Anda di halaman 1dari 9

Journal on Education

Volume 05, No. 02, Januari-Febuari 2023, pp. 2899-2907


E-ISSN: 2654-5497, P-ISSN: 2655-1365
Website: http://jonedu.org/index.php/joe

Periodisasi dan Perkembangan Peradaban Islam dan Ciri-Cirinya

Fadilatul Husna1, Fatimah Lubis2, Sukma Wardani3, Sri Al Fatia4


1,2,3,4
UIN Sumatera Utara Medan, Jl. William Iskandar Ps. V, Medan Estate, Percut Sei Tuan, Deli Serdang, Sumatera Utara
husnafadilatul551@gmail.com

Abstract
The purpose of this study is to determine the periodization and development of Islamic civilization, namely
progress and intellectual and spiritual levels that make a civil society. Islamic civilization started from the
periodization of the Prophet Muhammad saw. to the development of Islam to this day. The periodization of Islamic
civilization is a feature of history which examines events in the context of time and place with various benchmarks.
The Umayyads, the Abbasid period, the Mamluk period, the Ottoman period, the Contemporary Islamic World
period. The method in this study used the method (library research) by collecting a number of literature relating
to the problem and research objectives. Data collection with the results of previous research which supports data
on periodization research and the development of Islamic civilization.
Keywords: Periodization and Development of Islamic Civilization

Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui periodisasi dan perkembangan peradaban islam yaitu kemajuan dan
tingkat intelektual serta spiritual yang menjadikan suatu masyarakat madani. Peradaban Islam dimulai dari
periodesasi Nabi Muhammad saw. hingga perkembangan Islam sampai saat ini. Periodesasi peradaban Islam
merupakan ciri bagi sejarah yang mengkaji peristiwa dalam konteks waktu dan tempat dengan tolak ukur yang
bermacam- macam periodesasi sejarah peradaban Islam menurut Ahmad Al-Usairy terbagi menjadi beberapa
periode yaitu periode klasik, periode, sejarah rasulullah, periode sejarah khulafaurrasyidin, periode pemerintahan
Bani Umayyah, periode pemerintahan Bani Abbasiyah, periode pemerintahan Mamluk, periode pemerintahan
Usmani, periode Dunia Islam Kontemporer. . Metode pada penelitian ini menggunakan metode (library reseach)
dengan mengumpulkan sejumlah literatur yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian. Pengumpulan
data dengan hasil penelitian terdahulu yang menjadi pendukung data pada penelitian periodisasi dan
perkembangan peradaban islam.
Kata kunci: Periodisasi dan Perkembangan Pedadaban Islam

Copyright (c) 2023 Fadilatul Husna, Fatimah Lubis, Sukma Wardani, Sri Al Fatia
Corresponding author: Fadilatul Husna
Email Address: husnafadilatul551@gmail.com1 (Jl. William Iskandar Ps. V, Medan Estate, Kec. Percut Sei Tuan,
Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara 20371)
Received 06 January 2023, Accepted 15 January 2023, Published 15 January 2023

PENDAHULUAN
Sejarah adalah peristiwa yang terjadi di masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan-
peninggalan berbagai macam peristiwa. Dan peninggalan tersebut dapat disebut sebagai sejarah. Dalam
bahasa arab sejarah dapat disebut sajaratun (Sajaroh), artinya pohon dan keturunan.' Dalam perjalanan,
sejarah mengalami pasang naik dan pasang surut dalam interval yang berbeda-beda. Sejarah dalam
bahasa arab juga dapat disebut tarikh, yang menurut etimologi artinya ketentuan masa. Sedang secara
terminologi ialah "keterangan yang telah terjadi di kalangannya pada masa yang telah lampau atau pada
masa yang masih ada.
Disamping itu, mempelajari sejarah yang sudah berjalan cukup lama akan mengalami
kesuliatan apabila tidak dibagi dalam beberapa tahapan dimana disetiap tahapan merupakan suatu
komponen yang mempunyai ciri ciri khusus dan merupakan suatu kebulatan untuk satu jangka waktu.
2900 Journal on Education, Volume 05, No. 02, Januari-Febuari 2023, hal. 2899-2907

Rangkaian dari tahapan sejarah yang termuat dalam satu kerangka inilah yang disebut periodesasi
sejarah, (Nourouzzman zhiddiqie,1983). Periodesasi peradaban Islam merupakan ciri bagi ilmu sejarah
yang mengkaji peristiwa dalam konteks waktu dan tempat dengan tolak ukur yang bermacam-macam.
Ada beberapa pendapat lain yang tolak ukurnya adalah sistem politik, hal ini biasanya
digunakan pada sejarah konvensional. Tolak ukurnya pada persoalan ekonomi (maju mundumya
ekonomi) dalam sebuah negara. Peradaban dan kebudayaan suatu bangsa adalah pada masuk dan
berkembangnya suatu agama. Jadi, periodesasi peradaban Islam adalah ilmu sejarah atau tahapan
sejarah yang mengkaji perkembangan peradan Islam dalam konteks dan tempat dengan tolak ukur
tertentu, (Nourouzzman zhiddiqie,1983). Dalam sejarah, proses tukar menukar dan interaksi dengan
kebudayaan lain memang kerap terjadi dan tidak bisa dihindari. Seperti yang terjadi antara peradaban
Islam dengan Kebudayaan barat. Namaun dalam kondisi dimana suatu kebudayaan itu lebih kuat
dibandingkan yang lain terhadap dominasi yang kuat terhadap yang lemah. Istilah Ibnu Khaldun,
"masyarakat yang ditaklukan, cenderung meniru penakluknya". Hal demikan terjadi pada peradaban
Islam ketika Islam menjadi kuat dan dominan pada abad pertengahan, masyarakat Eropa cenderung
meniru "berkiblat ke dunia Islam". Tetapi ketika kebudayaan Barat yang kuat dan dominan maka proses
peniruan itu juga terjadi. Terbukti ketika kebangkitan Barat dan melemahnya politik Islam, para
ilmuwan Muslim belajar berbagai disiplin ilmu ke Barat.3

METODE
Penelitian periodisasi dan perkembangan peradaban islam yaitu kemajuan dan tingkat
intelektual serta spiritual yang menjadikan suatu masyarakat madani. Peradaban Islam dimulai dari
periodesasi Nabi Muhammad saw. hingga perkembangan Islam sampai saat ini. Periodesasi peradaban
Islam merupakan ciri bagi sejarah yang mengkaji peristiwa dalam konteks waktu dan tempat dengan
tolak ukur yang bermacam- macam periodesasi sejarah peradaban Islam menurut Ahmad Al-Usairy
terbagi menjadi beberapa periode yaitu periode klasik, periode, sejarah rasulullah, periode sejarah
khulafaurrasyidin, periode pemerintahan Bani Umayyah, periode pemerintahan Bani Abbasiyah,
periode pemerintahan Mamluk, periode pemerintahan Usmani, periode Dunia Islam Kontemporer. .
Metode pada penelitian ini menggunakan metode (library reseach) dengan mengumpulkan sejumlah
literatur yang berkenaan dengan masalah dan tujuan penelitian. Pengumpulan data dengan hasil
penelitian terdahulu yang menjadi pendukung data pada penelitian periodisasi dan perkembangan
peradaban islam. Penelitian ini menggunakan metode penelitian (library reseach) dengan
mengumpulkan sejumlah buku-buku, majalah, jurnal, lifet yang berkenaan dengan masalah dan tujuan
penelitian. Danial dalam (Rizki Sayahputra dan Darmansah, 2020) Pengumpulan data dengan hasil
penelitian terdahulu yang menjadi pendukung data pada tema penelitian terkait periodisasi dan
perkembangan peradaban islam.
Periodisasi dan Perkembangan Peradaban Islam dan Ciri-Cirinya ,Fadilatul Husna, Fatimah Lubis, Sukma Wardani, Sri
Al Fatia 2901
HASIL DAN DISKUSI
Peradaban Islam
Sejarah dalam bahasa arab dapat disebut dengan tarikh/sirah, serta juga dapat disebut dengan
istilah sajaratun (Sajaroh), artinya pohon dan keturunan atau history dalam bahasa Inggris, adalah
cabang ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan kronologi berbagai peristiwa. Sedangkan menurut
menurut pengertian al-tarikh berarti: "sejumlah keadaan dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa
lampau, dan benar-benar terjadi pada diri individu atau masyarakat, sebagaimana benar-benar terjadi
pada kenyataan-kenyataan alam dan manusia".
Sejarah peradaban Islam dapat diartikan sebagai perkembangan atau kemajuan kebudayaan
Islam dalam perspektif sejarah. Selain itu sejarah peradaban Islam dapat diartikan sebagai kemajuan
dan tingkat kecerdasan akal yang dihasilkan dalam satu aperiode kekuasaan Islam mulai dari periode
nabi Muhammad saw hinga perkembangan kekuasaan Islam sekarang. Sejarah peradaban juga dapat
diartikan sebagai capaian umat Islam dalam Kesusastraan, Ilmu pengetahuan, dan Kesenian.
Dari pengertian yang dikemukakan diatas, peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab
al-Hadharah al-Islamiyah. Istilah kata dalam bahasa Arab ini juga sering diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia yang artinya adalah Kebudayaan Islam. (Solikhin, 2005) "Kebudayaan" dalam bahasa Arab
adalah al-Tsaqafah. Dalam definisi yang dimaksud disini Peradaban atau kebudayaan tersebut ialah
Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw yang telah membawa bangsa Arab yang sebelum
datangnya Islam terbelakang, bodoh, dan tidak dikenal oleh bangsa manapun. Tetapi semenjak hadimya
Islam ditengah-tengah mereka maka mereka menjadi bangsa yang maju, cepat mengembankan dunia,
membina satu kebudayaan dan peradaban yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan dan
kesejahteraan umat manusia. Baik secara jasmani maupun secara rohani Dengan demikan jelas bahwa
kedatangan Islam dalam kehidupan manusia khusunya bangsa Arab dan umumnya seluruh umat
manusia mepunyai makna yang tinggi bagi peradaban umat manusia. Yaitu mengangkat hak kemanusia
yang tinggi, cita-cita yang luhur, dan menanamkan semanggat Islam yang memperteguh kesetian
manusia terhadap tugas dan kewajibanya sebagai wakil Allah di muka bumi atau Khalifatullah. Menurut
H.A.R Gibb, bahwa Islam sesungguhnya lebih dari sekedar Agama, la adalah peradaban yang
sempurna. Karena yang menjadi pokok kekuatan dan sebab timbulnya kebudayaan adalah Agama
Islam, kebudayaan yang ditimbulkannya dinamakan kebudyaan atau peradaban Islam.
Dasar-Dasar Peradaban Islam
Dasar-dasar peradaban Islam pertama kali ditetapkan oleh Nabi Muhammad saw. Tujuannya
adalah untuk memperkokoh masyarakat dan negara baru. Beliau menetapkan dasar-dasar tersebut pada
saat beliau berada di Yastrib atau yang sekarang dikenal dengan nama Madinah. Berbeda halnya dengan
di Mekah, di Madinah Allah swt banyak menurunkan wahyu yang berhungungan dengan kehidupan
masyarakat. Nabi Muhammad saw mempunyai kedudukan, tidak hanya sebagai pemimpin Agama,
tetapi juga sebagai kepala Negara, (Badri, 1997). Dengan kata lain nabi Muhammad saw memilki dua
kekuasaan sekaligus, yaitu kekuasaan spiritual dan kekuasan sekuler yang dimana kedunya dapat
2902 Journal on Education, Volume 05, No. 02, Januari-Febuari 2023, hal. 2899-2907

berjalan seimbang atas berkat bimbingan Allah swt melalui wahyu yang diturunkan kepada beliau."
Dasar-dasar peradaban Islam tersebut diantaranya adalah:
1. Pembangunan Masjid
Masjid merupakan sesuatu yang paling fundamental yang pertama beliau lakukan. Karena
masjid menjadi pusat pemerintahan dan pusat spiritual. Masjid juga digunakan untuk mempersatukan
kaum Muslim dan mempertalikan jiwa diantara mereka." Masjid merupakan tempat pembinaan dan
tempat memakmurkan umat serta membimbing umat supaya taat beribadah. Berbagai masalah yang
dihadapi umat Islam, di diskusikan di masjid. Baik itu persoalan Individual maupun Sosial. Masjid juga
digunakan untuk tempat menerima serta menjamu tamu negara yang berkunjung ke kaum muslim.
Bahkan juga digunakan sebagai penginapan bagi para musyafir dan juga tempat perawatan bagi
pejuang-pejuang yang luka di medan jihad.
2. Membangun Ukhuwah Islamiyah
Istilah kata ukhuwah berakar dari kata kerja akha. Makna ukhuwah menurut Imam Hasan Al
Banna: Ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan
aqidah."Makna realitas dari Ukhuwah Islamiyah adalah ketika itu Nabi Muhammad saw
mempersaudarakan atara golongan Muhajirin dengan golongan Anshar. Dengan demikian diharapkan
terjalin persaudaraan dan rasa kekeluargaan yang tinggi dikalangan kaum muslimin. Persaudaraan
tersebut terjalin berdasarkan agama atau ideologi yang mengantikan persaudaraan sedarah atau
biologis. Diantara unsur-unsur pokok dari Ukhuwah adalah rasa cinta dan kasih sayang. Dari tingkatan
cinta yang terendah ditunjukan dengan husnudzon yang menggambarkan bersihnya hati dari sifat hasad
benci, dan dengki.
3. Membangun hubungan dengan non Islam
Ketika menjadi kepala negara di Madinah. Rasulullah saw tidak hanya memimpin kaumnya
sendiri yang beragama Islam. Tetapi disana juga terdapat kaum Yahudi dan orang arab yang masih
menganut agama nenek moyang mereka. Stabilitas negara sanggat dibutuhkan disituasi seperti itu.
Beliau mengadakan ikatan perjanjian dengan mereka. Yaitu dengan dibuatnya piagam yang menjamin
kebebasan beragama bagi orang-orang selain Islam serta dijamin keselamatanya. Setiap masyarakat
memiliki hak tertentu dalam bidang politik dan keagamaan." Kemerdekaan setiap golonganpun terjamin
dengan diadakan perjanjian tersebut. Mereka diwajibkan bersama-sama untuk saling menjaga negeri
Madinah dari ancaman atau serangan dari luar. Ini yang disebut dengan kemerdekaan dan keadilan
dalam pemerintahan yang sebenarnya. Ini semua dapat. terwujud dikarenakan datangnya Islam sebagai
Agama yang rahmatal lil'alamin.
Secara doktrinal, toleransi sepenuhnya diharuskan oleh Islam. Islam secara definisi adalah
"damai", "selamat" dan "menyerahkan diri". Definisi Islam yang demikian sering dirumuskan dengan
istilah "Islam agama rahmatal lil'alamin" (agama yang mengayomi seluruh alam). Ini berarti bahwa
Islam bukan untuk menghapus semua agama yang sudah ada. Islam menawarkan dialog dan toleransi
Periodisasi dan Perkembangan Peradaban Islam dan Ciri-Cirinya ,Fadilatul Husna, Fatimah Lubis, Sukma Wardani, Sri
Al Fatia 2903
dalam bentuk saling menghormati. Islam menyadari bahwa keragaman umat manusia dalam agama dan
keyakinan adalah kehendak Allah, karena itu tak mungkin disamakan.
Periodisasi Perkembangan Peradaban Islam
Di kalangan sejarawan terdapat perbedaan tentang saat dimulainya sejarah Islam. Secara umum,
perbedaan pendapat tersebut dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, sebagian sejarawan berpendapat
bahwa sejarah Islam dimulai sejak Nabi Muhammad saw diangkat menjadi rasul. Oleh karena itu,
menurut pendapat ini, selama 13 tahun Nabi Muhammad saw tinggal di Mekah telah lahir masyarakat
muslim meskipun belum berdaulat. Kedua, sebagian sejarawan berpendapat bahwa sejarah umat Islam
dimulai sejak Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah karena masyarakat muslim baru berdaulat ketika
Nabi Muhammad saw tinggal di Madinah. Muhammad saw tinggal di Madinah tidak hanya sebagai
rasul, tetapi juga merangkap sebagai pemimpin atau kepala negara berdasarkan konstitusi yang disebut
Piagam Madinah. Di samping perbedaan mengenai awal sejarah umat Islam, sejarawan juga berbeda
dalam menentukan fase-fase atau periodesasi sejarah Islam. Menurut Usairy (2006: 4-8), periodesasi
sejarah Islam secara lengkap dibagi dalam periode-periode sebagai berikut:
1. Periode Sejarah Klasik (Masa Nabi Adam-sebelum diutusnya Nabi Muhammad saw). Periode ini
merupakan fase sejarah sejak Nabi Adam dan dilanjutkan dengan masa-masa para nabi hingga sebelum
diutusnya Rasulullah saw.
2. Periode Sejarah Rasulullah saw (570-632 M) Yang dimulai dari tahun 52 sebelum hijriyah hingga
tahun 11 H (570 M-632 M). Di dalamnya diungkapkan tentang berdirinya negara Islam yang dipimpin
langsung oleh Rasulullah saw, yang menjadikan Madinah al-Munawwarah sebagai pusat awal dari
semua aktivitas negara yang kemudian meliputi semua jazirah Arabia. Sejarah pada periode ini
merupakan sejarah yang demikian indah yang seharusnya dijadikan contoh dan suri teladan oleh kaum
muslimin baik penguasa maupun rakyat biasa.
3. Periode Sejarah Khulafa' Rasyidin (632-661 M) Periode ini dimulai sejak tahun 11 H hingga 41 H
(632-661 M). Pada masa itu terjadi penaklukan- penaklukan Islam di Persia, Syam (Syiria), Mesir, dan
lain-lain. Pada periode sejarah Khulafa' Rasyidin manusia betul-betul berada dalam manhaj Islam yang
benar.
4. Periode Pemerintahan Bani Umayyah (661-749 M) Periode ini dimulai sejak tahun 41 H hingga 132
H (661-749 M). pada masa ini pemerintahan Islam mengalami perluasan yang demikian signifikan.
Hanya ada satu khalifah dalam pemerintahan Islam yang demikian luasnya itu. Sayangnya, komitmen
kepada syariat Islam mengalami sedikit kemerosotan daripada periode sebelumnya.
5. Periode Pemerintahan Bani Abbasiyah (749-1258 M) Masa ini dimulai sejak tahun 132 H-656 H (749-
1258 M). Periode ini merupakan masa kejayaan bagi pendidikan Islam meskipun pada fase yang kedua
terdapat beberapa pemerintahan dan kerajaan yang independen, namun sebagiannya telah memberikan
kontribusi yang besar terhadap Islam. Misalnya pemerintahan Saljuk, pemerintahan keturunan Zanki,
pemerintahan bani Ayyub, Ghazni, dan Murabithun. Pada masa ini pula muncul gerakan perang salib
yang dilakukan oleh negara-negara Eropa yang menaruh kebencian dan dendam pada negara-negara
2904 Journal on Education, Volume 05, No. 02, Januari-Febuari 2023, hal. 2899-2907

