Anda di halaman 1dari 4

ADAT BASANDI SYARAK, SYARAK BASANDI KITABULLAH

Falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi KItabullah, merupakan filosofi hidup yang di
pegang dalam masyarakat Minangkabau, yang menjadikan ajaran Islam sebagai satu satunya
landasan dan atau pedoman tata pola perilaku dalam berkehidupan.
Dengan kata lain, Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, Syarak Mangato, Adat
Mamakai, merupakan kerangka atau pola berkehidupan bagi orang Minangkabau, baik secara
horizontal - vertikal dengan sang maha Pencipta, maupaun secara horizontal - horizontal antar
sesama manusia, ataupun dengan makhluk lain di alam semesta ( mikrokosmos dan
makrokosmos ).
Alam Minangkabau adalah menunjukkan letak geografis tempat bermukimnya orang
Minangkabau di muka bumi dan juga mencakup cakrawala berpikir serta paham yang di anut
masyarakatnya tentang berbagai persoalan, termasuk cara pandang terhadap berbagai dimensi
kehidupan
Pesan moral kata Alam Minangkabau, secara eksplisit untuk menggugah kearifan setiap pribadi
di muka bumi ini, pada seluruh ummat manusia bahwa pada prinsipnya seluruh manusia yang
ada di bumi ini adalah satu : berada dalam satu kesatuan dari sistem alam semesta ciptaan Allah
SWT meliputi alam makrokosmos dan mikrokosmos.
Konsep kepemimpinan di Alam Minangkabau mengacu pada surat Al-Baqarah ayat 30 yang
artinya : "Dan ingatlah ketika Rabbmu berfirman kepada para malaikat. Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di bumi". Juga dalam surat Ad-Zaariyaat ayat 56 yang
artinya : " Tidak aku jadikan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKU". Konsekwensi
dari tugas manusia selaku khalifah menjadi amanah untuk di laksanakan. Seperti : Mewujudkan
Kemakmuran, untuk keluarga, kamanakan, dan masyarakat. Mewujudkan Keselamatan. Beriman
dan beramal sholeh. Serta bekerja sama menegakkan kebenaran.
Ruang lingkup tugas selaku khlaifah.
Kekhalifahan terhadap diri sendiri, meliputi : Menuntut Ilmu Pengetahuan, Menjaga dan
memelihara diri sendiri dari segala sesuatu yang bisa menimbulkan bahaya dan kesengsaraan,
serta menghiasi diri dengan akhlak yang mulia.
Kekhalifahan dalam keluarga / rumah tangga, meliputi : Membentuk rumah tangga bahagia dan
sejahtera atau keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Memelihara anak istri dari hal hal
yang bisa menjerumuskan pada siksa api neraka. Mengusahakan agar tidak meninggalkan anak
anak sebagai generasi yang lemah.
Kekhalifahan dalam masyarakat, meliputi : Mewujudkan persatuan dan kesatuan umat. Tolong
menolong dalam kebaikan dan ketakwaan. Menegakkan keadilan dalam masyarakat.
Bertanggung jawab ( ikut aktif ) dalam amar makruf nahi munkar. Berlaku baik, menyantuni dan
mengayomi golongan masyarakat yang lemah, fakir miskin dan anak yatim.
Kekhalifahan terhadap alam, meliputi ; Membudayakan alam ( mengkulturkan natur ).
Mengalamkan budaya ( menaturkan kultur ). Dan MengIslamkan kultur.
Misi Mayarakat ABS-SBK. ( Syarat kelayakan kaum )
Mardeko ati ( merdeka hati ) : lapeh dari utang piutang, santoso dari hino jo malu, urang elok
salendang dunia.
Mardeko Tubuah ( merdeka tubuh ) : tubuah sehaik badan santoso, hiduik mambari lazat bagi
kasanangan, alah bapusako sacukuiknyo jo soko nan tarungguah dalam limbago, barimbo kareh
batanah lunak tampek batuga jo batahun, bakeh kasawah jo baladang.
Mardeko Tampek ( merdeka tempat ) : alah barumah jo ba tanggo, lah balumbuang barangkiang,
lah bakorong jo bakampuang, lah tarumpuan tampak nyato tacelak di pandang jauah.
Mardeko Alam ( Merdeka Alam ) : bacupak sapanjang batuang, baradat sapanjang jalan, indak
manaruah silang jo salisiah, suni dari bantah jo kalahi, alah soko nan tasungkua, dimano tampek
diam salamaik barang karajo.
Bumi sang padi manjadi, padi masak jaguang maupiah, taranak bakambang biak
Anak nagari sanang santoso, bapak kayo mande batuah, mamak di sambah urang pulo.
Pakan sasak musajik rami, sadundun adat jo ugamo, sairiang dunia jo akhirat.
4 Jenis Adat Minangkabau
1. Adat Nan Sabana Adat

Adat nan sabana adat adalah kenyataan yang berlaku tetap di alam, tidak pernah berubah oleh
keadaan tempat dan waktu. Kenyataan itu mengandung nilai-nilai, norma, dan hukum. Di dalam
ungkapan Minangkabau dinyatakan sebagai adat nan indak lakang dek paneh, indak lapuak dek
hujan, diasak indak layua, dibubuik indak mati; atau adat babuhua mati. Adat nan sabana adat
bersumber dari alam.

Pada hakikatnya, adat ini ialah kelaziman yang terjadi sesuai dengan kehendak Allah. Maka, adat
Minangkabau tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Hal itu melahirkan konsep dasar
pelaksanaan adat dalam kehidupan masyarakat Minangkabau, yakni adat basandi syarak, syarak
basandi kitabullah dan syarak mangato, adat mamakai. Dari konsep itu lahir pulalah falsafah
dasar orang Minangkabau yakni alam takambang jadi guru.

Adat nan sabana adat menempati kedudukan tertinggi dari empat jenis adat di Minangkabau,
sebagai landasan utama dari norma, hukum, dan aturan-aturan masyarakat Minangkabau. Semua
hukum adat, ketentuan adat, norma kemasyarakatan, dan peraturan-peraturan yang berlaku di
Minangkabau bersumber dari adat nan sabana adat.

2. Adat Nan Diadatkan

Adat nan diadatkan adalah adat buatan yang dirancang, dan disusun oleh nenek moyang orang
Minangkabau untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Aturan yang berupa adat nan
diadatkan disampaikan dalam petatah dan petitih, mamangan, pantun, dan ungkapan bahasa yang
berkias hikmah.

Inti dari adat nan diadatkan yang dirancang Datuak Parpatiah Nan Sabatang ialah demokrasi,
berdaulat kepada rakyat, dan mengutamakan musyawarah untuk mufakat. Sedangkan adat yang
disusun Datuak Katumangguangan intinya melaksanakan pemerintahan yang berdaulat ke atas,
otokrasi namun tidak sewenang-wenang. Sepintas, kedua konsep adat itu berlawanan. Namun
dalam pelaksanaannya kedua konsep itu bertemu, membaur, dan saling mengisi. Gabungan
keduanya melahirkan demokrasi yang khas di Minangkabau.
3. Adat Nan Taradat

Adat nan taradat adalah ketentuan adat yang disusun di nagari untuk melaksanakan adat nan
sabana adat dan adat nan diadatkan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan nagarinya. Adat ini
disusun oleh para tokoh dan pemuka masyarakat nagari melalui musyawarah dan mufakat. Dari
pengertian itu lahirlah istilah adat salingka nagari.

Adat nan taradat disebut juga adat babuhua sentak, artinya dapat diperbaiki, diubah, dan diganti.
Fungsi utamanya sebagai peraturan pelaksanaan dari adat Minangkabau. Contoh penerapannya
antara lain dalam upacara batagak pangulu, turun mandi, sunat rasul, dan perkawinan, yang
selalu dipagari oleh ketentuan agama, di mana syarak mangato adaik mamakaikan.
4. Adat Istiadat

Adat istiadat merupakan aturan adat yang dibuat dengan mufakat niniak mamak dalam suatu
nagari. Peraturan ini menampung segala kemauan anak nagari yang sesuai menurut alua jo
patuik, patuik jo mungkin. Adat istiadat umumnya tampak dalam bentuk kesenangan anak nagari
seperti kesenian, langgam dan tari, dan olahraga.

Anda mungkin juga menyukai