Hukum nikah:
Haram khitbah
1. Khitbah raj’iyah (masih hukum suami istri), tidak boleh secara mutlak.
2. Khitbah bukan raj’iyah, tidak boleh secara tasrih
3. Khitbah wanita yang telah dikhitbah lelaki lain, dengan syarat wanita tersebut telah
menerima khitbah yang pertama.
Rukun nikah:
1. Sigah
2. Mempelai lelaki
3. Mempelai wanita
1. Ditentukan
2. Rida keduanya
Tidak boleh memaksa anak wanita dewasa yang janda, adapun anak perawan atau yang
masih kecil maka boleh untuk dipaksa nikah. Hal ini dikarenakan biasanya mereka malu.
Namun perlu diperhatikan, pemaksaan ini harus memperhatikan maslahat. Oleh karenanya
syariat memerintahkan wali untuk mencari maslahat untuk orang yang berada di bawah
tanggungannya. Adapun wali yang menikahkan anak kecil atau anaknya yang perawan untuk
meraup keuntungan duniawi maka dia bukanlah wali yang saleh.
3. Tidak penghalang pada keduanya untuk menikah, contohnya adalah keduanya mahram.
Perhatian: jika kedua mempelai adalah orang kafir dan melakukan akad dengan cara mereka yang
tidak sesuai syariat maka pernikahan mereka dikatakan sah. Dan jika salah satu atau keduanya masuk
Islam maka tidak perlu untuk mengulang akad.
Syarat shighah:
1. Karena nasab
2. Karena radha’ (persusuan)
3. Karena mushaharah (pernikahan)
Contohnya, lelaki yang istrinya meninggal maka dia boleh menikahi saudari istrinya yang sebelumnya
diharamkan
1. Ibu ke atas
2. Anak ke bawah
3. Bibi (dari ibu)ke atas
4. Bibi dari pihak bapak
5. Saudari
6. Keponakan dari saudara
7. Keponakan dari saudari
Kaidahnya, yang diharamkan pada nasab dan mushaharah maka diharamkan juga semisalnya pada
persusuan
Syarat wali:
1. Mukalaf
2. Lelaki
3. Merdeka
4. Rasyid (paham) pada masalah akad
5. Seagama
6. Adil, bukan fasik
Syarat saksi:
1. Muslim
2. Adil
3. 2 orang
4. Lelaki
5. Balig
6. Berakal
7. Mampu berbicara
8. Mampu mendengar
Syarat nikah
Pertama: Syarat sah, yaitu jika dilanggar maka boleh membatalkan nikah.
Perbedaan antara pernikahan fasid/rusak dan batil adalah, fasid diperselisihi adapun batil disepakati.
Dampak pernikahan
Walimah:
Hukumnya mustahab
Memenuhi undangan walimah wajib, kecuali ada kemungkaran yang tidak bisa mengubahnya
Batasannya:
Adabnya:
- Berdoa
- Tidak melepas zakar hingga wanita selesai dari hajatnya
Sebab-sebab nafkah
Jenis-jenis nafkah
1. Makanan pokok
2. Pakaian
3. Tempat tinggal
4. Kebutuhan yang biasanya ada sesuai adat
Perpisahan
1. Khuluk
2. Talak
3. Zhihar
4. Li’an
5. Ila’
6. Fasakh
Dampak perpisahan
1. Idah
2. Pengasuhan anak
3. Gugurnya nafkah
Khuluk
Pertama: suami
Disyaratkan mumayyiz
Kedua: istri
Ketiga: ganti, yang sah untuk dijadikan mahar maka sah untuk dijadikan sebagai ganti
Sighah:
- Jika dengan lafal talak, maka ia adalah talak bain, yang tidak mungkin untuk rujuk.
- Jika dengan selain lafal talak:
Niat talak, maka talak bain
Tanpa niat talak, fasakh.
Hukumnya:
Talak
Hukumnya:
Yang menalak:
Harus mumayyiz
Shighahnya:
1. Raj’i: kembali tanpa akad baru, yaitu menalak wanita yang telah digauli/khalwat yang ditalak
di bawah 3 tanpa ganti
2. Bain:
Sughra, bisa kembali dengan akad baru
- Talak dengan iwad/khuluk
- Talak wanita yang belum digauli atau khalwat.
Kubra, talak wanita yang ditalak 3 kali
Kenis talak:
1. Sunaah:
Yaitu menalak sekali wanita yang telah digauli di masa suci di mana di saat itu belum
dicampuri.
2. Bid’ah:
a. Lebih dari sekali
b. Di masa suci di mana wanita di gauli di masa itu
c. Ketika haidh
3. Tidak disifati dengan sunnah atau bid’ah
a. Talak wanita kecil
b. Wanita menopause
c. Hamil
d. Yang belum digauli
Zhihar
Hukumnya haram
Macam zhihar: