Disusun Oleh :
NUR INAYYAH [2210110030]
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Islam merupakan sebuah proses perubahan menuju perbaikan yang
memiliki banyak unsur dan aspek pendukung dalam rangka untuk mencapai perubahan
yang diinginkan. 1 Di antara unsur dan aspek pendukung pendidikan yaitu: tujuan
pendidikan, subjek pendidikan, kurikulum dan materi pendidikan, metode, media dan
evaluasi pendidikan, dan lingkungan pendidikan. Salah satu unsur pendukung yang
memiliki peranan penting dalam membantu seorang pendidik dalam mencapai tujuan
pendidikan adalah metode pendidikan atau pembelajaran. 2 Pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran
adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. 3
Metode adalah seperangkat cara, dan jalan yang digunakan oleh pendidik dalam
proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau
menguasai kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam silabi mata pelajaran. 4
Hubungan antara metode dan materi yang disampaikan oleh pendidik dalam
pembelajaran, adalah bentuk hubungan antara bentuk dan isi, dimana sesuatu dinilai
dari bentuk dan isinya secara bersamaan. Pendidikan adalah bentuk seni menyampaikan
maklumat kepada peserta didik, yang mana keberhasilan didapatkan dengan penguasaan
materi dalam batas tertentu, namun sisi kemahiran memiliki nilai yang sangat penting. 5
1
Oscar Wardhana Windro Saputro, Metode Pendidikan Nabawi Dengan Menggunakan Isyarat
Jari, (Surabaya : STAI Ali bin Abi Thalib), h. 2.
2
Ibid. h. 5.
3
Suardi, M. (2018). Belajar & pembelajaran. Deepublish, h. 7.
4
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2012 M), h. 272.
5
Abdulkarim Bakkar, Haula al-Tarbiyah wa al-Ta'lim, (Damaskus: Dar al-Qalam, 2011 M), h. 184.
2
beradaptasi sesuai dengan tujuannya. 6 Pendidikan merupakan suatu proses untuk
mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan secara efektif dan
efisien. 7 Pendidikan Islam memiliki kelebihan dengan metode yang banyak jenis dan
jumlahnya, sehingga memberikan kesempatan untuk memilih metode terbaik yang
sesuai dengan keadaan dirinya yang menjadikan dia bersemangat sesuai kecondongan
jiwanya. 8
Berbagai metode pengajaran tersebut pada intinya ialah berbagai alternatif jalan
yang dapat ditempuh agar pengajaran dapat berjalan efektif, memberi pengaruh dan
mampu memberikan perubahan kepada peserta didik. 9 Pendidikan Islam kaya dengan
berbagai macam metode yang bersumber dari Al-Qur'anul Karim dan Sunnah
Nabawiyah dan juga hasil pengalaman para ulama dan pendidik. 10
B. Rumusan Masalah
1. Apa metode pre-tes dan hadis – hadis tentang pre-tes.
2. Apa metode jawaban proposorsional dan hadis – hadis tentang jawaban
proporsional.
3. Apa metode nasihat dan peringatan dan hadis – hadis yang berkaitan dengan
nasihat dan peringatan.
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas kelompok matakuliah Hadis Tarbawi
2. Untuk memperluas pemahaman metode pre-tes, metode jawaban
proporsional, serta metode nasihat dan peringatan
6
Muhammad Munir Mursy, al-Tarbiyah al-Islamiyyah Usuluha wa Tatawwaraha fi al-Bilad al-
Islamiyyah, ( Dar al-Ma'arif, 1987 M), h. 121.
7
Azyumardi Azra, Esei-Esei Intelektual Muslim Dan Pendikan Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1998), h. 3.
8
Khalid Hamid al-Hazimy, Usul al-Tarbiyah al-Islamiyyah (Madinah: Dar Alam al-Kutub, 2000 M),
h. 375.
9
Abuddin Natu, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Prenada Media, 2010 M), 152. Abdulgany
10
Muhammad Ismail al-'Umrany, Usul al-Tarbiyah, (Shan'a: Dar al-Kitab al-Jami'iy, 2014 M), h. 164
3
BAB II
PEMBAHASAN
“Setan itu akan datang kepada salah seorang dari kalian untuk membisiki:
Siapakah yang menciptakan ini dan itu?' hingga membisiki Lantas siapa yang
menciptakan Rabbmu? Jika hal yang demikian itu terjadi, maka bersegeralah ia
memohon perlindungan kepada Allah, dan hendaknya dia berhenti (memikirkannya)."
(HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim)” 15
11
Solihin, Ujang, Zulkarnain Zulkarnain, and Sugeng Widodo. Pengaruh Pemberian Pre-test dan
Resitasi terhadap Prestasi Belajar. Diss. Lampung University, h. 4.
12
Ibid. h. 5.
13
Abdul Fatah Abu Ghuddah, 40 Metode Pendidikan & Pengajaran Rasulullah, (Jogjakarta, Hikam
Pustaka, 2017), h. 42.
14
Ibid. h. 42.
15
Ibid. h. 43.
