MAKALAH
DISUSUN OLEH:
HAFSAH
NIM : 80100219106
DOSEN PENGAMPUH
2020
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
peradaban manusia. Sejarah mencatat, sejak ajaran Islam yang dibawa nabi
di semua bidang kehidupan, bukan di bidang duniawi semata, tetapi juga dibilang
India, serta daulah-daulah kecil lainnya yang satu sama lain bahkan saling
Kerajaan Shafawi didirikan pada tahun 1501 M dan berhasil memajukan kembali
dunia Islam setelah serangan Mongol ke Baghdad, walaupun kemajuan tersebut tidak
sebanding dengan berbagai perkembangan peradaban yang pernah dicapai umat Islam
1
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), hal. 129.
kerajaan Shafawiyah telah memberikan konstribusi besar dalam perkembangan ilmu
B. Rumusan Masalah
adalah
2
Munawiyah, dkk., Sejarah Peradaban Islam, (Banda Aceh: PSW IAIN Ar-Raniry,
2009), hal. 179-180
PEMBAHASAN
Pada mulanya kerajaan ini berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di
Ardabil, sebuah jota di Azerbaijan. Tarekat ini diberi nama tarekat Shafawiyah yang
diambil dari nama pendirinya Safi al-Din (1252-1334), dan nama itu yang terus
Safi al-Din adalah seorang sufi yang beraliran syia’ah, gurunya bernama
Syaikh Taj al-Din Ibrahim Zahid sekaligus sebagai mertuanya, setelah gurunya wafat,
shafawiyah. Dalam terekat ini, apabila terjadi pergantian pemimpin maka dilakukan
dengan penunjukan langsung, yaitu apabila seorang ayah wafat, pemimpin tarekat
Persia, Syiria dan Anatolia (asia kecil) dan pengikutnya pun semakin bertambah.
Fanatisme terhadap tarekat ini yang menetang sikap orang yang tidk mengikuti
paham mereka, memotivasi terekat ini untuk masuk ke dalam gerakan politik. Hal ini
terwujud pada masa kepemimpinan Junaid (1447-1460). Shafawi mulai terlibat dalam
konflik-konflik dengan kekuatan politik yang ada di Persia. Ketika itu, terjadi konflik
3
Badri Yatim, Sejarah Peradapan Islam dirasah islamiyah ii, (jakarta,PT Raja Grafindo
persada.2006) hal 138
4
Harjoni Desky, Kerajaan Shafawi di Persia India di Mughal; Asal-usul, kemajuan dan
kemunduran. (Sorong; TASAMUH: JURNAL STUDI ISLAM. 2016) hal 123
dengan Kara Koyunlu, karena kegiatan politiknya ia mendapat tekanan dari Kara
tersebut dia meminta suaka politik ke AK Koyunlu dan tinggal di istana Uzun Hasan,
seorang amir di daerah tersebut. Selama di istana tersebut Junaid tidak tingga diam, ia
Ketika Junaid wafat ia digantikan oleh putranya Haedar. Ketika itu Haedar
masih berusia 10 tahun, dia dididik oleh Uzun Hasan sampai ia dewasa dan sanggupu
juga menikahi putrinya. Dari hasil pernikahannya lahir tiga orang putra yaitu Ali,
Ismail dan Ibrahim. Pada masa kekuasaannya ia membuat symbol baru utnuk
pengikutnya yaitu serban merah dengan 12 jambul dan pasukannya dikenal dengan
Kekuatan gerakan Shafawi bangkit kembali setelah dipimpin oleh Ismail bin
Haidar (1501-1524 M), yang sebelumnya ditunjuk oleh Ali. Pada saat tentara AK
Konyunlu menyerang Shafawi, Ismail berhasil meloloskan dirinya dan lari ke Ghilan.
