PUASA
TUNTUNAN PRAKTIS PUASA NABI
DEFINISI PUASA
Puasa dar segi bahasa bermakna imsak (menahan) dan secara syari bermakna: menahan diri
dari segala sesuatu yang dapat membatalkan mulai terbit fajar subuh hingga terbenamnya
matahari yang disertai dengan niat.
HUKUM PUASA
Segenap umat islam telah ijma bahwa puasa di bulan Ramadhan itu hukumnya fardhu
(wajib). Dalilnya Surat Al-Baqarah:183 (hafalkan)
KEUTAMAAN-KEUTAMAAN PUASA
1. Allah langsung yang akan memberikan pahala bagi orang yang berpuasa
2. Amalan puasa tidak ada tandingannya
3. Doa orang yang berpuasa mustajab (tidak tertolak)
4. Orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan: kebahagiaan berbuka puasa dan
kebahagiaan bertemu dengan Allah di akhirat karena puasanya
5. Puasa akan mmberikan syafaat di hari kiamat
6. Bau mulut yang sedang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada wanginya minyak
kasturi
7. Puasa adalah perisai dan benteng yang kuat dari api neraka
8. Ada pintu khusus di surga untuk orang-orang yang berpuasa yaitu Rayyan
Pengertian Nikah menurut bahasa adalah penyatuan atau hubungan adapun secara Syari
adalah akad.
HUKUM PERNIKAHAN
Wajib baginya menikah untuk yang berkemampuan dan takut terjerumus kedalam perbuatan
zina, karen hukum zina adalah haram, begitu pula sarana yang mendorong terjadinya zina.
Sunnah baginya menikah jika ia berkemampuan namun tidak khawatir akan berbuat zina.
Mubah baginya menikah yang tidak memiliki kemampuan menikah, dan
Haram baginya menikah ketika ia menikah hanya untuk menyakiti pasangannya saja dan
bukan dalam rangka ketaatan kepada Allah Taala.
Menikah juga lebih didahulukan daripada pelaksanaan ibadah wajib Haji.
SYARAT-SYARAT PERNIKAHAN
1. Ada kejelasan akan kedua calon mempelai.
2. Ridha dari pihak suami yang sudah baligh dan dewasa, serta dari pihak istri yang
merdeka dan berakal.
3. Adanya wali, Seorang perempuan tidak boleh menikahkan dirinya sendiri, dan selain
walinya tidak boleh menikahkannya, kecuali ada halangan untuk menikahkanya.
Yang paling berhak menikahkan anak perempuan adalah bapaknya, kemudian
kakeknya dan seterusnya keatas, kemudian anakanya, kemudian cucunya dan
seterusnya kebawah, kemudian saudara kandung laki-laki, kemudian saudara laki-laki
seayah, kemudian anak laki-laki dari saudara kandung laki-laki dan seterusnya.
4. Adanya saksi, yaitu dua orang saksi laki-laki, baligh, berakal dan adil.
5. Kedua mempelai tidak mempunyai larangan yang melarang mereka untuk menikah,
seperti : hubungan saudara sepersusuan, atau hubungan nasab (keturunan), atau
hubungan perkawinan.
Dari ke empat kriteria diatas yang paling utama ketika memilih calon istri adalah yang
pertama yaitu Wanita yang baik Agamanya atau Shalihah.
KRITERIA CALON SUAMI YANG BAIK
1. Laki laki yang baik agamanya.
2. Laki laki yang baik ahlaqnya.
TALAK (PERCERAIAN)
Menceraikan istri dalam keadaan haid atau menstruasi, nifas atau dalam keadaan suci secara
digauli hukumnya haram, namun demikin talak tetap sah. Menceraikan istri tanpa sebab
hukumnya makruh. Tetapi kalau ada sebab maka hukumnya halal, dan apabila pernikahannya
itu membahayakan atau merugikan maka hukumnya sunah. Dalam masalah talak, tidak wajib
menaati kedua orang tua. Siapa saja yang ingin menceraikan istrinya, diharamkan baginya
menjatuhkan talak lebih dari satu. Ketika jatuh talak, sang istri harus dalam keadaan suci dan
belum digauli, lalu menceraikan dengan talak satu dan membiarkannya tanpa menambah
talaknya lagi sampai selesai masa iddahnya. Talak dinyatakan sah jika diucapkan. Adapun
kalau sekedar niatan saja maka belum jatuh.
MACAM-MACAM IDDAH
1. Iddah hamil maka iddah talak dan iddah ditinggal mati suaminya sampai melahirkan
anak dalam kandungannya
2. Iddah ditinggal mati suaminya yaitu empat bulan sepuluh hari
3. Apabila seorang istri diceraikan suaminya dalam keaadaan haid maka iddahnya tiga
kali haid, dan iddahnya itu berakhir dengan sucinya ia dari haid yang ketiga
4. Apabila ditalak tidak dalam keadaan haid; iddahnya tiga bulan