Puti Erima1
2
Azizah Viramita
Abstrak
Di permukaan bumi ini terdapat kelompok masyarakat yang menganut sistem ekonomi
yang berbeda-beda, karl max berpendapat masyarakat sosial dengan sistem produksi yang
bersifat kapitalis sehingga muncul sistem yang bersifat sosialis komunal yaitu sistem yang
bersifat memaksakan kehendak. Sistem ekonomi di minangkabau menganut sistem personal
komunal dan berdasarkan sistem matrilineal atau menurut garis keturunan ibu ,di dalam sistem
pewarisan diminangkabau ada dua yaitu sako dan pusako ,ado dua jinih harato pusako di
minangkabau nan disabuik jo pusako tambilang ameh ,pusako tambilang basipengelompokan
harta di minangkabau di bagi menjadi dua harato pusako tinggi yang di miliki secara bersama-
sama tidak ada hak pribadi untuk menjualnya hanya di amanahkan untuk mengolah dan
memanfaatkan ada juga harato pusako randah dimana harato pusako ini merupakan milik pribadi
dari ayah dan ibu atau orang tua .
Abstract
On the surface of this earth there are groups of people who embrace different economic systems,
karl max argues that social society with a capitalist production system so that a communal
socialist system, that is, a system that imposes the will. The economic system in Minangkabau
adheres to the communal personal system and based on the matrilineal system or according to
the maternal line, in the inheritance system there are two inheritance systems, namely sako and
pusako, there are two jinih harato pusako in Minangkabau nan disabuikan jo pusako tambilang
ameh, pusako tambilang stale. the grouping of assets in minangkabau is divided into two high
harato pusako which are held together there is no personal right to sell them only to be trusted to
cultivate and utilize there is also a harato pusako randah where this harato pusako is the private
property of father and mother or parents .
1
Mahasiswa dengan Nim,1816010033,prodi ekonomi syariah dari fakultas ekonomi dan bisnis islam ,universitas
imam bonjol .email:putierima@gmail.com
2
Mahasiswa dengan Nim,1816010085,prodi ekonomi syariah dari fakultas ekonomi dan bisnis islam,universitas
imam bonjol.email:azizahviramitha@gmail.com
3
Mahasiswa dengan Nim,1816010006,prodi ekonomi syariah dari fakultas ekonomi dan bisnis islam,universitas
imam bonjol.email:-
PENDAHULUAN
Sistem ekonomi adalah seluruh tata cara yang mengkoordinasi perilaku masyarakat baik
produsen maupun konsumen dalam menjalan kan kegiatn perekonomian(produksi ,distribusi dan
konsumsi ).sehingga dapat membentuk satu kesatuan yang teratur dan kekacauan dalam bidang
perekonomian pun dapat di hindari
Setiap kelompok memiliki sistem ekonomi yang berbeda beda termasuk sistem ekonomi
di minangkabau,sistem ekonomi minangkabau merupakan suatu cara yang di pakai oleh
masyarakat minang dalam menghadapi dan menyelesaikan berbagai masalah perekonomiannya.
Pada awalnya sistem ekonomi itu berbentuk sistem feodalisme ,misalnya di Yogyakarta
menganut sitem kesultanan maka tanah di Yogyakarta di kuasai oleh sultan dan Malaysia
menganut sistem kerajaan maka Malaysia dikuasai oleh raja .
Setelah sitem feodalisme maka masuklah sistem kolonialisme atau kapitalis dimana site mini
bersifat individu atau personal di mana pada sistem ini terjadi jarak dan kelas ,kelas antara
pemilik modal dengan pekerja karena terjadinya pemisahan kelas ini maka timbul kritikan karl
max.karl max percaya bahwa keterasingan manusia dari dirinya sendiri dia berpendapat bahwa
dalam ekonomi klasik menerima pasar tampa memperhatikan kekayaan pribadi dan pengaruh
keberadaan pasar pada manusia.fokus kritik nya terhadap ekonomi klasik adalah tidak
mempertimbangkan kekuatan produksi akan meruntuhkan hubungan produksi.
Teori historis dari karl max mencoba menerapkan nya kedalam masyarakat dengan meneliti
antara kekuatan dan relasi produksi.
