A. Latar Belakang
Salah satu dari berbagai komponen penting untuk mencapai tujuan pendidikan adalah
ketepatan menentukan metode, sebab dengan metode yang tepat materi pendidikan dapat
diterima dengan dengan baik. Metode diibaratkan sebagai alat yang dapat digunakan dalam
suatu proses pencapaian tujuan. Tanpa metode suatu materi pendidikan atau pembelajaran
tidak akan dapat berproses dengan sendirinya menuju tujuan pendidikan.
Apabila Islam telah memberikan dasar-dasar dan prinsip-prinsip umum bagi
pelaksanaan pendidikan, agama inipun juga menggariskan sejumlah metode yang diperlukan
dalam segenap proses pendidikan dan pembelajaran. Hadis-hadis dibawah ini merupakan
landasan normative dari keberadaan sejumlah metode pendidikan yang diatur oleh ajaran
Islam.[1]
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, rumusan makalah ini adalah:
1. Bagaimana hadits tentang metode pendidikan dan pengajaran ?
2. Bagaimana uraian hadits tenatng metode pendidikan dan pengajaran ?
3. Bagaimana korelasi hadits dengan pendidikan ?
BAB II
PEMBAHASAN
B. Uraian Hadits
Hadits pertama diriwayatkan oleh Imam Muslim, Ahmad, Al-Turmudzy, Al-Nasa’iy,
Ibn Majah, Al-Thayalisih, Al-Darimiy, Abu Uwanah, dan Ibnu Hibban dari Sayyidina Jarir
ibn Abdillah al al-Bajalliy ra. adapun matan di atas sesuai Shahih Muslim.[2] Hadits
kedua diriwayatkan oleh Imam al-Turmudzy dan ibn Majjah dari Sayyidina Abi Sa’id al-
Khudry ra. Matan hadits di atas sesuai Sunan al-Turmudzy.[3] Menurut Iman al-Suyuti,
hadits sebagaimana tersebut di atas adalah dha’if.[4] Namun didalam syarah-nya Al-Imam al-
Manawi menyebutkan adanya jalur sanad lain bagi hadits ini, minimal menjadi hasan.
[5] Hadits Ketiga diriwayatkan oleh Imam al-Hakim dengan status sahih berdasarkan syarat
Imam Muslim.[6] Sejauh ini tidak diperoleh informasi bahwa hadits tersebut juga
diriwayatkan oleh mukharrij lainnya. Hadits keempat diriwayatkan oleh Imam al-Turmudzy,
Ibn Majah, Ahmad, al-Thabraniy, al-Hakim, dan al-Maqdisiy, dari Sayyidina Abi Umamah
ra Matn diatas sesuai Sunan al-Turmudzy dan menilainya Hasan Sahih.[7] Sedangkan
menurut Imam al-Suyuti, hadits di atas berstatus hasan.[8]
C. Maksud Hadits
Hadits pertama menekankan keteladanan sebagai metode atau pendekatan yang sangat
efektif dalam pendidikan, sehingga nilai keutamaannya pun sangat tinggi disisi Allah swt.
Hadits kedua tentang metode wasiat sangat diperlukan sebagai metode pendidikan untuk para
pelajar yang haus ilmu. Hadits ketiga menjelaskan tentang sunnah taqririyyah yang
dipraktekkan oleh para sahabat dalam konteks pendidikan di antara mereka, yait tentang
metode mudzakarah (belajar bersama) yang sudah dipraktekkan sejak zaman Rasulullah saw
masih hidup.
A. Kesimpulan
Secara umum, metode pendidikan modern tidak bertentangan dengan metode
pendidikan Islam, kecuali dlam beberapa hal yang menyangkut aplikasinya. Misalnya,
metode diskusi dalam sistem pendidikan modern cenderung liberal sehingga segala hal
terkesan sah-sah saja untuk didiskusikan. Disamping itu prosesi diskusi akan terasa hambar
jikan tidka dilakukan dengan perang konsep atau adu argumentasi yang frontal sehingga
suasana menjadi hangat. Semua metode mempunyai keunggulan tersendiri sesuai dengan
situasi dan kondisi yang ada. Untuk itu keberhasilan dalam proses belajar mengajar juga tak
luput dari ketepatan dalam memilih metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat. semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dalam
pemahaman dan pengetahuan kita tentang metode-metode pendidikan yang Nabi ajarkan
pada kita(melalui hadis). Namun sebagai manusia yang biasa yang masih jauh dari
kesempurnaan, kami sada masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk
itu kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Ahmad Harisuddin, Muhammad Yusran, Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta, Insyira, 2013
[2] Lihat Abu Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusairiy al-Naisaburiy, Shaih Muslim, (Beirut: Dar al-Kutib al-Ilmiyyah,
2011), cet. VI, h.365.
[3] Abu Isa al-Turmudzy, al-jami al sahih Sunan al- Turmudziy, Tahqiq Ahmad Muhammad Syakir, (Beirut: Dar Ihya al-
Turats al-Arabiy,t.th.), Juz, h. 30.
[4] Lihat Jalal al-Din al-Suyutiy, al-Jami al-Shaghir fi Ahadits al-Basyir al-Nadzir, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah,2012),
cet. VI, h. 130.
[5] Lihat Abd al—Rauf al—Manawiy, Faidh al-Qadir Syarh al-Jami al-Shahir, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah,1994), cet.
1, Juz 2, h. 506
[6] Lihat Abu Abdillah Muhammad bin Abdillah al-Hakim, al-Mustadrak ala al-Shahihain, Tahqiq Mustafa Abd al-Qadir
Atha, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1990), cet. 1, Juz 1, h. 172.
[7] Lihat Abu Isa Muhammad bin Isa al-Turmudziy, al-Jami al-Kabir, Tahqiq Basyar Awwal Ma’ruf, (Beirut: Dar al-Ghurab
al-Islamiy, 1996), cet.1, Juz 5, h. 296-297.
[8] Lihat Jalal al-Din al-Suyuthiy, op.cit, h. 485.
[9] Lihat Abu Abdillah Muhammad bin Ismail al-Bukhariy, Shahih al-Bukhariy, Tahqiq Mahmud Muhammad Mahmud
Hasan Nashar, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2009), cet.VI, h. 112, hadis nomor 6116.
[10] Ibid, h. 1171, hadis nomor 6411