Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin. Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan


semesta alam ini. Atas berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya disusun dalam rangka
memenuhi tugas kelompok yang diampu oleh bapak Dr. Mukhlis.

Makalah ini berisi tentang sejarah kerajaan safawiah dipersia , meliputi


proses berdirinya, masa kejayaannya, dan masa berdirinya. Dalam penyusunan
makalah ini melibatkan banyak pihak,oleh sebab itu kami mengucapkan banyak
terimakasih atas segala partisipasinya dalam penusunan makalah ini.

Makalah ini telah dibuat semaksimal mungkin, namun penulis sebagai


manusia biasa, menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca sekalian.

2
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………... 2
DAFTAR ISI……………………………….…………….………….... 3
BAB I PENDAHULUAN………………………………………...
A. Latar belakang…………………………………………. 4
B. Rumusan masalah……………………………………… 4
C. Tujuan …………………………………………………. 4
BAB II PEMBAHASAN………………………………………......
A. Proses berdirinya Kerajaan safawiyah dipersia……… 5
B. Khalifah Kerajaan safawiyah dipersia …………… 8
C. Perkembangan Kerajaan safawiyah dipersia ………… 9
D. Keruntuhan Kerajaan safawiyah dipersia ………… 14
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN……………………………………………. 19

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………... 20

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam setiap dekade kehidupan, waktu terus berputar bagai roda, bagian
yang bawah kadang keatas dan sebaliknya. Bagitu juga dengan perjalanan sejarah
kerajaan-kerajaan Islam.

Sepeninggalan Rasulullah Islam sudah tersebar di seantero jazirah Arab,


Islam terus melakukan expansi di bawah kendali pada khalifah Ar-Rasyidin dan
selanjutnya dilanjutkan oleh rezim Umayyah kemudian rezim Abbasyiah, di akhir
pemerintahan Abbasiyah Islam semakin merosot selama beberapa abad.

Ditengah-tengah keterpurukan isLam muncullah tiga kerajaan besar,


kerajaanTurki Usmani ( Ottoman ) di Turki, kerajaan Safawiyah di Persia dan
kerajaan Mughal di India. Dalam makalah ini penulis akan mengangkat
pembahasan tentang Kerajaan Safawiyah, dari awal berdirinya hingga akhir
pemerintahannya.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana proses berdirinya kerajaan safawi ?
2. Siapa saja khalifah yang memimpin kerajaan safawi ?
3. Bagaimana perkembangan kerajaan safawi ?
4. Mengapa kerajaan safawi mengalami kemunduran ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses berdirinya kerajaan safawi
2. Untuk mengetahui siapa saja raja-raja di kerajaan safawi
3. Untuk mengetahui perkembangan kerajaan safawi
4. Untuk menetahui kemunduran kerajaan safawi

4
BAB 1

PEMBAHASAN

A. Sejarah Awal Berdirinya Kerajaan Safawiyah


Kerajaan safawiyah didirikan pada tahun 906 H/1501 M, yang
merupakan suatu perkembangan lebih lanjut dari tarekat safawiyah. Nama
tarekat ini dan kerajaannya dinisbahkan kepada pendirinya yang bernama
Safiuddin Ishaq. Ia dilahirkan pada tahun 650 H/1252 M. Di kota Ardabil
yang terletak dibagian timur Azerbaijan. Sejak mudanya, ia telah memilih
hidup zuhud dan shaleh, dalam usia 20 tahun ia pergi ke syiraz untuk
mencari pir (pemimpin spiritual ), karena tidak seorangpun pir setempat
dapat memenuhi kebutuhan spiritualnya. Ketika ia tiba di syiraz,ternyata
pir yang dicari-carinya telah meninggal. Kepadanya lalu disarankan untuk
bertemu dengan orang yang dapat menganalisa kehidupan mistik, yaitu
kepala dari aliran sufi setempat yang bernama Syekh Zahid-I Gellani. Pada
waktu itu usia safiuddin Ishaq baru berusia 25 tahun sedangkan Syekh
Zahid-I Gellani berusia 60 tahun. Untuk memperkuat posisinya, Saifuddin
ishaq menikah dengan putri Syekh Zahid-I Gellani, dan sebaliknya
anaknya sendiri dari istri yang lain dinikahkan dengan putranya Syekh
Zahid-I Gellani
Ketika Syekh Zahid-I Gellani meninggal dunia pada tahun 700
H/1301 M dalam usia 85 tahun, Safiuddin Ishaq menggantikannya sebagai
pemimpin kelompok zahidiyah.sejak itu, tarekat ini dikenal dengan nama
safawiyah yang berpusat di Ardabil, sebuah kota di Azerbaijan.tarekat ini
dinamakan safawiyah karena terambil dari nama sang pendirinya
Safiuddin Ishaq,bahkan nantinya ketika gerakan terkat ini berhasil
mendirikan kerajaan, nama tarekat ini dipertahankan sebagai nama
kerajaan.
Satu setengah abad berikutnya,dari tahun 700-850 H/1301-1447 M
para Syekh (kepala Tarekat Safawiyah) di Ardabil berusaha untuk
memperluas pengaruh mereka.untuk itu mereka merubah aliran sufi seperti