5
Harjoni Desky, Kerajaan Shafawi di Persia India di Mughal; Asal-usul, kemajuan dan
kemunduran. (Sorong; TASAMUH: JURNAL STUDI ISLAM. 2016) hal 124
6
Harjoni Desky, Kerajaan Shafawi di Persia India di Mughal; Asal-usul, kemajuan dan
kemunduran. (Sorong; TASAMUH: JURNAL STUDI ISLAM. 2016) hal 125
Di tempat ini ia menghimpun kekuatan dan memelihara hubungan baik dengan
Yazd, Diyar Bakr, Baghdad dan daerah Barat Daya Persia, Sirwan dan Khurasan.
Hanya dalam 10 tahun wilayah kekuasaannya telah meliputi seluruh Persia dan
1. Bidang Politik
proklamator berdirinya dinasti tersebut, dalam bidang politik dan pemerintahan tidak
dapat diabaikan. Paling tidak untuk menetralisir dan mengamankan kekuasaan dan
dengan Syah Abbas III (1732-1736 M). Tapi hanya masa Syah Ismail I, Tahmasp I,
dan Abbas I kerajaan Shafawi mencapai kemajuan besar, termask sistem politiknya.9
dengan dukungan militer yang militant yang merupakan factor penyebab dominannya
bangsa Persia terus berlanjut hingga kerajaan Shafawi. Ada beberapa ilmuan yang
hadir di istana , seperti Baha al-Din al-Syirazi (generasi ilmu pengetahuan) Sadr al-
teolog dan ilmuan). Dalam bidang pengkajian keislaman kaum syi’ah gemar
9
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid I (Jakarta: UI Press, 1978),
hal. 85.
10
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid I (Jakarta: UI Press, 1978),
hal. 86
melakukan ijtihad dan bagi mereka pintu ijtihad tidak pernah tertutup. Dalam bidang
kebudayaan, kota Isfahan sebagai ibu kota dinasti Shafawi meupakan kota yang
sekolah-sekolah, rumah sakit, jembatan raksasa dan istana chihil sutun, dari segi
arsitekturnya nampak jelas keindahannya. Kota ini diperindah oleh taman wisata yan
ditata secara apik. Dan ketika Abbas I wafat, di Isfahan terdapat 162 mesjid, 48
akademi, 1802 penginapan dan 273 permandian umum. Unsure seni lain terdapat pula
3. Bidang Ekonomi
Keberadaan stabilitas politik dinasi Shafawi pada masa Abbas I ternyara telah
dan pelabuhan Gumrun diubah menjadi Bandar Abbas. Dengan dikuasainya Bandar
ini, maka salah satu jalur dagang laut antara Timur dan Barat yang diperebutka oleh
Belanda, Inggris dan Prancis sepenuhnta menjadi milik dinasti Shafawi. Disamping
4. Bidang Militer
11
Harjoni Desky, Kerajaan Shafawi di Persia India di Mughal; Asal-usul, kemajuan
dan kemunduran. (Sorong; TASAMUH: JURNAL STUDI ISLAM. 2016) hal 129
12
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II (Jakarta: Rajawali Press,
2010), hal. 144
Demikian pula bidang militer ini sangat mewarnai sejarah perkembangan
dinasti shafawi. Mulai dari Safi al-Din hingga Abbas III. Pada masa Ismail I tentara-
tentara tersebut terbentuk dalam satu pasukan Qizilbasy yang bermarkas di Ghilan.
