. Dalam pengenaan tarif pajak,
dikenal juga pajak terutang yaitu pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak.

Wajib pajak melunasi pajak berdasarkan pajak yang terutang dan berdasarkan
undang-undang yang berlaku. Hal ini dimaksudkan agar asas keadilan terwujud.
Makalah ini membahas macam-macam tarif pajak dan waktu saat-saat terutangnya
pajak sehingga lebih jelas bagi wajib pajak untuk membayar pajak.

1.2 Rumusan masalah


 Apa pengertian tarif pajak?
 Apa saja perbedaan tarif pajak?
 Bagaimana sistem dan kebijakan tarif pajak?

1.3 Tujuan
 Agar pembaca dapat mengerti dan memahami tentang tarif pajak
 Agar pembaca dapat mengerti dan memahami tentang perbedaan tarif
pajak
 Agar pembaca dapat mengerti dan memahami tentang sistem dan
kebijakan tarif pajak

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian tarif pajak

Tarif pajak adalah besarnya nilai yang digunakan untuk menentukan pajak
terutang yang harus dibayar wajib pajak kepada pemerintah sesuai dengan
undang-undang yang berlaku. Salah satu syarat pemungutan pajak adalah
keadilan, baik keadilan dalam prinsip maupun keadilan dalam pelaksanaannya.
Dengan adanya keadilan, pemerintah dapat menciptakan keseimbangan sosial,
yang sangat penting untuk kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Penentuan
tarif pajak merupakan salah satu cara untuk mencapai keadilan.

2.2 Perbedaan tarif pajak

Ada 4 perbedaan dalam tarif pajak yaitu :

1. TARIF TETAP

Tarif tetap adalah tarif pajak yang jumlah nominalnya tetap walaupun dasar
pengenaan pajaknya berbeda/berubah sehingga jumlah pajak yang terutang selalu
tetap.

Contoh: Bea meterai untuk cek dan bilyet giro, berapa pun nominalnya dikenakan
Rp1.000,

2. TARIF PROPORSIONAL ATAU SEBANDING

Tarif proporsional adalah tarif pajak yang merupakan presentase tetap tetapi
jumlah pajak terutang akan berubah secara proporsional atau sebanding dengan
dana pengenaan pajaknya.

2
3. TARIF PROGRESIF

Tarif progresif adalah tarif pajak yang persentasenya semakin besar jika dasar
pengenaan pajaknya meningkat. Jumlah pajak yang terutang akan berubah sesuai
dengan perububahan tarif dan perubahan dasar pengenaan pajaknya.

Tarif progresif ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a. Tarif progresif-proporsional.

Tarif degresif-degresif adalah tarif pajak yang persentasenya semakin kecil


jika dasar pengenan pajaknya meningkat dan besarnya peningkatan dari tarifnya
sama besar. Jumlah pajak yang terutang akan berubah sesuai dengan perubahan
tarif dan perubahan dasar pengenaan pajaknya. Tarif progresif-proposional masih
dapat dibagi menjadi dua, yaitu tarif progresif-proposional absolut dan tarif
progresif-proposional berlapisan.

b. Tarif progresif-progresif.

Tarif progresif-progresif adalah tarif pajak yang persentasenya semakin


besar jika dasar pengenaan pajaknya meningkat dan besarnya peningkatan tarifnya
semakin besar. Jumlah pajak yang terutang akan berubah sesuai dengan perubahan
tarif dan perubahan dasar pengenaan pajaknya. Tarif progresif-progresif masih
dapat dibagi menjadi dua, yaitu tarif progresif-progresif absolut dan tarif
progresif-progresif berlapisan.

c. Tarif progresif-degresif.

Tarif progresif-degresif adalah tarif pajak yang persentasenya semakin


besar jika dasar pengenaan pajaknya meningkat dan besarnya peningkatan tarifnya
semakin kecil, jumlah pajak yang terutang akan berubah sesuai dengan perubahan
tarif dan perubahan dasar pengenaan pajaknya. Tarif progresif-degresif masih
dapat dibagi menjadi dua, yaitu tarif progresif-degresif absolut dan tarif progresif-
degresif berlapisan.

3
4. TARIF DEGRESIF

Tarif degresif adalah tarif pajak yang presentasenya semakin kecil jika
dasar pengenaan pajakanya meningkat. Jumlah pajak yang terutang akan berubah
sesuai dengan perubuhan tarif dan perubahan dasar pengenaan pajaknya.

Tarif degresif ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :

a Tarif degresif-proporsional.

Tarif degresif-proporsional adalah tarif pajak yang persentasenya semakin


kecil jika dasar pengenaan pajaknya meningkat dan besarnya penurunan dari
tarifnya sama besar. Jumlah pajak yang terutang akan berubah sesuai dengan
perubahan tarif dan perubahan dasar pengenaan pajaknya. Tarif degresif
proporsional masih dapat dibagi menjadi dua, yaitu tarif degresif-proporsional
absolut dan tarif degresif-proporsional berlapisan. Dalam praktik, tarif degresif ini
tidak digunakan karena tidak memenuhi asas keadilan.

b. Tarif degresif-progrenit

Tarif degresif progresif adalah tarif pajak yang persentasenya semakin


kecil jika dasar pengenaan pajaknya meningkat dan besarnya penurunan dari
tarifnya semakin besar. Jumlah pajak yang terutang akan berubah sesuai dengan
perubahan tarif dan perubahan dasar pengenaan pajaknya. Tarif degresif-progresif
masih dapat dibagi menjadi dua yaitu tarif degresif-proponsional absolut dan tarif
degresif-progresif berlapisan.

c. Tarif degresif-degresif.

Tarif degresif-degresif adalah tarif pajak yang persentasenya semakin kecil


jika dasar pengenan pajaknya meningkat dan besarnya penurunan dari tarifnya
semakin kecil. Jumlah pajak yang terutang akan berubah sesuai dengan perubahan
tarif dan perubahan dasar pengenaan pajaknya. Tarif degresif-degresif masih
dapat dibagi menjadi dua, yaitu tarif degresif-degresi absolut dan tarif degresif-
degresif berlapisan.

4
2.3 Sistem tarif

Setiap negara akan menentukan sendiri sistem tarif pajak yang akan di
terapkan di negaranya masing-masing. Di indonesia, tarif pajak penghasilan
menggunakan tarif progresif, pajak pertambahan nilai menggunakan tarif
proporsional, pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan
bangunan menggunakan tarif bentham, Dan lain-lainnya.

Dalam bea cukai di terapkan tarif tetap atau tarif proporsional. Ada tarif
yang di sebut tarif ad valorem dan tarif spesifik. Tarif bea masuk terkait pada
perjanjian GATT (General Agreement on Trede and Tariffs), suatu konvensi
internasional. Di atas tarif yang ditentukan dalam GATT itu masih ada
tambahan-tambahan yang ditentukan oleh pemerintah. Misalnya bea masuk
tambahan. Tarif ad valorem adalah suatu tafir dengan persentase tertentu yang
di terapkan pada harga atau nilai barang.

2.4 Kebijakan tarif

Kebijakan tafir mempunyai hubungan erat dengan fungsi pajak dalam


masyarakat, yaitu fungsi budgeter dan fungsi mengatur (rugelerend). Untuk
menentukan hal ini kebijaksanaan pemerintah pemegang peranan yang sangat
penting. Sudah tentu pajak adalah alat utama untuk memasukan uang ke dalam
kas negara yang sangat diperlukan untuk membiayai pengeluaran negara.
Undang-undang pajak dibuat dengan maksud untuk memasukkan uang dalam
kas negara. Tujuan untuk mengatur biasanya merupakan tujuan sampingan.
Tujuan sampingan ini berdasarkan berberbagai alasan dan mempunyai
berbagai maksud yang ingin di inginkan oleh pemerintah, umpama untuk
menarik investasi baik berupa penanaman modal asing maupun modal dalam
negeri, untuk mengembangkan pasar modal, untuk menghambat penggunaan
alkohol, atau melindungi (proteksi) produksi dalam negri dan lain-lain.

Pemerintah untuk mencapai tujuannya, baik yang bersifat politis maupun


yang bukan politis, menggunkan kebijakan tafir dengan mengombinasikan

5
penggunaan tarif pajak tinggi dan tarif pajak rendah (atau 0%). Tetapi karena
tarif pajak termasuk ketentuan material, maka tarif harus dimuat dalam
undang-undang, kecuali jika undang-undang memberi kuasa kepada
pemerintah atau menteri keuangan (delegation of authority).

Besarnya tarif pajak menentukan jumlah pajak yang menjadi beban wajib
pajak sekaligus jumlah penerimaan negara dari pajak. Namun, besarnya pajak
tidak selalu menjadi beban wajib pajak karena dalam wajib pajak tak
langsung, beban pajak dapat dilimpahkan/ di geserkan pada kelompok lain
(tax shifting). Pelimpahan atau pergeseran pajak dapat dibagi menjasi 2, yaitu
pergeseran ke depan (forward shifting) dan pergeseran kebelakang (backward
shifting).

Pergeseran ke depan (forward shifting) adalah pergeseran yang searah


dengan arus barang, yaitu dari hulu kehilir (produsen ke konsumen)
pergeseran ini bersifat menaikkan harga barang sehingga pajak yang telah
dibayar oleh produsen digeserkan ke konsumen. Contohnya seperti PPN.
pergeseran kebelakang (backward shifting) adalah pergeseran yang
berlawanan dengan arus. Pergeseran ini bersifat tidak menaikkan harga barang
sehingga pajak yang telah dibayar oleh produsen digeserkan kepada penjual
bahan yang digunakan dalam produksi atau melakukan efesiensi tenaga kerja.

Tarif pajak juga dapat digunakan untuk tujuan politis, misalnya digunakan
dalam rangka pemilihan umum oleh partai-partai politik peserta pemilihan
umum dengan memberikan janji-janji jika terpilih nantinya (terutama di
negara-negara maju). Disamping itu, dalam perjanjian-perjanjian pajak
bilateral maupun multilateral ada kalanya juga mengandung muatan politis.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tarif pajak adalah besarnya nilai yang digunakan untuk menentukan pajak
terutang yang harus dibayar wajib pajak kepada pemerintah sesuai dengan
undang-undang yang berlaku.
Tarif pajak dibedakan menjadi 4, yaitu :
 Tarif tetap
 Tarif sebaanding (proposional)
 Tarif progresif
 Tarif degresif

Di indonesia, tarif pajak penghasilan menggunakan tarif progresif, pajak


pertambahan nilai menggunakan tarif proporsional, pajak bumi dan
bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan menggunakan
tarif bentham, dll.

Besarnya tarif pajak menentukan jumlah pajak yang menjadi beban wajib
pajak sekaligus jumlah penerimaan negara dari pajak.

3.2 Saran
Setelah selesainya penulisan makalah ini pastilah penulis banyak
kekurangan didalam penyusunan materi. Oleh sebab itu, penulis
memohon kritik dan saran kepada pembaca. khususnya ibu Dosen selaku
pembimbing mata kuliah hukum pajak untuk memberikan kritik, saran
serta masukan yang membangun guna untuk perbaikan penulis di masa
yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai