Nim : 2201334
Kelas : 1 A
PERNIKAHAN
PENGERTIAN
Menurut Bahasa Arab :
Al-jam'u atau bertemu, berkumpul
Menurut UU No.1 Tahun 1974 (Pasal 1) :
Perkawinan adalah perikatan bantin antara seseorang pria dan wanita sebagai suami istri
dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan tidak kekal berdasarkan
ketuhanan yang maha Esa
Menurut Istilah :
Nikah ialah suatu ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan perempuan untuk hidup
bersama dalam suatu rumah tangga melalui akad yang dilakukan menurut hukum syariat
islam
Hukum
1. Jaiz atau Mubah, dibolehkan dan inilah yang menjadi dasar hukum nikah
2. Wajib, orang yang telah mampu/sanggup menikah. Bila tidak menikah, khawatir ia
akan terjerumus ke dalam perzinaan
3. Sunah, orang yang sudah mampu menikah,tetapi masih sanggup mengendalikan
dirinya dari godaan yang menjurus kepada perzinaan
4. Makruh, orang yang akan melakukan pernikahan dan telah memiliki keinginan atau
hasrat, tetapi ia belum mempunyai bekal untuk memberikan nafkah tanggungannya.
5. Haram, orang yang akan melakukan pernikahan, tetapi ia mempunyai niat yang
buruk, seperti niat menyakiti perempuan atau niat buruk lainnya
Tujuan
1. Untuk memperoleh kebahagiaan dan ketenangan hidup (sakinah).
2. Untuk membina rasa cinta dan kasih sayang.
3. Untuk memenuhi kebutuhan seksual yang sah dan diridhai
Allah Swt.
4. Untuk Memperoleh Keturunan yang Sah
1. Calon suami ;
2. Calon istri :
3. Wali, yaitu bapak kandung mempelai wanita, penerima wasiat atau kerabat terdekat, dan
seterusnya sesuai dengan urutan ashabah wanita tersebut. Syarat wali yaitu ;
4. Dua orang saksi, syarat saksi yaitu berjumlah dua orang, bukan wanita, dan bukan
pendosa serta tidak boleh merangkap sebagai saksi walaupun memenuhi kualifikasi
sebagai saksi.
Mahram,
artinya diharamkan (Wanita yang haram dinikahi)
1. Mahram Muabbad, keturunan, satu susuan, mertua perempuan, anak tiri jika ibunya
sudah dicampuri, bekas menantu perempuan, dan bekas ibu tiri
2. Mahram Gair Muabbad, mahram sebab menghimpun dua perempuan yang
statusnya bersaudara, minsalnya saudara sepersususan kakak dan adiknya. Hal ini
boleh dinikahi tetapi setelah yang satu statusnya sudah bercerai atau meninggal dunia.
Yang lain dengan sebab istri orang dan sebab iddah.
Jenis-jenis
1. Pernikahan Mut’ah, Pernikahan yang dibatasi untuk jangka waktu tertentu, baik
sebentar atau pun lama
2. Pernikahan Muhallil, Pernikahan seorang wanita yang telah ditalak tiga oleh
suaminya yang karenanya diharamkan untuk rujuk kepadanya, kemudia wanita itu
dinikahi laki –laki lain dengan tujuan menghalalkan dinikahi lagi oleh mantan
suaminya
3. Pernikahan dalam masa Iddah, dimana seorang laki-laki menikah dengan
perempuan yang dalam masa Iddah
4. Pernikahan Syighar, dengan persyaratan barter tanpa pemberian mahar
5. Pernikahan orang yang Ihram, Pernikahan orang yang sedang melaksanakan ihram
haji atau ‘umrah serta belum memasuki waktu tahallufl
6. Pernikahan Tanpa Wali, Pernikahan yang dilakukan seorang laki-laki dengan
seorang wanita tanpa seizin walinya
Hikmah
1. Terciptanya hubungan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram, dalam ikatan
suci yang halal dan diridhai Allah Swt.
2. Mendapatkan keturunan yang sah dari hasil pernikahan.
3. Terhindar dari perbuatan zina.
Talak
1. Yang menjatuhkan talak adalah suami. Syaratnya baligh, berakal, dan kehendak sendiri.
2. Yang dijatuhi talak adalah istrinya.
3. Ada dua macam cara menjatuhkan talak, yaitu dengan cara sharih (tegas) maupun dengan
cara kinayah (sindiran).