Pada masa Abbas I, dua orang Inggris Sir Antony dan saudaranya Sir Robert
Shearley, dating di kerajaan Shafawi untuk kerja sama dalam bidang ini. Keduanya
mengajarkan tentang ilmu perang supaya dapat melawan musuh kerajaan terutama
cara membuat meriam. Walaupun Inggris hanya memperalat Shafawi nuk melawan
Turki yang merupakan musuh nomor satunya saat itu. Dengan bekal ini, Abbas I
menyusun tentara sebagai pengawal pribadinya yang terdiri dari orang-orang Turki
yang tidak menyukai Utsmani, tentara ini dipesiapkan untuk menandingi tentara
pada masa jayanya. Pilar-pilar agung tersebut retak satu demi satu dan akhirnya patah
sama sekali. Sehingga, kemunduran yang telah merayapi batang tubuh kerajaan itu
bertambah parah hingga mwmbawanya menjadi hancur berantakan.14
Prof. Dr. H. Abd Rahim Yunus dan Dr. Abu Haif, M.hum mempertegas hal
tersebut sebagaimana yang dikutip oleh Faisal Renaldi dkk. Bahwa bentuk-bentuk
institusi kenegaraan, kesukuan dan isntitusi kegamaan tersebut yang telah diciptaka
oleh Abbas I telah mengalami perubahan secara mencolok pada akhir abad ke-17 dan
13
Harjoni Desky, Kerajaan Shafawi di Persia India di Mughal; Asal-usul, kemajuan
dan kemunduran. (Sorong; TASAMUH: JURNAL STUDI ISLAM. 2016) hal 130s
14
Ading Kusdiana, Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan. (Bandung: Pustaka
Setia. 2013). hal 197
awal abad ke-18. Jika kecenderungan pada abad ke-16 memperkuat kekuasaan
berikutnya mengantarkan pada sebuah kemunduran yang tajam bagi dinasti Shafawi,
kehancurannya yang parah terjadi pada pasukan kesukuan, dan penglepasan Islam
pernah berhenti sejenak ketika tercapai perdamaian pada masa Shah Abbas I. Namun,
tak lama kemudian Abbas meneruskan konflik tersebut, dan setelah itu dapat
dikatakan tidak ada lagi perdamaian antara dua kerajaan besar Islam itu.
Selain itu, dekadensi moral yang melanda sebagian para pemimpin kerajaan
samping pecandu berat narkotik, juga menyenangi kehidupan malam beserta harem-
haremnya selama tujuh tahun tanpa sekali pun menyempatkan diri menangani
pemerintahan. Penyebab penting lainnya adalah karena pasukan ghulam (budak-
budak) yang dibentuk oleh Abbas I tidak memiliki semangat perang yang tinggi
seperti Qizilbasy. Hal ini disebabkan karena pasukan tersebut tidak disipakan secara
terlatih dan tidak melalui proses pendidikan rohai seperti yang dialami oleh
Qizilbasy. Sementara itu, anggota Qizilbasy yang baru ternyata tidak memiliki
15
Faisal Renaldi dkk, Kemunduran dan Kehancuran Kejaraan Safawi, (Bandung, Makalah;
Fakultas Humaniora, 2016) hal. 8
militansi dan semangat yang sama dengan anggota Qizilbasy sebelumnya. Selain itu,
sering terjadi konflik internal perebutan tahta dalam keluarga istana.16
M/907-1149 H memiliki arti sangat besar bagi umat Islam dan bangsa Persia sendiri.
Bagi umat Islam, kemajuan yang telah ditampilkan Safawi pada masa jayanya dapat
dimaknai sebagai kebangkitan kembali Islam di bidang politik, ekonomi, dan budaya,
setelah mengalami kemunduran beberapa abad lamanya. Adapun bagi bangsa Persia
bangsa Iran dengan identitas barunya, yaitu aliran Syi’ah, yang sampai sekarang
PENUTUP
16
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II (Jakarta: Rajawali Press,
2010), hal. 156-159
17
Ading Kusdiana, Sejarah dan Kebudayaan Islam Periode Pertengahan. (Bandung: Pustaka
Setia. 2013). hal 202
A. Kesimpulan
pemimpinnya hingga pada masa Islmail bin Haidar yaitu pada tahun 1501
Daftar Pustaka
Desky,Harjoni Kerajaan Shafawi di Persia India di Mughal; Asal-usul,
Press, 1975.
Rajawali Press,