5
yang diletakan safiuddin Ishaq menjadi suatu gerakan keagamaan yang
pengaruhnya tidak saja di daerah Persia,tetapi juga di Syiria dan Anatolia
Timur.di daerah-daerah ini dakwa (propagan) agama yang dilancarkan
orang-orang safawiyah menarik hati suku-suku turki yang kemudian
membentuk suatu elit tentara safawiyah.suku-suksu yang terpenting
diantaranya adalah Ustahju, Runghu, Samlu, Dulqadir, (zul qadir), Afsyar
dan Qajar.
Kematian Safiuddin Ishaq pada tahun 735 H/1334 m bertepatan
pula dengan pecahny kerajaan mongol di persia dan sebelah timur daerah
“bulan sabit yang subur”, dan untuk selama hampir 50 tahun, terjadi
kekacauan di kawasan ini. Karena itu selama kira-kira 25 tahun, suatu
gelombang penyerbuan silih berganti yang dilakukan oleh orang-orang
turki mongol (tartar) di pimpin oleh Timur Lenk. Selama masa ini putra
dan penggati Safiuddin Ishaq yaitu Sadar Al-Din Musa yang tidak hanya
memimpin untuk membebaskan tanah tumpah darahnya, Ardabil dari
tangan sipil dan militer setempat, tetapi juga untuk memperkaya daerah itu
sendiri dengan membangun silsilah suci dari keluarga safawiyah. Sadar
Al-Din Musa dipengaruhi oleh bangsawan-bangsawan Mongol yang
sebagian dari mereka menyatakan diri sebagai turunan dari ayahnya
Safiuddi Ishaq.
Setelah meninggalnya Sadar Al-Din Musa, kedudukannya
digantikan oleh khawaja Ali sebagai pimpinan tarekat safawiyah pada
tahun 749-830 H/1391-1427 M. Pada massa beliau ini terdapat suatu
gerakan yang memisahkan diri dari faham mistik ortodoks dan untuk
pertama kalinya propaganda keagamaan safawiyah menerima faham syi’ah
.sepeninggalnya Khawaja Ali,digantikan Ibrahim, lalu kemudian Ibrahim
digantikan Junaid sebagai pimpinan safawiyah pada tahun 851-864
H/1447-1460 M. Pada masa kepemimpinan junaid inilah gerakan
safawiyah mulai mendapatkan momentumnya , ia lebih revolusioner ,
Junaid tidak seperti pendahulunya menginginkan hanya dapat dalam
bentuk gerakan spiritual semata, tetapi ia mengajak para pengikutnya

6
untuk bertempur, berjuang demi menegakan keyakinan ataupun eksistensi
dunia mereka.ambisi politiknya telah membawa kedalam suatu konflik
dengan para penguasa yang lain di persia. Ia terpaksa menyingkir ke Diyar
Bakar di Istana Uzun Hazan, penguasa dari Ak-koyunlu, tetapi pada masa
itu kekuatan politik yang dominan di Persia dan Sebelah Timur daerah
“bulan sabit yang subur” beraada di tangan Kara-Konyulu sehingga
safawiyah dan Ak-Konyulu melenyapkan antipasi keagamaan dalam suatu
aliansi politik yang diperkuat dengan pernikahan Junaid dengan saudara
perempuan Uzun Hazan. Pada tahun 1453-1459 M Junaid dalam suatu
perjalanan untuk menyerang orang-orang Circasia, dia diserang oleh
penguasa Shirvan dan terbunuh.
Sepeninggal Junaid kedudukannya digantikan putranya, Haidaar
sebagai pemimpin safawiyah pada tahun 1460-1494 M. Ia lalu menjalin
persahabatan dengan Ak-konyulu dengan jalan menikah putri Uzun Hasan
, pada tahun 872 H/1467 M dalam rangka persahabatan itu ,Ak-Konyulu
menyerang kerajaan Kara-Konyulu untuk memenuhi ambisi politik dan
militer safawiyah. Tetapi aliansi kedua kerajaan ini berantakan, ketika
safawiyah melancarkan politik ancaman terhadap Ak-Konyulu. tatkala
Haidar pada tahun 893 H/1488 M menyerang kepimpinan Syirvan dan
pasukannya ini merupakan faktor penentu bagi melemahnya kekuatan
safawiyah ,Haidar sendiri terbunuh dan lari ke Gilan.
Dalam waktu singkat setelah Haidar terbunuh, segera pengikutnya
berkumpul di Ardabil, dan lalu membaiat Ali Putranya untuk menjadi
pemimpin sekte ini pada tahun 1494-1501 M. Sementara itu Ak-Konyulu,
yaitu Ya’quf menagkap Ali bersama saudaranya, Ibrahim dan Ali serta ibu
mereka, dan memenjarakan mereka di Fars selama empat setengah tahun
(1489-1493 M). Mereka dibebaskan dengan syarat Ali harus membantu
Rustam, pangeran dari Ak-Konyulu melawan saudara sepupunya dan
rivalnya untuk menduduki tahta.setelah mengalahkan musuh Rustam itu,
Ali kembali ke Ardaabil, tetapi karena khawatir akan pengaruh Ali yang
makin hari makin meluas, Rustam kembali memenjarkannya dan

7
membawanya ke Khoy (Khuwuy). Ali berhasil melarikan diri ke Ardabil,
ia ditangkap dan dibunuh, tetapi sebelumnya Ali telah menunjuk adiknya
Ismail sebagai penggatinya pada tahun 1501 M. Di Ardabil Ismail
menghindarkan diri dari tangkapan tentara Ak-Konyulu dan lari ke Gilan.
Di tempat persembuyian inilah Ismail menghimpun kekuatannya dengan
memelihara hubungan baik dengan para pengikutnya di Azerbaizan ,
Syiria, dan Anatolia.
Pada tahun 905 H/1501 M, ia menghimpun 7.000 pengikutnya di
Erzinjan (di sungai Euphrat). Dari sini pasukannya, ia menuju Azarbaijan
pada tahun 906 H/1501 M, ia berhadapan dengan pasukan Ak-Konyulu
dalam pertempuran syarur dekat Nakhchivan. Inilah peperangan yang
sangat menentukan bagi revolusi syek. Tahun itu juga Ismail memasuki
kota Tabriz dan memproklamirkan dirinya sebagai Syah Ismail 1,
penguasa pertama dari kerajaan safawiyah meskipun kekuasaannya baru
meliputi daerah Azarrbaijan. Tidaklah mengherankan jika Ismail
menetapkan syi’ah Immamiyah (Istna Asyariyah) sebagai agama resmi
kerajaan. Dengan keputusan ini, ia tidak saja berbeda dengan turki
usmaniyah yang sunni itu, tetapi juga telah meletakan dasar kesatuan bagi
rakyatnya yang telah lama menganut aliraan Syi’ah itu. Perkembangan
Iran modern sekarang ini dimulai berdirinya kerajaan safawiyah pada
tahun 907 H/ 1501 M.
B. Raja-Raja Safawiyah
Kerajaan safawiyah dapat melanggengkan kekuasaannya kurang
lebih 235 tahun, yaitu mulai tahun1501-1736 M. Dan telah diperintah 11
raja.raja –raja safawiyah tersebut adalah :
1. Ismail (1501-1524 M)
2. Tahmasp (1524 – 1576 M)
3. Ismail II (1576 – 1577 M)
4. Muhammad Khundaa Banda (1577 – 1588 M)
5. Abbas (1588 – 1628 M)
6. Safi Mirsa (1628 – 1642 M)

8
7. Abbas II (1642 – 1667 M)
8. Sulaiman (1667 – 1694 M)
9. Husein (1694 – 1722 M)
10. Tahmasp II (1722 – 1732 M)
11. Abbas III (1732 – 1736 M)1
C. Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Kerajaan Safawi
Perkembangan peradaban Islam yang signifikan pada masa
kerajaan safawi sangat jelas terlihat pada kemajuan yang dicapai kerjaan
safawi dalam bidang politik, ekonomi, pembangunan, infrastruktur
masyarakat, dan pengembangan ilmu pengetahuan, filsafat, dan seni.
Berikut kemajuan yang dicapai kerajaan safawi antara lain :
1. Kemajuan di Bidang Politik

Masa kemajuan Kerajaan Safawi tidak langsung terjadi pada


masa Ismail. Raja pertama (1501-1524 M) kejayaan Safawi yang
gemilang baru di capai pada masa Syah Abbas yang Agung (1587-
1628 M) Raja yang kelima. Walaupun begitu, peran Ismail sebagai
pendiri Safawi sangat besar sebagai peletak pondasi bagi kemajuan
Safawi di kemudian hari. Dia telah memberikan corak yang khas
bagi Safawi dengan menetapkan Syiah sebagai mazhab negara. Syah
Ismail juga telah memberikan dua karya besar bagi negaranya, yaitu
perluasan wilayah dan penyusunan struktur pemerintahan yang unik
pada masanya.

Seperti di katakan sebelumnya Safawi jaya pada masa Abbas


I (1587-1628). Syah Abbas yang Agung naik tahta pada usia 17
tahun. Ketika Abbas memerintah kerajaan Safawi berada dalam
keadaan tidak stabil. Syah Abbas menempuh beberapa langkah untuk
memperbaiki situasi tersebut, antara lain:

1
Abd.Rahim Yunus, Sejarah Islam Pertengahan, Yogyakarta:Penerbit Ombak, 2013, hlm. 218-222

9
a) Menghilangkan dominasi pasukan Qizilbash atas kerajaan
Safawi dengan membentuk pasukan baru yang terdiri dari bekas
tawanan perang bekas orang-orang Kristen di Georgia dan
Circhasia yang sudah mulai di bawa ke Persia sejak Syah
Tahmasap I (1524-1576) di beri nama “ Ghulam”.
b) Mengadakan perjanjian damai dengan Turki Usmani dengan
cara berjanji menyerahkan wilayah Azerbaizan, Georgia dan
sebagian wilayah Luristan, dan tidak akan menghina tiga
khalifah pertama dalam Islam (Abu Bakar, Umar, Usman) dalam
khutbah jum’atnya.2

Secara politik Syah Abbas I sangat maju, karena ia mampu


mewujudkan integritas wilayah negara yang luas yang di kawal oleh
suatu angkatan bersenjata yang tangguh. Angkatan bersenjata yang
di sebut “ghulam”, dalam proses pembentukannya di katakan bahwa
Syah Abbas I mendapat dukungan dari dua orang Inggris yaitu Sir
Antoni Sherly dan saudaranya Sir Rodet Sherly. Mereka mengajari
tentara Safawi untuk membuat meriam sebagai pelengkapan negara
yang modern. Kedatangan kedua orang Inggris itu oleh sebagian
sejarawan di pandang sebagai upaya strategi Inggris untuk
melemahkan pengaruh Turki Usmani di Eropa yang menjadi musuh
besar Inggris saat itu. Bagaimanapun dengan bantuan dua orang
Inggris itu Syah Abbas memiliki tentara dapat diandalkan. Hal ini
terbukti sekitar 3.000 Ghulam di jadikan “Cakrabirawa” oleh Syah
sendiri.

Kemajuan lain di bidang politik yang di tunjukkan Syah Abbas,


yaitu keberhasilannya merebut kembali daerah-daerah yang pernah
di rebut Turki Usmani.

2
Ajid Thohir, Perkembangan peradaban di dunia Islam: Melacah akar-akar Sejarah Politik dan
Budaya Umat Islam.(Ed 1-2), Jakarta: Rajawali Pers, 2009, hlm. 172

10
2. Kemajuan di bidang Ekonomi

Dengan angkatan perang “ghulam” Syah Abbas mampu


melakukan expansi pada tahun 1598 M Abbas I menguasai Heart
(Harat), Marw dan Balkh. Kemudian pada tahun 1622 M berhasil
menguasai Kepulauan Hurmuz, dan pelabuhan Gumrun.

