MAKALAH
SEJARAH MUAWIYAH BIN ABI SUFYAN
DOSEN PENGAMPUH :
OLEH :
Muthiara Abdullah
20123068
Puji syukur kehadirat Allah Swt atas berkat,rahmat dan hidayahnyalah sehingga Saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah Muawiyah bin Abu Sufyan”. Sholawat
bertangkaikan salam tak lupa pula kita haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW
kepada keluarganya,sahabatnya dan insyaallah percikan rahmatnya bisa sampai kepada kita
semua.
Setelah menyelesaikan makalah ini,Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. oleh karena itu,diharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar
lebih baik lagi kedepannya. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan memberi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa pemerintahan,Islam dipegang oleh Khalifah Ali bin Abi Thalib, terjadi
beberapa perlawanan dan pemberontakan-pemberontakan yang pada intinya ingin
menjatuhkan kekuasaan Ali RA, Thalhah, dan Zubair yang merupakan sahabat-sahabat
Rasulullah SAW. mula-mula mereka menerima Ali sebagai khalifah tapi belakangan mereka
tidak mengakuinya karena Ali tidak menyetujui tuntutan mereka bahwa ia harus segera
menghukum para pembunuh khalifah sebelumnya, yaitu Utsman bin Affan. Maka terjadilah
perang Jamal atau disebut juga dengan perang unta yang pada akhirnya dimenangkan oleh
Ali bin Abi Thalib. 1
Lain lagi politik yang dijalankan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan yang merupakan
seorang gubernur Syiria kala itu. Beliau memanfaatkan keadaan yang ditimbulkan oleh
pembunuhan Utsman itu untuk kepentingan diri sendiri. Setelah pembunuhan Utsman, orang-
orang dari bangsa Bani Umayyah pergi ke Syiria dan bergabung dengan Muawiyah. Sehingga
ketika penobatan Ali sebagai Khalifah, Muawiyah telah memimpin perhimpunan keluarga-
keluarga Umayyah yang jumlahnya sangat banyak bahkan mencapai ribuan.
Sebenarnya, pertikaian yang terjadi antara Ali dari Bani Hasyim serta Muawiyah dari Bani
Umayyah sudah lama terjadi,yaitu zaman jahiliyah antara keluarga Bani Hasyim dan keluarga
Bani Umayyah sering terjadi percekcokan. Puncaknya terjadi pada akhir masa pemerintahan
Utsman bin Affan, yang dituntut untuk segera turun dari jabatannya. Pada akhirnya, Utsman
dibunuh dan Ali bin Abi Thalib naik menggantikan posisi Utsman bin Affan sebagai
Khalifah.2
Disisi lain, Muawiyah juga menuduh Ali campur tangan dalam pembunuhan Utsman.
Muawiyah bin Abu Sufyan mengatakan bahwa ia termasuk Saudara Utsman dan ia paling
berhak berbelas kasihan pada Utsman dan berhak menuntut kematiannya. Maka, terjadilah
perang shiffin antara tentara Ali dan laskar-laskar pengikut tetap Muawiyah. Dalam perang
itu tentara muawiyah dapat dikalahkan. Muawiyah yang cerdas, atas saran tangan kanannya
1
Ash-Shallabi,Ali Muhammad,.Muawiyah bin Abu Sufyan .(Jakarta:Ummu Qura,2017.) h.15
2
Dudung,Abdurrahman. Metodologi Penelitian Sejarah. (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media,2007) h.23
yaitu ‘Amr bin Ash, mengikatkan Al-Qur’an pada ujung tombak tentaranya dan menuntut
agar perang diselesaikan dengan cara damai.
Dalam perundingan damai ini, pihak dari Ali mengutus Abu Musa al-Asy’ari dan
pihak dari Muawiyah mengutus ‘Amr bin Ash untuk bermufakat ( berbincang ). Peristiwa ini
dikenal dengan peristiwa yang bernama Tahkim (arbitrase). Tradisi menyebut bahwa Abu
Musa al-Asy’ari sebagai yang tertua, terlebih dahulu berdiri mengumumumkan kepada
khalayak mengenai perselisihan itu. Abu Musa menyatakan bahwa peletakan jabatan
Khalifah Ali diterima oleh ‘Amr bin Ash tetapi ia menolak penjatuhan Muawiyah. Bahkan
menyatakan bahwa pengangkatan Muawiyah adalah sebagai Khalifah baru.
