Anda di halaman 1dari 16

SEJARAH

PERADABAN
ISLAM
Masa Dinasti
Syafawiyyah
Daftar Isi

1. PEMBAHASAN
2. Sejarah dan Pendiri Dinasti Safawi
3. Pendiri
4. Sejarah Dinasti Syafawiyyah
5. Khalifah Pada Masa Dinasti Syafawiyyah
6. Kemajuan Dinasti Safawiyah
7. Kemajuan Dalam Bidang Ekonomi
8. Kemajuan Dalam Bidang Ilmu Pengetahuan
9. Kemajuan dalam Bidang Keagamaan
10. Kemajuan Dalam Bidang Fisik dan Sent
11. Kehancuran Dinasti Safawiyah
LATAR BELAKANG
Sejarah Latar Belakang Berdirinya Dinasti Safawiyah Persia
– Daulah Safawiyah bermula dari gerakan Sufi di kawasan
Azarbaijan yang disebut Safawiyeh. Pendiri gerakan Sufi ini
ialah Sheikh Safi Al-Din (1252–1334). Sheikh Safī al-Dīn
Abdul Fath Is’haq Ardabilī berasal dari Ardabil, sebuah kota
di wilayah Azerbaijan Iran.

Ia merupakan anak murid seorang imam Sufi iaitu


Sheikh Zahed Gilani (1216–1301, dari Lahijan.) Safi Al-Din
kemudian mengganti ajaran Sufi ini menjadi ajaran Syiah
sebagai tanggapan terhadap serangan tentara Mongol di
wilayah Azerbaijan. Pada abad ke-15, Safawiyah kemudian
berubah karakter dan menjadi militan di bawah Syekh
Junayd dan Syekh Haydar. Kemudian mulai meluaskan
pengaruh dan kekuasaannya dalam bidang politik dan militer
ke seluruh Iran dan berhasil merebut seluruh Iran dari
pemerintahan Timuriyah.
PENDIRI
Dinasti Safawiyah bermula dari gerakan Sufi di kawasan Azarbaijan
yang disebut Safawiyeh. Pendiri gerakan Sufi ini ialah Sheikh Safi Al-Din (1252-
1334).

Sheikh Safī al-Dīn Abdul Fath Is'haq Ardabilī berasal dari Ardabil,
sebuah kota di wilayah Azerbaijan Iran. Ia merupakan anak murid seorang imam
Sufi iaitu Sheikh Zahed Gilani (1216–1301, dari Lahijan.) Safi Al-Din kemudian
mengganti ajaran Sufi ini menjadi ajaran Syiah sebagai tanggapan terhadap
serangan tentara Mongol di wilayah Azerbaijan. Pada abad ke-15, Safawiyah
kemudian berubah karakter dan menjadi militan di bawah Syekh Junayd dan Syekh
Haydar. Kemudian mulai meluaskan pengaruh dan kekuasaannya dalam bidang
politik dan militer ke seluruh Iran dan berhasil merebut seluruh Iran dari
pemerintahan Timuriyah.
Sejarah Dinasti Syafawiyyah
Sejarah Masa Dinasti Syafawiyyah
Pada abad ke-15, Kesultanan Utsmaniyah mulai memasuki daerah orang Persia,
mengakibatkan Perang Utsmaniyah-Safawiyah. Sebagai balasan, pengikut Safawiyah
dari Ardabil merebut Tabriz dari Turki di bawah pimpinan Alwand. Safawiyah
kemudian dipimpin oleh Ismail I dan di bawah pemerintahannya, Tabriz menjadi ibu
kota dinasti Safawiyah dan ia sendiri mendapat gelar Shah Azerbaijan. Kemudian,
Ismail I berhasil mencapai barat laut Iran dan merebut semua wilayah Iran dari Turki.
Pada tahun 1511, tentara Uzbek berhasil diusir. Ketika Ismail I berkuasa ia menjadikan
bahasa Azeri sebagai bahasa resmi.
LANJUTAN

Ada banyak negara lokal sebelum negara Iran yang didirikan oleh Ismāʻil
I. Penguasa lokal terpenting sekitar 1500 adalah:

 Huṣayn Bāyqarā, penguasa Timuriyah dari Herāt

 Alwand Mīrzā, Khan Aq Qoyunlu dari Tabrīz

 Murad Beg, Khan Aq Qoyunlu dari Irak al-Ajam (Persia)