Perkembangan pesat di sektor perdagangan terjadi setelah


Abbas I menguasai kepulauan Hurmuz dan mengubah Pelabuhan
Gumrun menjadi Bandar Abbas. Hal ini di karenakan Bandar ini
merupakan salah satu jalur dagang antara Barat dan Timur. Dengan
ini, Safawi telah memegang kunci perdagangan Internasional,
khususnya di teluk Persia yang ramai, di Utara Safawi menjalin
Hubungan perdagangan dengan Rusia. Perdagangan di darat dari
sentral Asia melalui kota-kota penting di Safawi seperti Harat, Merf,
Nighafur, Tabriz, dan Baghdad.3

Komoditas perdagangan waktu itu adaalah rempah-rempah


dari nusantara dan dari persia sendiri adalah hasil industri yang juga
bertambah maju, karpet dengan berbagai motif yang menarik,
keramik-keramik, dan sebagainya. Hasil-hasil industri inilah yang
banyak menarik pedagang Eropa.4

3. Kemajuan di Bidang Seni Arsitektur

Ibu kota Safawi adalah kota yang sangat indah. Pembangunan


besar-besaran dilakukan Syah Abbas terhadap Ibu kotanya Isfahan.
Sebelumya, ibukota safawi adalah Tabrez yang beberapa kali jatuh
ketangan Usmani dan oleh Syah Tahmasap dipindahkan di Qizwin.

Setelah Syah Abbas memperoleh kemenagan wilayah timur,


ibukota dipindahkan ke Isfahan yang dibangunnya dengan antusias.

3
Muhammad Yamin, Atlas Sejarah, Jakarta:Djambatan, 1956, hlm. 54.
4
R.M. Sarvory, “ Abbas I “, dalam H.A.R. Gibbs dkk. (Ed.),The Encyclopedia of Islam, Vol. I, Leiden
& London: B.J Brill & lussac & Co, 1960, hlm. 7-8.

11
Oleh karena itu pada saat Syah Abbas I meninggal, terdapat 162 buah
Masjid, 48 buah Perguruan tinggi, 1082 Losmen yang luas untuk
penginapan tamu syah dan 273 unit pemandian umum. Bangunan
yang paling terkenal adalah Mesjid Luthfullah yang di bangun pada
1603 M dan selesai 1618 M, merupakan sebuah Oratorium yang di
sediakan sebagai tempat peribadatan pribadi Syah. Pada sisi bagian
selatan terdapat mesjid kerajaan yang mulai di bangun pada 1611 M
dan selesai pada 1629 M pada sisi bagian Barat berdiri Istina Ali Qapu
yang merupakan gedung pusat pemerintahan. Pada sisi bagian Utara
berdiri bangunan monumental yang menjadi simbol bagi gerbang
menuju bazar kerajaan dan sejumlah pertokoan, tempat pemandian,
Caravansaries, mesjid dan perguruan.5 Syah Abbas juga membangun
Istana yang megah yang di sebut Chihil Sutun atau Istana empat puluh
tiang,sebuah jembatan besar di atas sungai Zende Rud dan Taman
Bunga Empat Penjuru.

4. kemajuan di bidang Filsafat dan Sains

Pada Kerajaan Safawi Filsafat dan Sains bangkit kembali di


dunia islam, dan khususnya di kalangan orang Persia yang berminat
tinggi pada perkembangan kebudayaan. Perkembangan ini erat
kaitannya dengan Aliran Syiah yang di tetapkan Safawi sebagai
ideologi resmi Negara.

Menurut Syed Amir Ali, perkembangan baru ini erat


kaitannya dengan keberadaan aliran Syih yang ditettapkan kerajaan
safawiyah sebagai agama negara pada waktu itu.menurut Syed amir
Ali, Syi’ah dua belas terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok
Akbari dan Ushuli. Mereka berbeda dalam memahami ajaran agama.6
Akbari cenderung berpegang teguh kepada hasil ijtihad para mujtahid

5
Ira. M. Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam badian 1 dan 2, Jakarta: Pt. Grafindo Persada,2000.
Hlm. 453
6
Syed Ameer Ali, The Spirit of Islam, Delhi: Idarah-I Adabiyat-I, t.t, hlm.348-349.

12
syiah yang sudah mapan. Sedangkan ushuli mengambil langsung dari
Al-qur’an dan Hadits, tanpa terikat kepada para mujtahid.7

Golongan Ushuli inilah yang paling berperan pada masa


Syafawi. Dibidang teologi mereka mendapat dukungannya dalam
mazhab Muktazilah pertemuan kedua elemen kelompok inilah yang
berperan pada terwujudnya perkembangan baru dalam bidang filsafat
dan ilmu pengetahuan di dunia Islam yang kemudian melahirkan
beberapa filosuf dan Ilmuan.8

Menurut Hodsgon, Ada dua aliran filsafat yang berkembang pada


masa Safawi yaitu “aliran filsafat perifatetik” seperti yang
dikemukakan oleh Aristoteles dan Al-farabi, dan “aliran filsafat
israqi” yang di bawa oleh Suhrawardi pada abad XII M. Kedua aliran
ini banyak dikembangkan di perguruan-perguruan tinggi di Isfahan
dan Siraz.9

Beberapa tokoh filsafat yang muncul pada masa Safawi antara lain
Mir Damad alias Muhammad Baqir Damad ( W.1631 M) yang
dianggap sebagai guru ketiga setelah Aristoteles dan Al-farabi. Ia
banyak memiliki karya tulis dalam berbagai bidang, seperti fiqh,
teologi, dan filsafat yang tertulis dalam dua bahas, yaitu Arab dan
Persia.di antaranya yang terkenal adalah Qasabat dan Taqdisat, yaitu
dua buah bukunya yang terkenal dalam bidang filsafat.10

Tokoh filsuf lainnya adalah Mulla Shadra atau Shadr Al-din


Al-Syirazi yang menurut Ameer Ali dikatakan sebagai seorang
cendikiawan dan dialektikus yang paling cakap pada

7
Syed Ameer Ali, ibid., hlm. 348-349
8
Syed Ameer Ali, ibid., hlm. 348-349.
9
Syed Hosein Nasr, “Shihab Al-Din Suhrawardi Maqtul”, dalam M.M Sharis (Ed.), A History of
Muslim Philosopy, vol. II, Webedan:Otto Harrasowitz, 1963, hlm. 396-397; Lihat juga Marshal H.S.
Hodsgon, loc.cit., hlm. 42.
10
Syed Hosein Nasr, “The School of Isfahan”, dalam M.M. Sharif (Ed.), A History of Muslim
Philosophy, Vol. II, Webedan:Otto Harrosowitz, 1963, hlm. 915

13
zamannya.(26).Adapun tokoh ilmuwan lainnya yang terkenal adalah
Zain Ad-Din Ibnu Ali Ibnu Ahmad Jaba’I (w.1258 M), tokoh
pendidikan syi’ah. Ali Ibnu Abdul Ali Amily alias Muhakkik Karaki
(w.1538), seorang teolog syi’ah. Muhammad baqir (w.1699 M), juga
seorang teolog yang besar , filsuf, ahli sejarah, dan seorang yang
pernah mengadakan observasi mengenai kehidupan lebah. Abdul
Razaq Lahiji (w.1661 M), seorang murid mulla sadra, pengarang
Syarakh Hayakil al-Nur karya surhawardi yang besar. Syekh Bahr Ad-
Din Amily (lahir 1546 M),ulama besar di kota Isfahan, seorang teolog,
faqih, penyair, filsuf, dan matematikus ulung yang karyanya Khulasah
fi al-Hisab menjadi sumber utama selama beberapa abad dan pada
tahun 1843 diterjemahkan kedalam bahasa jerman.11

Dalam pengembangan ilmu pengetahuan Syah Abbas sendiri ikut aktif


dalam penelitian ilmu-ilmu tersebut, Kota Qumm pada saat itu
menjadi pusat pengenbangan kebudayaan dan penyelidikan mazhab
Syiah terbesar.12

D. Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Safawi

Sepeninggal Abbas I, kerajaan Safawi berturut-turut dipimpin oleh


enam raja, yaitu Safi Mirja (1628 - 1642 M), Abbas II (1642 – 1667 M),
Sulaiman (1667 – 1694 M), Husein (1694 – 1722 M), Tahmasap II (1722 –
1732 M) dan Abbas III (1733 – 1736 M). Pada masa raja-raja tersebut kondisi
kerajaan Safawi tidak menunjukkkan grafik naik dan berkembang, tapi justru
memperlihatkan yang akhirnya membawa kepada kehancuran. Raja Safi
Mirza (cucu Abbas I) juga menjadi penyebab kemunduran Safawi karena dia
seorang raja yang lemah dan sangat kejam terhadap pembesar-pembesar
kerajaan. Di lain sisi dia juga seorang pencemburu yang akhirnya
11
Syed Hosein Nasr, “The School of Children”, dalam M.M. Sharif (Ed.),loc. Cit., hlm. 908-910.
12
Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik: Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam, Jakarta:
Kencana , 2007, hlm. 253.