Khalifah Ali RA menjalankan perintah kira-kira berkisar empat tahun sembilan bulan,
setelah beliau dibunuh oleh seorang Khawarij tatkala ia sedang melaksnakan shalat shubuh di
mesjid. Penggantinya, Muawiyah yang memperoleh kekuasaan dengan cara pedang,
mengubah kekhalifahan menjadi sistem kerajaan dan menetapkan pemerintah oleh dinasti-
dinasti dalam Islam. Madinah, tempat Kaum Ansar dan Kufah sebagai basis penyebaran
Islam saat itu, dipindahkan ibukotanya oleh Muawiyah ke Damaskus sebagai titik tolak
perjuangan.3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana riwayat hidup Muawiyah bin Abi Sufyan?
2. Bagaimana peranan yang dijalankan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan dalam pembentukan
dinasti Bani Umayyah?
3. Bagaimana perkembangan Muawiyah dalam masa pemerintahan?
4. Bagaimana Perkembangan Politik Dalam Masa Pemerintahan Muawiyah
3
Ash-Shallabi,Ali Muhammad,Muawiyah bin Abu Sufyan.h.15
BAB II
PEMBAHASAN
4
Ibnu Katsir, al-bidayah wa al-nihayah. (Beirut:Dar al-fikr,1996). h.619
5
Ibnu Katsir. Al-Kamil fi al-Tarikh. (Beirut:Dar al-fikr,1987). h.261
Muawiyah pernah berkata:“ Aku tidak akan menggunakan pedangku selama cambukku sudah
cukup, aku tidak akan menggunakan cambukku selama lidahku masih bisa mengatasi. Jika
ada rambut yang membentang antara diriku dan orang yang menentang diriku, maka rambut
itu tidak akan pernah putus selamanya. Jika mereka mengulurnya, maka aku akan
menariknya. Jika mereka menariknya, maka aku akan mengulurkannya”. Sehingga setelah
perkataanya itu, terkenallah Muawiyah dengan ungkapan rambut tersebut. Ia terkenal
dikalangan bangsa Arab hingga saat ini.
6
Departmen Pendidikan dan Kebudayaan.Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta : Balai Pustaka,1996) h.235
7
Ash-Shallabi,Sejarah Kebudayaan Islam 2.(Jakarta : Pustaka Al-Husna,2003). h.21
Pada waktu Muawiyah umur 23 tahun, Rasulullah ingin sekali mendekatkan orang-
orang yang baru masuk Islam diantara pemimpin-pemimpin keluarga ternama kepadanya,
agar perhatian mereka kepada Islam itu dapat terjamin, agar juga ajaran-ajaran Islam itu
benar-benar tertanam di dalam hati mereka. Sebab itu Rasulullah berusaha supaya Muawiyah
menjadi lebih akrab dengan beliau.Muawiyah lalu diangkat menjadi anggota dari sidang
penulis Wahyu, Muawiyah juga banyak meriwayatkan hadis baik yang langsung dari
Rasulullah, ataupun dari para sahabat yang terkemuka, dan dari saudara perempuannya yaitu
Habibah binti Abi Sufyan, isteri Rasulullah, Abdullah ibnu Abbas, Said ibnul Musaiyab, dan
lain lainnya8. Dapat diketahui bahwa Muawiyah adalah orang yang pernah menemani
Rosulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Jadi, dia telah mendapatkan berkah dari
persahabatannya dengan Rasulullah.
Imam Al-Bukhari menegaskan hal ini dalam shahihnya, kitab Fadhail Ash-Shahabah
bab Dzikr, Muawiyah pernah witir dengan satu rakaat setelah shalat isya. Ketika itu, di situ
ada maula yaitu mantan budak yang dimerdekakan oleh Ibnu Abbas. Lalu, dia
memberitahukan hal tersebut kepada Ibnu Abbas. Ibnu Abbas pun berkata, biarkan saja,
sesungguhnya dia itu pernah menemani Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Al- Bukhari
juga menyebutkan hadist lain dari Ibnu Abi Mulaikah, bahwa Ibnu Abbas pernah ditanya.
Apa pendapatmu tentang Amirul Mukminin Muawiyah yang sesungguhnya dia tidak shalat
witir kecuali dengan satu rakaat. Ibnu Abbas berkata, dia adalah seorang fakih. Masih dalam
Shahih Al-Bukhari, diriwayatkan bahwa muawiyah berkata, kalian melakukan shalat yaitu
dua rakaat setelah ashar. Padahal kami pernah menemani Nabi dan tidak pernah melihat
beliau melakukannya. Bahkan beliau melarangnya. Keadaan yang pernah menemani Nabi
tidak berarti membuatnya maksum, Sebab tidak ada yang maksum kecuali Nabi9.
8
Ash-Shallabi,Sejarah Kebudayaan Islam 2.h.26
9
Yusuf Al-Qadrawi, Distorsi Sejarah Islam. (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar,2005). h.83
Keberhasilan Muawiyah dalam pembentukan Dinasti Bani Umayyah bukan semata-
mata hanya karena kemenangannya pada peristiwa arbitrase dan terbunuhnya Khalifah Ali
bin Abi Thalib. Namun Ia memiliki basis rasional yang solid bagi landasan pembangunan
politiknya dimasa depan. Ia juga mendapatkan beberapa dukungan seperti sebagai berikut:
1. Dukungan yang kuat dari rakyat Syiria dan dari keluarga Bani Umayyah sendiri.
Rakyat Syiria yang patuh dan setia pada Muawiyah, mempunyai laskar ketentaraan
yang kokoh, terlatih, disiplin, dan berpengalaman dalam peperangan.
2. Sebagai seorang administrator, Muawiyah sangat bijaksana dalam menempatkan para
pembantunya pada tempat-tempat strategis. Mereka adalah ‘Amr bin Ash, Mughirah
bin Syu’bah dan Ziyad bin Abihi.
3. Muawiyah memiliki kemampuan menonjol sebagai seorang negarawan sejati. Ia dapat
segera menguasai dirinya ketika akan mengambil keputusan-keputusan yang
menentukan, meskipun ada tekanan dan intimidasi10.
“Ya Allah jadikanlah dia sebagai orang yang bisa memberikan petunjuk dan seorang yang
diberi petunjuk (Mahdi) dan berikanlah hidayah (kepada manusia) melaluinya.”
Hadist di atas adalah hadist shahih yang diriwayatkan oleh banyak ahli hadist dan
membicarakan tentang kebaikan Muawiyah”11.
10
Ali Mufrodi. Islam di Kawasan Kebudayaan Arab. (Jakarta : Bulan Bintang,1997). h.70-71
11
Ash-Shallabi,Sejarah dan Kebudayaan Islam h.30
2. Masa Pemerintahan Abu Bakar Ash-shiddiq
Pada masa pemerintahan Abu Bakar Ash-Siddiq (11-13H/632- 634M), Muawiyah
menjadi pemimpin para tentara bantuan yang dikirim untuk Yazid demi memperkuat pasukan
Muawiyah bertempur di bawah pimpinan saudaranya dan ia menjadi pemimpin laskar Islam
yang menaklukan kota Sidon, Beorut dan lainnya yang terletak di pantai Damaskus.
Zaman Abu Bakar adalah zaman kritis di mana benih murtad mulai merebak. Abu
Bakar pun bertindak tegas dengan memerangi mereka. Muawiyah ikut salah satu pertempuran
itu, yakni Perang Yamamah, perang melawan Musailamah si nabi palsu. Setelah
pemberontakan internal selesai, kaum Muslimin mengalihkan pandangan mereka ke luar,
yakni pembebasan negeri di sekitar mereka dari pemimpin zalim. Abu Bakar mengirim
pasukan ke banyak tempat, salah satunya adalah Syam. Dalam kontingen pasukan Syam, ada
salah satu pasukan yang dikomandani oleh Muawiyah12.
12
Ash-Shallabi, Ali Muhammad,.Muawiyah bin Abu Sufyan. h.64
13
Ash-Shallabi, Sejarah Kebudayaan Islam 2. h.30
Setelah Muawiyah membuktikan kekuatannya atas dua peristiwa sebelumnya, Umar
mengangkatnya sebagai Gubernur Yordania pada 17 H.
Menjadi Penguasa Damaskus ,Ba’labak dan Balqa
Saudara Muawiyah,Yazid bin Abu Sufyan meninggal karena wabah Tha’un pada 18
H. Sebagian ulama berpendapat Tha'un adalah wabah pes. tetapi ada pula yang
berpendapat Tha'un masih belum jelas termasuk kategori penyakit apa.Untuk mengisi
kekosongan, Umar bin Khattab menugaskan Muawiyah untuk menggantikan posisi
saudaranya memimpin Damaskus,Ba’labak (Ballbek,Yordania) dan Balqa( Yordania).
Membagi Pasukan Islam
Byzantium dan Persia terus menyerang daerah perbatasan kekhalifahan.Untuk
menahan hal itu,Muawiyah membagi pasukan menjadi 2 yakni pasukan musim panas
dan pasukan musim dingin.Selain itu, Muawiyah menutup celah di kota-kota
perbatasan agar tak diserang.Muawiyah juga sempat memimpin penyerangan musim
panas melawan Byzantium pada 22 Hijriah.
Membangun Angkatan Laut Islam
Mayoritas kaum muslimin pada saat itu adalah orang Arab.mereka adalah orang-
orang yang tidak akrab dengan laut.Namun, Muawiyah menyadari pentingnya
angkatan laut dan di zaman Umar ia mulai membangunnya.Sayangnya, Umar tidak
mengizinkan Muawiyah memakai Angkatan laut karena ia tidak mau kaum muslimin
habis ditelan laut karena mereka tidak familiar dengan laut.Angkatan laut baru di
pergunakan pada zaman Utsman bin Affan untuk membebaskan Cyprus14.
15
Munir Amin,Samsul. Sejarah Pendidikan Islam. (Jakarta : AMZAH,2009). h.20
Syam ada beberapa gubernnur,yakni Muawiyah bin Abu Sufyan,Umair bin Sa’ad,al-
Anshari (Himsh),dan al-Qamah bin Khalid bin Walid (palestina).Namun,Umair sering
sakit-sakitan,Ia mengundurkan diri dari jabatannya. Utsman pun memberikkan Himsh
kepada Muawiyah. Setelah al-Qamah wafat,Utsman pun memberikan Palestina
kepada Muawiyah.Hal ini membuat Muawiyah menjadi gubernur Syam
seluruhnya.Sampai akhir hayat Utsman,Muawiyah mengontrol daerah Syam.Pada
zaman modern,Syam meliputi Palestina,Yordania,Lebanon,dan Syiria. bisa
dibayangkan seluas apa daerah kekuasaan Muawiyah16.
Inspeksi Militer ke Perbatasan
Pada jaman Utsman ,Muawiyah cukup banyak melakukan inspeksi militer ke daerah
perbatasan daerah kekuasaanya di Syam.Misalnya,pada 25 Hijriah Ia menuju
Anthakiyah dan Tarsus tahun 26 Hijriah Ia Kembali melakukannya.Tahun 31
Hijriah,Muawiyah berangkat ke Daruliyah.Perbatasan yang berbentuk kepulauan Ia
serahkan penjaganya kepada Habib bin Maslamah.Muawiyah juga turun langsung
memimpin pasukannya sampai merambah celah bukit di Konstantinopel.
Pembebasan Cyprus
1. Syarat dari Utsman
Setelah sebelumnya ditolak Umar,Muawiyah kali ini mencoba meyakinkan
Utsman untuk memakai Angkatan laut demi membebaskan Qubrush (Cyprus).
Utsman mengizinkannya dengan memberikan syarat :
- Muawiyah harus membawa istrinya
- Pasukan yang berangkat harus dengan kemauannya sendiri.Jika tidak ada
yang mau berangkat maka tidak apa-apa17
2. Pembebasan dimulai
Walaupun Muawiyah mempersilahkan masyarakat untuk memilih ikut ke
Cyprus atau tidak,kekhlaifahan berhasil mengumpulkan armada hingga 1.700
kapal.Mereka tertarik karena sebuah hadits dari Ummu Harsm binti Milhan
(istri sahabat Nabi Ubadah bin shamit) yang menyebutkan bahwa akan ada
sekelompok dari umatnya yang”mengarungi laut seperti raja-raja di
singgasana. Pada 28 Hijriah (649 M) mereka pun berangkat. Di
Pelabuhan,Abdullah bin Qais al-Jasi,Panglima Angkatan laut bermusyawarah
16
Ash-Shallabi,Ali Muhammad,.Muawiyah bin Abu Sufyan .. h.78
17
Departmen Pendidikan dan Kebudayaan.Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta : Balai Pustaka,1996) h.240
dengan Muawiyah dan sahabat Nabi yang lain. Pasukan segera mengepung ibu
kota Cyprus dan mengatakan mereka tidak datang untuk mengambil alih
Cyprus,akan tetapi meminta mereka bekerjasama dengan kekhalifahan.Sebab
selama ini Cyprus menjadi daerah kekuasaan Byzantium sehingga menjadi
duri dalam daging kekhalifahan.Tidak butuh waktu lama,Cyprus pun
menyerah dan menyetujui syarat-syarat berikut :
-Bila Cyprus menyerang kaum Muslimin,Ia tidak akan dibela lagi
-Cyprus harus mengabarkan gerak-gerik Byzantium
-Cyprus harus membayar ijazah kepada kekhalifahan sebesar 7.200 dinar per
tahun
-Cyprus tidak boleh mendukung Byzantium jika mereka menyerang
kekhalifahan dan tidak membocorkan rahasia kekhalifahan18
3. Cyprus Mengingkari Perjanjian
Pada 32 Hijriah, Cyprus mengingkari perjanjian dengan kekhalifahan karena
ditekan Byzantium.Kali ini Muawiyah datang Kembali dang mengambil alih
Cyprus.Setelah menguasai Cyprus,Muawiyah menyadari bahwa ternyata
Cyprus hanyalah pulau yang lemah.Tradisi militer mereka lemah sekali dan
sering dijadikan boneka oleh Byzantium.Oleh karena itulah,Muawiyah
menempatkan 12.000 pasukan di Cyprus,mendirikan kota-kota
baru,membereskan administrasi,menggaji tantara dan melindungi kekhalifahan
dari serangan Byzantium19.
19
Ash-Shallabi,Ali Muhammad,Muawiyah bin Abu Sufyan. h.92
Syam untuk bertemu Muawiyah. Utsman memerintahkan Muawiyah untuk
memperingati mereka dengan tegas, membuat nyali mereka ciut, menakut-
nakuti mereka, dan mendidik mereka agar tidak membuat kerusuhan lagi.
Muawiyah pun berkali-kali mendebat mereka dan berkali-kali pula menang.
Di akhir debat mereka kalah dan marah, lalu merenggut jenggot Muawiyah.
Muawiyah pun mengancam mereka agar jangan macam-macam terhadap
dirinya. Ancaman itu membuat mereka mundur.Muawiyah mengirim surat
kepada Utsman dan mengatakan bahwa mereka berbicara dengan lidah setan.
Utsman mengirim mereka ke Kufah kembali. Namun, karena mereka macam-
macam kembali, Utsman kemudian mengirim mereka ke Abdurrahman bin
Khalid, gubernur Himsh. Di sini mereka baru tidak berani macam-macam
karena Abdurrahman adalah anak Khalid bin al-Walid dan dia adalah seorang
laki-laki yang berkarakter sangat keras seperti ayahnya20.
2. Muawiyah Mengikuti Forum Antar Gubernur
Kerusuhan yang makin parah menyebabkan Utsman mengundang para
gubernur dan sahabat Nabi untuk berunding tentang apa yang harus
dilakukannya terhadap para pemberontak ini. Di forum ini, Muawiyah
mengusulkan untuk segera mengirim pasukan ke mereka dan dia sendiri akan
mengatasi pemberontakan di Syam. Namun, Utsman lebih tertarik dengan
perdamaian dan tidak menerima usul Muawiyah.
Sebelum pulang kembali ke Syam, Muawiyah memperingatkan Utsman
bahwa ia kemungkinan akan segera dibunuh oleh pemberontak dan Muawiyah
menawarkan pasukan Syam untuk melindungi Utsman. Utsman mengatakan ia
sudah tahu hal itu, tetapi ia menolak perlindungan dari Muawiyah karena ia
tidak mau merepotkan orang-orang Madinah atas kedatangan pasukan Syam.