 Farro kh Yaṣar, Shah dari Shirvan

 Badi Alzamān Mīrzā, penguasa lokal Balkh

 Huṣayn Kīā Chalavī, penguasa lokal Semnān

 Murād Beg Bayandar, penguasa lokal Yazd

 Sultan Mahmud ibn Nizam al-Din Yahya, penguasa Sistan

 Beberapa penguasa lokal Mazandaran dan Gilan seperti: Bisotun II, Ashraf ibn
Taj al-Dawla, Mirza Ali, dan Kiya Husayn II .
PARA KHALIFAH PADA MASA DINASTI SYAFAWIYYAH

1. Syah Ismail I (1501-1524 M)


2. Syah Tahmasp (1524-1576 M)
3. Ismail II (1576-1577 M)
4. Muhammad Khudabanda(1577-1587 M)
5. Syah Abbas I (1588-1628 M)
6. Safi Mirza (1628-1642 M)
7. Syah Abbas II (1642-1667 M)
8. Sulaiman (1667-1694 M)
9. Shah Husein (1694-1722 M)
10. Tahmasp II (1722-1732 M)
11. Abbas III (1732-1736 M)
KEMAJUAN DINASTI SYAFAWIYYAH

Kemajuan Dalam Bidang Ekonomi

Stabilitas politik Dinasti Safawiyah pada masa Khalifah Abbas I temyata telah memacu
perkembangan perekonomian kekhalifahan Dinasti Safawiyah, terlebih setelah Kepulauan Hurmuz
dikuasai dan pelabuhan Gumrun diubah menjadi Bandar Abbas. Dengan dikuasainya Bandar ini, maka
salah satu jalur perdagangan laut antara timur dan barat yang biasa diperebutkan oleh Belanda, Inggris
dan Perancis berhasil menjadi miliki Dinasti Safawiyah.
Selain kemajuan dalam sektor perdagangan, Dinasti Safawiyah juga mengalami kemajuan dalam
sektor pertanian. Namun setelah Khalifah Abbas 1 meninggal. sektor perekonomian Dinasti Safawiyah
lambat laun mengalami penurunan, terutaama ketika kekhalifahan. Dinasti Safawiyah dipimpin oleh
Khalifah Safi Méza. Pada masa Khalifah Safi Mirza, rakyat cenderung bersikap masa bodoh karena
mereka sudah banyak memperoleh penindasan dari Khalifah Safi Mirza, tetapi para saudagar asing
banyak berdiam diri di Iran dan mengendalikan roda perdagangan dan kegiatan ekonomi lainnya di
iran.
Kemajuan Dalam Bidang Ilmu Pengetahuan

Dalam sejarah Islam, bangsa Persia dikenal sebagai bangsa yang berperadaban tinggi dan berjasa
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh karean itu tidaklah mengherankan apabila pada masa
Dinasti Safawiyah, khusunya ketika Khalifah Abbas I berkuasa, tradisi keilmuan terus berkembang.

Menurut Badri Yatim( 1993: 144), pada masa Kekhalifahan Dinasti Safawiyah, dunia ilmu pengetahuan
Bekembang dengan pesat . Hal ini dapar terlihat dengan munculnya tokoh yang selalu hadé di majelis istana,
seperti
Baha Al-Din Syaerazi yang merupakan salah seorang filosof dan Muhammad Baqé Ibnu Muhammad Damai
yang
Merupakan filosof, ahli sejarah dan theolog.

Kemajuan dalam Bidang Keagamaan

Pada Masa Khalifah Abbas 1 memimpin Dinasti Safawiyah, kebijakan keagamaan tidak lagi
seperti masa khalifah-khalifah sebelumnya yang memaksakan agar paham syi’ah menjadi agama resmi
kekhalifahan Dinasti Safawiyah. Tetapi Khalifah Abbas I menanamkan sikap toleransi terhadap para
pemeluk aliran kegamaan dalam islam. Menurut Hamka (1981;70), Khalifah Abbas I dalam bidang politik
keagamaan selalu menanamkan paham toleransi atau lapang dada yang sangat besar. Paham sy’ah tidak
lagi menjadi paksaan, bahkan orang sunni dapat hidup bebas mengerjakan ibadahnya. Bukan hanya itu
saja, para pendeta Nasrani diperbolehkan mengembangkan ajaran agamanya dengan leluasa sebab sudah
banyak bangsa Armenia yang telah menjadi penduduk setia di Kota Isfahan.
Kemajuan Dalam Bidang Fisik dan Sent

