Anda di halaman 1dari 8

WAWASAN HADIS TENTANG METODE PENDIDIKAN

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Hadis Tarbawi
Dosen Pengampuh : Dr.Charles Rangkuti,SPd.I,M.P.d.I

Disusun Oleh:
Ahmad Dali (2210110007)
Arjuna Alfiansyah (2210110035)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dapat dikatakan sebagai penyampaian suatu materi tuntutan


secara bertahap. 1Pendidikan bukan sekedar mentransfer pengetahuan, pembinaan
mental jasmani dan intelek semata, akan tetapi bagaimana pengetahuan dan
pengalaman yang didapatkan dapat dipraktekkan dan diimplementasikan dalam
perilaku sehari-hari. Selain itu, pendidikan bukan hanya bersifat pelaku
pembangunan namun sebuah perjuangan, memelihara hidup kearah kemajuan
untuk memajukan hidup dan meningkatkan derajat manusia.2Keberhasilan
pendidikan dapat ditunjukkan dari kualitas pendidikan yang ada, di mana kualitas
pendidikan ini meliputi kualitas proses maupun kualitas lulusan. Jadi, pendidikan
dikatakan berhasil apabila proses belajar-mengajarnya berjalan dengan baik serta
menghasilkan output yang berkualitas.
Pendidikan harus mencapai hasil yang maksimal dengan biaya yang wajar.
Efisiensi pendidikan berkaitan dengan profesionalisme dan manajemen pendidikan
yang di dalamnya mengandung disiplin, kesetiaan dan etos kerja. Hal ini kurang
disadari oleh para penyelenggara pendidikan yang berada di daerah pada
umumnya, yang pada gilirannya mengakibatkan munculnya permasalahan pada
dunia pendidikan. 3Faktor eksternal seperti salah satunya: guru sebagai pembina
belajar peserta didik4dan untuk mencapai prestasi yang menjadi standard guru
mengakibatkan peserta didik merasa kesulitan dan tertekan.5

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana metode hadis tentang metode pengulangan pertanyaan?

1
Mahyudin, Tafsir Tarbawi Kajian Ayat-Ayat Al-Qur‟an dengan Tafsir Pendidikan (Jakarta :
Kalam Mulia, 2018), hal. 1
2
Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Bandung : Angkasa, 2003), hal. 11
3
Siti Maesaroh,”Peranan Metode Pembelajaran Terhadap Minat dan Prestasi Belajar
Pendidikan Agama Islam” Jurnal Kependidikan, Vol.1 No.1 (2013), hal. 151
4
Ibid, hal. 152
5
Ibid, hal. 153-154

1
2

2. Bagaimana menggunakan metode hadis-hadis jawaban orang lain?

3. Bagaimana penjelasan hadis tentang metode cerita?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah hadis
tarbawi.

2. Untuk menambah wawasan tentang metode pendidikan.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode Pengulangan Pertanyaan


Keterampilan bertanya menjadi penting jika di hubungkan dengan
pendapat yang mengatakan “berpikir itu sendiri adalah bertanya”. 6Bertanya
merupakan ucapan verbal yang meminta proses dari seseorang yang di kenai.
Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan
berpikir. 7Terkadang dalam satu kasus tertentu, Rosulullah meminta si penanya
agar mengulangi pertanyaannya. Hal ini di lakukan karena suatu pertanyaan
sering kali mengandung ilmu pengetahuan (pemahaman) lain. 8Oleh karena
itu,dalam setiap proses pembelajaran apapun yang di gunakan dalam bertanya
merupakan kegiatan yang selalu merupakan bagian yang tidak terpisahkan.
Para ahli percaya, pertanyan yang baik, memiliki dampak yang positif
terhadap siswa.9
Diriwayatkan dari Abu Qatadah, seseorang bertanya : ”Ya Rosulullah,
bagaimana jika aku terbunuh (saat berjihad) di jalan allah, apakah dosa-
dosaku di ampuni?” Beliau menjawab:”Ya, jika engkau terbunuh di jalan
allah dalam keadaan sabar, mengharap pahala allah (ikhlas), dan tegar
menghadapi musuh aliyas tidak melarikan diri.”selanjutnya, beliau
mengajukan pertanyaan:”apa yang engkau tanyakan tadi?”Orang tersebut
mengulangi pertanyaannya:”(Aku tadi bertanya) bagaimana jika aku
terbunuh di jalan allah, apakah dosa-dosa ku terampuni?”Rosulullah
menjawab dengan hal yang sama.10

6
Zainal Asril, Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Menggunakan Model Quantum
Learning, (Bogor: 28 Mei 2016), Hal. 81
7
Hasibuan & Moedjono, Peningkatan Kemampuan Bertanya Melalui Metode Debat Aktif
Siswa (Jakarta : Jurnal Pedagogi 2014), Hal. 62
8
„Abdul Fattah Abu Ghoddha, 40 Metode Pendidikan Dan Pengajaran Rosulullah,(Bandung
Irsyad Baitus Salam, 2009) Hal. 162
9
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Jakarta: PT Pajar Interpratama, 2005), Hal. 157
10
HR. Imam Muslim Dan Nasa‟i

3
4

B. Metode Menggunakan Jawaban Orang Lain


Rasulullah tidak jarang memberikan kepercayaan kepada salah
seorang sahabatnya untuk menjawab pertanyaan yang diajukan seseorang
kepada beliau. 11Hal itu beliau lakukan untuk melatih para sahabat dalam
menjawab beberapa masalah keilmuan. 12
Termasuk dalam rangka pendidikan dan latihan juga, adakalanya
Rasulullah memerintahkan kepada salah seorang sahabat untuk menengahi
(memberikan keputusan) di hadapan beliau terhadap perselisihan-perselisihan
yang diadukan kepada beliau.13
Diriwayatkan dari „Abdullah bin „Amr bin‟Ash, dia berkata: “Dua
orang yang berselisih pernah datang (mengadu) kepada Rasulullah, lalu
beliau berkata kepada „Amr bin „Ash: „Berilah keputusan di antara
keduanya!‟ „Amr bin „Ash berkata: „(Bagaimana aku memutuskan),
sedangkan engkau sendiri ada di sini, ya Rasulullah.‟ Beliau menjawab: „Ya!‟
Selanjutnya, „Amr bertanya lagi kepada Rasulullah: „(Lalu) atas dasar apa
aku akan memutuskan kasus ini?‟ Beliau menjelaskan: „(Berjihadlah, karena)
jika ijtihadmu benar, maka bagimu 10 pahala; namun jika ijtihadmu salah,
maka bagimu satu pahala.‟”14
Contoh lain diriwayatkan dari „Uqbah bin‟Amr Al-Juhani, dia berkata:
“Dua orang yang sedang berselisih pernah datang (mengadu) kepada
Rasulullah. Beliau lalu bersabda kepadaku: „Berdirilah engkau, wahai
„Uqbah; putuskanlah (urusan) antara keduanya.‟ Aku lalu berkata:‟Wahai
Rasulullah, engkau lebih berhak memutuskannya daripada aku.‟ Beliau pun
bersabda: „Meskipun demikian, engkau boleh memutuskan antara keduanya,
karena jika engkau berijtihad dan ijtihadmu benar, maka engkau
mendapatkan 10 pahala; jika engkau berijtihad dan ijtihadmu salah, maka
bagimu tetap mendapatkan satu pahala.‟”15

11
„Abdul Fattah Abu Ghoddha, 40 Metode Pendidikan Dan Pengajaran Rosulullah,(Bandung
Irsyad Baitus Salam, 2009) Hal. 164
12
Ibid
13
Ibid, hal. 166
14
HR. Imam Ahmad, Kitab Musnad
15
HR. Imam Ahmad dan Daruquthni
5

C. Metode Cerita
Cerita artinya tuturan yang membentangkan bagaimana terjadinya
sesuatu peristiwa, kejadian, dan sesuatu yang menuturkan perbuatan,
pengalaman atau penderitaan orang. 16Metode cerita dapat meningkatkan
kecerdasan anak terutama pada anak usia dini, orang tua atau guru dapat
memberikan contoh sikap-sikap atau perbuatan terpuji dan menghindari sikap
atau perbuatan yang buruk dari cerita yang dibacakan.
Ketika memberikan pelajaran kepada para sahabat Rasulullah sering
kali menggunakan metode bercerita tentang kehidupan dan insiden-insiden
pada masa lalu. 17Metode yang demikian itu dianggap akan lebih membekas
dalam jiwa orang-orang yang mendengarkannya serta lebih menarik perhatian
(konsentrasi) mereka.18Allah sendiri sesungguhnya telah mengenalkan model
pengajaran semacam ini kepada Rasulullah sebagaimana firman-Nya: “Dan
Kami ceritakan kepadamu kisah-kisah para rasul (terdahulu) yang dengannya
Kami meneguhkan hatimu…”19
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Rasulullah: Bahwa (suatu
ketika) ada seseorang yang hendak mengunjungi saudaranya di kampong
lain, maka Allah mengirim seorang malaikat untuk menguntitnya di tempat-
tempat yang dia lewati. Setelah dia (malaikat) bertemu dengan orang
tersebut, malaikat bertanya: “Hendak ke manakah engkau?” Dia menjawab:
“Aku ingin ke tempat saudaraku di kampong ini.” Malaikat bertanya lagi:
“Apakah kamu mengunjunginya lantaran ada kepentingan duniawi yang
ingin kamu raih dari sana?” Dia menjawab: “Tidak, tidak lain karena aku
mencintainya karena Allah.” Malaikat berkata: “Aku adalah utusan Allah
kepadamu untuk memberitahukan bahwa Allah benar-benar mencintaimu
sebagaimana kamu mencintainya karena-Nya.”20

16
Risa Aqustin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Serba Jaya, 2022), 143
17
„Abdul Fattah Abu Ghoddha, 40 Metode Pendidikan Dan Pengajaran Rosulullah,(Bandung
Irsyad Baitus Salam, 2009) Hal. 211
18
Ibid
19
QS. Huud/11: 120
20
HR. Imam Muslim
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan bukan sekedar mentransfer pengetahuan, pembinaan
mental jasmani dan intelek semata, akan tetapi bagaimana pengetahuan dan
pengalaman yang didapatkan dapat dipraktekkan dan diimplementasikan
dalam perilaku sehari-hari. Melalui metode pembelajaran Rasulullah ini, dapat
menerangkan secara eksplisit maupun inplisit untuk menghadapi bebagai
permasalahan peserta didik.

6
7

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur‟an Karim
Aqustin, Risa, 2022, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Serba Jaya

Asril, Zainal, 2016, Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Menggunakan


Model Quantum Learning, Bogor

Fattah Abu Ghoddha, „Abdul, 2009, 40 Metode Pendidikan Dan Pengajaran


Rosulullah, Bandung Irsyad Baitus Salam

Hasibuan & Moedjono, 2014, Peningkatan Kemampuan Bertanya Melalui Metode


Debat Aktif Siswa, Jakarta : Jurnal Pedagogi

HR. Imam Ahmad dan Daruquthni

HR. Imam Ahmad, Kitab Musnad

HR. Imam Muslim

HR. Imam Muslim Dan Nasa‟i

Maesaroh, Siti, “Peranan Metode Pembelajaran Terhadap Minat dan Prestasi


Belajar Pendidikan Agama Islam”, Jurnal Kependidikan

Mahyudin, 2018, Tafsir Tarbawi Kajian Ayat-Ayat Al-Qur‟an dengan Tafsir


Pendidikan, Jakarta : Kalam Mulia

Nata, Abuddin, 2003, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Bandung : Angkasahal

Sanjaya, Wina, 2005, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis


Kompetensi, Jakarta: PT Pajar Interpratama

Anda mungkin juga menyukai