Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PENGERTIAN,

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah fiqih

Dosen pengajar : Khoirul Amin

Disusun oleh kelompok 11:

Dela Amalia (NPM 2351020145)

Farah Syafia Rahmani (NPM 2351020159)

Renatha Aulia Cahyati (NPM 2351020086)

PROGRAM STUDY PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN INTAN LAMPUNG

2023
iKATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan nikmat kepada kami
sehingga dalam penulisan dan penyusunan makalah yang berjudul: “Etika pergaulan suami istri,
Larangan menyebar rahasia/aib suami istri, dan Kewajiban suami mendidik istri“ itu dapat
diselesaikan dengan baik.

Tujuan yang mendorong kami menyusun makalah ini adalah tugas dari mata kuliah fiqih untuk
mencapai nilai yang memenuhi syarat perkuliahan, makalah ini membahas tentang etika pergaulan
suami istri, larangan menyebar rahasia/aib suami istri, dan kewajiban suami mendidik istri yang
diharapkan dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca makalah yang telah kami
susun ini.

Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak dosen pengajar mata
kuliah fiqih atas tugas yang diberikan. Dan kami juga berterima kasih pada anggota kelompok kami yang
telah membantu agar cepat terselesaikan nya makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi
penyusunan bahasa ataupun teknik penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pihak manapun
yang dapat membangun makalah ini sangat kami persilahkan, khususnya dari dosen pengampu mata
kuliah ini guna menjadi acuan bagi kami untuk lebih baik lagi dalam menyusun makalah ini. Semoga
makalah yang kami bentuk ini bermanfaat bagi pembaca pada khususnya, dan bagi masyarakat pada
umumnya.

Bandar Lampung, 15 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PEMBAHASAN

BAB 2 PEMBAHASAN

A. ETIKA PERGAULAN SUAMI ISTRI


B. LARANGAN MENYEBAR RAHASIA/AIB SUAMI atau ISTRI
C. KEWAJIBAN SUAMI MENDIDIK ISTRI

BAB 3 PENUTUP

A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah tangga adalah suatu tatanan masyarakat terkecil, dan dari rumah tanggalah suatu
tatanan masyarakat terbentuk. Kebahagiaan rumah tangga ialah kemakmuran, ketentraman
dan kegembiraan bagi ayah, ibu, dan anak. Kebahagian rumah tangga itu mustahil akan
terwujud apabila tidak dibina.

Perkawinan merupakan tujuan syari’at yang dibawa Rasulullah SAW. Dalam sebuah buku
fiqih, dijelaskan bahwa tujuan dari pada perkawinan ialah untuk mendapatkan anak keturunan
bagi melanjutkan generasi yang akan datang, untuk mendapatkan keluarga bahagia yang penuh
ketenangan hidup dan rasa kasih sayang (Sakinah, mawaddah, dan warahmah).

Selain dari pada itu, perkawinan juga merupakan suatu pokok yang utama untuk
mengatur rumah tangga dan keturunan yang merupakan susunan masyarakat yang terkecil,
yang nantinya akan menjadi anggota dalam masyarakat yang luas. Tercapainya tujuan tersebut
sangat tergantung pada eratnya hubungan kedua pasangan suami istri dan pergaulan baik
keduanya. Akan eratnya hubungan diantara suami istri apabila masing-masing suami istri
menjalankan kewajibannya sebagai suami istri yang baik.

Hubungan keluarga merupakan faktor penting dalam membina anggota keluarganya.


Hubungan rumah tangga yang bahagia merupakan impian setiap manusia, dan salah satu yang
bisa membuat bahagia adalah bagaimana caranya berkomitmen dalam menjaga agar rumah
tangga dapat senantiasa hidup bahagia dan rukun.

Adapun yang dapat mempengaruhi dari kebahagiaan rumah tangga itu adalah sebuah
perilaku atau sikap dari kedua belah pihak pasangan suami istri dalam etika pergaulan suami
istri, larangan menyebar rahasia suami maupun istri dan kewajiban suami dalam mendidik istri.
Oleh karena itu, didalam rumah tangga sikap atau perilaku sangat penting perannya.

Maka dari itu syari’at Al Qur’an memberikan perhatian besar kepada hubungan suami
istri, sampai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam menjadikan baik dan buruknya hubungan
seseorang dengan istrinya sebagai standar kepribadian seseorang.

Islam memandang hubungan diantara suami dan istri bukan hanya sekedar kebutuhan
semata, tetapi lebih dari itu Islam telah mengatur jelas bagaimana sebuah hubungan agar tetap
harmonis dan tetap berlandaskan pada tujuan hubungan tersebut, yaitu hubungan yang
dibangun atas dasar cinta kepada Allah Swt.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan keluarga yang diliputi oleh ketenangan, diselimuti
cinta kasih dan jalinan yang diberkahi, Islam telah mengajarkan kepada Sang Nabi bagaimana
antara hubungan suami istri ini agar sejalan, dapat seia dan sekata.

B. TUJUAN

1. Untuk mengetahui
BAB 2

PEMBAHASAN

A. ETIKA PERGAULAN SUAMI ISTRI

Pergaulan dalam rumah tangga antara suami dan istri hendaklah diliputi dengan rasa
tasamuh (toleran) dan tenggang rasa. Pengarang kitab An-Nashihah menerangkan, bahwa
suami harus mengajari istrinya tentang hal-hal yang ada kaitannya dengan kehidupan
perkawinan dan ketertiban dalam urusan rumah tangga.

Al-Ghazali didalam kitab ihya’ menuturkan, bahwa kata-kata indah dan memuaskan
dalam masalah hak suami atas istri adalah nikah itu merupakan bagian dari perbudakan. Oleh
karena itu, istri wajib taat kepada suami secara mutlak, dalamsegala hal yang dikehendaki
suami atas istrinya, selama hal itu bukan merupakan maksiat kepada Allah Swt.

Sebagian ulama mengatakan, bahwa penjelasan singkat yang cukup memadai tentang tata
krama seorang istri antara lain:

1. Istri harus selalu berada di rumah dengan berusaha membuat kesibukan seperti menenun
atau semisalnya. Tidak perlu naik ke atas atap rumah untuk melihat apa yang terjadi di luar
rumah.

2. Tidak banyak berbicara dengan tetangga.

3. Tidak main ke rumah tetangga, kecuali kalau ada keperluan.

4. Selalu menjaga suaminya, baik ketika suaminya ada di rumah maupun sedang bepergian.
Senantiasa menggembirakan suami dalam segala urusannya.

5. Tidak berbohong, baik dalam urusan pribadinya maupun masalah harta benda suami.

6. Tidak keluar rumah jika tidak mendapat izin suaminya. Jika ia keluar rumah dengan izin
suami, itu pun sebaiknya ia lakukan dengan menyamar, memakai pakaian yang jelek-jelek,
mencari jalan yang sepi, tidak melalui jalan umum atau pasar.

Sedangkan tata krama suami adalah sebagai berikut:

1. Di dalam mempergauli istri, ia harus selalu menunjuk-kan budi pekerti yang baik, sabar akan
kata-kata istrinya yang jelek, serta bersikap tenang ketika istri sedang marah-marah

2. Tidak mengajak istri bersenda gurau dengan perkataan yang kasar.

3. Hendaknya selalu cemburu terhadap istri (Maksudnya cemburu yang tidak berlebihan).
4. Mencegah istri agar tidak keluar rumah. Apabila terpaksa harus keluar rumah, maka
sebaiknya suami memberikan syarat-syarat tertentu. Misalnya, hanya boleh keluar pagi atau
sore, harus mengenakan pakaian yang kasar, memanjangkan pakaian satu jengkal atau satu
dzira bagian belakang, tidak menggunakan wangi-wangian, dan sedikit pun dia tidak boleh
membuka anggota tubuhnya.

5. Selalu menutupi rahasia istrinya, misalnya kepada saudara- saudara laki-laki suami, paman,
dan sebagainya.

6. Hendaknya suami mengajar (memberi pelajaran) tentang ilmu dan semua amalan yang
bersifat wajib, hukum-hukum yang berhubungan dengan masalah haid, nifas, dan lain-lain

7. Apabila memiliki istri lebih dari satu, hendaknya berlaku adil terhadap mereka, tidak
mengistimewakan yang satu, sehingga yang lainnya tidak terurus.

8. Selalu menasihati istri tentang tata krama, budi pekerti, serta tingkah laku yang terpuji.

Untuk urusan rumah tangga, seperti memasak, membersihkan rumah, dan sebagainya,
sedapat mungkin bisa dikerjakan oleh istri. Sesungguhnya jika manusia tidak memiliki syahwat
(keinginan) untuk bersenggama, maka manusia akan sulit untuk betah hidup di dalam
rumahnya dengan mengatur segala kebutuhannya secara sendirian tanpa bantuan istri, karena
ia tidak bisa mencurahkan waktunya untuk mempelajari ilmu dan beramal. Oleh karena itu, istri
yang salehah, yang mampu mengurus rumah tangga yang baik, sangat membantu suami dalam
melaksanakan ajaran agama.
B. Larangan Menyebar Rahasia Suami Istri

Selanjutnya syekh penazham menuturkan dalam nazhamnya: "Keterangan mendatang


adalah berhubungan dengan masalah yang telah di bersihkan maknanya, bagi orang yang
menanyakannya". Maksudnya, adalah masalah-masalah yang bertalian dengan nikah, adab
menggauli istri, dan lain-lain.

"Menyiarkan rahasia istri kepada orang lain itu terlarang, wahai kawan, jauhilah sedapat
mungkin". Syekh penazham menjelaskan, bahwa suami istri tidak boleh menyebarkan rahasia
pasangannya kepada orang lain. Sebab, menyimpan rahasia adalah amanat yang wajib dijaga.
Juga rahasia itu merupakan suatu cela yang wajib di tutupi, karena ada keterangan, bahwa
mengumbar rahasia itu di ancam dengan ancaman yang sangat berat.

Di dalam kitab madkal di terangkan, bahwa ketika seseorang suami mau berkumpul
dengan istrinya, sementara di antara keduanya ada rahasia, maka sebaiknya suami maupun istri
tidak perlu membuka rahasia itu.

Pengarang kitab an-nashihah juga mengatakan, seorang suami tidak boleh menceritakan
tentang istrinya kepada orang lain. Karna hal tersebut merupakan perbuatan orang-orang
bodoh.

Anda mungkin juga menyukai