Islam di kawasan Timur. Pemerintahan Abbasiyah hancur bersamaan dengan penyerbuan orang-orang
Mongolia yang melumatkan pemerintahan bani Abbasiyah ini.
6. Periode Pemerintahan Mamluk (1250-1517 M) Pemerintahan Mamluk dimulai sejak tahun 648 H-923
H (1250 1517 M). Goresan sejarah Islam paling penting di masa ini adalah berhasil dibendungnya
gelombang penyerbuan pasukan Mongolia ke beberapa belahan negeri Islam. Juga berhasil
dihabiskannya eksistensi kaum Salibis dari negara Islam.
7. Periode Pemerintahan Usmani (1517-1923 M) Pemerintahan Usmani dimulai sejak tahun 923 H-1342
H (1517 1923 M). Pada awal pemerintahan ini telah berhasil melakukan ekspansi wilayah Islam
terutama di kawasan Eropa Timur. Pada saat itu Hongaria berhasil ditaklukkan, demikian pula dengan
Beograd, Albania, Yunani, Romania, Serbia dan Bulgaria. Pemerintahan ini juga telah mampu
melebarkan kekuasaannya ke kawasan timur wilayah Islam. Salah satu goresan sejarah paling agung
yang berhasil dilakukan oleh pemerintahan Usmani adalah ditaklukkannya Konstantinopel (yang
merupakan ibukota Imperium Romawi). Namun pada masa akhir pemerintahan Turki, kaum kolonial
berhasil menaburkan benih pemikiran nasionalisme. Kemudian pemikiran ini menjadi pemicu
hancurnya pemerintahan Islam serta terkoyak- koyaknya kaum muslimin menjadi negeri-negeri kecil
yang lemah dan terbelakang serta jauh dari agama mereka.
8. Periode Dunia Islam Kontemporer (1922-2000 M) Periode ini dimulai sejak tahun 1342-1420 H
(1922-2000 M). Periode ini merupakan masa sejarah umat Islam sejak berakhirnya masa Dinasti Turki
Usmani hingga perjalanan sejarah umat Islam pada masa sekarang.
Sedangkan menurut Harun Nasution dan Nourouzaman Shidiqi membagi sejarah Islam menjadi tiga
periode, yaitu: Periode Klasik (650-1250 M). Periode Pertengahan (1250-1800 M), dan Periode Modern
(1800-sekarang).
1. Periode Klasik (650-1250) Periode Klasik merupakan periode kejayaan Islam yang dibagi ke dalam
dua fase, yaitu:
a. fase ekspansi(perluasan wilayah), integrasi, (650-1000),
b. fase disintegrasi(perpecahan wilayah/kelompok) (1000-1250).
Pada fase kemajuan, Islam mengalami internasionalisasi. Pada masa Bani Umayyah, Islam
mulai masuk ke Eropa melalui Spanyol. Pengaruh Islam kemudian meluas dari Afrika Utara sampai
Spanyol di belahan Barat. Lebih lanjut, perluasan ini menyentuh Persia hingga ke India di belahan
Timur. Mengutip buku Sejarah Peradaban Islam karya Syamruddin Nasution, pada masa ini ilmu
pengetahuan dan arsitektur berkembang di kota-kota Spanyol, seperti Cordoba dan Granada. Beberapa
bangunan dengan arsitektur megah juga dibangun, seperti istana Az Zahra Cordoba dan istana
Alhambra Granada.
Sejumlah ulama besar bermunculan di fase ini, yaitu Imam Malik, Imam Abu Anifah, Imam
Syafi’i, dan Imam Ibn Hambal dalam bidang fikih. Adapun dalam bidang teologi muncul Imam al-
Asya’ri, Imam al-Maturidi, Wasil ibn ‘Ata’, Abu Huzail, Al-Nazzam, dan Al-Jubba’i. Pada masa ini,
perubahan bahasa administrasi dari bahasa Yunani dan bahasa Pahlawi ke Bahasa Arab dimulai oleh
Periodisasi dan Perkembangan Peradaban Islam dan Ciri-Cirinya ,Fadilatul Husna, Fatimah Lubis, Sukma Wardani, Sri
Al Fatia 2905
Abdul Malik. Orang–orang bukan Arab pada waktu itu telah mulai pandai berbahasa Arab. Untuk
menyempurnakan pengetahuan mereka tentang bahasa Arab, terutama pengetahuan pemeluk– pemeluk
Islam baru dari bangsa–bangsa bukan Arab, perhatian kepada bahasa Arab, terutama tata bahasanya
mulai diperhatikan. Inilah yang mendorong Imam Sibawaih untuk menyusun al–Kitab, yang
selanjutnya menjadi pegangan dalam masalah tata bahasa Arab.
Perhatian kepada syair Arab Jahiliah timbul kembali dan penyair–penyair Arab baru mulai
muncul, misalnya Umar bin Abu Rabi’ah (w. 719 M), Jamil al– Udhri (w. 701 M), Qays bin al–
Mulawwah (w. 699 M) yang dikenal dengan nama Laila Majnun, al–Farazdaq (w. 732 M), Jarir (w. 792
M), dan al–Akhtal (w. 710 M). Selain itu, perhatian dalam bidang tafsir, hadis, fikih, dan ilmu kalam
pada zaman ini juga mulai muncul. Inilah yang kemudian memunculkan nama–nama seperti Hasan al–
Bashri, Ibnu Syihab al–Zuhri, dan Washil bin Atha’. Kufah dan Bashrah di Irak menjadi pusat dari
kegiatan–kegiatan ilmiah ini. Sayangnya, pada fase disintegrasi keutuhan umat Islam dalam bidang
politik mulai pecah. Baghdad dirampas dan dihancurkan oleh Hulagu Khan pada 1258. Kekhalifahan
sebagai simbol keutuhan politik mulai runtuh dan digantikan pemerintahan otonom di berbagai
kawasan.
2. Periode Pertengahan (1250-1800) Periode Pertengahan merupakan periode kemunduran Islam yang
dibagi ke dalam dua fase, yaitu:
a. fase kemunduran (1250-1500 M), dan
b. fase munculnya ketiga kerajaan besar (1500-1800), yang dimulai dengan zaman kemajuan (1500-
1700 M) dan zaman kemunduran (1700-1800).
Pada fase ini juga dunia Islam terbagi dua. Bagian Arab yang berpusat di Mesir terdiri atas
Arabia, Irak, Suriah, Palestina, Mesir dan Afrika Utara. Sementara bagian Persia yang berpusat di Iran
terdiri atas Balkan, Asia kecil, Persia dan Asia tengah. Pada fase tiga kerajaan besar (1500 M–1700 M),
perhatian terhadap ilmu pengetahuan sangat kurang. Hasilnya, umat Islam semakin mundur saat tiga
kerajaan besar mendapat banyak tekanan. Kekuatan militer dan politik pun menurun. Kerajaan Safawi
dihancurkan oleh serangan-serangan bangsa Afghan, Kerajaan Mughal diserang raja-raja India,
Kerajaan Usmani terpukul di Eropa, sementara Mesir dikalahkan oleh Napoleon Bonaparte dari Prancis.
Gedung-gedung bersejarah yang ditinggalkan periode ini antara lain Taj Mahal di Agra,
benteng Merah, masjid-masjid, istana-istana, dan gedung-gedung pemerintahan di Delhi. Pada masa ini,
tarekat terus mempunyai pengaruh besar dalam hidup Umat Islam. Selain Arab dan Persia, Turki dan
India muncul sebagai kerajaan besar. Inilah yang membuat bahasa Turki dan bahasa Urdu mulai muncul
sebagai bahasa penting dalam Islam, tetapi kedudukan bahasa Arab menjadi bahasa persatuan semakin
menurun. Kemajuan Islam pada era ini lebih banyak berpusat di bidang politik. Selain itu, Barat juga
mulai bangkit, terutama dengan terbukanya jalan ke pusat rempah-rempah dan bahan-bahan mentah di
Timur Jauh, melalui Afrika Selatan dan ditemukannya Amerika oleh Columbus tahun 1492 M. Namun
demikian, kekuatan Eropa pada waktu itu masih lemah jika dibandingkan dengan kekuatan Islam.
2906 Journal on Education, Volume 05, No. 02, Januari-Febuari 2023, hal. 2899-2907

3. Periode Modern (1800-dan seterusnya) Periode Modern merupakan periode kebangkitan umat Islam
yang ditandai dengan munculnya para pembaharu Islam.
Periode modern (1800 M–sekarang) merupakan zaman kebangkitan umat Islam yang mulai sadar
bahwa di Barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi. Ekspedisi Napoleon di Mesir yang
berakhir pada tahun 1801 M membuka mata dunia Islam, terutama Turki dan Mesir, akan kemunduran
dan kelemahan umat Islam. Raja-raja dan para pemuka Islam mulai memikirkan cara meningkatkan
mutu dan kekuatan umat Islam kembali. Kontak Islam dengan Barat sejak masa ini berlainan sekali
dengan kontak Islam dengan Barat periode klasik. Pada waktu itu, Islam sedang naik dan Barat sedang
dalam kegelapan. Sekarang sebaliknya, Islam tampak dalam kegelapan dan Barat tampak gemilang.
Dengan demikian, timbullah sesuatu yang disebut pemikiran dan aliran pembaharuan atau
modernisasi dalam Islam. Pemuka-pemuka Islam mengeluarkan pemikiran-pemikiran cara membuat
umat Islam maju kembali, sebagaimana yang terjadi pada periode klasik. Usaha-usaha ke arah itu mulai
dijalankan di kalangan umat Islam. Namun, Barat di sisi lain juga bertambah maju dalam hal itu.
Kebangkitan umat Islam ini dibagi lagi menjadi dua periode, yakni kebangkitan awal (1800–1967) dan
kebangkitan kedua (1967–sekarang). Pada periode kebangkitan awal, muncul kesadaran pentingnya
pembaharuan dalam Islam, baik secara politik, militer, sosial, dan budaya. Sementara itu, pada
kebangkitan kedua, kekalahan Arab oleh Israel tahun 1967 menjadi titik yang menggugah umat. Inilah
yang kemudian menyebabkan berkembangnya pemikiran-pemikiran filosofis dan metodologis dalam
rangka pembaharuan Islam pada era kontemporer. Beberapa tokoh pembaharu atau modernisasi di
kalangan dunia Islam, yaitu Muhammad bin Abdul Wahab di Arabia; Muhammad Abduh, Jamaluddin
al-Afghani, Muhammad Rasyid Ridha di Mesir; Sayyid Ahmad Khan, Syah Waliyullah dan
Muhammad Iqbal di India; H. Abdul Karim Amrullah, K.H. Ahmad Dahlan, dan KH. Hasyim Asy’ari
di Indonesia; dan masih banyak yang lainnya.

KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Sejarah peradaban Islam adalah
kemajuan dan tingkat intelektual serta spiritual yang menjadikan suatu masyarakat madani. Peradaban
Islam dimulai dari periodesasi Nabi Muhammad saw. hingga perkembangan Islam sampai saat ini.
Periodesasi peradaban Islam merupakan ciri bagi sejarah yang mengkaji peristiwa dalam konteks waktu
dan tempat dengan tolak ukur yang bermacam- macam periodesasi sejarah peradaban Islam menurut
Ahmad Al-Usairy terbagi menjadi beberapa periode yaitu periode klasik, periode, sejarah rasulullah,
periode sejarah khulafaurrasyidin, periode pemerintahan Bani Umayyah, periode pemerintahan Bani
Abbasiyah, periode pemerintahan Mamluk, periode pemerintahan Usmani, periode Dunia Islam
Kontemporer. Sedangkan menurut Prof. Dr. Harun Nasution di bagi ke dalam tiga periode yaitu periode
klasik, periode pertengahan dan periode modern.
Periodisasi dan Perkembangan Peradaban Islam dan Ciri-Cirinya ,Fadilatul Husna, Fatimah Lubis, Sukma Wardani, Sri
Al Fatia 2907
REFERENSI
Arief, Armai, (2002), Pengantar ilmu dan metodologi pendidikan islam. Ciputat Pers, 2002.

Mustofa, Mustofa, (2018), Sejarah Kepustakaan Dalam Konteks Islam: Periodisasi Pertengahan.
Jurnal Publis, Vol. 2, No. 2.

Nasution, Syamruddin, (2013), Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Kencana.

Nata, H. Abuddin. (2014), Sejarah pendidikan islam. Jakarta: Kencana

Nurhasanah, Neneng, dkk, (2021), Metodologi Studi Islam. Yogyakarta: Amzah.

Yakub, Muhammad, dkk, (2015), Sejarah peradaban Islam: pendekatan periodesasi, Jakarta : Raja
Grafindo Persada.

Yatim, Badri, (2003). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Syahputra, Muhammad Rizki dan Darmansah, (2020), Fungsi Kaderisasi dalam Meningkatan Kualitas
Kepemimpinan, Journal Of Education And Teaching Learning (JETL), Vol. 2, Issue 3.

Anda mungkin juga menyukai