Oleh:
Tahun 2023
1
Kata pengantar
Makna dan dampak nusyuz pada laki laki dalam keharmonisan rumah
2
Abstrak
Perkawinan adalah ikatan janji suci antara suami dan istri. Salah satu kibat
Hukum yang Muncul dari terjadinya perkawinan adalah kedua belah pihak terikat hak
dan kewajiban. Ada timbal balik antara hak dan kewajiban suami istri, karena pada
dasarnya segala sesuatu yang menjadi kewajiban suami adalah hak bagi istri, begitupun
sebaliknya, yang menjadi kewajiban istri adalah hak mutlak untuk suami. Jika salah satu
mengabaikan kewajibannya hal tersebut biasa disebut dengan nusyuz. Sikap nusyuz dapat
dilakukan oleh suami ataupun istri, karena pada dasarnya keduanya adalah manusia biasa
yang tidak terlepas dari melakukan salah dan dosa, oleh karena itu jika salah seorang
diantara mereka ada yang melakukan nusyuz maka pasangan yang lain harus berusaha
agar pasangannya tidak terjebak dalam perilaku nusyuz, selain itu jika salah satu
pasangan melakukan nusyuz yang berkepanjangan maka hal tersebut dapat
mengakibatkan kacaunya pengorganisasian di dalam keluarga. Oleh karena itu hal
tersebut masuk dalam salah satu maksiat, dan yang melakukannya harus segara
menyadari kesalahannya dan bertaubat kepada Allah SWT.
Berdasarkan uraian perumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut; Pertama, menjelaskan secara terperimci apa yang dimaksud dengan
nusyuz baik nusyuz istri atau suami. Kedua, menjelaskan bagaimana dampak nusyuz
terhadap keharmonisan rumah tangga, dan bagaimana dampak nusyuz terhadap sosiologi
hukum. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kepustakaan. Data-data yang sudah
diklasifikasi dari sumber data primer dan sekunder. Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini merupakan salah satu dari metode penelitian kuallitatif. Berdasarkan
hasil dari penelitian ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa nusyuz tidak hanya bisa
terjadi kepada istri saja, tetapi juga sangat bisa terjadi kepada suami, sebagaimana telah
disebutkan dalam QS. An-Nisa‟ ayat 34, dan QS. An-Nisa‟ ayat 128. Bahwa nusyuz bisa
memberikan pengaruh negatif terhadap keharmonisan rumah tangga, dan bisa mmberikan
dampak negatif terhadap kehidupan sosia
3
A. Latar belakang
Nusyuz adalah perilaku suami atau istri yang melanggar kewajiban dalam
rumah tangga, seperti tidak memberikan nafkah, tidak memenuhi kebutuhan
keluarga, atau tidak menjaga keharmonisan rumah tangga. penelitian sebelumnya
telah banyak membahas tentang nusyuz pada istri, namun masih sedikit yang
membahas tentang nusyuz pada suami. oleh karena itu, penelitian ini akan
membahas makna dan dampak nusyuz pada laki-laki dalam keharmonisan rumah
tangga. Nusyuz juga merupakan istilah dalam hukum Islam yang merujuk pada
perilaku istri yang tidak taat kepada suaminya. nusyuz dapat terjadi dalam
berbagai bentuk, seperti tidak menaati perintah suami, meninggalkan rumah
tanpa izin, atau menolak hubungan seksual dengan suami. dalam kitab undang-
undang Hukum Perdata (KUHP), nusyuz dikenal sebagai wanprestasi, yaitu
ketidakmampuan salah satu pihak untuk memenuhi kewajibannya dalam
perjanjian.
4
adalh larangan nusyuz suami dalam alquran surah an-nisa ayat ;34 Artinya :
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah
melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan
karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab
itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri
ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-
wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan
pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika
mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk
menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”. dan
perintah tersebut ditujukan terhasdap orang orang mukmin baik laki laki maupun
perempuan.
Para ulama’ sepakat bahwa seorang istri dikatakan nuyuz apabila melakukan hal-
hal, seperti, istri tidak mau menuruti perintah suami, istri keluar rumah tanpa izin dari
suami ataupun tidak bersedia menempati rumah yang telah disediakan oleh suaminya.
Maka apabila hal itu terjadi ada beberapa langkah yang bisa di tempuh oleh suami agar
istri tidak terlalu jauh melakukan hal-hal yang bersifat maksiat. Langkah pertama adalah
cukup sang suami menasehati istri bahwa apa yang dilakukan itu adalah suatu
kemaksiatan dan haruslah dia bertaubat memohon ampun kepada Allah SWT. Jika istri
tetap melakukan nusyuz maka suami diperbolehkan memukul istri akan tetapi jangan
sampai mencidrainya dan jangan memukul ditempat-tempat yang rawan seperti muka
atau kepala, apabila istri belum juga bertaubat maka dalam Al Qur’an menganjurkan agar
suami berpiasah tempat tidur untuk sementara waktu, karena apabila wanita itu berfikir,
hal itu adalah kesalahan yang besar jika sampai suami tidur terpisah darinya. Akan tetapi
cara-cara ini tidak boleh dilakukan apabila suami istri dalam keadaan harmonis, tindakan
itu hanya boleh dilakukan apabila menghadapi ancaman kerusakan dan keretakan dalam
rumah tangga.4 Masalah menjadi berbeda apabila suami yang melakukan nusyuz, para
ulama’ tidak membahasnya secara terperinci seperti apa langkah-langkah yang harus
ditempuh oleh istri. Dalam surat an nisa’ ayat 128 Artinya:“Dan jika seorang wanita
khawatir nusyuz5 atau sikap acuh tak acuh dari suaminya, maka tidak mengapa bagi
keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya.” Dalam surat ini
digambarkan bahwa apabila suami melakukan nusyuz, istri bisa meminta bantuan pihak
5
ketiga agar dapat mengkomonikasikan permasalahan tersebut dengan suami. Akan tetapi
ada pendiskriminasian dalam bentuk hukum yang patut untuk dipertanyakan. Apabila
nusyuz itu dilakukan istri menjadi sangat tegas dan jelas sedangkan nusyuz dilakukan
oleh suami menjadi kabur dan tidak jelas penyelesaian permasalahannya.
A. Rumusan masalah
6
5. Bagaimana konsep nusyuz laki-laki dalam kompilasi hukum Islam dan
bagaimana implikasinya dalam kehidupan berkeluarga?
A. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah agar dapat memahami konsep nusyuz menurut
para ulama’ fikih klasik dan mengetahui konsep nusyuz berkesetaraan Gender
menurut ulama’ kontemporer, selanjutnya peneliti ingin melakukan upaya
penormaan terhaap nusyuz suami dalam Hukum perkawianan di Indonesia
B. Metode penelitian
Salah satu sesuatu yang sangat penting dalam penelitian adalah, Metode
Penelitian, karena berhasil atau tidaknya sebuah penelitian sangat di tentukan
oleh bagaimana Metode yang di ambil oleh peneliti tersebut. Penelitian ini lebih
7
memusatkan perhatian kepada studi kajian literatur 11 tentang Nusyuz dan
Akibatnya Dalam Keharmonisan Rumah Tangga Perspektif Sosiologi Hukum.
Sesuai dengan masalah pokok yang akan di bahas disini penelitian ini di mulai
dengan memahami makna nusyuz terlebih dahulu, bagaimana cara penyelesaian
nusyuz yang telah tertulis dalam Al-Qur‟an surat AnNisa‟. Bagaimana
penyelesaian apabila istri yang telah melakukan nusyuz, dan penyelesaian apabila
suami yang telah melakukan nusyuz. Pokok bahasan yang kedua adalah tentang
keharmonisan keluarga yang harus di pahami indicator dari keharmonisan itu
seperti apa, makna keharmonisan rumah tangga itu seperti apa yang di kuatkan
juga dengan rujukan kepustakaan yang bisa di dapat di berbagai sumber. Pokok
bahasan yang ketiga adalah tentang Sosiologi Hukum, yang harus di pahami dari
mulai maknanya, baik itu secara etimologi atau terminology. Yang tentunya akan
di kuatkan lagi dengan rujukan-rujukan pustaka yang di buat oleh para ahli, dan
sumber lainnya
Metode penelitian sangat menentukan sebuah keberhasilan dalam
sebuah atas maksud yang ingin dicapai dalam sebuah tulisan. Persoalan
penting yang patut dikedepankan dalam metodologi penelitian adalh
dengan cara apa dan bagaiman data yang diperlukan dapat dikumpulkan
sehingga hasil akhir penelitian mampu menyajikan infomasi yang valid.
Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif dengan teknik
pengumpulan data melalui kitab-kitab salaf dan kontemporer Responden
penelitian adalah suami yang pernah melakukan nusyuz pada istri dan istri
yang pernah mengalami nusyuz dari suami. Data yang diperoleh akan
dianalisis dengan teknik analisis isi.
Metode penlitian kualitatif adalah pendekatan yang digunakan
meneliti subjek secra ilmiah dengan fokus pemaham mendalam tentang
fenomena yang diteliti . Berikut adalah langkah-langkah umum yang dapat
digunakan dalam metode penelitian kualiatatif.
1. Pengumpulan data : langkah pertama dalam metode penelitian kualitatif
adalah mengumpulkan data yang relevan dengan topik penelitian ,metode
penelitian yang umum digunakan dalam penelitian kualitatif meli[uti
wawancara, observasi, dan analisis dokumen.
8
2. Reduksi dan klasifikasi data : setelah data terkumpul, peneliti perlu
melakukan reduksi dan klsifikasi data. . hal ini melibatksn mengorganisir
data yang telah dikumpulkan menjadi kategori atau tema yang relevan
dengna tujuan penelitian,
3. Tampilan data: setelah data diklasifikasikan, peneliti dapat menyajikan
data dalam bentuk narasi, kutipan atau tabel untuk meberikan gambaran
yang jelas tentang temuan penelitian .
4. Menarik kesimpulan: langkah terakhir dalampenelitian kualitatif adalah
menarik kesimpulan berdasarkan analisis data yang telah dilakukan.
Kesimpulan ini harus mencakup semua informasi relevan yang ditemukan
dalam penelitian.
Selain langkah-langkah diatas,penelitian kualitatif juga memiliki ciri-ciri
karakteristik yang membedakannya dengan jenis penelitian lainnya. Beberapa
karakteristik penelitian kualitatif antara lain:
1. Menggunakan data yang bersifat induktif, yaitu data yang terpisah tapi
tetap relevan.
2. Berfokus pada interpretasi makna yang bersumber dari persepsi orang
tentang oeristiwa yang diteliti.
3. Lebih menekankan pada proses pelaksanaan penelitian itu sendiri daripada
berdasarkan pada teori atau hipotesis
4.
C. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang
lebih baik tentang makna dan dampak nusyuz pada laki-laki dalam
9
keharmonisan rumah tangga. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi acuan
bagi pihak-pihak terkait dalam mengatasi nusyuz pada laki-laki dalam
keharmonisan rumah tangga. Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan,
bahwa dalam fikih, jika istri melakukan nusyuz maka suami dapat
menyelesaikannya dengan beberapa cara, pertama menasehati, kedua berpisah
tempat tidur, ketiga memukul. Dan jika suami yang melakukan nusyuz, istri dapat
melakukan beberapa langkah-langkah, pertama istri dapat meminta bantuan
kepada pihak ketiga, pihak ketiga tersebut dapat dari saudara suami atau dari
saudara istri, istri bisa juga meminta bantuan kepada hakim, kedua istri
merelakan haknya. Akan tetapi cara-cara tersebut dinilai bias Gender oleh ulama’
fikih kontemporer, oleh karna itu denganmenyesuaikan dengan budaya
masyarakat sekarang khusunya di Indonesia maka istri dapat meminta banutuan
kepada hakim, dan hakimlah yang akan menjatuhi sanksi kepada suami, seperti,
istri dapat tidak patuh terhadap suami, berpisah tempat tidur, dan juga pergi dari
rumah suami.Olehkarena itu perlu kiranya sebuah upaya untuk menormakan
nusyuz suami kedalam Hukum perkainan di Indonesia, seperti halnya Undang
Undang no 23 tahun 2004 tentang kekerasan dalam rumah tangga.
D. Referensi
10
11