14
mengakibatkan mundurnya kemajuan kemajuan yang diperoleh pemerintahan
sebelumnya (Abbas I).

Kota Qandahar lepas dari kekuasaan Safawi, diduduki oleh kerajaan


Mughal yang ketika itu diperintah oleh Syah Jehan, sementara Baghdad
direbut oleh kerajaan Turki Usmani. Syah Abbas II adalah raja yang suka
minum-minuman keras hingga ia jatuh sakit dan meninggal. Sebagaimana
Abbas II, Sulaiman juga seorang pemabuk. Ia bertindak kejam terhadap para
pembesar yang dicurigainya. Akibatnya rakyat bersikap masa bodoh terhadap
pemerintahan. Ia diganti oleh Syah Husein yang alim. Ia memberi kekuasaan
yang besar kepada para ulama Syi’ah yang sering memaksakan pendapat
penganut aliran Sunni. Sikap ini membangkitkan kemarahan golongan sunni
Afghanistan,. Pemberontakan bangsa Afgan tersebut terjadi pertama kali pada
tahun 1709 M di bawah pimpinan Mir Vais yang berhasil merebut wilayah
Qandahar. Pemberontakan lainnya terjadi di Heart, suku Ardabil Afghanistan
berhasil merebut masyad. Mir Vais di gantikan oleh Mir Mahmud dan ia
dapat mempersatukan pasukannya dengan pasukan Ardabil, sehingga ia
mampu merebut Afghan dari kekuasaan Safawi. Karena desakan dan
ancaman dari Mir Mahmud, Syah Husein akhirnya mengakui kekuasaan Mir
Mahmud dan mengangkatnya menjadi gubernur di Qandahar dengan gelar
Husein Quli Khan (budak Husein).dengan pengakuan ini, Mir Mahmud
makin leluasa bergerak sehingga tahun 1721 M, ia merebut Qirman dan tak
lama kemudian ia menyerang Isfahan dan memaksa Syah Husein menyerah
tanpa syarat. Pada tahun 1722 M Syah Husein menyerah dan Mir Mahmud
memasuki kota Isfahan dengan penuh kemenangan.

Salah seorang putra Husein yang bernama Tahmasap II, mendapat


dukungan penuh dari suku Qazar dari Rusia, memproklamasikan dirinya
sebagai raja yang sah atas Persia dengan pusat kekuasaan di kota Astarabat.
Tahun 1726 M, Tahmasap II bekerjasama dengan Nadir Khan dari suku
Afshar untuk memerangi dan mengusir bangsa Afghan yang menduduki
Isfahan. Asyraf, pengganti Mir Mahmud, yang berkuasa di Isfahan digempur

15
dan dikalahkan oleh pasukan Nadir Khan tahun 1729 M. Asyraf sendiri
terbunuh dalam peperangan itu dengan demikian Kerajaan Safawi kembali
berkuasa. Namun pada tahun 1732 M, Tahmasap II di pecat oleh Nadir Khan
dan di gantikan oleh Abbas III (anak Tahmasap II) yang ketika itu masih
sangat kecil. Empat tahun setelah itu 1736 M, Nadir Khan mengangkat
dirinya sebagai raja menggantikan Abbas III, dengan demikian berakhirlah
kekuasaan Kerajan Safawi di Persia.

Berikut adalah Raja yang berkuasa setelah masa kejayaan Abbas I :

Indikasi Kemunduran Dan


No Nama Raja Masa Kehancuran
Kekuasaan
1 Safi Mirzam 1628 – 1642 M o Jiwa Kepemimpian
Lemah
o Sangat Kejam Terhadap
Para Pembesar Kerajaan
o Memiliki Sifat Cemburu
TerhadapPetinggi
Kerajaan
o Kota Qondhohar Lepas
Dan Dikuasai Oleh
Kerajaan Mughol
o Bagdad Di Rebub Oleh
Turki Usmani
2 Abbas II 1642 – 1667 M o Sifat Dan Moralnya
Buruk
o Suka Minum Minuman
Keras
3 Sulaiman 1667 – 1694 M o Kejam Terhadap Para
Pembesar Kerajaan ,
Terutama Terhadap
Orang – Orang
YangDicurigainya
o Karena Sifat Dan
Sifatnya Yang Buruk
Maka Masyarakat
Tidak Peduli Kepada
Pemerintahannya
4 Husen 1694 – 1722 M o Memberi Kekuasaan

16
Yang Besar Terhadap
Ulama Syi’ah
o Ulama Syi’ah Sering
Salah Menggunakan
Kekuasaan Yang
Diberikan Raja
o Konflik Antara
Golongan Syi’ah Dan
Sunni

5 Tahmasp II 1722 – 1732 M o Dikhianati Oleh Nadir


Khan Pada Tahun 1763
M
6 ABBAS III 1732 – 1736 M o Tidak Berpengalaman
o Diangkat Menjadi Raja
Saat Masih Kecil
o Pada Tahun 1736 M
Dilengserkan Oleh
Nadir Khan.

Adapun sebab-sebab kemunduran dan kehancuran Kerajaan Safawi yaitu:

1. Adanya konflik yang berkepanjangan dengan Kerajaan Usmani


berdirinya Kerajaan Safawi yang bermazhab Syiah merupakan sebuah
Ancaman Bagi Kerajaan Usmani sehingga tidak pernah ada
perdamaian antara kedua kerajaan besar ini.
2. Terjadinya dekandensi moral yang melanda sebagian pemimpin
kerajaan Safawi, yang juga ikut mempercepat proses kehancuran
kerajaan ini. Kerajaan Sulaiman pecandu narkotik dan menyenangi
kehidupan malam selama tujuh tahun tidak pernah sekalipun
menempatkan diri menangani pemerintahan, begitu pula dengan Syah
Husein.
3. Pasukan Ghulam yang di bentuk Abbas I ternyata tidak memiliki
semangat perjuangan yang tinggi seperti QizilBash. Hal ini di
karenakan mereka tidak memiliki ketahanan mental kerena tidak di
persiapkan secara terlatih dan tidak memiliki bekal rohani.

17
Kemorosotan aspek kemiliteran ini sangat besar pengaruhnya terhadap
lenyapnya ketahanan dan pertahanan kerajaan Safawi.
4. Sering terjadinya konflik internal dalam bentuk perebutan kekuasaan
di kalangan keluarga Islam.
5. Ulama mulai meragukan otoritas Syah yang berlangsung secara turun
temurun, sebagai penanggung jawab pertama atas ajaran Islam syiah.13

13
Ira. M. Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam badian 1 dan 2, Jakarta: Pt. Grafindo Persada,2000.
Hlm. 465

18
KESIMPULAN

Kerajaan Safari berasal dari sebuah Tarekat Sufi. Nama Safawi di ambil
dari nama pendiri tarekat tersebut Safi Al-din Ishak Al-Ardabily. Yang
kemudian berubah menjadi keraajan pada masa Ismail I.

Kemajuan kerajaan Safawi terjadi pada masa pemerintahan Syah Abbas I,


ia berhasil memperbaiki system politik dan perekonomian kerajaan sehingga
banyak gedung-gedung yang di bangun pada masa pemerintahan. Gedung
yang di bangun oleh Abbas I antara lain 162 unit Mesjid, 48 unit perguruan
tinggi, 1082 unit Losmen untuk tamu syah, 237 unit pemandian umum.
Bangunan yang palin terkenal adalah Mesjid Lutfullah.

Kemunduran safawi terjadi karena setelah abbas i tidak ada lagi pemimpin
safawi yang secakap abbas i dalam hal kepemimpinan. Dan terjadi konflik
internal di dalam kerajaan safawi sendiri, serta keburukan dari moral para
pemimpin keraan, di tambah lagi konflik dengan Turki Utsmani.

19
DAFTAR PUSTAKA

Yunus, Abdul Ibrahim.2013.Sejarah Islam Pertengahan.Yogyakarta:


Ombak

Kusdiana Ading. 2013. Sejarah & Kebudayaan Islam Periode


Pertengahan. Bandung: CV Pustaka Setia

http://zeeaziral.blogspot.com/2013/12/kerajaan-safawi-di-persia-
sejarah.html?m=1.

http://watawasoubilhaqqi.blogspot.com/2017/05/sejarah-berdirinya-
kerajaan-safawiyah.html

20

Anda mungkin juga menyukai