Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

NUSYUZ DAN NAFAQAH

Untuk memenuhi tugas mata kuliah fiqih 2

Dosen pengampu Ahmad Rifqi Azmi, M. Ag

Disusun oleh :

Ulfiyati ( 220101165 )

Luluk atul Azizah ( 220101034 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUNAN GIRI

BOJONEGORO 2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena telah melimpahkan
rahmatnya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah fiqih 2 yang berjudul "Nuhyuz dan Nafaqah" dengan baik. Shalawat serta salam semoga
selalu terlimpah curahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya
di akhirat nanti.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan do'a , saran, dan kritik sehingga tugas makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu , kami mengharap
masukan, dan juga saran yang membangun dari berbagai pihak. Dan akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Bojonegoro, Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR .........................,.............................................................................. ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........... ................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ .............................. 1

1.3 Tujuan ........................................................................ ................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan dasar hukum nuhyuz………………………………………………....2

2.2 Pengertian dan hukum wajib nafaqoh…………………………………………………5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ................................................................................. .............................. . 8

3.2 Daftar Pustaka ........................................................................ .............................. .... . 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam bahtera pernikahan, persoalan pasti akan selalu ada. Perselisihan pendapat dalam
sebuah masalah hampir dipastikan terjadi antara suami dan istri. Tidak jarang, muara dari
perselisihan tersebut adalah sikap nusyuz yang ditampakkan oleh sang istri. Dalam pemaparan
kali ini, akan dibahas apa sebenarnya arti dari nusyuz, apa saja yang bisa menyebabkan seorang
perempuan dianggap nusyuz, apa yang harus dilakukan oleh suami, dan bagaimana konsekuensi
hukumnya menurut syariat.

Persoalan nuhyuz selama ini dipandang sebelah mata dan selalu dikaitkan dengan istri.
Dengan anggapan bahwa nuhyuz merupakan sikap ketidakpatuhan sang istri pada suami.
Masyarakat kurang mengetahui bahwa nuhyuz bisa terjadi terhadap suami. Yaitu apabila suami
tidak bisa memenuhi tugasnya sebagai kepala rumah tangga dengan alasan yang tidak termasuk
syara'. Karena lalai dalam tanggung jawabnya tidak bisa memenuhi hak dan tangging jawabnya
sebagai kepala rumah tangga.

1.2 Rumusan Masalah

A. Apa itu pengertian dan dasar hukum dari nuhyuz

B. Apa itu pengertian dan hukum wajib dari nafaqah

1.3 Tujuan

A. Mengetahui tentang pengertian nuhyuz dan dasar hukumnya

B. Mengetahui tentang pengertian dari nafaqah dan hukum wajibnya

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Nusyuz

Secara etimologi nuhyuz yang berasal dari bahasa arab nayaza yang artinya perempuan
mendurhakai suaminya1. Secara terminologi adalah suatu tindakan istri yang menentang
kehendak suami dengan alasan yang tidak dapat diterima menurut hukum syara'.
Pengertiannuhyuz menurut para ulama diantaranya :

A. Wahhab Al-Zuhaili dalam kitabnya al Fiqhul Islam wa Adillatuh menerangkan bahwa nuhyuz
adalah istri yang mengingkari kewajibannya kepada suami dan pergi dari rumah tanpa izin suami
bukan untuk mencari keadilan kepada hakim2.

B. Sayyid Sabiq, dalam kitabnya Fiqh Sunnah mendefinisikan nuhyuz sebagai kedurhakaan istri
terhadap suaminya, menolak ajakan ke tempat tidur dan keluar dari rumah tanpa izin suami 3.

C. Muhammad Abduh berpendapat nusyuz adalah tindakan istri yang tidak memenuhi hak suami
dan berusaha memposisikan diri diatas kepala keluarga.

D. Menurut Ibnu Mansur , nusyuz adalah rasa benci suami terhadap istri atau sebaliknya .
Sedangkan menurut Wahhab az - Zuhaili guru besar ilmu fiqih mengartikan nusyuz sebagai
ketidakpatuhan istri kepada suami terhadap apa yang seharusnya dipatuhi atau sebaliknya 4.

Bagi sebagian ulama berpendapat bahwa nusyuz tidak sama dengan syiqaq karena nusyuz
dilakukan oleh salah satu pasangan dari suami atau istri, bukan kedua-duanya secara bersama
yang dikategorikan sebagai syiqaq5. Begitu pula mereka membedakan nusyuz dan i'radh , yaitu
nusyuz melingkupi seluruh perlakuan buruk dari suami dan istri , sedangkan i'radh hanya sebatas
beralihnya perhatian suami dari istrinya.

1. Indrus H. Al-Kaff, Kamus Praktek Al-Qur'an, ( Bandung:Fokus Media, 2007 ), 20-31

2. Wahhab al-Zuhaili, al-Fiqhu wa Adilatuh, juz 7 (Beirut:Dar al-Fikr, t. t) 338

3. Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah jilid 11,( Madinah:al-Fatkh Li I'laamil Araby, 1990) 314

4. M. Rasyid Ridha , Nida' Li al-Jinsi al-Latif, Terj. A. Rivai Usman"Perempuan Sebagai Kekasih",
(Jakarta:Hikmah, 2004) 80

5. Ensiklopedia Hukum Islam, (Jakarta:PT Ichtiar Baru Van Hoeve t. t) 1353

2
2.2 Dasar Hukum Nusyuz

Dalam kehidupan rumah tangga tidak selalu terjadi keharmonisan, timbulnya konflik dalam
rumah tangga pada akhirnya kerap kali mengarah kepada nusyuz. Hal ini dapat ditemukan dalam
ayat al-Qur'an surat an-Nisa ayat 34 :

‫ِ ِّب َما‬ ِّ ْْ ََ‫ص ِّلحٰ تُ ٰقنِّ ٰتتٌ حٰ ِّف ٰظتٌ ِّل ْل‬ ٍ ‫ض ُه ْم َع ٰلى بَ ْع‬
ّٰ ‫ض َّو ِّب َما ٓ ا َ ْنفَقُ ْوا ِّم ْن ا َ ْم َوا ِّل ِّه ْم ۗ فَال‬ َ ‫ا َ ِّلر َجا ُل قَ َّوا ُم ْونَ َعلَى النِّ َس ۤا ِّء ِّب َما فَض ََّل اللّٰهُ بَ ْع‬
َ‫َعْنَ ُُ ْم فَ ََ ت َ ْبَُ ْوا َعلَْْ ِّه َّن َسبِّْ اَْ ۗا َِّّن اللّٰه‬ َ َ ‫اج ِّع َواض ِّْرب ُْوه َُّن ۚ فَا ِّْن ا‬ ِّ ‫ض‬ َ ‫ظ ْوهُ َّن َوا ْه ُج ُر ْوهُ َّن فِّى ْال َم‬ ُ ُ‫ظ اللّٰهُ َۗوالّٰ ِّت ْي تَخَافُ ْونَ ن‬
ُ ‫ش ْوزَ هُ َّن فَ ِّع‬ َ ‫َح ِّف‬
‫َكانَ َع ِّلًّْا َكبِّْ اْرا‬

Artinya : Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah
melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka
(laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh
adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena
Allah telah menjaga (mereka). Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz,
hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah
ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah
kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Mahatinggi, Mahabesar.

Ayat ini digunakan sebagai landasan tentang nusyuznya istri terhadap suami atau dapat
ditarik pemahaman kandungan hukum yaitu ;

1. Kepemimpinan rumah tangga

2. Hak dan kewajiban suami dan istri

3. Solusi tentang nusyuz yang dilakukan oleh istri

Dalam kompilasi hukum islam (KHI) 6 aturan persoalan nusyuz dipersempit pada
nusyuznya istri saja. Serta akibat hukum yang ditimbulkan nya. Istri dianggap nusyuz jika tidak
melaksanakan kewajibannya dan dalam menentukan ada atau tidaknya nusyuz istri harus
didasarkan atas bukti yang sah. Perbuatan istri yang termasuk kategori nuayuz terhadap suami
menurut para ulama berbeda-beda , yaitu :

a. Ulama Hanafiyah yang menyatakan suami tidak wajib memberi nafkah kepada istri nusyuz
karena tidak ada taslim ( sikap tinduk ) dari istri.

