Disusun Oleh:
Ahmad Dali (2210110007)
Arjuna Alfiansyah (2210110035)
B. Rumusan Masalah
1
Mahyudin, Tafsir Tarbawi Kajian Ayat-Ayat Al-Qur‟an dengan Tafsir Pendidikan (Jakarta :
Kalam Mulia, 2018), hal. 1
2
Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Bandung : Angkasa, 2003), hal. 11
3
Siti Maesaroh,”Peranan Metode Pembelajaran Terhadap Minat dan Prestasi Belajar
Pendidikan Agama Islam” Jurnal Kependidikan, Vol.1 No.1 (2013), hal. 151
4
Ibid, hal. 152
5
Ibid, hal. 153-154
1
2
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah hadis
tarbawi.
6
Zainal Asril, Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Menggunakan Model Quantum
Learning, (Bogor: 28 Mei 2016), Hal. 81
7
Hasibuan & Moedjono, Peningkatan Kemampuan Bertanya Melalui Metode Debat Aktif
Siswa (Jakarta : Jurnal Pedagogi 2014), Hal. 62
8
„Abdul Fattah Abu Ghoddha, 40 Metode Pendidikan Dan Pengajaran Rosulullah,(Bandung
Irsyad Baitus Salam, 2009) Hal. 162
9
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Jakarta: PT Pajar Interpratama, 2005), Hal. 157
10
HR. Imam Muslim Dan Nasa‟i
3
4
11
„Abdul Fattah Abu Ghoddha, 40 Metode Pendidikan Dan Pengajaran Rosulullah,(Bandung
Irsyad Baitus Salam, 2009) Hal. 164
12
Ibid
13
Ibid, hal. 166
14
HR. Imam Ahmad, Kitab Musnad
15
HR. Imam Ahmad dan Daruquthni
5
C. Metode Cerita
Cerita artinya tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya
sesuatu peristiwa, kejadian, dan sesuatu yang menuturkan perbuatan,
pengalaman atau penderitaan orang. 16Metode cerita dapat meningkatkan
kecerdasan anak terutama pada anak usia dini, orang tua atau guru dapat
memberikan contoh sikap-sikap atau perbuatan terpuji dan menghindari sikap
atau perbuatan yang buruk dari cerita yang dibacakan.
Ketika memberikan pelajaran kepada para sahabat Rasulullah sering
kali menggunakan metode bercerita tentang kehidupan dan insiden-insiden
pada masa lalu. 17Metode yang demikian itu dianggap akan lebih membekas
dalam jiwa orang-orang yang mendengarkannya serta lebih menarik perhatian
(konsentrasi) mereka.18Allah sendiri sesungguhnya telah mengenalkan model
pengajaran semacam ini kepada Rasulullah sebagaimana firman-Nya: “Dan
Kami ceritakan kepadamu kisah-kisah para rasul (terdahulu) yang dengannya
Kami meneguhkan hatimu…”19
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Rasulullah: Bahwa (suatu
ketika) ada seseorang yang hendak mengunjungi saudaranya di kampong
lain, maka Allah mengirim seorang malaikat untuk menguntitnya di tempat-
tempat yang dia lewati. Setelah dia (malaikat) bertemu dengan orang
tersebut, malaikat bertanya: “Hendak ke manakah engkau?” Dia menjawab:
“Aku ingin ke tempat saudaraku di kampong ini.” Malaikat bertanya lagi:
“Apakah kamu mengunjunginya lantaran ada kepentingan duniawi yang
ingin kamu raih dari sana?” Dia menjawab: “Tidak, tidak lain karena aku
mencintainya karena Allah.” Malaikat berkata: “Aku adalah utusan Allah
kepadamu untuk memberitahukan bahwa Allah benar-benar mencintaimu
sebagaimana kamu mencintainya karena-Nya.”20
16
Risa Aqustin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Serba Jaya, 2022), 143
17
„Abdul Fattah Abu Ghoddha, 40 Metode Pendidikan Dan Pengajaran Rosulullah,(Bandung
Irsyad Baitus Salam, 2009) Hal. 211
18
Ibid
19
QS. Huud/11: 120
20
HR. Imam Muslim
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan bukan sekedar mentransfer pengetahuan, pembinaan
mental jasmani dan intelek semata, akan tetapi bagaimana pengetahuan dan
pengalaman yang didapatkan dapat dipraktekkan dan diimplementasikan
dalam perilaku sehari-hari. Melalui metode pembelajaran Rasulullah ini, dapat
menerangkan secara eksplisit maupun inplisit untuk menghadapi bebagai
permasalahan peserta didik.
6
7
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur‟an Karim
Aqustin, Risa, 2022, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Serba Jaya