4
"Manusia akan selalu bertanya-tanya, sehingga dibisikkan kepadanya pertanyaan
berikut (oleh setan): 'Allah telah menciptakan semua makhluk, maka siapakah yang
telah menciptakan Allah?" Karena itu, barangsiapa yang mendapati (pertanyaan)
demikian hendaknya dia mengatakan: Aku beriman kepada Allah". 16
Pre test merupakan tes yang pertama kali dilaksanakan ketika siswa akan
memulai pelajaran yang diberikan oleh guru, yang dimana seorang guru memberikan
penilaian hasil belajar mereka yang kemudian diukur dari nilai hasil pre-test tersebut. 17
OIeh karena itu pre-test sangat perlu dilaksanakan khususnya apabila guru ingin
membagi-bagi pengajaran sesuai dengan kemampuan setiap siswa atau memberikan
kesempatan bagi setiap siswa untuk belajar mandiri. 18
16
Abdul Fatah Abu Ghuddah, 40 Metode Pendidikan & Pengajaran Rasulullah, (Jogjakarta, Hikam
Pustaka, 2017), h. 43.
17
Solihin, Ujang, Zulkarnain Zulkarnain, and Sugeng Widodo. Pengaruh Pemberian Pre-test dan
Resitasi terhadap Prestasi Belajar. Diss. Lampung University, h. 2.
18
Ibid. h. 2.
19
Abdul Fatah Abu Ghuddah, 40 Metode Pendidikan & Pengajaran Rasulullah, (Jogjakarta, Hikam
Pustaka, 2017), h. 44.
20
Hajidah, Rusdiana. Analisis Kemampuan Penalaran Proporsional Siswa Kelas VII pada Materi
Perbandingan. BS thesis. 2016. h. 2.
5
untuk menjawab pertanyaan. Menurut Suhartono Manusia mempunyai kemampaun
menalar, artinya berpikir secara logis dan analitis. Kelebihan manusia dalam
kemampuannya menalar dan karena mempunyai bahasa untuk mengkomunikasikan
hasil pemikirannya yang abstrak, maka manusia bukan saja mempunyai pengetahuan,
melainkan juga mampu mengembangkannya. Karena kelebihannya itu maka Aristoteles
memberikan identitas kepada manusia sebagai “animal rationale”. 21
Diriwayatkan dari Jabir as, dari Nabi SAW. "Sesungguhnya obat kebodohan itu
tak lain adalah bertanya." (HR. Imam Abu Dawud). Dahulu para sahabat Rasulullah
senantiasa bertanya kepada beliau setiap kali mereka menemukan suatu kegelisahan
intelektual dan kesulitan ataupun kerugian. Sebaliknya, beliau selalu menjawab setiap
pertanyaan mereka dengan jawaban yang dapat menenteramkan hati, sehingga mereka
dapat memahaminya serta bertambahlah keimanannya. 24
Di riwayatkan dari Nawwas bin Sam'an Al- Kilaby, dia berkata: "Aku pernah
tinggal di Madinah bersama Rasulullah selama satu tahun. Tidak ada sesuatu pun yang
menghalangiku untuk hijrah, kecuali satu masalah. Salah seorang dari kami (para
shahabat) apabila berhijrah, dia tidak akan bertanya kepada Rasulullah tentang sesuatu,
maka aku bertanya kepada beliau tentang kebaikan dan tentang dosa? Beliau
kemudian menjawab: Kebaikan adalah etika yang baik (akhlak) sedangkan dosa adalah
21
Suparlan Suhartono, Sejarah Pemikiran Filsafat Modern .Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2005, h. 1.
22
Abdul Fatah Abu Ghuddah, 40 Metode Pendidikan & Pengajaran Rasulullah, (Jogjakarta, Hikam
Pustaka, 2017), h. 50.
23
Ibid. h. 51.
24
Ibid. h. 51.
6
apa saja yang dapat menggelisahkan hatimu dan kamu sendiri tidak suka apabila orang
lain mengetahuinya" (HR. Imam Muslim). 25
Guru disebut Guru PAI karena tugas utamanya terletak pada kemampuan
membelajarkan bagaimana agama Islam bisa dipahami dan dilaksanakan oleh peserta
didik secara tepat dan proporsional. 29 Proses mengetahui, memahami dan
mengaplikasikan tidak semudah membalik telapak tangan. Perlu proses yang matang,
lama, kontinu atau sistematis. Oleh karena itu, perlu ada proses yang dilakukan secara
sadar untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki manusia agar agama Islam
dapat difungsikan sebagai solusi untuk menyelesaikan problematika kehidupan
masyarakat. 30
25
Ibid. h. 52.
26
Ika Puspita Sari & Sufri, Analisis Penalaran Proporsional Siswa dengan Gaya Belajar Auditori
dalam Menyelesaikan Soal Perbandingan pada Siswa SMP Kelas VII, Edumatica, Vol. 4, No. 2. Oktober
2014, h. 49.
27
Ibid, h. 49.
28
Rusdiana Hajidah, Analisis Kemampuan Penalaran Proporsional Siswa Kelas VII Pada Materi
Perbandingan, Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 2017, h. 3.
