Kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahjkanrhmat-NYA, sehingga kami penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini. Tidak lupaShalawat serta salam selalu kita curahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAWyang telah membimbing umatnya di jalan yang benar.Kami ucapkan
terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah membantu dalam penyusunanmakalah ini.Makalah
ini kami susun berdasarkan tugas Fiqih “TALAK BID‟I DAN TALAK SUNNI” merupakan
judul yang kami berikan untuk Makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kaum khalayak. Penyusun
jugameminta maaf apabila banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini.
Wassalamu‟alaikum Wr WB
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memperdalam pengetahuan kamidalam
materi Perbandingan Mazhab dan memenuhi tugas dari dosen pengajar.
C. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan dari makalah kami yakni :
1. Pengertian talak
2. Dasar Hukum Talak
3. Hukum-hukum Talak
BAB II
PEMBAHASAN
Talak Sharih, artinya “nyata” atau “jelas”, yaitu talak yang di ucapkan oleh suami kepada
istrinya dengan kalimah yang jelas, fasih dan terang dan tidak mempunyai makna ganda.
Contoh lafadz yang sharih:
1. Aku ceraikan kau dengan talak satu.
2. Aku telah melepaskan (menjatuhkan) talak untuk engkau.
3. Hari ini aku ceraikan kau
4. Jika seorang suami melafadzkan talak dengan menggunakan lafadz yang sharih
makatalak telah berlaku, walaupun tanpa niat dan saksi.
B. Dasar Hukum Talak
Pernikahan merupakan ikatan antara suami istri, dimana mereka saling bergaul dengan baik
hingga menjadi sebuah keluarga yang menghasilkan generasi baru. Jika hubungan yangterjalin
di antara mereka berada dalam kondisi yang belum di anggap baik seperti tidak ada rasakasih
sayang antara mereka, seorang suami atau istri tidak mendapatkan apa yang ia harapkandari
pasangannya, atau adanya permasalahan yang sudah sangat sulit untuk di benahi. Maka,dalam
islam seorang suami di perintahkan untuk melepaskan istrinya dengan sebaik-baiknya.Talak
hanya berlaku bagi seorang suami keatas istrinya. Namun jika suatu talak terjadi akibat adanya
perselisihan antara suami dan istri, maka talaktersebut baru dapat di laksanakan apabila telah
dilakukan berbagai cara untuk mendamaikankedua belah pihak agar tetap mempertahankan
keutuhan keluarga mereka, dan ternyata tidak ada jalan lain kecuali hanya dengan talak atau
perceraian.
C. Hukum-Hukum Talak
Hukum talak dapat berubah-ubah sesuai kondisi atau keadaannya, diantaranya yaitu :
1. Mubah, hukum talak menjadi mubah jika sang suami membutuhkan hal itu, di karenakan
buruknya akhlak sang istri dimana hal tersebut membahayakan kondisi keluarganya.
Kondisiseperti tidak akan dapat mencapai tujuan nikah yang sebenarnya, apa lagi jika
pernikahantersebut tetap di pertahankan.
2. Makruh, hukum talak menjadi makruh apabila talak seharusnya tidak di butuhkan,
artinya,kondisi antara suami dan istri berada dalam keadaan yang stabil dan tidak terdapat
perubahan- perubahan yang mengkhawatirkan. Ia menjadi makruh karena talak tersebut
menghilangkansebuah pernikahan yang didalamnya terdapat banyak sekali maslahat islam
yang dia njurkan oleh syari‟at islam. Sabda Rasullah “Wanita manapun yang meminta
talak dari suaminya tanpa sebab yang jelas, maka h aram baginya bau syurga”.
3. Sunnah, hukum talak menjadi sunnah jika sangat di butuhkan, dimana jika
hubungantersebut di pertahankan akan semakin membahayakan hubungan antara
keduanya.Sepertiterjadinya perselisihan dan perpecahan antara suami dan istri, dan sang
istri/suami memendam rasa benci yang sangat dalam kepada pasangannya, jika hubungan
tersebut dipertahankan makaakan membahayakan pasangannya.
4. Wajib, hukum talak menjadi wajib apabila seorang suami/istri tidak lagi
istiqomah(komitmen) dalam melaksanakan perintah agama. Misal seorang suami wajib
menceraikanistrinya apabila sang istri melakukan zina dan tidak menjaga kehormaan
suami, atau iamengabaikan kewajiban-kewajibannya sebagai seorang istri.
5. Haram, hukum talak menjadi haram ketika seorang istri berada dalam keadaan haid
ataunifas, atau ketika istri tersebut berada dalam keadan suci tetapi belum pasti kalau dia
tidak hamil,ketika seorang suami menceraikan istrinya dengan lafadz tiga kali cerai, atau
suami menceraikan istrinya untuk mendapat barang tebusan (terjadi dalam khulu').
KESIMPULAN
Dari tulisan tersebut di atas maka dapat diambil suatu kesimpulan(konklusi ) bahwa :
1. Talak adalah perceraian yang dilakukan dan diucapkan oleh suami terhadap isterinya
didepan persidangan Pengadilan setelah Pengadilan memberi izin kepada suami(Pemohon).
DAFTAR PUSTAKA
Al Quranul Karim
Abd Aziz et.al, Ensiklopedi Hukum Islam,Kompilasi Hukum Islam.
Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974.
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975.
Himpunan Tanya Jawab Permasalahan Dan Paparan Pada rapat Kerja Nasional dengan
Jajaran Pengadilan pada 4 (empat) Lingkungan Peradilan
Seluruh Indonesia tahun 2007 dan tahun 2008,Sayyid Sabiq, Fiqh as Sunnah,
W.J.S. Poerwadaminta, Kamus bahasa Indonesia