Anda di halaman 1dari 9

Teluk Alaska

Ada seorang gadis bernama Ana. Ana adalah seorang


gadis pendiam yang tidak memiliki teman. Dia hanya mempu
bercerita di buku diary nya yang berwarna pink. Yang selau
dibawa dimanapun dia berada, dan tidak ada seoransg pun yang
tau tentang buku diary nya itu. Namun, dia juga memiliki buku
diary satu lagi yang berwarna hitam tempa dia menuliskan
kesedihan dan rahasianya. Di sekolah, dia terus dirundung oleh
Tasya dan Cindy. Karena dirundung terus oleh Tasya dan Cindy
akhirnya Ana mendaptakan teman yang bernama Bulan.
Kehadiran Bulan, membawa pengaruh baik bagi Ana, dan
membuat Ana lebih ceria.
Pada suatu hari ada seorang anak baru bernama Alister.
Nama Alister adalah nama teman masa kecilnya Ana. Ana
merasa Alister yang saat ini satu sekolah sama dia adalah teman
masa kecilnya. Ana terus mengikutinya memastikan apakah
benar dia teman masa kecil nya Ana. Tapi lagi-lagi Tasya dan
Cindy memengaruhi Alister agar mau bergabung. Dan akhirnya
Alister pun masuk ke geng Tasya dan Cindy. Dan disaat Alister
masuk geng Tasya dan Cindy mereka kembali merundung Ana.
Meskipun memiliki nama yang sama dengan teman kecilnya
dulu, tetapi sifat Aister sangat lah berbeda dengan Alister yang
ia kenal dulu. Inilah yang membuat Ana berfikir mungkin dia
memang bukan orang sama.
Ana yang terus di bully oleh Alister dan juga Tasya tetap
sabar dan berusaha tenang, karena kini Bulan yang sering
membantunya saat sedih. Tetapi semua tentang Alister cukup
mengusik Ana, membuatnya bertanya Tanya apakah Alister ini
sama dengan Alister di masa kecilnya?. Dari sini, Ana pun
memutuskan untuk mencari tahu tentang Alister. Alister yang
kasar, bahkan tidak segan segan menyuruh orang orang untuk
tidak berteman dengan Ana. Entah mengapa segala hal yang ada
pada dirinya kesal. Suatu hari Alister mendapati bahwa dia
melihat Ana di luar sekolah, kemudian Alister memutuskan
untuk mengikutinya. Rupanya Ana berhenti di sebuah
pemakaman umum, dan menangis di depan batu nisan sang
ayah. Selama ini, tanpa di sadari ternyata Ana selalu
berceritapada mendiang ayahnya atas segala kesulitan yang di
hadapi di sekolah.
Kenyataanya bahwa Ana ternyata sosok rapuh yang
hanya menguatkan diri di hadapannya membuat perasaan Alister
mencelos hancur. Dirinya merasa bahwa telah berlaku
berlebihan selama ini pada Ana. Hal ini juga memicu perubahan
sikap Alister pada Ana, dia jadi tidak merudung Ana lagi.
Seiring berjalannya waktu, Alister menemukan sebuah buku
diary pink milik Ana dan menyadari bahwa Ana adalah teman
kecil yang selalu bersamanya dahulu. Hanan, nama kecil Ana
yang sering digunakan untuk memanggil gadi itu. Alister pun
merasa bahwa betapa keterlaluannya dia, hingga tidak
menyadari kehadiran teman dekatnya itu. Alih alih menyadari,
dirinya justru bersifat jahat dan terus menyakiti Ana. Disisi lain,
Ana yang telah sadar bahwa benar Alisteradalah kawan lamanya
yang telah berubah sikapnya. Ana pun begitu penasaran apa
yang membuatnya begitu berbeda. Secara berangsur angsur
keduannya manyadari dan menjadi jauh lebih terbuka satu sama
lain. Baik Ana dan Alister, sama sama mengetahui rasa masing
masing.
Alasan dibalik perubahan sikap Alister yang sedikit banyak
disebabkan karena hubungannya debgan sang ayah yang tidak
baik, juga rahasia yang telah Ana simpan rapat rapat selama ini.
Dalam sebuah diary hitamnya Ana menuliskan segala hal yang
tak mampu ia ceritakan pada orang lain. Tentang kondisi
keluarganya pernah mengalami krisis, dan alasan mengapa Ana
tidak mampu menerima perasaan Alister. Ana sadar bahwa
dirinya merasa tak perlu menjalani hubungan, saat dokter saja
tidak mampu memberikannya kesempatan hidup lebih lama lagi,
karena penyakitnya. Pada akhirnya keputusan ada pada
keduannya, sehingga bagaimana sikap Ana terhadap Alister dan
bagaimana keputusan Alister merupakan keputusan terbaik.
Bahkan Alister sadar bahwa sosok perempuan rapuh di
hadapannya itu tidak memiliki banyak waktu lagi.

pesan moral :
Dari karakter Ana kita paham bahwa kehidupan
memang tidak selalu mudah. Ana yang mengalami banyak
lika-liku permasalahan yang terjadi pada dirinya dan
keluarganya mampu bertahan meskipun harus susah payah.
Meskipun di sekolah Ana sering mengalami penindasan,
namun setidaknya Ana memiliki ibu tempat dia berpulang
dan merasakan kenyamanan lagi. Hubungan harmonis
antara Ana dan ibunya ini memberikan banyak pesan pada
kita, bahwa sekecil apapun sebuah dukungan dan motivasi
mempu berperan besar bagi seseorang.

Anda mungkin juga menyukai