20
Abdul A’la,Al-Maududi. Khalifah dan Kerajaan. (Bandung : Mizan,1998).
darah ke tangan Muawiyah.Saat mendengar berita pembunuhan itu, Muawiyah
berpidato di depan penduduk Syam, bersumpah akan menuntut balas
kematiannya.Penduduk Syam sendiri bersumpah akan membantu Muawiyah dengan
mengorbankan nyawa mereka21.
Inti dari permasalahan Ali-Muawiyah adalah perbedaan cara qishash ini. Muawiyah
sendiri tidak mengklaim bahwa dirinya khalifah umat Islam dan tidak berniat merebut
kekhalifahan. Hanya saja ia dan penduduk Syam tidak mau baiat (sumpah setia)
kepada Ali karena permasalahan terbunuhnya Utsman tersebut. Ketika kita melihat
kondisi zaman Ali lewat kacamata abad modern, kita bisa dengan mudah menilai,
tetapi bagi orang yang hidup di zaman itu, situasi pada saat tersebut sangat pelik.
Menurut mayoritas ulama, dalam persoalan rumit itu yang lebih mendekati kebenaran
adalah pendapat Ali karena bagaimanapun juga perdamaian negara lebih diutamakan.
21
Hepi,Andi Bastoni. Wajah Politik Muawiyah bin Abu Sufyan. (Bogor : Pustaka Al-Bustan,2012) h.35
Muawiyah pernah ditanya, "Apakah kau penentang Ali?"
Muawiyah menjawab, "Tidak demi Allah. Sesungguhnya aku benar-benar mengetahui
bahwa dia lebih utama dariku dan lebih berhak memegang khilafah dariku. Akan
tetapi, sebagaimana yang kalian ketahui bahwa Utsman dibunuh dalam keadaan
teraniaya dan aku, sepupu Utsman, akan menuntut darahnya. Datanglah kepada Ali
dan katakan, 'serahkan para pembunuh Utsman kepadaku dan aku akan tunduk
kepadanya"
“Orang-orang segera menemui Ali dan mengatakan perkataan Muawiyah, tetapi Ali
tidak mengabulkannya”22
Perang Saudara
Karena situasi makin memanas, akhirnya terjadilah Perang Jamal dan Perang Shiffin
antara kubu Ali dan Muawiyah. Tebunuhnya Ammar bin Yasir menjadi kunci
selesainya perang ini karena Nabi Muhammad pernah mengabarkan bahwa yang
membunuh Ammar adalah kelompok pembangkang. Yang membunuh Ammar bin
Yasir ternyata adalah Abu al-Ghadiyah Al-Juhani dari pihak Muawiyah -ia bukanlah
sahabat Nabi.
Terbunuhnya Ammar membuat kedua kelompok terguncang dan sepakat untuk
berdamai. Mereka juga mengkhawatirkan perbatasan yang sedang lemah dan kapan
saja bisa diserang oleh Persia dan Byzantium. Perjanjian damai ini dibuat berdasarkan
Al-Quran dan Sunnah dengan kedua hakimnya adalah Amr bin Ash dan Abu Musa al-
Asy'ari. Tidak seperti kabar yang terkenal, Amr bin Ash tidak memakzulkan Ali23.
22
Ash-Shallabi,Ali Muhammad. Muawiyah bin Abu Sufyan. h.168-171
23
Busman,Edyar. Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta : Pustaka Asatruss,2009). h. 120
orang-orang Syam mendengar hal itu darimu". Muawiyah menghardik, "Kamu juga
diam saja lah”24.
25
Ash-Shallabi,Ali Muhammad. Muawiyah bin Abu Sufyan. h.245-254
ibn Yazid.Pembantu dan dokternya juga beragama Nasrani.Bahkan ia mengangkat
orang-orang syiria Nasrani menjadi tantara dan melibatkan mereka dalam urusan
negara.
2. Kebijakan Politik Luar Negeri
Setelah mengukuhkan kedudukannya di dalam negeri,Muawiyah menganut
kebijakan luar negeri yang kuat.perluasan kekuasaan muslim yang besar terjadi di
bawah kepemimpinannya sehingga berbagai ekspansi dilancarkannya.Muawiyah dan
para tentaranya memperluas wilayah islam.
Ekspansi-ekspansi yang tercatat dalam sejarah,anatara lain :
a. Ekspansi daerah-daerah di timur
Kemajuan besar diperoleh di daerah ini.Orang-orang dari Herat memberontak
dan mereka ditindas pada tahun 661 M. Dua tahun kemudian Kabul juga
diserbu. operasi-operasi yang sama dilancarkan terhadap Ghazna,Balkh dan
Khandahar serta benteng-benteng lainnya.pada tahun 676 M Bukhara direbut
dan dua tahun kemudian Samarkand dan Tirmid juga diduduki. Ditimur
jauh,tantara muslim lainnya dibawah pimpinan Mahalib,anak Abu
Shufra,maju sampai ke tepi sungai indus. Demikianlah Muawiyah
menggabungkan seluruh wilayah Asia Tengah benua Indo-Pakistan ke dalam
kekuasaanya.
b. Ekspansi daerah-daerah di Afrika
Ekspansi pertama ke Afrika Utara dilakukan pada masa kekhalifahan Umar
bin Khattab.pada masa ini,Khalifah Umar dengan bantuan Amar bin Ash dapat
menaklukan negeri mesir yang terkenal dengan kesuburan tanahnya.
Kemudian penyerangan dilanjutkan ke beberapa daerah lain,yang berdekatang
dengan Mesir.dilanjutkan oleh Khalifah sesudahnya barulah pada masa
Muawiyah beliau melakukan ekspansi di bawah pimpinan Uqbah bin Nafi
26
untuk menyerang Ifrikia ( Tunusia ) pada rahun 670 M. Kemudian Uqbah
mendirikan kota militer seperti Kairowan disebelah selatan Tunis untuk
tempat mengendalikan bangsa Barbar yang tidak mau tunduk dan juga untuk
menjaga terhadap serangan-serangan bangasa Romawi dari laut.Berkat
perjuangan Uqbah yang cemerlang untuk menghancurkan bangsa romawi dan
bangsa barbar sehingga negeri itu aman selama beberapa tahun.
c. Ekspansi ke daerah Eropa
26
Harun Nasution, Islam di Tinjau Dari Berbagai Aspeknya. (Jakarta : Bulan Bintang,1974). h.61
Daerah eropa yang dimaksud disini adalah Konstantinopel,ibukota dari
Byzantium yang merupakan basis kekuatan kerajaan Romawi.sebelum
menyerang konstantinopel,armada Muawiyah dengan kekuatan 1700 kapal
perang pulau-pulau Yunani,Dianatara Rhodes.27 Kemudian pada tahun 688
M,armada lautnya mengepung kota Konstantinopel dibawah pimpinan
Yazid,anaknya yang berlayar menuju Dardanela dan berlabuh disana selama
enam tahun.tentara islam mengepung kota itu dan selama itu pulau bangsa
Romawi dapat mempertahankan bentengnya dengan gigih. Akhirnya karena
danya tekanan dari mana-mana,Muawiyah memerintahkan untuk menarik
mundur pasukannya dari daerah tersebut yang menyebabkan kegagalan
Muawiyah menaklukkan kota Konstantiniopel.
27
Hasan Ibrahim,Sejarah dan Kebudayaan Islam.h.66
perdamian di dalam negeri serta keberhasilan di luar negeri.Jabatan digantikan
oleh anaknya Yazid bin Muawiyah bin Abi Sufyan28.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Muawiyah bin Abu Sufyan adalah pendiri Dinasti Bani Umayyah. Pada masa
pemerintahannya, sudah sangat jelas terlihat bahwa beliau sangat mengagumkan umat islam
28
Hasan Ibrahim,Sejarah dan Kebudayaan Islam. (Yogyakarta: Kota Kembang,1989). h.67
baik itu dalam konsep agama atau dalam kemajuan bidang lainnya. Beliau juga menjadi
teladan dalam kecerdikan,toleransi,serta banyak lagi sifat-sifat lain yang harus ditiru oleh
para Khalifah dan gubernur setelahnya.
Peranan yang besar bagi Muawiyah dalam pemebentukan dinasti Bani Umayyah
adalah kemenangannya dalam peristiwa arbitrase antara dirinya dengan sayyidina Ali
Ra,yang berimplikasi pada jabatan khalifah yang diperolehnya. Karena peristiwa itu,masa
Khulafa Rasyidin berakhir dan diganti oleh Dinasti Bani Umayyah yang berbentuk Monarki
Heridetis ( kerajaan turun menurun ).