Setelah berhasil menguasai wilayah Isfahan yang merupakan ibukota Dinasti Safawiyah, maka
para penguasa Dinasti Safawiyah mmebangun Isfahan menjadi sebuah kota yang sangat indah. Di Kota
Isfahan berdiri bangunan-bangunan besar dan sangat indah, seperti mesjid-mesjid, rumah-rumah sakit,
sekolah-sekolah, jembatan raksasa di atas Zende Rad, dan Istana Chihil Sutan. Kota Isfahan juga
diperindah dengan taman-taman wisata yang ditata secara apik. Ketika Khalifah Abbas I wafat, dikota
Isfahan terdapat 162 mesjid, 48 akademi, 1802 penginapan dan 273 pemandian umum.
Kemajuan dalam bidang sent, pada masa Dinasti Safawiyah tampak begitu jelas dari sudut
gaya arsitektur bangunan. Hal ini dapat terlihat dari bangunan Mesjid Syaikh Lull Allah yang
dibangun pada tahun 1603 Masehi dan bangunan mesjid Shah Husein yang dibangun pada tahun 1611
Masehi. Unsur sent lainnya yang mencapai kemajuan pada masa Dinasti Safawiyah adaalah unsur seni
dalam bentuk kerajinan tangan, karpet, permadani, pakaian, tenunan, mode, tembikar, dan benda
seni lainnya. Seni lukis mencapai puncak kemajuannya pada masa Khalifah Thamasp I dan Khalifah
Ismail tahun 1522 Masehi dengan membawa pelukis timur ke Tabriz yang bernama Bizhard.

Menurut Hamka (1981 : 70), pada zaman Khalifah Abbas I memimpin Dinasti Safawiyah
berkembanglah kebudayaan, kemajuan dan keagungan pikiran mengenai seni lukis, seni pahat, syair dan
sebagainya. Di antara pujangga yang lahir pada masa Dinasti Safawiyah adalah Muhammad Baqir Ibnu
Muhammad Damai, ahli filsafat dan Ilmu Pasti, Baharudin Al-Amili yang merupakan ulama ahli fiqh dan
Shadaruddin Asyaerozi yang merupakan ahli fisika.
KEHANCURAN DINASTISYAFAWIYYAH
Kehancuran Dinasti Syafawiyyah

Sepeninggal Khalifah Abbas I memimpin Dinasti Safawiyah, khususnya para khalifah berikutnya yang memimpin
Dinasti Safawiyah , seperti Khalifah Safi Mirza (Tahun 1628-1642 Masehi), Khalifah Abbas II (Tahun 1642- 1667
Masehi), Khalifah Sulaiman (Tahun 1667-1694 Masehi), Khalifah Husain (Tahun 1694-1722 Masehi), Khalifah
Tahmasp II (Tahun 1722-1732 Masehi) dan Khalifah Abbas III (Tahun 1733-1736 Masehi), Kondisi Dinasti Safawiyah
tidak menunjukan grafik naik dan berkembang, tetapi justru memperlihatkan kemunduran yang akhirnya membawa
kehancuran kepada Dinasti Safawiyah.

Diantara Sebab-sebab kemunduran dan kehancuran Dinasti Safawiyah adalah

Pertama : Konflik yang berkepanjangan antara Dinasti Safawiyah dengan Kerajaan Utsmani. Bagi Kerajaan
Utsmani, berdirinya Dinasti Salitwiyah yang beraliran syi’ah merupakan ancaman langsung terhadap wilayah
Kerajaan Utsmani. Konfiik antara dua dinasti ini berlangsung sangat lama, meskipun pernah berhenti sejak
tercapainya perdamaian pada masa Khalifah Shah Abbas I. Namun tidak lama kemudian, Khalifah Shah Abbas I
meneruskan konflik dan setelah itu dapat dikatakan tidak ada lagi perdamaian antara Dinasti Safawiyah dan
Kerajaan Utsmani.
Kedua : Dekadensi moral yang melanda sebagian besar pemimpin Dinasti Safawiyah. Hal ini turut
mempercepat proses kehancuran Dinasti Safawiyah---ditambah lagi dengan adanya konflik intern dalam bentuk
perebutan kekuasaan di kalangan keluarga Dinasti Safawiyah..

Ketiga : Pasukan Gulam (budak-budak) yang dibentuk Khalifah Abbas I tidak memiliki semangat perang yang
tinggi seperti Qizilbasy. Hal ini disebabkan karena pasukan tersebut tidak dipersiapkan secara terlatih dan
tidak melalui proses pendidikan rohani seperti yang dialami oleh Qizilabash.

Keempat : Sikap para ulama Syi’ah yang sangat berpengaruh dalam kekuasaan Dinasti Safawiyah yang tidak
memiliki sikap terbuka dan demokratis. Dengan berlindung di balik kekuasaan politik Dinasti Safawiyah, Ulama Syi’ah
menekan kelompok lain, baik ulama sunni maupun agama.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai