Anda di halaman 1dari 8

DASAR FILSAFAT ADAT MINANGKABAU

A. ALAM MINANGKABAU

Dalam sejarah minangkabau (abad ke-15 dan 16 M) terdapat sebuah

kerajaan yang bernama minangkabau. Kerajaan meliputi seluruh Wilayah

Sumatera Tengah, bagian Utara yaitu daerah yang terletak diantara kerajaan

Palembang dan sungai Siak, bagian di sebelah barat terletak antara kerajaan

Manjuto dan sungai Singkel. Menurut cerita turun-temurun raja-raja

Minangkabau adalah keturunan dari Iskandar Zul Karnain (Alexander de Grotte).

Beliau memiliki 3 orang putra yang salah satunya bernama Maharaja di Raja

yang menjadi raja di Minangkabau.

Raja yang paling terkenal adalah Adityawarman (1340-1375). Pada masa

pemerintahan Adityawarman wilayah kekuasaan banyak dari peninggalan

Hindu. Asal mula nama Minangkabau dimulai dari cerita yang turun-temurun

bahwa ada perlombaan mengadu kerbau dengan musuh dari kerajaan Jawa yaitu

Majapahit yang pada ahirnya dimenangkan oleh kerbau dari minang. Pada masa

pemerintahan Adityawarman dan pada awal kedatangan Belanda masuklah

agama Islam.

Adat Minangkabau memiliki dasar filsafah yang tertentu dan bulat. Secara

kemasyrakatan filsafah Minangkabau itu adalah mengisi waktu yang sekerang

dan menghadapi waktu yang akan datang. Falsafah adat Minangkabau

merupakan satu kesatuan yang diajarkan melalui sejarah. Pada dasarnya filsafah

minangkabau itu tidak terbatas oleh waktu, tempat dan keadaan.


B. DASAR-DASAR FILSAFAH MINANGKABAU

Pasal 1 : Bentuk dan Susunan Masyarakat Menurut Adat Minangkabau

Pada dasarnya falsafah adat Minangkabau meliputi seluruh lapisan

masyarakat Minang kabau itu sendiri. Baik kelompok maupun individu. Dalam

filsafah minangkabau terdapat dasar, cara dan tujuan yang menjadi satu

kesatuan yang utuh. Dasar pokok dari filsafah Minangkabau dalah dari bersama,

oleh bersama dan untuk bersama. Adat Minangkabau mempunyai bentuk

sistemnya tersendiri, bukan bersal dari individualisme dan totaliterisme. Sistem

ini berdasarkan keseimbangan antara individu dengan kelompok.

Dasar kekeluargaan menjadi dasar susunan selanjutnya dalam

masyarakat Minangkabau. Seperti kampung, suku dan nagari. Yang menjadi

filsafah kemasyarakatan adalah bersama. Adat Minangkabau menghendaki dasar

bersama bukan persamaan. Tujuan dari masyarakat Minangkabau menurut adat

Minangkabau adalah melaksanakan prinsip bersama-sama.

Berdasarkan ketentuan-ketentuan adat minagkabau tidak ada tempat

bagi diktator atau raja absolut atau raja mutlak. Karena, pemimpin berasal dari

rakyat untuk rakyat dan mensejahterakan rakyat. Dasar adat mengenai adalah

bahwa pemimpin itu digadangkan ( di besarkan ) yang di imamkan dan menjalan

kan tugasnya berdasarkan aturan yang di tentukan oleh rakyat.

Menurut adat minang kabau setiap pemimpin mempunyai tugas dan hak

sendiri berdasarkan kedudukannya. Mengenai adat kabau sendiri, berlakulah

prinsip perimbangan antara yang kekal dan berubah, yang artinya adat minang

kabau itu kekal tetapi berubah ubah. Alam itu kekal smapai hari kiamat, tetapi
dibalik itu alam mengalami perubahan pula. Dalam hubungan mamak dengan

kemenakan terdapat keseimbangan pertentangan dan sebab menurut adat

minang kabau.

“ kamakan manyambah kalahia,

Mamak manyambah batin.“

Kamakan bapisau tajam,

Mamak bagadiang taba.”

Urang itu digadangkan mangkonyo gadang.”

Lambang dari sebuah dasar filsafat adat minangkabau adalah sebuah

keris. Keris minang kabau adalah sebuah keistimewaan yang terletak pada

lambang pada perimbangan yang di kandungnya. Kaum ibu mempunyai

kedudukan istimewa dalam adat minangkabau, karena pada ibulah terpusat

sistem keturunan minangkabau. Kaum ibu berkuasa atas harta pusaka seperti

sawah, ladang dan sebagainya. Kaum ibu yang akan memelihara harta benda ini

sebaik-baiknya, karena harta benda itulah yang akan menjadi kelangsungan

hidup selanjutnya.

Berdasarkan sistem keturunan adat minangkabau yaitu, sistem keturunan

ibu yang berdasarkan kemenakan, anak dari saudara perempuan. Seorang

minangkabau mempunyai dua orang pelindung, yang pertama merupakn mamak

dan yang kedua merupakan ayah. Negri minangkabau mempunyai daerah dan

tanah tertentu, yang meliputi tanah lunak dan tanah keras. Masyarakat yang
beragama, beradat, cerdas dan berekonomi baik yang akan sanggup

menciptakan negri yang dikehendaki adat minangkabau.

Mesjid adalah simbol dari agama, yaitu tempat melakukan ibadah. Balia

adat adalah simbol bagi prinsip permusayawaratan. Sawah ladang adalh simbol

kemakmuran. Galangan dalah simbol dan tempat untuk pendidikan jasmani.

Tapian tampek mandi lambang kebersiahan dan kesehatan.

