Disusun Oleh:
Melfi S. Mamileh (16504067)
Indri D. Ponamon (16504050)
Feyske F. Kaeng (16504128)
Niklas B. Essing (16504062)
Karmelia Malonda (16504124)
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2019
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
dengan judul “Keseimbangan Pasar Setelah di Kenakan Pajak dan Subsidi” ini dapat tersusun
dengan baik sampai tuntas. Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam
penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu.
Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik.
Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, penulis yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu penulis sangat megharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pajak
2. Untuk mengetahui pengertian subsidi
3. Untuk mengetahui keseimbangan pasar
4. Untuk mengetahui pengaruh pajak terhadap keseimbangan pasar
5. Untuk mengetahui pengaruh subsidi terhadap keseimbangan pasar
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan Q = 8,
maka: P = 15 – Q
P = 15 – 8
P= 7
Jadi keseimbangan sebelum adanya pajak adalah jumlah barang yang ditawarkan
(Q) = 8 dan harga barang (P) = 7.
b) Qd = Qs
Dengan cara terlebih dahulu merubah:
Fungsi Permintaan : P = 15 – Q ⟹ Q = 15 – P
Fungsi Penawaran : P = 3 + 0,5Q ⟹ Q = -6 + 2P
Sehingga:
Qd = Qs
15 – P = -6 + 2P
15 + 6 = P + 2P
21 = 3P
P=7
Dengan P = 7,
maka: Q = 15 – 7
Q= 8
Jadi keseimbangan sebelum adanya pajak adalah jumlah barang yang ditawarkan
(Q) = 8 dan harga barang (P) = 7.
2) Keseimbangan Setelah Pajak
Pajak hanya akan mempengaruhi fungsi penawaran saja sementara fungsi
permintaan tetap. Oleh karena pajak yang dikenakan terhadap barang sebesar 3, maka
fungsi penawaran berubah menjadi:
P = 3 + 0,5 Q + 3
P = 6 + 0,5Q
Sekarang keseimbangan setelah adanya pajak menjadi:
a) Pd = Ps + t
15 – Q = 6 + 0,5Q
15 – 6 = Q + 0,5Q
9 = 1,5Q
Q=6
Dengan Q = 6,
maka : P = 15 – Q
P = 15 – 6
P=9
Jadi sekarang titik keseimbangan yang baru setelah adanya pajak adalah jumlah
barang yang ditawarkan (Q) = 6 dengan tingkat harga (P) = 9.
b) Qd = Qs + t
Dengan cara terlebih dahulu merubah:
Fungsi Permintaan : P = 15 – Q ⟹ Q = 15 – P
Fungsi Penawaran : P = 3 + 0,5Q (sebelum pajak)
P = 3 + 0,5Q + 3 (setelah pajak)
P = 6 + 0,5Q ⟹ Q = -12 + 2P
Sehingga:
Qd = Qs
15 – P = -12 + 2P
15 + 12 = P + 2P
27 = 3P
P=9
Dengan P = 9,
maka: Q = 15 – 9
Q= 6
Jadi sekarang titik keseimbangan yang baru setelah adanya pajak adalah harga
menjadi (P) = 9 dan jumlah barang yang ditawarkan menjadi (Q) = 6.
2.5. Pengaruh Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar
Jika pajak akan meningkatkan harga maka subsidi akan menurunkan harga dan
jumlah barang yang ditawarkan juga akan bertambah. Jika sebelum subsidi persamaan
penawarannya : Ps = f (Q), maka setelah adanya subsidi menjadi Ps = f (Q) - s atau Qs =
f (P - s).
Contoh:
Fungsi permintaan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = 15 – Q, sedangkan
penawaraannya P = 3 + 0,5Q. Pemerintah memberikan subsidi sebesar 1,5 terhadap
barang yang diproduksi. Berapa harga keseimbangan dan jumlahnya sebelum dan sesudah
subsidi.
Jawab:
1) Keseimbangan Sebelum Subsidi:
a) Pd = Ps
15 – Q = 3 + 0,5Q
15 – 3 = Q + 0,5Q
12 = 1,5Q
Q= 8
Dengan Q = 8,
maka: P = 15 – Q
= 15 – 8
P = 7
Jadi keseimbangan sebelum adanya subsidi adalah jumlah barang yang ditawarkan
(Q) = 8 dan harga barang (P) = 7.
b) Qd = Qs
Dengan cara terlebih dahulu merubah:
Fungsi Permintaan : P = 15 – Q ⟹ Q = 15 – P
Fungsi Penawaran : P = 3 + 0,5Q ⟹ Q = -6 + 2P
Sehingga:
Qd = Qs
15 – P = -6 + 2P
15 + 6 = P + 2P
21 = 3P
P =7
Dengan P = 7,
maka: Q = 15 – 7
Q= 8
Jadi keseimbangan sebelum adanya subsidi adalah jumlah barang yang ditawarkan
(Q) = 8 dan harga barang (P) = 7.
2) Keseimbangan Setelah Subsidi
Subsidi hanya akan mempengaruhi fungsi penawaran saja sementara fungsi
permintaan tetap. Oleh karena subsidi yang dikenakan terhadap barang sebesar 1,5, maka
fungsi penawaran berubah menjadi:
P = 3 + 0,5 Q – 1,5
P = 1,5 + 0,5Q
Sekarang keseimbangan setelah adanya subsidi menjadi:
a) Pd = Ps – s
15 – Q = 1,5 + 0,5Q
15 – 1,5 = Q + 0,5Q
13,5 = 1,5Q
Q= 9
Dengan Q = 9,
maka : P = 15 – Q
P = 15 – 9
P=6
Jadi sekarang titik keseimbangan yang baru setelah adanya subsidi adalah jumlah
barang yang ditawarkan (Q) = 9 dengan tingkat harga (P) = 6.
b) Qd = Qs - s
Dengan cara terlebih dahulu merubah:
Fungsi Permintaan : P = 15 – Q ⟹ Q = 15 – P
Fungsi Penawaran : P = 3 + 0,5Q (sebelum subsidi)
P = 3 + 0,5Q - 1,5 (setelah subsidi)
P = 1,5 + 0,5Q ⟹ Q = -3 + 2P
Sehingga:
Qd = Qs
15 – P = -3 + 2P
15 + 3 = P + 2P
18 = 3P
P=6
Dengan P = 6,
maka: Q = 15 – 6
Q= 9
Jadi sekarang titik keseimbangan yang baru setelah adanya subsidi adalah harga
turun menjadi (P) = 6 dan jumlah barang yang ditawarkan naik menjadi (Q) = 9.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1) Iuran wajib yang dipungut oleh pemerintah dari masyarakat untuk membiayai suatu
Negara disebut pajak.
2) Subsidi adalah bantuan yang diberikan pemerintah kepada produsen sehingga harga
yang ditawarkan sesuai dengan keinginan pemerintah dengan harga lebih murah
daripada harga semula.
3) Keseimbangan pasar adalah keseimbangan antara permintaan dan penawaran.
Sedangkan keseimbangan harga adalah harga dimana konsumen dan produsen sama-
sama tidak ingin menambah atau mengurangi jumlah barang yang dijual atau di
konsumsi.
4) Keseimbangan pasar dipengeruhi oleh pengenaan pajak atas suatu barang yang
diproduksi/dijual.
5) Jika pajak akan meningkatkan harga maka subsidi akan menurunkan harga dan
jumlah barang yang ditawarkan juga akan bertambah.
DAFTAR PUSTAKA
Dani Iskandar, dkk, 2016, Matematika Ekonomi dan Bisnis,Mitra Wacana Media,
Jakarta.
Muhammad Djafar Saidi, 2007, Pembaharuan Hukum Pajak, PT Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Sri Endang Rahayu, dkk, 2015, Pengantar Ekonomi Mikro, Perdana Publishing,
Medan. Waluyo, 2009, Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.