Masyarakat adat minangkabau pada dasarnya terikat dalam satu garis keturunan yang di
tarik menurut garis keturunan ibu (perempuan) yang di sebut matrilineal , kesatuan atas dasar
keturunan ibu itu di sebut sesuku karena keturunan itu hanya di hitung dan di telusuri menurut
garis perempuan saja ,maka bentuk kesatuan tersebut dinamakan kesatuan masyarakat
matriachaatdalam sistem kekerabatan matrilineal ,harta warisan di turunkan secara turun temurun
menurut garis keturunan ibu ,dimana harta tersebut tidak di bagi-bagi kepemilikannya ,tapi di
kuasai dan diatur pemakaiannya oleh mamak ahli waris.
HASIL PEMBAHASAN
Sistem ekonomi yang di anut oleh masyarakat minangkabau yaitu sistem personal
komunal dimana harta itu ada milik pribadi dan ada pula milik bersama .harato pusako randah
merupakan harato milik pribadi yang berasal dari ayah ibu atau orang tua dan harato pusako
tinggi merupakan harato milik bersama dimana hanya ada hak untuk mengelolah dan
memanfaatkan padanya bukan hak untuk menjualnya .
Jadi dari sistem ekonomi personal komunal tersebut masyarakat minang mempunyai 3 cara hidup
yaitu :
Maksunya diimana cara hidup ini di miliki oleh orang-orang seperti pegawai tetap yang
mengharapkan gaji bulanan.
Maksudnya dimana cara ini dimiliki oleh orang yang berniaga yang menggantungkan
penghasilannya dari semua orang apakah akan didapatkan laba atau tidaknya
Maksudnya cara ini di miliki oleh para petani seperti manaruko yang pada umumnya
masyarakat minang berprofesi sebagai petani .
Masyarakat minangkabau kesatuan atas dasar keturunan ibu disebut sesuku ,karena I ni di
hitung menurut garis keturunan ibu saja yang disebut matrilineal ,di dalam kekerabatan
matrilineal ,harta warisan ini di turunkan secara kolektif dalam garis keturunan ibu,dimana harta
tersebut tidak dapat di bagi bagi kepemilikannya tapi di kuasai mamak kepala waris4
a. Asas uniteral yaitu hak kewarisan hanya berlaku dalam satu garis kekerabatn yaitu garis
keturunan ibu
b. Asas kolektif yaitu berhak atas harta pusaka bukanlah orang perorangan(individu)tetapi
suatu kelompok secara bersama-sama
Penerusan harta warisan secara kolektif ini di dasarkan pada pokok pikiran sebagai
berikut
Untuk menjaga kekompakan dalam keluarga
Untuk menjaga keutuhan harta
c. Asas keutaman yaitu dalam menerima peran sebagai penghulu untuk mengutus kaum dan
harta pusaka ,terdapat tingkatan-tingkatan pihak yang satu mendapatkan yang lain.
Ikatan ekonomi dalam Minangkabau terbagi atas harato pusako (harta pusaka), sawah
ladang, hutan tanah, harta percaharian, pewarisan, hak ulayat, ketentuan tentang hutan tanah.
Dilihat dari segi harta pencaharian terdapat peraturanperaturan dalam adat, yang berujud suatu
keseimbangan tindakan yang adil, suat keseimbangan pimpinan antara harta pencaharian dan
4
Ir. Edison MS., SH,M.Kn. dan Nasrun Dt.Marajo Sungut. Tambo Minang Budaya Dan Hokum Adat Di Minangkabau
(bukittinggi, 2010: Kristal multimedia)
harta pusaka. Hal ini terkandung dalam pepatah: Kaluak paku kacang balimbiang Anak dipangku
kamanakan dibimbiang Anak dipangku jo pancarian Kamanakan dibimbiang jo pusako5
1. Sako yaitu sebuah warisan dalam bentuk gelar pusako. Sako yaitu asal atau tua seperti
dalam kalimat berikut
Sawah banyak padi dek urang
Lai karambia sako pulo
Dalam adat Minang sako merupakan kekayaan yang tidak berwujud yang disebut pusako
kebesaran seperti:
Gelar panghulu;
Garis keturunan ibu yang disebut juga dengan “ sako induak”, disebut juga
dengan matrilineal.
Petatah petitih
Pidato adat
Hokum adat
Tatakrama dan hokum adat sopan santun
Sifat perangai bawaan juga di sebut dengan sako6.
Sako diwariskan dengan cara turun-temurun berdasarkan jalur sebagai berikut:
1) Gelar penghulu diwariskan secara turun temurun kepada kemenakan yang laki-
laki
2) Garis keturunan diwariskan secara turun temurun kepada anak perempuan.
3) Gelar bapak khusus pada daerah rantau Pariaman di wariskan secara turun
temurun kepada anak laki-laki.
4) Hukum adat beserta petatah-petitih serta adat sopan santun dan tata karma
diwariskan kepada semua anak dan kemenakan dalam nagari, selingkup alam adat
minang kabau.
Sako merupakan kekayaan tanpa wujud yang berperan penting dalam kehidupan
masyarakat Minangkabau, dalam membentuk sebuah moralitas dan melestarikan kebudayaan
5
Rinaldo, “Pola ekonomi kekerabatan minangkabau dalam pengetasan kemiskinan pada usaha peternakan ayam di
nagari Mungka kabupaten lima puluh kota”.skripsi Universitas Andalas ,Padang .hlm.32
6
Drs. H. Zulfahmi HB, M.Hum., Islam Dan Budaya Minangkabau. ( Padang: Rahmi Copy,2005), hal52-54
adat Minangkabau. Sebagaimana dalam pendirian atau pembangkiaan penghulu menghabiskan
banyak dana dalam upaya mambangkikkan batang nan tarandam atau belum adanya sako pada
kaum, berdasarkan keadaan (eksistensi) sebuah kaum dalam pergaulan masyarakat7.
2. Pusako adalah harta kekayaan yang berwujud dan diwariskan kepada anak yang termasuk
harta pusako diantaranya sawah, ladang, kolam, rumah gadang, pandam pakuburan, tanah
ulayat, balai masjid atau langgar (surau), peralatan atau perlengkapan penghulu itu
sendiri. Pusaka adalah sebuah jaminan untuk kelengkapan hidup di Minang untuk anak
dan kemenakan terutama pada daerah agraris yang teretak di dusun atau nagari.
Harta pusako merupakan sebuah alat pemersatu keluarga agar tidak terjadi perpecahan,
masih berfungsi dengan baik namun, harta pusako yang dimiliki secara kolektif yang membuat
ada “biang keladi” yang menimbulkan selang sangketa pada keluarga di Minang. Sehingga harta
pusako selain sebagai alat pemersatu juga bisa sekaligus sebagai alat pemecah belah,
Ketentuan pada adat mengenai barang sako dan harato pusako adalah :
Hak Bapunyo
Harato Bamiliak
Pada dasarnya Harato Pusako pada dasarnya dikuasai dan dimiliki secara bersama dalam sebuah
kelompok diantaranya:
Kelompok “Samande” atau “Saperinduan”
Kelompok “Sajurai” sakaum
Kelompok “sasuku”
Milik “nagari”
1.barang sako : pepatah-petitih
2.harato pusako : balai adat,mesjis,pasar , tanah ulayat ,pandam pakuburan 8
Pusako minangkabau bamulo dari niniak moyang malako atau manaruko ,mambukak hutan
rimbo dalam mamangan adat disabuik baa caro manaruko itu sampai menjadi pusako .
Dilambeh hutan jo baluka
Dirambah samak rimbo dalam
Dilambang bumi tanah lambua
7
Ir. Edison MS., SH,M.Kn. dan Nasrun Dt.Marajo Sungut. Tambo Minang Budaya Dan Hokum Adat Di Minangkabau
(bukittinggi, 2010: Kristal multimedia)
8
Amir M,S,Adat minangkabau pola dan tujuan hidup orang minan,(Jakarta:PT mutiara sumber widya,2006),hlm.95
Di asah padang nan panjang
Alat pakakeh di patajam
Dirateh baluka nan lah kariang
Diparun samo nan lah masiak
9
Sheiful yazantuanku mangkudun,Islam dan budaya minangkabau ideal sampai factual,tekstual sampai
kontekstual(Jakarta:elmizan publishing,2017),hlm.174
Paragat nagari : prasarana jo sarana atau alat kelengkapan untuk nagari seperti musajik,
balai adat,labuah, pasa ,tapian,baramban,pakokan banda ,darmaga,galanggang.
b) pusako adat nagari
harato kolektif nan di pagunokan untuak urusan parangkat adat .
pusako adat dua tingkatan
1.pusako adat nagari : tugu ,sawah paduan,bonjo,benteng.
2.pusako adat kaum atau suku
c) ulayat kaum
ulayat kaum, surau ,tabek ,pandam pakuburan,pemakaian harato ulayat
berdasarkan kesepakatan atau berdasarkan petunjuk penghulu kaum,pangka tuo suku.
Pada prinsipnya ulayat kaum dikerjakan secara bersama,dimanfaatkan untuk kepentingan
bersama .
d) pusako adat kaum
harato nan di mukasuikkan untuk kepentingan adat,atau pemangku adat dibagian pusako
adat nagarilah disabuik sawah paduan ,samo jinih nyo jo di kaum ,namonyo sawah
abuan.
Semua harato pusako tambilang ameh hakikat nya ,harato abadi,harato komunal,harato
milik basamo,milik basamo urang sanagari atau milik basamo urang sakaum.
10
Edison piliang. dan Nasrun Dt.Marajo Sungut. Tambo Minang Budaya Dan Hokum Adat Di Minangkabau
(bukittinggi, Kristal multimedia,2017),hlm.266-268
11
M.A,Dt.kampung dalam,Menelusuri jejak sejarah nagari kurai beserta lembaga adatnya(Bukittinggi,Kristal
multimedia,2011)hlm.214-215
Ada dua harato pusako diantaranya harato pusako tinggi dan harato pusako randah
1) Harato pusako tinggi merupakan sebuah harta yang diwariskan turun remurun sesuai
dengan pantun berikut :
Biriak-biriak tabang kasasak
Dari sasak turun ka halaman
Dari niniak turun ka mamak
Dari mamak turun ka kamanakan
Pantun tersebun menjelaskan tentang pewarisan harta pusako yang ada di Minangkabau
dengan cara dipindahkan dari mamak ka kemenakan disebut dengan “Pusako Basalin” bagi
harta pusaka tinggi berlaku ketentuan adat seperti beriku
Tajua indak dimakan bali
Tasanda indak dimakan gadai
Ini berarti bahwa harato pusako tidak boleh di jual belikan. Tetapi dalam hal mewariskan
harta pusako yang diturukan dari ande atau nenek pada sebuah kaum. Pada saat ini kita harus
menjaga, memelihara, memanfaatkan dengan baik untuk memenuhi kebutuhan sekarang dan
masa mendatang, seperti mamang adat: aianyu buliah disauak, buahnya buuliah dimakan tanah
jo bumi adat nan punyo.
2) Harta pusaka rendah merupakan sebuah harta dari pencarian dan jerih payah orang tua
selama perkawinan dan harta pemberian. Harta ini diwariskan kepada anak- anak nya
yang di kenal sebagai “harta susuk” yang akan menjadi potensi dalam menambah harta
pusako tinggi baik di ranah Minang maupun di daerah rantau.
Dengan ini bisa disebut bahwa harta pusako merupakan sebuah kekayaan material yang
dibagi oleh ahli adat berdasarkan kriterianya sebagai berikut:
a) Harato pusako: pusaka tinggi dengan ciri-ciri yang dimilikinya antara lain:
Tidak dapat diketahui secara pasti asal usul nya
Harta tersebut dimiliki secara bersama (kolektif) oleh kaum dan digunakan untuk
kepentingan bersama
Tidak dapat di pindah tangan keluar dari kaum, kecuali memenuhi syarat-syarat
tertentu yang disetujui oleh seluruh anggotakaum.
Sedangkan harta pusako randah yang mewariskan kepada satu generasi saja dengan asal
yang pasti yaitu orang tua yang diwariskan kepada anak kemenakan.
b) Harta pencarian merupakan harta yang digunakan oleh seseorang sebagai hasil usaha
sendiri
c) Harta bawaan; harta yang dibawa oleh suami kerumah istri yang ada sebelum
perkawinan. Bagi suami yang meninggal dunia maka berlaku ketentuan adat yang
berbunyi: harta tepatan tinggal, harta bawaan kembali, harta surang dibagi, harta
sekutu dibelah. Maksudnya harta suami di kembalikan kepada kaum. Harta surang adalah
harta pencarian seseorang sebelum perkawinan, dan dimasukkan kedalam harta
perkawinan sebagai aset
d) Harta tepatan; harta yang telah ada di rumah isteri sebelum perkawinan. Apabila isteri
meninggal maka sesuai ketentuan adat: Harta tetapan tinggal,
e) Harta bersama ( harta sekutu); adalah harta yang di dapat suami-isteri selama perkawinan
ada.