Bentuk dan susunan masyarakat menurut adat minangkabau :

1. Bentuk masyarakat bukan individualisme atau totaliterisme

tetapi berdasarkan keseimbangan antara individu dan

masyarakat.

2. Dasar dari masyarakat minangkabau adalah pertalian yang

akrab dan serasa, pertalian budi dan buakn pertalian

individualistis.

3. Kepentinagn yang terutama mengenai tanah, yang dimiliki

bersama yaitu pusaka , hak rakyat yang tidak boleh dikurangi.

4. Susunan masyarakat minangkabau adalah berdasarkan

bajanjang naik, batanggo turun.

5. Pemimpin dari masyarakat minangkabau memiliki dua jenis

tugas, yaitu kewajiban dalam masyarakat dan masyarakat yang

ada didalam masyarakat itu sendiri.

Pasal 2 : Perjalanan Masyarakat Menurut Adat Minangkabau.


Ada dua dasar dari adat minangkabau ,yaitu cupak buatan dan adat yang

diadatkan. Kedua dasar ini menjamin adanya dinamika dan pertumbuhan

sehingga adat tidak menjadi beku. Menurut adat minangkabau hak dan kekuatan

demokrasi harus tetap berada ditangan rakyat, dijalankan oleh wakil rakyat.

Dalam mengambil keputusan dalam rapat dikenal dengan dua cara , yaitu yang

pertama berdasarkan suara terbanyak dan kedua berdasarkan sekata (suara

penuh). Dalam sepakat dan sakata ada dua kemungkinan yaitu, suatu keputusan

tidak diambil berdasarkan masalah atau keputusan diambil berdasarkan

kesepakatan. Adat minangkabau hanya mengenal sistem sakato dan sepakat.

Adat minangkabau tidak mengenal sistem suara terbanyak.

Demokrasi berdasarkan kepentingan dalam segala hal yang disepakati

dengan mufakat. Dalam adat minangkabau tidak ada suatu dari alam yang tidak

berguna. Berdasarka penjelasan dalam masyaratak minangkabau bahwa yang

menjadi dasar adalah :

a. Sesuatu tidak harus berdasarkan mufakat.

b. Tidakan diambil dari sekata dan mufakat.

c. Pemikiran bahwa pemimpin tidak boleh diganggu gugat tidak ada dala

adat minangkabau.

Pasal 3 : Kepribadian Menurut Adat Minangkabau.

Suatu organisasi harus memenuhi dua buah syarat :

a. Bahwa organisasi harus mempunyai aturan yang baik.


b. Bahwa anggota dari organisasi itu bermutu baik.

Pendidikan kepribadian dan golongan adat minangkabau memiliki

syarat–syarat tertentu. Syarat umum dimiliki oleh seseorang adalah dasar budi

dan malu. Selanjutnya perasaan sosial , yaitu dasar bersama dan persamaan yang

diutamakan oleh adat minangkabau. Suatu syarat yang paling bernilai tinggi

adalah budi. Budi adalah perbuat sesuatu terhadap orang lain seperti kita

berbuat kediri sendiri.

Seorang minangkabau mempunyai dua buah payung panji yaitu ayah

merupakn payung aka digunakn diwaktu hujan dan mamak merupakan payung

diwaktu panas. Sebuah dasar dari adat minangkabau berdasarkan kepada

kebenaran , alur ,dan yang objektif dan tidak memandang siapa yang dihadapi.

Tiga tanggungjawab yang harus dimiliki oleh orang minangkabau :

a. Tanggungjawab terhadap nenek moyang.

b. Tanggung jawab terhadap diri sendiri.

c. Tanggung jawab terhadap keturunan.

Dengan demikian menurut adat minangkabau mempunyai tiga macam

keawajiban, yaitu kewajiban terhadap leluhur, diri dan masyarakat serat anak

cucu.

Pasal 4 : Perekonomian Menurut Adat Minangkabau


Perekonomian sangat penting dalam masyarakat minangkabau. Berdasar

ekonomi yang baik maka masyarakat akan makmur dan kebudayaan dapat

berkembang. Orang minangkabau harus mempunyai tatanan dan persiapan

dalam perekonomian. Orang minangkabau merantau disebabkan oleh

kecintaannya terhadap negri.

Dasar dan ikatan ekonomi yang nyata dalam adatlah yang turut membuat

adat menjadi kuat dan kokoh. Aturan dan tujuan harta pusako menurut adat

yaitu, harta pusako harus dipupuk, karena harta pusako dana kaum atau dan

bersama. Harta pusako harus di pelihara dari generasi ke generasi, hal ini benuk

dari pertanggung jawaban dari nenek moyang.

Pada harta pencarianpun terdapat aturan aturan adat yang bertujuan

untuk tidakan yang adil, kesimbangan antara anak dan kemenakan, antara harta

pencarian dan harta pusako. Adat minangkabau hanya mengenal kesatuan

menurut keturanan ibu dan seorang suami dari perempuan dengan seorang

sumando dan bukan termasuk golongan kelurga istri.

Kawin bardasarkan sistem samando, ialah perkawinan tidak boleh

mendatangkan kerugian secara perekonomian.

Dalam perekonomian terdapat dasar-dasar dari adat minangkabau yaitu :

a. Harta bersama

b. Harta pusaka

c. Harta pribadi
Pasal 5 : Tujuan seseorang dan Masyarakat menurut adat minangkabau.

Tujuan ialah kebahagian yang akan dicapai berdasarkan dari prinsip “

dari bersama, oleh bersama dn untuk bersama. “ melalui bentuk dan susunan

masyarakat, dengan menentukan dengan cara kebutuhan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai