Anda di halaman 1dari 18

BAB

PERNIKAHAN
Iklima Sayyidatunnisa
Pengertian
Dikutip dari buku 'Tajdid Nikah Dalam Perspektif Hukum Islam'
karya Drs Sutaji, M.HI, nikah dalam bahasa berarti
menghimpun. Dalam pengertian fiqih, nikah adalah akad yang
mengandung kebolehan melakukan hubungan suami istri
dengan lafal nikah/kawin.
Selain itu, menurut kompilasi hukum Islam, perkawinan adalah
akad yang kuat atau mistaqon gholidhon untuk menaati
perintah Allah dan melaksanakannya adalah ibadah.
Tujuan
Dalam buku 'Fiqh Keluarga Hadits riwayat Bukhari dan
Terlengkap' karya Rizem Aizid Muslim menjelaskan bahwa
tujuan pernikahan dalam Islam menikah juga bertujuan
adalah membangun keluarga menjaga diri dari perbuatan
sakinah, mawaddah, wa rahmah. zina. Hal ini juga yang
Hal ini tertuang dalam Quran menjadi dasar hukum
surat Ar Ruum ayat 21 pernikahan dalam Islam.
HUKUM
PERNIKAHAN
a. Wajib
Orang yang telah mampu secara fisik, mental, ekonomi
maupun akhlak dan memiliki keinginan untuk menikah dan
dikhawatirkan berbuat maksiat/zina.
b. Sunnah
Orang yang telah mampu tetapi tidak khawatir berbuat
maksiat seperti zina.
c. Mubah
Orang yang mampu dan aman dari fitnah, dan menikah
dengan tujuan untuk bersenang-senang saja hukumnya
mubah
d. Haram
Orang yang yakin bahwa dirinya tidak mampu melaksanakan
kewajiban pernikahan baik ang berkaitan dengan hubungan
seksual maupun kewajiban lainnya.
e. Makruh
Orang yang mampu menikah tetapi khawatir menyakiti,
menzalimi hak-hak istri dan buruknya pegaulan yang
dimilikia atuapun tidak minat terhadap wanita.
ORANG-ORANG
YANG
TIDAK BOLEH DINIKAHI
Wanita yang haram dinikahi disebut mahram nikah.
Ada dua jeni mahram yaitu :
MAHRAM MUABBAD
(mahram selamanya haram dinikahi)
Contoh : keturunan, satususuan, mertua perempuan, anak
tiri(jika ibunya sudah dicampuri), bekas menantu
perempuan, dan bekas ibu iri.
MAHRAM GAIR MUABBAD
Contoh : mahram sebab menghimpun dua perempuan
yang statusnya bersaudara.
RUKUN DAN SYARAT
PERNIKAHAN
a. Calon suami, syarat-syaratnya sebagai berikut:
1) Bukan mahram si wanita, calon suami bukan termasuk
yang haram dinikahi karena adanya hubungan nasab atau
sepersusuan.
2) Orang yang dikehendaki, yakni adanya keridaan dari
masing-masing pihak.
3) Mu’ayyan (beridentitas jelas), harus ada kepastian
siapa identitas mempelai laki-laki dengan menyebut
nama atau sifatnya yang khusus.
b. Calon istri, syaratnya adalah:
1) Bukan mahram si laki-laki.
2) Tidak dalam masa iddah atau berstatus sebagai istri
orang.
c. Wali, yaitu bapak kandung mempelai wanita, penerima
wasiat atau kerabat terdekat, dan seterusnya sesuai
dengan urutan ashabah wanita tersebut, atau orang bijak
dari keluarga wanita, atau pemimpin setempat.
c. Wali, yaitu bapak kandung mempelai wanita, penerima wasiat atau kerabat terdekat,
dan seterusnya sesuai dengan urutan ashabah wanita tersebut, atau orang bijak dari
keluarga wanita, atau pemimpin setempat.
Syarat wali adalah:
1) orang yang dikehendaki.
2) laki-laki.
3) mahram si wanita.
4) balig.
5) berakal.
6) adil.
7) tidak terhalang wali lain.
8) tidak buta.
9) Islam.
10) merdeka.
d. Dua orang saksi
1) Berjumlah dua orang, bukan budak, bukan wanita, dan bukan
orang fasik.
2) Tidak boleh merangkap sebagai saksi walaupun memenuhi
kwalifikasi sebagai saksi.
3) Sunnah dalam keadaan rela dan tidak terpaksa.
e. Ijab Kabul (sigah)
Syarat ijab kabul adalah:
1) Tidak tergantung dengan syarat lain.
2) Tidak terikat dengan waktu tertentu.
3) Boleh dengan bahasa asing.
4) Dengan menggunakan kata “tazwij” atau “nikah”, tidak boleh
dalam bentuk kinayah (sindiran), karena kinayah membutuhkan
niat sedang niat itu sesuatu yang abstrak.
5) Qabul harus dengan ucapan “Qabiltu nikahaha/tazwijaha” dan
boleh didahulukan dari ijab.
PERNIKAHAN
YANG TIDAK SAH
a. Nikah Mut’ah/nikah kontrak : nikah yang dibatasi waktu tertentu
b. Nikah syighar : nikah dengan syarat barter tanpa memberi
mahar.
c. Nikah muhalil : pernikahan seorang wanita yang ditalak 3 kali
oleh suaminya haram untuk dirujuk
d. Pernikahan orang yang ihram : dalam keadaan ihram umrah
atau haji.
e. Pernikahan dalam masa iddah
f. Pernikahan tanpa wali
g. pernikahan dengan wanita kafir
f. Menikahi mahram.
HIKMAH PERNIKAHAN
1. Terciptanya hubungan antara laki-laki dan perempuan yang
bukan mahram, dalam ikatan suci yang halal dan diridai Allah
Swt.
2. Mendapatkan keturunan yang sah dari hasil pernikahan.
3. Terpeliharanya kehormatan suami istri dari perbuatan zina.
4. Terjalinnya kerja sama antara suami dan istri dalam
mendidik anak dan menjaga kehidupannya.
5. Terjalinnya silaturahim antarkeluarga besar pihak suami
dan pihak istri.
Terimakasih
Semoga bermanfaat dan dapat dipahami
dengan jelas

Anda mungkin juga menyukai