12
Edison MS. dan Nasrun Dt.Marajo Sungut. Tambo Minang Budaya Dan Hokum Adat Di Minangkabau (bukittinggi,
2017: Kristal multimedia)
Hutan jauh diulangi
Hutan dakek dikundano
Yaitu datang untuk mengambil hasil hutan dan dikerjakan atau dihuni dengan membuat dangau
dalam hutan13.
Harta pencarian orang tua setelah di wariskan kepada anaknya disebut dengan “harta susuk”
yang mempunyai potensi besar di masa mendatang untuk menambah potensi harato pusako
tinggi. Maka kepada siapa harta itu di wariskan tergantung dari kemauaan si meninggal pada mas
hidupnya14
Harta susuk yaitu harta pencarian dan pemberian yang diwariskan kepada anaknya
pewarisan dalam hukum Islam disebut hukum perdata (faraid) atau cara yang diinginkan orang
tua tetapi todak melanggar ketentuan undang-undang yang berlaku.
Jika harta ini telah dilakukan sebanyak dua kali pewarisan maka harta pusako ini akan
berubah menjadi harta pusako tinggi sehingga tidak bisa di jual belikan. Hal ini sesuai dengan
ketentuan pewarisan harta pusako tinggi yang berbunyi
Dari niniak turun ka gaek
Dari gaek turun ka uo
Dari uo turun ka mande
Dari mande ka nan puan
warisan harta randah untuk menjadi harta tinggi dilakukan sebanyak empat generasi
sehungga disebut dengan “harta susuk” atau sebuah arsipan harta dari harta pusako randah
kepada harta pusako tinggi di terima secara turun temurun. Jika diterima oleh anak laki-laki
maka bisa di hibahkan kepada istri akan tetapi kebanyakan di hibahkan kepada sudara
perempuan atau kaum untuk menambah harta pusaka tinggi. Dalam tugasnya pemuda Minang
harus menafkahi istri dan anak nya tetapi disisilain juga membantu dunsanak kemenakannya.
Inilah implementasi dari ketentuan adat yang berbunyi:
Kaluak paku kacang balimbiang
Buah simantuang lenggang-lenggangkan
Anak dipangku kamanakan di bimbiang
13
Amir M.S Adat Minangkabau Pola dan Tujuan Hidup Orang Minang, (Jakarta, 2006: Citra Harta Prima), hlm 97-98
14
Amir Syarifuddin,Pelaksanan Hukum Kewarisan Islam dalam Lingkungan adat Minangkabau (Jakarta:Gunung
Agung,1984),Hal.269-279
Urangkampuang di patenggangkan.
Filosofi Minang mendorong anak laki-laki untuk menjadi seorang yang tegar dan dinamis
dalam hidup mandiri. Anak perempuan sejak dulu diberi gelar “ amban puruak – aluang bunian
kaum” yaitu diberikan kepada anak perempuan tertua atau (suluang) yang memegang
pemimpinan dari sebuah kaum dan menguasai semua pusaka kaum.
Dalam pantun adat kedudukan ini disebut sebagai berikut.
Bundo kanduang
Limpapeh rumah gadang
Amban puruak pegangan kunci
Amban puruak aluang bunian
Pusek jalo kumpulan tali
Hiasan dalam nagari
Kok iduik tampek banasa
Kok mati tampek baniek
Ka unduang-unduang ka madinah
Ka payuang panji ka sarugo.
Jadi tugasnya perempuan adalah menyimpan memelihara pusako kaum, karena itu
warisan di Minang diturunkan secara matrilineal atau melalui garis ibu15.
Dalam adat minang terdapat istilah pagang gadai dimana tidak mengenal istilah jual beli
terhadap pusako tinggi tetapi hanya boleh di gadaikan. Gadai merupakan pemindahan sementara
terhadap hak garapan atau tanah kepada orang lain dengan meneriman sebuah kesepkatan antara
pemilik tanah dengan penerima gadai. Adapun sebuah gadai dengen niat tidak di tembus kembali
dikenal dengan “sando agung” yaitu gadai dalam waktu yang sangat lama.
Hak dan keberadaan harato pusako tinggi dalam lingkungan adat minangkabau adalah:
1. Harato pusako tinggi dalam lingkungan adat minangkabau hanya dapat di ambil
manfaatnya saja dan tidak dapat dibagi-bagi
2. Harato pusako tinggi tidak dapat di jualatau digadaikan kecuali dalam empat keadaan:
a) Rumah gadang katirisan. yaitu biaya memperbaiki rumah gadang yang telah
rusak
15
Amir M.S Adat Minangkabau Pola dan Tujuan Hidup Orang Minang, (Jakarta, 1997: Citra Harta Prima), hlm98-99
b) Maik tabujua di tangah rumah . yaitu upacara kematian seorang anggota kaum
yang di hormati harus sama agungnya dengan upacara perkawianan atau
penobatan penghulu
c) Gadih gadang indak balaki yaitu biaya persiapann dan pelaksanaan seorang gadis
yang membutuhkan biaya.
d) Mambangkik batang tarandam yaitu mendirikan penghulu baru menggantikan
penghulu yang tidak dapat berfungsi lagi karena mengundurkan diri atau
meninggal 16
3. Yang berhak memiliki dan memanfaatkan harato pusako tinggi adalah kemanakan
perempuan
4. Kemanakan laki-laki berperan sebagai pagar dari harta pusako tinggi dalam lingkungan
adat minangkabau yaitu bertugas menjaga keberlangsungan dari harato pusako tinggi.
5. Penggadaian atau penjualan harato pusako tinggi dalam lingkungan adat minangkabau
harus kesepakatan seluruh anggota kekerabatan matrilineal
Harato pusako hanya boleh di bagi sa buwah-parui pecah .namun jika seorang cabang sa
buwah parui dari garis anak perempuan pindah kenegeri lain ,ia kehilangan jatah harato
pusako17 kesetaraan dan keadilan gender dalam adat Minangkabau, pada aspek ekonomi dan
waris, kaum ibu mempunyai kedudukan yang istimewa Kesetaraan dan Keadilan Gender
dalam Adat Minangkabau tentang sistem keturunan, sawah, ladang, dan rumah tempat
kediaman. Sedangkan laki-laki mempunyai hak ekonomi, dengan dua sumber rumah
saudaranya yang perempuan (dunsanak) dan rumah isterinya, begitu juga dengan sawah
ladang. Dari aspek waris Sako, kekayaan tanpa wujud dalam adat Minang diwariskan
secara turun temurun menurut jalur tertentu. Adat Minang memperlakukan anak kemenakan
laki-laki dan perempuan secara adil dan setara berdasarkan posisi yang harus mereka terima18
KESIMPULAN
16
A Navis ,Alam Takambang Jadi Guru (Jakarta:Grafiti pres,1984),hlm.166-168
17
Edwin ,M.Loeb,Sumatra:Sejarah dan Masyarakatnya(Yogyakarta :Ombak,2013),hlm.129
18
Dikutip dari
www.researchgate.net/publication/269584127_KESETARAAN_DAN_KEADILAN_GENDER_DALAM_ADAT_MINANG
KABAU
Sistem Perekonomi dalam Minangkabau terbagi atas harato pusako (harta pusaka),
pewarisan, harta pencaharian dan lai- lain. ketentuan tentang hutan tanah Dilihat dari segi harta
pencaharian terdapat peraturan-peraturan dalam adat, yang berwujud suatu keseimbangan
tindakan yang adil, dan suatu keseimbangan pimpinan antara harta pencaharian dan harta pusaka.
DAFTAR PUSTAKA
Amir M.S 2006.Adat Minangkabau Pola dan Tujuan Hidup Orang Minang.Jakarta,: Citra Harta
Prima)
Edison MS. dan Nasrun Dt.Marajo Sungut.2017. Tambo Minang Budaya Dan Hokum Adat Di
Minangkabau.Bukittinggi,: Kristal multimedia
Drs. H. Zulfahmi HB, M.Hum. 2005, Islam Dan Budaya Minangkabau.Padang: Rahmi Copy
Dikutipwww.researchgate.net/publication_KESETARAAN_DAN_KEADILAN_GENDER_DALAM_ADAT_MI
NANGKABAU