Anda di halaman 1dari 6

PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DINASTI SAFAWIYAH (TAHUN

1501 M – 1736 M)
Oleh :
Indras Riana Nur Lukman
23105523001

Abstrak
Kerajaan Safawiyah didirikan oleh Syah Ismail I pada tahun 907 H atau 1501 M
di Tabriz. Cikal bakal dinasti safawiyah berasal dari tradisi sufi yang didirakn
pada tahun 1301 M di Andalusia oleh Safi Al-Din kemudian dijadikan nama
kerajaan. Dalam perkembangan peradaban safawi, berkembang pula ilmu
pengetahuan sebagai dasari pendidikan Islam. Pengajaran Islam lahir ditandai
dengan berdirinya lembaga-lembaga yang bertujuan untuk memberikan dasar
pendidikan Islam, tetapi masih focus pada ajaran Syiah. Hasil dari penulisan ini
adalah kemujuan pendidikan pada masa Kerajaan Safawiyah yang dapat dilihat
dari berkembangnya ilmu kesenian berupa arsitektur. Dengan demikian,
kemajuan dalam bidang pendidikan Islam juga diwarnai dengan bangunan dan
arsitektur yang menghiasi kota.
Kata Kunci: Ilmu Pengetahuan, Dinasti Safawiyah

PENDAHULUAN
Wilayah Iran sempat dikuasi oleh beberapa kerajaan besar yang
memberikan pengaruh dalam perkembangan dan kemajuan Iran. Salah satu
yang menguasai yaitu Dinasti Safawiyah, yang memiliki strategi menarik dalam
memperbesar kekuasaannya yaitu dengan menggabungkan antara imamah dan
militer. Dinasti ini didirikan oleh Syaikh Safi al-Din. Dinasti Safawiyah ini
mengambil kesempatan atas hancurnya rezim Timuriyah. Pengikut Safawiyah
berasal dari kalangan bangsa Anatolia yang dibentuk dari kelompok-kelompok
kecil dari Asia Kecil dan Syria Utara.
Kekuatan Safawiyah tidak hanya berasal dari tarekat atau kelompok sufi
saja. mereka juga menggabungkan kekuatan-kekuatan agama dengan
menyatukan berbagai klan untuk mendirikan sebuah dinasti dan imperium yang
berasas keagamaan dan kekuatan kesukuan, terutama kekuatan dari kelompok
Syiah. Syiah adalah pengikut setia dan pembela Ali bin Abi Thalib beserta ahlul
baitnya, mereka akan setia dan siap membela apa yang mereka ikuti.
Dalam perkembangan peradaban kerajaan Safawi, berkembang pula ilmu
pengetahuan sebagai dasar pendidikan Islam, meskipun belum secara pesat dan
terpusat pada ilmu pengetahuan. Pengajaran pendidikan Islam lahir ditandai
dengan didirikannya lembaga-lembaga yang bertujuan untuk memberikan dasar
pendidikan Islam, tetapi masih berfokus pada paham Syiah.
Oleh karena itu, dalam penulisan artikel ini akan dibahas secara singkat
sejarah dinasti safawi dan perkembangan ilmu pengetahuannya. Penulisan ini
bertujuan untuk mengetahui sejarah dan perkembangan ilmu pengetahuan pada
masa dinasti safawiyah.

PEMBAHASAN
Dinasti Safawiyah1
Sejak perang Qadisiyyah dan perang Nahavand pada tahun 637 M yang
dipimpin oleh Saad Ibn Abi Waqqas memenangkan pertempuran seluruh
Imperium Persia jatuh ketangan muslimin dan beralih ke agama Islam. Setelah
itu, Persia merupakan salah satu ibukota peradaban dunia yang terkenal dengan
kemajuan sastra, filsafat, kedokteran, astronomi, matematika pada era
kekuasaan Ghaznazid, Seljuk, Ilkhanid dan dinasti Timurid.
Sebelum menjadi kerajaan, Safawi mengalami dua fase pertumbuhan.
Fase pertama dinasti ini bergerak di bidang keagamaan dan kedua sebagai
gerakan politik. Pada tahun 1302-1447 M gerakan Safawi masih murni sebagai
gerakan keagamaan dengan tarekat. Pada fase pertama ini gerakan tarekat
Safawi tidak mencampuri urusan politik sehingga berjalan dengan aman dan
lancar.
Fase kedua berubah menjadi Syiah pada masa Khawaja Ali (1399-1427),
perubahan ini terjadi karena ada kemungkinan bertambahnya pengikut Safawi
dari kalangan syiah sehingga kepemimpinanya berusaha menyesuaikan dengan
aliran mayoritas pendukungnya. Dalam hal ini, Safawi didirikan untuk
memurnikan dan memulihkan kembali ajaran Islam (Sumarni, 2020).
Kecenderungan memasuki dunia politik secara konkrit tampak pada masa
kepemimpinan Junaidi (1447-1460 M). Dinasti Safawi memperluas gerakannya
dengan menambahkan kegiatan politik pada kegiatan keagamaan (Tosugi,
2020).
Kerajaan Safawi berdiri sejak tahun 1503-1722 M pada saat kerajaan
Utsmani di Turki sudah mencapai puncak kejayaannya. Kerajan Safawi ini
berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil, yakni sebuah kota
yang terletak di Azerbaijan (Wilayah Rusia) yang diberi nama tarekat safawiyah.
Nama safawiyah sendiri diambil dari sebuah nama pendirinya Syekh Ishak
Safiuddin atau lebih dikenal dengan Safi al-Din (1252-1334 M) dan nama safawi
itu terus dipertahankan sampai tarekat ini menjadi sebuah gerakan politik.
Nama itu terus dilestarikan setelah gerakan ini berhasil mendirikan
kejayaan. Gerakan Syafawiyah di Tahun 1301-1447 M masih berupa gerakan
keagamaan yang murni, atau disebut dengan nama Tarekat Syafawiyah. Tarekat
murni ini bersifat lokal yang bertujuan menanamkan ajaran-ajaran Sufistik dan
kesalehan sebagai bagian yang terpenting dalam tasawuf, sehingga para
pengikut (murid) tarekat ini taat dan teguh menjalani ajaran agamanya (Syukur,
2014).
Tarekat ini memiliki pengikut yang sangat banyak disebabkan karena
pada waktu itu pada umumnya, orang hidup dalam suasana yang acuh tak acuh
dan menyerah melihat kehancuran, tidak adanya pemerintahan, undang-undang
bahkan ketertiban politik yang terombang-ambing di dalam kebingungan.
Kerajaan Shafawi dipandang sebagai peletak dasar sejarah kebangsaan Iran.
Kerajaan ini memberikan berkonstribusi besar dalam mengisi peradaban Islam di
Persia, dari berbagai bidang, mulai dari bidang politik, ekonomi, sosial, agama,
maupun seni dan budaya. Hal inilah yang kemudian menjadikan kerajaan Safawi
sebagai kerajaan Islam yang berkuasa lebih.
Kerajaan Safawi di Persia berbatasan sebelah Barat dengan Kerajaan
Turki Usmani dan sebelah Timur dengan Kerajaan Mughal di India. Kerajaan
Safawi mengalami kemajuan yang sangat pesat, namun dalam
perkembangannya sering bentrok dengan Turki Usmani. Kerajaan Safawi
menyatakan syi'ah sebagai mazhab negara, karena itu kerajaan ini dapat
dianggap sebagai peletak pertama dasar terbentuknya negara Islam Iran dewasa
ini.

1
Rizki Laelatus Aziah, dkk. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Masa Dinasti Safawiyah. Journal
on Education Vol. 06 No. 01 pp 1471-1482. September-Desember 2023 diunduh dari
situs https://jonedu.org/index.php/joe/article/download/3095/2643 pada tanggal 12 Juli
2023
Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Dalam sejarah Islam, bangsa Persia dikenal sebagai bangsa yang
berperadaban tinggi dan berjasa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sejak dideklarasikan oleh Syah Ismail I yang berkuasa selama 23
tahun (1501 – 1524 M), perkembangan dari aspek social, politik, ekonomi dan
budaya terhadap pendidikan begitu jelas terlihat. Bahkan, ia memiliki kebiasan
menulis puisi dengan menggunakan bahasa Turki.
Berkembangnya ilmu pengetahuan pada masa itu tidak lepas dari doktrin
yang mendasar bahwa kaum Syi’ah tidak boleh taqlid dan pintu itjihad selamanya
terbuka. Kaum syi’ah tidak seperti kaum sunni yang mengatakan ijtihad telah
terhenti dan orang mesti taqlid saja. Syi’ah masih mempertahankan bahwa
mujtahid tidak terputus selamanya.
Pada masa pemerintahan Syah Abbas I (1588 – 1628 M), tradisi keilmuan
mengalami perkembangan dan menandai bangkitnya kejayaan lama Persia.
Berkembangnya kebudayaan dan ilmu pengetahuan pada masa itu melahirkan
tokoh ilmuwan terkenal yaitu Muhammad Baqir ibn Muhamad Damad, seorang
filsafat dan ilmu pasti, dan ulama ternama yaitu Bahau al-Din al-Amily seorang
ahli fiqih. Ia menghasilkan karya berupa kitab-kitab filsafat, termasuk qabasat
yang terkenal serta merupakan tokoh yang melanjutkan tradisi filsafat pemikiran
Aristoteles dan Al-Farabi. Ada juga Bahauddin al-Amali bukan saja seorang ahli
teolog dan sufi, tapi juga ahli matematika, arsitek, ahli kimia yang terkenal. Ia
mengembangkan kembali studi matematika dan menulis naskah tentang
matematika dan astronomi untuk menyimpulkan ahli-ahli terdahulu
System dan praktif pendidikan pada masa Dinasti Safawi ini secara
umum didominiasi oleh pendidikan indoktrinatif, pendidikan estetika, dan
pendidikan militer. Sementara itu pemikiran teosofis dan filsuf ditujukan untuk
penyatuan antara sufisme genostik dengan beberapa kepercayaan syi’ah.
Perkembangan aliran filsafat pada masa ini terbagi menjadi aliran filsafat
peripatetic yang dikembangkan oleh Aristoteles dan al Khindi dan aliran filsafat
Isyraqi yang dibawa oleh Suhrawardi. Sedangkan aliran filsafat lain adalah
Iluminasionisme atau penganut madzhab Neoplatonisme.
Kemajuan dibidang ilmu seni diayomi oleh seniman Persia genius, salah
satunya Syah Ismail dan Syah Tahmasp. Dalam bidang seni kaligrafi juga ada Ali
Riza, seni lukis miatur ada Firdausi. Kemajuan tersebut juga Nampak pada Kota
Isfahan yang menjadi salah satu kota indah di dunia pada jamannya.
Pada masa Abbas II ini, wanita memperoleh kebebasan dalam berekpresi
atau memainkan perannya dalam segala bidang termasuk dunia pendidikan.
Kesejajaran para wanita pada masa ini seperti terlukiskan pada ilustrasi yang
ada pada manuskrip Shahnama (puisi terpanjang sejarah dunia kesusateraan).
Lingkungan sosial yang tergambarkan dalam manuskrip tersebut oleh beberapa
ahli dimaknai bahwa para wanita masa Safawi memperoleh kesempatan yang
sama dalam memperoleh pendidikan sains, keagamaan dan seni.

SIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui secara singkat bahwa
perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Dinasti Safawiyah berkembang
secara pesat. Terbukti dengan lahirnya tokoh-tokoh ilmuwan terkenal terutama
dalam bidang filsafat dimana diyakini bahwa perkembangan ilmu pengetahuan
pada masa itu jauh lebih unggul dari dua dinasti lainnya yaitu Turki Usmani dan
Mughal dalam waktu yang sama.
Kemajuan dalam ilmu filsafat melahirkan tokoh Bahauddin al-Amali yang
bukan saja seorang ahli teolog dan sufi, tetapi juga ahli matematika, arsitek, ahli
kimia yang terkenal dan Mir Damad alias Muhammad Bagir Damad yang
merupakan filsuf terkenal dengan hasil karya qasabat.
Kemajuan pendidikan juga dapat dilihat dalam perkembangan seni. kota
Isfahan sebagai ibu kota kerajaan Safawi dan merupakan kota yang sangat
indah. Di kota ini berdiri bangunan-bangunan yang megah lagi indah seperti
mesjid, rumah-rumah sakit, sekolah-sekolah, jembatan raksasa dan istana Chihil
Sutun, dari segi arsitekturnya nampak jelas keindahannya. Kota ini diperindah
oleh taman wisata yang ditata secara apik. Dengan demikian, kemajuan dalam
bidang pendidikan Islam juga diwarnai dengan bangunan dan arsitektur yang
menghiasi kota.
Meskipun pendidikan difokuskan untuk pengembangan paham Syiah,
tetapi dalam hal ini tidak menutup pintu ijtihad dan sangat terbuka pemikirannya
demi kemajuan peradabam Islam. Hal ini membuktikan kebenaran bahwa
bangsa Persia dikenal sebagai bangsa yang telah berperadaban tinggi dan
memberikan kontribusi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Sejumlah
ilmuwan yang selalu hadir di majlis istana dalam rangka pengembangan ilmu
pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zaenal. Dinasti Safawiyah (Tahun 1501 M – 1736 M). Jurnal Tsaqofah
Vol. 11 No. 2. Juli-Desember 2013 diunduh dari situs
https://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/tsaqofah/article/download/3454/256
8/9703 pada tanggal 12 Juli 2023
Rizki Laelatus Aziah, dkk. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Masa Dinasti
Safawiyah. Journal on Education Vol. 06 No. 01 pp 1471-1482. September-
Desember 2023 diunduh dari situs
https://jonedu.org/index.php/joe/article/download/3095/2643 pada tanggal
12 Juli 2023

Anda mungkin juga menyukai