6. Pasal 83 ayat 1 dan Pasal 84 ayat 1 dan 4 KHI

3
b. Ulama Malikiyah menyatakan nusyuz terjadi jika istri menolak bersenang-senang dengan
auami , dan keluar dari rumah tanpa izin,,sementara suami tidak mampu memcegah dari awal
maka istri tidak dikategorikan melakukan nusyuz.

c. Ulama Syafi'iyah menyatakan bahwa nuhyuz adalah keluarnya istri dari rumah tanpa izin,
menutup pintu agar suami tidak bisà masuk, melarang suami membuka pintu, tidak mau
bersenang - senang dengan suami dan ikut dalam perjalanan meski dilarang suaminya7. Adapun
hal-hal yang diperbolehkan keluar rumah tanpa izin dan tidak termasuk nusyuz, yaitu :

1. Menghadap qadhi (hakim) untuk mencari kebenaran

2. Mencari nafkah jika suaminya kesulitan

3. Meminta fatwa (ilmu) jika suaminya tidak fakih

4. Membeli keperluan yang memang harus dibeli

5. Menghindar karena khawatir rumahnya runtuh

d. Ulama Hanabillah memberi tanda-tanda nusyuz yaitu malas diajak bersenang-senang atau
memenuhinya namun menggerutu hingga rusak adabnya , tidak mau diajak ketempat tidur dan
keluar rumah tanpa izin suaminya8.

≥ Macam-macam hak suami atas istri nusyuz

Dari pemikiran tentang konsep kepemimpinan laki-laki atas perempuan, hal ini berimplikasi
dalam memahami nusyuz . Az-Zamakhsyari berpendapat apabila istri nusyuz suami berhak
bertindak dalam tiga tahapan yaitu :

1. Menasehatinnya ( fa'izuhunna )

2. Pisah ranjang ( wahjuruhunna fi al madajii )

3. Memukulnya ( wadribuhunna )

Ketiga tahap tersebut harus dilakukan secara bijak dengan mempertimbangkan situasi dan
kondisi sang istri.

7. Mausu'ah al-Fiqhiyyah al- Kuwaitiyyah, Bab Nusyuz, Maktabah Syamilah

8.Mausu'ah al-Fiqhiyyah al- Kuwaitiyyah, Bab Nusyuz, Maktabah Syamilah

4
≥ Macam-macam hak istri atas suami nusyuz

Jika suami nusyuz tidak memberikan hak-hal atau kewajiban kepada istri , maka istri berhak
menuntut haknya dan menasehati dengan tujuan berdamai. Jika tidak berpengaruh maka istri
dapat mengajukan khulu' dan baginya tidak terdapat hukuman pisah ranjang dan memukul suami.

2.3 Pengertian Nafaqah

Secara bahasa nafkah berasal dari bahasa arab An-Nafaqah yang artinya barang yang
dibelanjakan seperti uang, barang yang laku 9. Dan menurut istilah fuqaha ialah makanan ,
pakaian, dan tempat tinggal serta sesuatu yang disamakan dengan hal-hal itu. Sedangkan secara
terminologi dari pendapat para fuqaha ialah ;

1. Sayyid Sabiq mendefinisikan sesuatu yang diperlukan oleh istri, yaitu makanan, tempat
tinggal, pembantu rumah tangga, serta biaya pengobatan 10.

2. Hasan Ayyub mendefinisikan nafkah yaitu semua kebutuhan dan keperluan yang berlaku
menurut keadaan tempat, seperti makanan, pakaian, rumah, dan lain-lain11.

2.4 Hukum Wajib Nafkah

Adapun dasar hukum kewajiban suami terhadap nafkah istri berdasarkan kepada :

1. Al-Qur'an, contohnya dalam surat al-Baqarah ayat 233 :

‫ف ََل‬ ِّ ۗ ‫ضا َع َة ۗ َو َع َلى ْال َم ْولُ ْو ِّد َلهٗ ِّر ْزقُ ُه َّن َو ِّكس َْوت ُ ُه َّن بِّ ْال َم ْع ُر ْو‬ َ ‫الر‬َّ ‫َام َلْ ِّْن ِّل َم ْن ا َ َرادَ ا َ ْن يُّتِّ َّم‬
ِّ ‫ضعْنَ ا َ ْو ََلدَه َُّن َح ْو َلْ ِّْن ك‬ ِّ ‫َو ْال َوا ِّل ٰدتُ ي ُْر‬
‫اض ِّم ْن ُه َما‬ ٍ ‫ص ااَل َع ْن ت ََر‬ َ ِّ‫ث ِّمثْ ُل ٰذ ِّل َك ۚ فَا ِّْن ا َ َرادَا ف‬ ۤ
ِّ ‫ضا َّر َوا ِّلدَة ٌ ۢ ِّب َولَ ِّدهَا َو ََل َم ْولُ ْود ٌ لَّهٗ ِّب َولَد ِّٖه َو َعلَى ْال َو ِّار‬ َ ُ ‫س ا ََِّّل ُو ْس َع َها ۚ ََل ت‬ ٌ ‫ف نَ ْف‬ ُ َّ‫ت ُ َُل‬
‫ف َواتَّقُوا اللّٰهَ َوا ْعلَ ُم ْٓوا ا َ َّن‬ ِّ ۗ ‫ضعُ ْٓوا ا َ ْو ََلدَ ُك ْم فَ ََ ُجنَا َح َعلَ ْْ ُُ ْم اِّذَا َسلَّ ْمت ُ ْم َّما ٓ ٰات َ ْْت ُ ْم ِّب ْال َم ْع ُر ْو‬ ِّ ‫َاو ٍر فَ ََ ُجنَا َح َعلَ ْْ ِّه َما َۗوا ِّْن ا َ َردْت ُّ ْم ا َ ْن ت َ ْست َْر‬ ُ ‫َوتَش‬
‫صْ ٌْر‬ ِّ َ‫اللّٰهَ ِّب َما ت َ ْع َملُ ْونَ ب‬

Artinya :. Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi
yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian
mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya. Janganlah
seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan pula seorang ayah (menderita) karena anaknya.

9.Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia (Jakarta:PT Hindakarya Agung 1989) h. 463

10.Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, alih bahasa oleh Moh. Thalib(Bandung, Alma'arif, 1990) h. 73

11.Syaikh Hassan Ayyub, Fiqih Keluarga (Jakarta:Pustaka al-Kautsar Cet. ke 4) h. 443

5
Ahli waris pun (berkewajiban) seperti itu pula. Apabila keduanya ingin menyapih dengan
persetujuan dan permusyawaratan antara keduanya, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika
kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan
pembayaran dengan cara yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

2. Hadits Nabi, dimana beliau pernah memberi izin kepada Hindun binti Utbah untuk
mengambil harta suaminya, untuk mencukupi kebutuhannya dengan anak- anaknya dengan cara
yang ma'ruf ( Mutafaqun Alaih ) 12.

3. Dalam Undang-Undang no 1 tahun 1974 dalam pasal 32,33,dan 34 yang bunyinya :

a. Suami istri harus punya kediaman yang tetap

b. Rumah ini ditentukan oleh suami istri bersama

c. Suami istri wajib saling mencintai, menghormati, setia dan memberi bantuan lahir dan batin

d. Suami wajib melindungi istrinya dan memberi segala keperluan hidup rumah tangga sesuai
kemampuannya

e. Istri wajib mengatur urusan rumah tangga sebaik-baiknya

f. Jika suami /istri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat mengajukan gugatan kepada
pengadilan12.

4. Dalam KHI pasal 80,yaitu :

a. Suami adalah pebimbing istri dan rumah tanggannya , tetapi dalam hal urusan rumah tangga
yang penting diputuskan oleh suami istri beesama

b. Suami wajib melindungi istrinya dan memberi segala sesuatu keperluan hidup sesuai
kemampuannya.

c. Suami wajib memberi pendidikan agama kepada istrinya dan memberi kesempatan belajar
pengetahuan yang berguna dan bermanfaat bagi agama , nusadan bangsa

12. Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah, Fiqih Wanita Edisi Lengkap (Jakarta Timur, Pustaka al-Kautsar ) Cet. ke 1,
h.480

6
d. Sesuai penghasilannya suami menanggung :

1. Nafkah , Kiswah , dan rumah bagi istri

2. Biaya rumah tangga , perawatan, dan pengobatan bagi istri dan anak-anaknya

3. Biaya pendidikan anak

e. Kewajiban suami bagi istrinya seperti ayat d angka 1dan 2mulqi berlaku sesudah afa tahkim
sempurna dari istrinya

f. Istri dapat mbebaskan suaminya dari kewajiban terhadap dirinya sebagaimana yang tercntum
pada ayat f angka 1 dan 2

2.5 Syarat Wajib Nafkah

1. Adanya hubungan kerabat yang mewajibkan hubungan waris antara kerabat yang
membutuhkan dan yang mampu.

2. Adanya kebutuhan kerabat yang menuntut nafkah.

3. Kerabat yang menuntut nafkah tidak mampu berusaha sendiri

4. Orang yang dibebani kewajiban nafkah cukup mqmpu, kecuali kewajiban nafkah untuk
anak atau orang tua

5. Satu agama, kecuali nafkah untuk anak dan orang tua

7
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Konsep Nusyuz dalam tinjauan hukum Islam berarti kedurhakaan yang dilakukan oleh salah
satu suami atau istri, dengan tidak melakukan hak-hak dan kewajibannya sebagaimana mestinya.
Namun di dalam Kompilasi Hukum Islam hanya menerangkan nusyuz yang dilakukan oleh istri
saja. Padahal sikap nusyuz bisa saja dilakukan suami terhadap istrinya sebagaimana tertera
dalam al-Qur'an surat an-Nisa ayat 128.Nusyuz suami terjadi apabila suami tidak melaksanakan
kewajibannya terhadap istrinya,baik yang bersifat materi atau non-materi.

2. Nafkah adalah pemberian seorang suami kepada istri sebagai pemenuhan kebutuhan dan
keperluan dalam kehidupan rumah tangga. Memberi nafkah kepada istri dan keluarga hukumnya
wajib selama istri melakukan kewajibannya. Nafkah juga wajib diberikan kepada keluarga yang
masih membutuhkan. Suami wajib memberikan nafkah yang halal. Mengenai ukuran nafkah
disesuaikan dengan kebutuhan sehari-hari, jika istri sombong dari fitrahnya, menyimpang dari
aturan, dan keluar rumah dengan sendirinya tanpa izin dari suami maka ia tidak mendapat hak
nafkah.

8
DAFTAR PUSTAKA

Indrus H. Al-Kaff, Kamus Praktek Al-Qur'an, ( Bandung:Fokus Media, 2007 ), 20-31

Wahhab al-Zuhaili, al-Fiqhu wa Adilatuh, juz 7 (Beirut:Dar al-Fikr, t. t) 338

Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah jilid 11,( Madinah:al-Fatkh Li I'laamil Araby, 1990) 314

M. Rasyid Ridha , Nida' Li al-Jinsi al-Latif, Terj. A. Rivai Usman"Perempuan Sebagai Kekasih", (Jakarta:Hikmah,
2004) 80

Ensiklopedia Hukum Islam, (Jakarta:PT Ichtiar Baru Van Hoeve t. t) 1353

Pasal 83 ayat 1 dan Pasal 84 ayat 1 dan 4 KHI

Mausu'ah al-Fiqhiyyah al- Kuwaitiyyah, Bab Nusyuz, Maktabah Syamilah

Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia (Jakarta:PT Hindakarya Agung 1989) h. 463

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, alih bahasa oleh Moh. Thalib(Bandung, Alma'arif, 1990) h. 73

Syaikh Hassan Ayyub, Fiqih Keluarga (Jakarta:Pustaka al-Kautsar Cet. ke 4) h. 443

Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah, Fiqih Wanita Edisi Lengkap (Jakarta Timur, Pustaka al-Kautsar ) Cet. ke 1,
h.480

Anda mungkin juga menyukai