29
M. Saekan Muchith, Guru PAI yang Profesional, Vol. 4, No. 2, QUALITY, 2016, h. 220.
30
Ibid. h. 220.
7
Al-Wa’zhu adalah pemberian nasehat dan peringatan akan kebaikan
dan kebenaran dengan cara yang menyentuh qalbu dan menggugah untuk
31
mengamalkannya. Diantara metode pengajaran Rasulullah yang sangat penting adalah
dengan memberikan nasihat dan peringatan. Hal ini sebagaimana ditegaskan oleh
firman Allah dalam Al-Qur'anul Karim:
Di riwayatkan dari 'Abdurrahman bin 'Amr As-Sulamy dan Hujr bin Hujr,
keduanya berkata: Kami pernah bertemu dengan Al- Irbadh bin Sariyah. Setelah
mengucapkan salam, kemudian kami berkata: "Kami datang kepadamu untuk berziarah
serta sebagai orang yang kembali dan mencari." Al-'Irbadh berkata: "Pada suatu hari
31
Abudrrahman Nahlawi, Prinsip-prinsip dan Metode Dalam Keluarga, di Sekolah dan di
Masyarakat, terj. Herry Noer Aly, (Bandung: CV Diponegoro, 1992), cet. Ke-2, h. 403.
32
Abdul Fatah Abu Ghuddah, 40 Metode Pendidikan & Pengajaran Rasulullah, (Jogjakarta, Hikam
Pustaka, 2017), h. 28.
33
Se�awan, Agus, and Eko Kurniawanto. "Metode pendidikan islam masa kini dalam keluarga
perspektif abdullah nashih ulwan." EDUCASIA: Jurnal Pendidikan, Pengajaran, dan Pembelajaran 1.2
(2016). h.49.
8
Rasulullah shalat bersama kami, kemudian (setelah shalat) beliau menghadap kami
untuk menyampaikan suatu nasihat penting, sehingga membuat semua pendengarnya
menangis dan hatinya menjadi tergetar (tergugah). 34 Seseorang bertanya: 'Wahai
Rasulullah, adakah (nasihat) ini merupakan nasihat orang yang berpamitan? Maka apa
yang akan engkau sampaikan kepada kami? Beliau bersabda: “Aku berpesan kepada
kalian untuk tetap bertaqwa kepada Allah, juga mendengar dan taat meskipun yang
menjadi pemimpin kalian adalah seorang budak dari negeri Habsy, karena siapa pun
dari kalian yang hidup sesudahku, maka dia akan melihat perselisihan yang amat
banyak. 35 Oleh karena itu, wajib bagi kalian memegang teguh Sunnahku dan sunnah
para khalifah yang bijak (khulafaur rasyidin). Berpegang teguhlah kalian kepadanya dan
gigitlah dengan geraham kalian, serta jauhkan diri kalian dari mengada-adakan sesuatu
yang baru (dalam persoalan agama), karena setiap sesuatu yang diada- adakan adalah
bid'ah; dan setiap bid'ah itu sesat." (HR. Imam Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu
Majah). 36
34
Ibid. h. 29.
35
Ibid. h. 30.
36
Abdul Fattah Abu Ghuddah, op.cit, h. 30.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan adalah proses yang penting dalam Islam. Hadis-hadis
menyiratkan pentingnya pendidikan dalam Islam sebagai sarana untuk
memperoleh pengetahuan, mengembangkan akhlak, dan mengajarilah
sesama umat manusia. Metode pengajaran yang disarankan oleh hadis
yaitu: Dengan beberapa hadis menyarankan metode pengajaran yang
efektif, termasuk penggunaan cerita, keterlibatan siswa dalam proses
belajar, penggunaan contoh-contoh praktis, dan pendekatan yang berfokus
pada pemahaman dan pemikiran kritis. Keutamaan kesabaran dalam proses
pendidikan Hadis-hadis juga menekankan pentingnya kesabaran dalam
menghadapi tantangan dalam proses pendidikan. Guru dan siswa harus
bersabar dalam menghadapi kesulitan dan tantangan yang mungkin muncul
selama proses belajar.
B. Saran
Dengan menggunakan cerita/nasihat, siswa akan lebih tertarik dan
mudah memahami pelajaran. Mendorong partisipasi aktif siswa Libatkan
siswa secara aktif dalam proses belajar. Berikan kesempatan kepada
mereka untuk bertanya, berdiskusi, dan berbagi pendapat mereka. Hal ini
akan meningkatkan pemahaman mereka dan membantu mereka
mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Mengembangkan
pemahaman yang mendalam Fokus pada pemahaman yang mendalam
daripada menghafal secara mekanis.
10
Daftar Pustaka
Abuddin Natu, 2010, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Prenada Media), 152.
Abdulgany.
Ika Puspita Sari & Sufri, Analisis Penalaran Proporsional Siswa dengan
Gaya Belajar Auditori dalam Menyelesaikan Soal Perbandingan
pada Siswa SMP Kelas VII, Edumatica, Vol. 4, No. 2. Oktober 2014,
11
Rusdiana Hajidah, 2017, Analisis Kemampuan Penalaran Proporsional
Siswa Kelas VII Pada Materi Perbandingan, Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan,
12