Perkembangan Muawiyyah pada masa pemerintahan yaitu pada masa Rasulullah
SAW, Muawiyyah menjadi salah satu penulis wahyu Rasulullah. Pada masa Abu Bakar Ash-
shiddiq,muawiyah menjadi pemimpin para tentara bantuan yang dikirim untuk Yazid demi
memperkuat pasukan Muawiyah bertempur di bawah pimpinan saudaranya dan ia memimpin
laskar Islam yang menaklukan kota Sidon, Beorut dan lainnya yang terletak di pantai
Damaskus.
Pada masa Umar bin Khattab, muawiyah diangkat sebagai gubernur di wilayah Syam.
Muawiyah bin Abi Sufyan meminta izin kepada umar bin Khattab untuk menyerang pasukan
Romawi melalui laut, namun ditolak Umar bin Khattab.Dia menyerbu Romawi hingga
mencapai Amuriyah (dekat dengan angkara). Pada masa Utsman bin Affan, Muawiyah bin
Abi Sufyan misalnya ditambah oleh Khalifah Utsman bin Affan sehingga meliputi seluruh
yang membentang dari Suriah sampai ke pantai Laut Tengah. Adapun Pada masa Ali bin Abi
Thalib terjadi beberapa peristiwa anatara Muawiya dan Ali yaitu Perang saudara,sikap
Muawiyyah atau terbunuhnya Ali dan lain sebagainya.
Perkembangan politik masa pemerintahan Muawiyyah yaitu kebijakan politik dalam
negeri dalam hal ketentaraan dan toleransi beragama sedangkan kebijakan politik luar
negeri,dilakukannya ekspans-ekspansi ke daerah-daerah di Timur,Afrika dan Eropa untuk
memperluas kekuasaan islam.Di samping itu,Muawiyyah banyak melakukan Gerakan dalam
pemerintahan diantaranya mendirikian departemen pencatatan,pelayanan pos dan
pembentukan secretariat pusat dan provinsi
2. Saran
Penulis berharap agar materi dapat bermanfaat dan bisa menjadi bahan evaluasi
bersama. Kita sebagai generasi muda pada saat ini,insyaallah bisa menjadi penerus cita-cita
bangsa. Dari materi diatas, kita hendaknya dapat meningkatkan ukhuwah Islamiyah sesama
umat manusia. Dengan melihat sejarah masa lalu,kita dapat menentukan bagaimana langkah
kita untuk masa kini dan masa depan yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
2007.
Al-Maududi,Abdul A’la. Khalifah dan Kerajaan. (Bandung : Mizan,1998). h.86
Amin,Husayn. Ahmad. Seratus Tokoh Dalam Sejarah Islam. Bandung :PT.Remaja Rosda
Karya,1995
Andi Bastoni,Hepi.Wajah Politik Muawiyah bin Abu Sufyan. Bogor : Pustaka Al-
Bustan,2012
Balai Pustaka,1996
Bintang,1974
CURICULUM VITAE
Nama : Muthiara Abdullah
Agama. : Islam
No.Hp : 0895806567981
Email : abdullahmuthi19@gmail.com
Kesan dan Pesan Selama Belajar Mata Kuliah Sejarah Perdaban Islam
Kesan : Selama belajar sejarah peradaban islam,dibenak Saya selalu terpikir tentang
bagaimana pentingnya Saya harus lebih lagi memperhatikan dan menyerap baik-baik
materi atau pelajaran yang dosen sampaikan agar bisa menimbulkan pertanyaan-
pertanyaan yang belum Saya tahu atas pelajaran yang diberikan. Juga kita sebagai
seorang mahasiswa harus aktif dalam kelas agar pelajaran yang dosen sampaikan tidak
Pesan : Semoga dengan adanya mata kuliah sejarah peradaban islam kita bisa mengetahui apa
yang tidak diketahui semisal seperti sejarah-sejarah pada zaman khalifah dahulu dan
masih banyak lagi.kita juga dapat kita dapat mengambil pelajaran dari sejarah tersebut
sehingga bisa menjadi bahan evaluasi untuk diri Saya supaya bisa menjadi pribadi yang