Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PROJEK

PAJAK DAN SUBSIDI SERTA KONSUMSI DAN TABUNGAN

Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah : Matematika Bisnis
Dosen Pengampu : Dra. Sofnidar, M.Si.

Disusun Oleh : Kelompok 5


Dinda Putri Lestari (A1C221034)
Muhammad Faturrahman (A1C221040)
Manumpak Asi Rotua Situmorang (A1C221055)
Titi Jayanti Anggara (A1C221081)
Kina Fadila (A1C221086)
Lusiana (A1C221089)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pajak dan
Subsidi serta Konsumsi dan Tabungan”. Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dalam mata kuliah Matematika Bisnis
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Sofnidar, M.Si. selaku dosen
pengampu mata kuliah Matematika Bisnis, yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami pada materi ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
memberikan ilmu pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Jambi, 12 Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Tujuan Masalah ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pajak dan Subsidi .................................................................................... 3
2.2 Konsumsi dan Tabungan......................................................................... 7
2.3 Penerapan Pajak dan Subsidi serta Konsumsi dan Tabungan ................. 12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 20
3.2 Saran ....................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 21

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak merupakan pungutan yang ditarik pemerintah (negara) terhadap wajib


pajak tanpa mendapatkan balas jasa langsung. Atau dengan kata lain pajak adalah
sumbangan wajib yang harus dibayar oleh para wajib pajak kepada negara berdasarkan
undang- undang tanpa ada balas jasa yang secara langsung diterima oleh pembayar
pajak. Yang dimana pajak ada yang secara langsung dikenakan kepada masyarakat, ada
juga pajak yang tidak dikenakan secara langsung kepada masyarakat. Pajak tak
langsung seperti PPn dan cukai akan berpengaruh langsung kepada harga yang
ditawarkan oleh produsen sebagai akibat pembebanan pajak terhadap konsumen
sehingga mengubah fungsi penawaran dan keseimbangan pasar.

Sedangkan subsidi merupakan lawan atau kebalikan dari pajak. Oleh karena itu
subsidi sering disebut sebagai pajak negatif. subsidi yang diberikan pemerintah kepada
masyarakat akan menyebabkan ongkos produksi yang dikeluarkan oleh produsen
menjadi lebih rendah dari pada ongkos produksi sebelum adanya atau tanpa adanya
subsidi.

Konsumsi adalah kegiatan membeli barang dan jasa untuk memuaskan


keinginan, memiliki dan menggunakan barang dan jasa tersebut. Pengeluaran konsumsi
rumah tangga adalah nilai belanja yang di lakukan oleh rumah tangga untuk membeli
berbagai kebutuhan dalam satu tahun tersebut. Pembelanjaan masyarakat atas
makanan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka yang lain digolongkan
pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang diproduksi untuk digunakan oleh
masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi. Kegiatan
produksi ada karena ada yang mengkonsumsi, kegiatan konsumsi ada karena ada yang
memproduksi, dan kegiatan produksi muncul karena ada jarak antara konsumsi dan
produksi. Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang dalam mengkonsumsi

1
diantaranya pendapatan, tingkat harga, tingkat bunga dan sebagainya. Pendapatan
rumah tangga mempunyai pengaruh besar terhadap tingkat konsumsi.

tabungan merujuk pada pengumpulan uang yang disisihkan dari pendapatan


setelah dikurangi pengeluaran. Konsep ini tidak hanya melibatkan menyimpan uang di
bank atau lembaga keuangan, tetapi juga bagaimana mengelola dan mengoptimalkan
nilai tabungan tersebut seiring waktu, misalnya melalui perhitungan bunga sederhana
atau bunga majemuk. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa nilai uang
bertumbuh, mendukung kestabilan finansial, dan memenuhi tujuan jangka panjang
seperti pendidikan, pensiun, atau investasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan
beberapa masalah, yaitu :

1. Apa yang dimaksud pajak dan subsidi dan pengaruhnya?


2. Apa yang dimaksud fungsi konsumsi dan fjngsi tabungan?
3. Bagaimana contoh permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan pajak dan
subsidi?
4. Bagaimana contoh permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan fungsi
konsumsi dan fungsi tabungan?
1.3 Tujuan Masalah

Adapun tujuan masalah yanh ingin dicapai berdasarkan rumusan masalah


diatas, ialah :

1. Untuk mengetahui apa itu pajak dan subsidi dan pengaruhnya


2. Untuk mengetahui apa itu fungsi konsumsi dan fungsi tabungan
3. Untuk memahami bagaimana contoh permasalahan sehari-hari yang berkaitan
dengan pajak dan subsidi.
4. Untuk Memahami bagaimana contoh permasalahan sehari-hari yang berkaitan
dengan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pajak dan Subsidi

2.1.1 Pengaruh Pajak Terhadap Keseimbangan Pasar

Pengenaan pajak atas suatu barang yang diproduksi/dijual akan mempengaruhi


keseimbangan pasar barang tersebut. Pajak yang dikenakan atas penjualan suatu barang
menyebabkan harga jual barang tersebut naik. Setelah dikenakan pajak, maka produsen
akan mengalihkan sebagian beban pajak tersebut kepada konsumen, yaitu dengan
menawarkan harga jual yang lebih tinggi. Akibatnya harga keseimbangan yang tercipta
di pasar menjadi lebih tinggi daripada harga keseimbangan sebelum pajak, sedangkan
jumlah keseimbangan menjadi lebih sedikit.

Pengenaan pajak sebesar t atas setiap unit barang yang dijual menyebabkan
kurva penawaran bergeser ke atas, dengan penggal yang lebih besar (lebih tinggi) pada
sumbu harga. Jika sebelum pajak persamaan penawarannya : 𝑃𝑠 = 𝑓 (𝑄) maka setelah
adanya pajak menjadi: 𝑃𝑠 = 𝑓 (𝑄) + 𝑡 Dengan kurva penawaran yang lebih tinggi
(cateris paribus), titik keseimbangan akan bereser menjadi lebih tinggi.

D : Permintaan
𝑃𝑠 : Penawaran ada pajak
Et
yt
Eo 𝑃𝑠 : Penawaran
yo

Xt Xo

Grafik keseimbangan pasar setelah ada pajak

3
Rumus pajak terhadap keseimbangan pasar

1. Keseimbangan Sebelum Pajak


𝑃𝑑 = 𝑃𝑠
Keterangan :

𝑃𝑑 : Fungsi Permintaan
𝑃𝑠 : Fungsi Penawaran

2. Keseimbangan Setelah Pajak


Pajak hanya akan mempengaruhi fungsi penawaran saja sementara fungsi
permintaan tetap. Sekarang keseimbangan setelah adanya pajak menjadi:
𝑃𝑑 = 𝑃𝑠 + 𝑡
Keterangan :

𝑃𝑑 : Fungsi Permintaan
𝑃𝑠 : Fungsi Penawaran
𝑡 : Pajak

Keinginan produsen, seluruh beban pajak ditanggung oleh konsumen,


kenyataannya tidak, berarti ada sebagian pajak yang ditanggung oleh produsen.
Beban pajak yang ditanggung oleh konsumen, adalah: selisih harga
keseimbangan setelah ada pajak dengan harga keseimbangan sebelum ada pajak,
sedangkan sisa pajak menjadi tanggungan produsen. Sedangkan penerimaan
pemerintah dari pemungutan pajak, adalah: hasil kali jumlah barang yang terjual
dengan besar pajak yang dikenakan untuk setiap unit barang yang terjual. Rumus beban
pajak dan penerimaan dari pajak, adalah:
1. Penerimaan Pajak oleh Pemerintah (T)
𝑇 =𝑡 ×𝑄
Keterangan :

4
𝑡 : Pajak
𝑄 : Jumlah barang yang ditawarkan setelah dikenai pajak

2. Besar Pajak yang ditanggung konsumen (Tk) dan Produsen (Tp)


Tk = Harga setelah pajak – harga sebelum pajak
Tp = Besarnya pajak (t) – pajak yang ditanggung konsumen (Tk)

2.1.2 Pengaruh Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar

Subsidi kebalikan dari pajak, jika pajak akan meningkatkan harga maka subsidi
akan menurunkan harga dan jumlah barang yang ditawarkan juga akan bertambah
menyebabkan harga jual barang menjadi lebih murah, karena biaya produksi menjadi
lebih ringan. Setelah ada subsidi, harga keseimbangan menjadi lebih rendah dari
sebelumnya dan jumlah keseimbangannya menjadi lebih banyak. Sebelum subsidi
persamaan penawarannya: 𝑃𝑠 = 𝑓 (𝑄) maka setelah adanya subsidi menjadi 𝑃𝑠 =
𝑓 (𝑄) − 𝑠

Secara grafis, kurva penawaran setelah ada subsidi b satuan bergeser ke bawah
sebesar subsidi yang diberikan.

D: Permintaan

𝑃𝑠 : Penawaran
Eo
yo 𝑃𝑠 : Penawaran ada subsidi
Eb
yb

xo xb

Grafik keseimbangan pasar setelah ada subsidi

5
Rumus subsidi terhadap keseimbangan pasar

1. Keseimbangan Sebelum Subsidi


𝑃𝑑 = 𝑃𝑠
Keterangan :

𝑃𝑑 : Fungsi Permintaan
𝑃𝑠 : Fungsi Penawaran

2. Keseimbangan Setelah Subsidi


Subsidi hanya akan mempengaruhi fungsi penawaran saja sementara fungsi
permintaan tetap. Sekarang keseimbangan setelah adanya pajak menjadi:
𝑃𝑑 = 𝑃𝑠 − 𝑠
Keterangan :

𝑃𝑑 : Fungsi Permintaan
𝑃𝑠 : Fungsi Penawaran
𝑠 : Pajak

Subsidi tidak hanya dinikmati oleh konsumen saja, produsen pun


menikmatinya. Bagian subsidi yang dinikmati konsumen adalah: selisih harga
keseimbangan sebelum ada subsidi dengan harga keseimbangan setelah ada subsidi,
sedangkan bagian subsidi yang dinikmati produsen adalah: selisih besar subsidi yang
diberikan dengan bagian subsidi yang telah dinikmati konsumen. Sedangkan total
subsidi yang diberikan pemerintah adalah: hasil kali jumlah barang yang terjual dengan
besar subsidi untuk setiap unit barang. Rumus penikmatan dan total pemberian
subsidi, adalah:
1. Besarnya Subsidi Konsumen (Sk) dan Produsen (Sp)
Sk = harga sebelum subsidi – harga setelah subsidi
Sp = Besarnya subsidi – Subsidi konsumen

6
2. Besarnya Subsidi yang diberikan Pemerintah (S)
S = s × jumlah barang setelah subsidi

2.2 Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan


2.2.1 Fungsi Konsumsi

Konsumsi

Konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat dan negara sangat erat hubungannya
dengan pendapatan masyarakat dan negara. Sehingga besar kecilnya konsumsi
ditentukan oleh tingkat pendapatan. Semakin besar pendapatan akan selalu diikuti
meningkatnya konsumsi. Jadi, hubungan antara pendapatan dan konsumsi bersifat
positif (berbanding lurus), atau secara matematis fungsi konsumsi dapat dinotasikan C
= f(Y).

Sisa dari pendapatan yang tidak dikonsumsi oleh masyarakat akan ditabung,
sehingga semakin besar pendapatan, akan semakin besar pula tabungan. Jadi, hubungan
antara pendapatan dengan tabungan bersifat positif (berbanding lurus), atau secara
matematis fungsi tabungan dapat dinotasikan S = f (Y).

Dalam suatu perekonomian, pendapatan masyarakat suatu negara secara


keseluruhan (pendapatan nasional) dialokasikan ke dalam dua kategori penggunaan,
yaitu untuk keperluan konsumsi dan tabungan. Pada umumnya pendapatan
dilambangkan dengan Y, sedangkan konsumsi dilambangkan dengan C, tabungan
dilambangkan dengan S, dan investasi dilambangkan dengan I.

Menurut John Maynard Keynes, pendapatan suatu negara dapat

dirumuskan sebagai berikut.

a. Ditinjau dari segi perseorangan: Y = C + S


b. Ditinjau dari segi perusahaan/pengusaha: Y = C + I

Keterangan:

7
Y = income / pendapatan

C = consumption / konsumen

S = saving / tabungan

I = investment / investasi

Jika pendapatan berubah, maka akan berakibat konsumsi dan tabungan juga
berubah. Perubahan tersebut dapat ditentukan sebagai berikut:

1) MPC (Marginal Propencity to Consume) adalah angka perbandingan antara


besarnya perubahan konsumsi dengan besarnya pendapatan nasional, sehingga
∆𝐶
dapat dirumuskan: MPC = ∆𝑌

Keterangan :
ΔC = selisih konsumsi atau tambahan konsumsi atau perubahan konsumsi
ΔY = selisih pendapatan atau tambahan pendapatan atau perubahan pendapatan
2) MPS (Marginal Propencity to Save) adalah perbandingan antara bertambahnya
tabungan dengan bertambahnya pendapatan nasional, yang dapat dirumuskan
∆𝑆
sebagai berikut: MPS = ∆𝑌

Keterangan:
ΔS = selisih dari tabungan atau tambahan dari tabungan atau perubahan tabungan
ΔY = selisih pendapatan atau tambahan pendapatan atau perubahan pendapatan

Fungsi Konsumsi

Fungsi konsumsi adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara konsumsi


(C) dengan pendapatan (Y). Pada umumnya, fungsi konsumsi diasumsikan mempunyai
persamaan linear sebagai berikut:

C = a + bY

Syarat mutlak fungsi konsumsi, yaitu:

 nilai a = harus positif

8
 nilai b = harus positif

Keterangan:

C = tingkat konsumsi nasional

a = besarnya pengeluaran konsumsi pada saat pendapatan nol atau autonomous


consumption (konsumsi otonom).

b = MPC yaitu tambahan konsumsi dengan adanya penambahan pendapatan.

Untuk mengetahui besarnya a, dapat dihitung menggunakan rumus: a = (APC


– MPC)Y

Dimana:

APC = Average Propencity to Consume, artinya: hasrat untuk konsumsi rata-rata.

APC adalah perbandingan antara besarnya konsumsi pada suatu tingkat


pendapatan nasional (C) dengan besarnya tingkat pendapatan nasional tu sendiri (Y).

Bila ditulis dengan rumus adalah:

𝐶 ∆𝐶
APC= 𝑌, sedangkan b atau = ∆𝑌

Dalam fungsi konsumsi, kita juga harus mengenal tingkat pendapatan Break
Even Point (BEP) atau Break Even Income (BEI). Adapun maksud tingkat pendapatan
BEP adalah tingkat pendapatan, di mana besarnya pendapatan sama dengan besarnya
pengeluaran untuk konsumsi, yang dapat dirumuskan:

Y = C atau S = 0

Dimana:

C = fungsi konsumsi

S = fungsi tabungan

9
2.2.2 Fungsi Tabungan

Fungsi tabungan yaitu fungsi yang menunjukkan hubungan antara tabungan (S)
dengan pendapatan (Y). Dengan menggunakan rumus fungsi konsumsi, dapat
ditentukan sebagai berikut:

Y=C+S

S=Y–C

C = a + bY,

Sehingga S = Y – (a + bY)

S = Y – a – bY

S = -a + (1 – b) Y

Jadi, fungsi tabungan dapat dirumuskan sebagai berikut:

S = -a + (1 – b)Y

Sehingga:

∆𝑆
1 – b atau MPS = ∆𝑌

Syarat mutlak fungsi tabunga yaitu:

 nilai a = harus negatif


 nilai 1 - b = harus positif

Keterangan:

S = Tingkat tabungan nasional

1 – b = MPS yaitu tambahan pendapatan yang digunakan untuk tambahan tabungan

2.2.3 Hubungan MPC dengan MPS

Secara matematis hubungan antara MPC dan MPS dapat dinyatakan sebagai berikut:

10
MPC + MPS = 1

MPC = 1 – MPS

MPS = 1 – MPC

2.2.4 Angka Pengganda Pendapatan (Multiplier)

Angka pengganda pendapatan adalah angka yang menunjukkan perubahan


konsumsi dan tabungan karena adanya perubahan pendapatan nasional. Angka
pengganda biasa ditulis dengan huruf k dan dirumuskan sebagai berikut.

1 1
k = 1 − MPC = 𝑀𝑃𝑆

2.2.5 Cara Lain untuk Mencari Fungsi Konsumsi & Tabungan

a. Untuk menentukan fungsi konsumsi, dapat digunakan rumus berikut:


𝐶 − 𝐶1 𝑌 − 𝑌1
=
𝐶2 − 𝐶1 𝑌2 − 𝑌1
Keterangan:
𝐶 = tingkat konsumsi
𝑌 = tingkat pendapatan
𝐶1 = tingkat konsumsi yang ke-1
𝐶2 = tingkat konsumsi yang ke-2
𝑌1 = tingkat pendapatan yang ke-1
𝑌2 = tingkat pendapatan yang ke-2
b. Untuk menentukan fungsi tabungan, dapat digunakan rumus berikut:
𝑆 − 𝑆1 𝑌 − 𝑌1
=
𝑆2 − 𝑆1 𝑌2 − 𝑌1
Keterangan:
𝑆 = tingkat tabungan
𝑌 = tingkat pendapatan
𝑆1 = tingkat tabungan yang ke-1
𝑆2 = tingkat tabungan yang ke-2
𝑌1 = tingkat pendapatan yang ke-1

11
𝑌2 = tingkat pendapatan yang ke-2

2.3 Penerapan Pajak dan Subsidi Serta Konsumsi dan Tabungan

2.3.1 Contoh persoalan pajak dan subsidi

Fungsi permintaan telur do toko doni adalah 𝑃 = 2𝑄 − 16, sedangkan fungsi


penawarannya adalah 𝑃 = 1,5𝑄 − 10. Terhadap barang tersebut dikenakan pajak
sebesar 4 perunit. Pemerintah memberikan subsidi barang terebut sebesar 1 terhadap
barang yang di produksi. Berapa harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan
sebelum pajak, berapa besar penerimaan pajak oleh pemerintah, berapa besar pajak
yang ditanggung konsumen dan produsen dan berapa pula jumlah keseimbangan
sesudah pajak dan berapa harga keseimbangan pasar sebelum dan sesudah subsidi,
berapa bagian dari subsidi untuk konsumen dan produsen, berapa subsidi yang
diberikan pemerintah?

Jawab :

Diketahui :

Fungsi permintaan : 𝑃 = 2𝑄 − 16

Fungsi penawaran : 𝑃 = 1,5𝑄 − 10

Besar pajak : 𝑡 = 4 perunit

Subsidi : 𝑠 = 1

Ditanya :

1. Keseimbangan pasar sebelum adanya pajak?


2. Keseimbangan pasar sesudah adanya pajak?
3. Berapa besar penerimaan pajak oleh pemerintah?
4. Berapa besar pajak yang ditanggung konsumen dan produsen?
5. Keseimbangan pasar sebelum subsidi?
6. Keseimbangan pasar sesudah subsidi?

12
7. Berapa bagian dari subsidi untuk konsumen dan produsen?
8. Berapa subsidi yang diberikan pemerintah?

Penyelesaian :

1. Keseimbangan pasar sebelum adanya pajak


𝑃𝑑 = 𝑃𝑠
2𝑄 − 16 = 1,5𝑄 − 10
2𝑄 − 1,5𝑄 = 16 − 10
0,5𝑄 = 6
𝑄 = 12
Dengan 𝑄 = 12
Maka :
𝑃 = 2𝑄 − 16
= 2(12) − 16
= 24 − 16
𝑃=8
Jadi keseimbangan pasar sebelum adanya pajak adalah jumlah barang yang
ditawarkan 𝑄 = 12 dan harga barang adalah 𝑃 = 8

2. Keseimbangan pasar sesudah adanya pajak


Fungsi penawaran awal :𝑃 = 1,5𝑞 − 10
Berubah menjadi :

𝑃 = 1,5𝑞 − 10 + 4

𝑃 = 1,5𝑞 − 6

Sekarang keseimbangan setelah adanya pajak adalah

𝑃𝑑 = 𝑃𝑠 + 𝑡
2𝑄 − 16 = 1,5𝑄 − 6
2𝑄 − 1,5𝑄 = 16 − 6

13
0,5𝑄 = 10
𝑄 = 20
Dengan 𝑄 = 20
Maka :
𝑃 = 2𝑄 − 16
= 2(20) − 16
= 40 − 16
𝑃 = 24
Jadi titik keseimbngan setelah adanya pajak adalah jumlah barang yang
ditawarkan 𝑄 = 20 dan tingkat harga adalah 𝑃 = 24.
3. Besar penerimaan pajak oleh pemerintah
𝑇 = 𝑡 × 𝑄 = 4 × 20 = 80
Jadi besarnya penerimaan pemerintah dari pajak adalah: Rp 80

4. Besar pajak yang ditanggung konsumen (Tk) dan produsen (Tp)


Tk = Harga setelah pajak – harga sebelum pajak = 24 – 8 = 16
Tp = Besarnya pajak (t) – pajak yang ditanggung konsumen (Tk) = 4 – 16 = –12

5. Keseimbangan pasar sebelum adanya subsidi


𝑃𝑑 = 𝑃𝑠
2𝑄 − 16 = 1,5𝑄 − 10
2𝑄 − 1,5𝑄 = 16 − 10
0,5𝑄 = 6
𝑄 = 12
Dengan 𝑄 = 12
Maka :
𝑃 = 2𝑄 − 16
= 2(12) − 16
= 24 − 16
𝑃=8

14
Jadi keseimbangan pasar sebelum adanya subsidi adalah jumlah barang yang
ditawarkan 𝑄 = 12 dan harga barang adalah 𝑃 = 8.

6. Keseimbangan pasar sesudah adanya subsidi


Fungsi penawaran awal :𝑃 = 1,5𝑞 − 10
Berubah menjadi :

𝑃 = 1,5𝑞 − 10 − 1

𝑃 = 1,5𝑞 − 11

Sekarang keseimbangan setelah adanya subsidi adalah

𝑃𝑑 = 𝑃𝑠 + 𝑡
2𝑄 − 16 = 1,5𝑄 − 11
2𝑄 − 1,5𝑄 = 16 − 11
0,5𝑄 = 5
𝑄 = 10
Dengan 𝑄 = 10
Maka :
𝑃 = 2𝑄 − 16
= 2(10) − 16
= 20 − 16
𝑃=4
Jadi titik keseimbngan setelah adanya pajak adalah jumlah barang yang ditawarkan
𝑄 = 10 dan tingkat harga adalah 𝑃 = 4.

7. Bagian dari subsidi untuk konsumen (Sk) dan produsen Sp)?


Sk = harga sebelum subsidi – harga setelah subsidi = 8 – 4 = 4
Sp = Besarnya subsidi – Subsidi konsumen = 1 – 4 = –3
8. Subsidi yang diberikan pemerintah
S = s × jumlah barang setelah subsidi = 1 × 10 = 10

15
Jadi besarnya subsidi diberikan pemerintah adalah: 10

2.3.2 Contoh persoalan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan

Contoh 1

Pak andi bekerja di sebuah perusahaan, saat ia memiliki pendapatan sebesar Rp


6.000.000 dia memiliki tabungan sebesar Rp1.500.000. kemudian pendapatan pak andi
naik menjadi Rp 9.000.000, karena itu tabungannya naik menjadi Rp 2.500.000.
tentukan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan pak andi!

Penyelesaian :

Diketahui :

𝑌1 = 6.000.000

𝑌2 = 9.000.000

𝑆1 = 1.500.000

𝑆2 = 2.500.000

𝐶1 = 𝑌1 − 𝑆1 = 6.000.000 − 1.500.000 = 4.500.000

𝐶2 = 𝑌2 − 𝑆2 = 9.000.000 − 2.500.000 = 6.500.000

Ditanya :

Fungsi Konsumsi

Fungsi tabungan

Jawab :

1. Fungsi konsumsi
𝐶 − 𝐶1 𝑌 − 𝑌1
=
𝐶2 − 𝐶1 𝑌2 − 𝑌1
𝐶 − 4.500.000 𝑌 − 6.000.000
=
6.500.000 − 4.500.000 9.000.000 − 6.000.000

16
𝐶 − 4.500.000
2.000.000
𝑌 − 6.000.000
= (𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑟𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑖𝑘𝑎𝑙𝑖 1.000.000)
3.000.000

(𝐶 − 4.500.000)(3) = (𝑌 − 6.000.000)(2)

3𝐶 − 13.500.000 = 2𝑌 − 12.000.000

3𝐶 = 2𝑌 − 12.000.000 + 13.500.000

3𝐶 = 2𝑌 + 1.500.000

2𝑌 + 1.500.000
𝐶=
3

𝐶 = 0,66𝑌 + 500.000

Jadi fungsi konsumsi pak andi adalah 𝐶 = 0,66𝑌 + 500.000


2. Fungsi tabungan

𝑆 − 𝑆1 𝑌 − 𝑌1
=
𝑆2 − 𝑆1 𝑌2 − 𝑌1

𝑆 − 1.500.000 𝑌 − 6.000.000
=
2.500.000 − 1.500.000 9.000.000 − 6.000.000

𝑆 − 1.500.000 𝑌 − 6.000.000
= (𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑟𝑢𝑎𝑠 𝑑𝑖 𝑘𝑎𝑙𝑖 1.000.000)
1.000.000 3.000.000

(𝑆 − 1.500.000)(3) = (𝑌 − 6.000.000)(1)

3𝑆 − 4.500.000 = 𝑌 − 6.000.000

3𝑆 = 𝑌 − 6.000.000 + 4.500.000

3𝑆 = 𝑌 − 1.500.000

𝑌 − 1.500.000
𝑆=
3

𝑆 = 0,33𝑌 − 500.000

17
Jadi fungsi tabungan pak andi adalah 𝑆 = 0,33𝑌 − 500.000

Contoh 2

Pak budi memiliki pendapatan sebesar Rp 10.000.000 dengan pendapatan hasil


mengajar di SMA N 1 KOTA JAMBI, dia mengonsumsi banyak benda sehingga
menghabiskan uang sebanyak Rp 13.000.000. tapi ketika dia naik gaji menjadi Rp
12.500.000 besar konsumsinya pun naik menjadi Rp 15.000.000 tentukan pendapatan
pak budi pada titik keseimbangan antara pendapatan dan konsumsi yang dilakukan oleh
pak budi!

Penyelesaian :

Diketahui:
𝑌1 = 10.000.000

𝑌2 = 12.500.000

𝐶1 = 13.000.000

𝐶2 = 15.000.000

Ditanya :

Pendapatan pada titik keseimbangan

Jawab :

𝐶 − 𝐶1 𝑌 − 𝑌1
=
𝐶2 − 𝐶1 𝑌2 − 𝑌1

𝐶 − 13.000.000 𝑌 − 10.000.000
=
15.000.000 − 13.000.000 12.500.000 − 10.000.000

𝐶 − 13.000.000 𝑌 − 10.000.000
=
2.000.000 2.500.000

(𝐶 − 13.000.000)(25) = (𝑌 − 10.000.000)(20)

25𝐶 − 325.000.000 = 20𝑌 − 200.000.000

18
25𝐶 = 20𝑌 − 200.000.000 + 325.000.000

25𝐶 = 20𝑌 + 125.000.000

20𝑌 + 125.000.000
𝐶=
25

𝐶 = 0,8𝑌 + 5.000.000

𝑌=𝐶

𝑌 = 0,8𝑌 + 5.000.000

𝑌 − 0,8𝑌 = 5.000.000

0,2𝑌 = 5.000.000

5.000.000
𝑌=
0,2

𝑌 = 25.000.000

Jadi pendapatan pada titik keseimbangannnya adalah 𝑌 = 25.000.000

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Keinginan produsen, seluruh beban pajak ditanggung oleh
konsumen, kenyataannya tidak, berarti ada sebagian pajak yang ditanggung oleh
produsen.
2. Subsidi kebalikan dari pajak, jika pajak akan meningkatkan harga maka subsidi
akan menurunkan harga dan jumlah barang yang ditawarkan juga akan bertambah
menyebabkan harga jual barang menjadi lebih murah, karena biaya produksi
menjadi lebih ringan.
3. Konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat dan negara sangat erat hubungannya
dengan pendapatan masyarakat dan negara. Sisa dari pendapatan yang tidak
dikonsumsi oleh masyarakat akan ditabung, sehingga semakin besar
pendapatan, akan semakin besar pula tabungan. Fungsi konsumsi adalah fungsi
yang menunjukkan hubungan antara konsumsi dengan pendapatan .
4. Dalam fungsi konsumsi, kita juga harus mengenal tingkat pendapatan Break Even
Point atau Break Even Income . Fungsi tabungan yaitu fungsi yang menunjukkan
hubungan antara tabungan dengan pendapatan .

3.2 Saran

Demikianlah makalah ini kami buat, setelah membaca dan menganalisis lebih
jauh, maka kami dapat memberikan saran kepada pembaca agar lebih memberikan
perhatiannya untuk mempelajarin ,terutama bagi orang awam yang baru belajar
mendalaminya. Karena dengan mempelajarinya akan membantu dan memudahkan kita
dalam menyelesaikan berbagai masalah kehidupan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Mesra B, S.E, M.M, Dewi Mahrani Rangkuty, S.E, M.Si, dkk. Januari, 2022.
Matematika Bisnis. Bekasi, Jawa Barat : Penerbit Andalan Bintang Ghonim.

21

Anda mungkin juga menyukai