Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FIQIH

Tentang

TALAK

Disusun oleh :

Kelompok 8

Anggi Maitika Putri 1816010017

Indah Permata Sari 1816010025

Mardika Ilka Putri 1816010006

Dosen Pembimbing :

ALMIZAN, SHI, M.A


JURUSAN EKONOMI SYARIAH (A)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI UIN)
IMAM BONJOL PADANG
1441H / 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena telah
melimpahkan rahmat dan karunianya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini bisa kami selesaikan tepat waktu. Terimakasih juga kami ucapkan kepada Dosen
pengampu kami,yth. Bapak ALMIZAN yang telah mengajarkan dan memberikan kami
pembekalan ilmu pengetahuan. Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada kedua orang
tua yang telah mendoakan dan juga kepada teman-teman seperjuangan dengan kami dalam
menuntut ilmu. Hingga akhirnya makalah tentang Talak ini pun selesai kami buat. Kami
berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan kita bersama dan kami mohon
maaf jikalaunya terdapat kesalahan-kesalahan dalam pengetikan dan lain sebagainya.

Padang, 07 November 2019

Pemakalah
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Fiqih merupakan salah satu cabang ilmu yang tuntunannya bersifat ilmiah,
logis dan memiliki objek dan kaidah tertentu. Fiqih tidak seperti tasawuf yang lebih
merupakan gerakan hati dan perasaan, dan juga bukan merupakan tarekat yang
merupakan pelaksaan ritual-ritual.
Tujuan mempelajari fiqih adalah untuk membekali kita semua agar dapat
mengetahui dan memahami pokok-pokok hokum islam secara terperinci dan
menyeluruh, baik berupa dalil naqli maupun dalil aqli melaksanakan dan
mengamalkan ketentuan hukum islam dengan benar.
Dalam mempelajari fiqih tidak hanya teori yang diminta tetapi bagaimana cara
pengamalannya didalam kehidupan sehari-hari. Sebab fiqih ini merupakan ilmu yang
paling penting didalam kehuidupan, karena dari fiqih inilah nantinya kita mencari
tahu bagaimana cara melakukan ibadah dan amalan-amalan lainnya sesuai dengan
syariat islam.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu talak?
2. Apa saja hukum talak itu?
3. Berapa saja batasan bilangan talak ?
4. Bagaimana pendapat- pendapat tentang talak tiga?
5. Apa saja macam macam talak?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan talak
2. Untuk mempelajari hukum hukum talak
3. Untuk mengkaji batasan bilangan talak hingga dapat membedakan bilangan talak
yang boleh rujuk kembali dan mana yang tidak boleh dirujuk.
4. Mengetahui dan mempelajari macam- macam talak

BAB II

PEMBAHASAN

TALAK

1. Pengertian talak

Talak menurut bahasa arab adalah “melepaskan ikatan”. Ikatan yang dimaksud adalah
ikatan pernikahan. Jika terjadi perselisihan diantara suami istri, dan perselisihan itu
menimbulkan permusuhan, menanam bibit kebencian diantara keduanya atau terhadap
kaum kerabat mereka , sehingga tidak ada jalan lain, sedangkan ikhtiar untuk perdamaian
tidak dapat disambung lagi, maka talak atau perceraian adalah salah satu jalan yang
menjadi pemisah diantara mereka.

2. Hukum talak
Karena memiliki kemaslahatan atau kemudaratannya, maka hukum talak ada empat:
1. Wajib. Apabila terjadi perselisihan diantara kaum suami istri, sedangkan
dua hakim yang mengurus perkara keduanya sudah memandang perlu
supaya keduanya bercerai.
2. Sunah. Apabila suami tidak sanggup lagi membayar dan mencukupi
kewajibannya (menafkahi), atau perempuan tidak menjaga kehormatan
dirinya.
3. Haram (bid’ah). Apabila menjatuhkan talak sewaktu si istri dalam
keadaan haid.
4. Makhruh. Yaitu apabila dalam pernikahan masih banyak mengandung
kebaikan, dan diantara perselisihan suami-istri masih dapat di damaikan.

3. Bilangan talak

Talak jatuh sah dilakukan oleh suami yang dewasa, berakal, mumayyiz, yang bertindak
dengan kehendaknya (bukan paksaan orang lain) dan memahami (bukan terbawa emosi) atau
dilakukan oleh wakilnya. Sehingga jatuhnya talak tidak sah dilakukan oleh selain suami dan
tidak pula oleh anak-anak, orang gila, orang mabuk , orang yang dipaksa.

Jika terjadinya pertikain yang meruncing diantara keduanya , hingga tidak menyisakan
lahan untuk perdamaian, maka ini mengharuskan adanya peletakkan hokum yang mengatur
proses perceraian dengan tidak menyia-nyiakan hak kedua belah pihak manakala sarana
hubungan baik diantara keduanya sudah hilang.1

Tiap-tiap orang yang merdeka berhak menalak istrinya dari talak satu iddahnya, dan boleh
menikah kembali sesudah iddah. Firman Allah SWT:

‫ا‬GG‫ ِري ٌح بِإِحْ َس‬GG‫ُوف أَوْ ت َْس‬ ُ ‫الطَّاَل‬


ٌ ‫ا‬GG‫ا ِن فَإ ِ ْم َس‬GGَ‫ق َم َّرت‬
ٍ ‫ ر‬GGْ‫ك بِ َمع‬

”talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang makruf
atau menceraikan dengan cara yang baik.” (Al-Baqarah: 299)

Adapun talak tiga tidak boleh rujuk atau kawin lagi, kecuali apabila si perempuan
telah menikah dengan orang lain dan telah ditalak pula oleh suaminya yang ke dua itu.
Firman Allah SWT:

ِ ‫فَإ ِ ْن طَلَّقَهَا فَاَل ُجنَا َح َعلَ ْي ِه َما أَ ْن يَتَ َرا َج َعا إِ ْن ظَنَّا أَ ْن يُقِي َما ُحدُو َد هَّللا‬

“kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya
(bekas suami pertama dan istri) untuk menikah kembali jika keduanya berpendapat akan
dapat menjalankan hokum-hukum Allah.” (Al-Baqarah: 230)

Memang perempuan itu boleh menikah kembali dengan suaminya yang pertama jika
perempuan itu sudah menikah dengan laki-laki lain, serta sudah campur dan sudah pula
diceraikan oleh suaminya yang kedua itu dan sudah habis pula iddahnya dengan suami yang
kedua itu.

Tetapi perlu diingat, hendaklah pernikahan yang kedua itu benar-benar menurut kemauan
laki-laki yang kedua itu dan benar-benar dengan kesukaan perempuan. Tegasnya bukan
dengan maksud supaya ia dapat menikah kembali dengan laki-laki yang pertama, memang
betul dengan niat akan kekal, tapi untung dan nasib tidak mengizinkan pernikahan yang

1
Syaikh salih bin abdul aziz alu asy-syaikh, fiqih muyassar, Jakarta: darul haq ke 287 hal 501
kedua itu kekal. Adapun kalau disengaja supaya dia dapat kembali kepada suami yang
pertama, perbuatan seperti ini tidak diizinkan oleh agama bahkan dimurkai.2

4. Pendapat –pendapat tentang talak tiga

Talak tiga itu meliputi beberapa cara yaitu:

1. Menjatuhkan talak tiga kali pada masa yang berlainan


Misalnya seorang suami menalak istrinya dengan talak satu pada masa iddah ditalak
lagi kemudian pada masa iddah kedua ditalak lagi.
2. Seorang suami menalak istrinya dengan talak satu sesudah habis iddahnya
dinikahi lagi kemudian ditalak lagi setelah habis iddah dinikahi lagi kemudian
ditalak lagi ketiga kalinya.

Dalam kedua cara tersebut para ulama bersepakat bahwa talak itu jatuh menjadi
talak tiga dan berlaku hukum talak tiga seperti yang sudah ditentukan

3. Suami menalak istrinya dengan ucapan “saya talak engkau dengan talak tiga”
atau “saya talak engkau, saya talak engkau, saya talak engkau” diulang nya kalimat
itu sebanyak tiga kali berturut-turut.

Dalam cara yang ketiga ini ulama berbeda pendapat yaitu:

a. Pendapat yang pertama jatuh talak tiga dan berlaku segala hukum talak tiga
yang telah ditentukan
b. Pendapat kedua tidak jatuh talak tiga sama sekali
c. Pendapat yang ketiga jatuh talak satu dan berlaku hukum talak satu dan suami
masih boleh rujuk kembali kepada istri.3

5. Macam-macam talak
a. Talak ditinjau dari segi jumlah
1. Talak satu, yaitu talak yang dijatuhkan pertama kali oleh suami kepada
istrinya dan hanya dengan satu talak.

2
H.Sulaiman Rasjid, fiqih islam, cet 27, Bansung: sinar baru algensindo, 1994, hal 404
3
Ibid. hal 406
2. Talak dua, yaitu talak yang dijatuhkan oleh suami kepada istri untuk yang
kedua kali atau untuk yang pertama kali tapi dengan dua ucapan talak
sekaligus
3. Talak tiga, yaitu talak yang dijatuhkan untuk yang ketiga kalinya atau talak
yang pertama kali diucapkan tetapi dengan tiga ucapan talak sekaligus

b. Talak ditinjau dari segi boleh atau tidaknya bekas suami untuk rujuk
1. Talak Raj’I, yaitu talak yang boleh rujuk kembali selama masa iddah atau
masa iddah belum berakhir. Talak raj’I adalah talak satu dan talak dua
2. Talak Ba’in, yaitu talak yang dijatuhkan oleh suami kepada istri tidak
boleh mintak rujuk kembali kecuali dengan melakukan akad nikah
kembali.

Talak Ba’in terbagi dua, yaitu:

 Talak Ba’in sughra


Yaitu talak yang menghilangkan kepemilikan suami terhadap istri tapi
tidak menghilangkan hak suami untuk rujuk kembali.
 Talak bain kubra
Yaitu talak tiga dimana mantan suami tidak boleh rujuk kembali, kecuali
apabila mantan istri menikah lagi dengan laki- laki lain dan sudah digauli.
Lalu diceraikan oleh suami keduanya.

c. Talak dari segi keadaan istri


1. Talak sunny yaitu talak yang dijatuhkan suami kepada istri yang sudah
pernah digauli dengan satu talak tapi pada masa isti suci (dari haid). Dan
pada masa suci nya itu belum dicampuri.4
2. Talak bid’ah yaitu talak yang dijatuhkan oleh suami kepada istri yang
pernah dicampurinya dan pada saat suami menalak istri dalam keadaan
sedang haid.5

d. Talak ditinjau dari segi tegas atau tidaknya kata- kata yang digunakan

4
Syaikh salih bin abdul aziz alu asy-syaikh, fiqih muyassar, Jakarta: darul haq ke 287 hal. 504
5
Ibid. hal. 505.
1. Sharih (terang). yaitu kalimat yang tidak ragu-ragu lagi bahwa yang
dimaksud adalah memutuskan ikatan perkawinan, seperti kata si suami,
“engkau tertalak” atau “saya ceraikan engkau”. Kalimat yang sharih ini
tidak perlu dengan niat. Berarti apabila dikatakan oleh suami berniat atau
tidak berniat, keduanya terus bercerai, asal perkataannya itu bukan hikayat.
2. Kinayah (sindiran). Yaitu kalimat yang masih ragu-ragu, boleh diartikan
untuk perceraian nikah atau yang lain, seperti kata suami “pulanglah
engkau kerumah keluargamu” atau “pergilah dari sini” dan sebagainya.
Kalimat sindiran itu bergantung pada niat, artinya kalau tidak diniatkan
untuk perceraian nikah, tidaklah jatuh talak. Kalau diniatkan untuk
menjatuhkan talak barulah jatuh talak.6

e. Talak ditinjau dari segi langsung atau tidaknya suami menjatuhkan talak
1. Talak muallaq yaitu talak yang dikaitkan dengan syarat tertentu. Misalnya
suami mengatakan “engkau tertalak apabila meninggalkan shalat” maka
apabila si istri tidak shalat maka jatuh talak.
2. Talak ghairu muallaq yaitu talak yang tidak di kaitkan dengan syarat
tertentu. Atau dalam artian suami langsuang mengatakan “sekarang juga
engkau aku ceraikan”.

f. Talak dari segi cara suami menyampaikan talak


1. Talak dengan ucapan yaitu talak yang disampaikan dengan ucapan lisan
dihadapan istrinya dan istrinya mendengar langsung.
2. Talak dengan tulisan yaitu talak yang diampaikan oleh suami dalam
bentuk tulisan. Contohnya dalam bentuk surat dan si istri membaca dan
memahami isinya.
3. Talak dengan isyarat yaitu talak yang menggunakan isyarat oleh suami
yang tidak bisa bicara (tuna wicara) dan istrinya memahami isyarat
tersebut.
4. Talak dengan utusan yaitu talak yang dijatuhkan suami melalui perantara
yang lain.7

6
H.Sulaiman rasjid, fiqih islam, cet 27, Bandung; Sinar Baru Algensindo, 1994, hal 403
7
M. Dahlan, Fiqih Munakahat, Cet. Ke-1, Yogyakarta: Deepublish, Juni 2015. Hal. 112.
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Talak adalah kata cerai atau ucapan yang diucapkan suami kepada istri. Yang dapat
dinyatakan secara langsung dan ada pula yang dapat dinyatakan dengan isyarat. Karena
tujuan dalam sebuah pernikahan adalah untuk kemaslahatan jadi hukum untuk talak dibagi
menjadi beberapa kelompok hukum

B.Saran.

Kami sebagai pemakalah menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami sebagai pemakalah
meminta kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun agar kami dapat
memperbaiki kesalahan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Syaikh salih bin abdul aziz alu asy-syaikh, fiqih muyassar, Jakarta: darul haq ke 287.

Rasjid, Sulaiman, fiqih islam, cet 27, Bansung: sinar baru algensindo, 1994.

Dahlan, Muhammad, Fiqih Munakahat, Cet. Ke-1, Yogyakarta: Deepublish, Juni 2015

Anda mungkin juga menyukai