Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PAI 5

SEJARAH PERADABAN ISLAM PADA MASA


KERAJAAN SAFAWI DI PERSIA (1501 – 1732 M)

Nama : Pahmi Firman Fauzi


NPM : 10100119009
Kelas :A

A. Sejarah Munculnya dan Perkembangan Kerajaan Safawi


1. Lahirnya Dinasti Safawi
Pada waktu kerajaan Turki Usmani sudah mencapai puncak kejayaannya, kerajaan Safawi di
Persia masih baru berdiri. Kerajaan ini berkembang dengan cepat. Dalam perkembangannya,
kerajaan Safawi sering berselisih dengan kerajaan Turki Usmani.
Kerajaan Safawi berdiri secara resmi di Persia pada 1501 M. Namun kerajaan ini tidak berdiri
sendiri. Peristiwa tersebut berkaitan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya dalam rentang
waktu yang cukup panjang. Yakni kurang lebih 2 abad, waktu yang hampir sama dengan usia
kerajaan Safawi. Cikal bakal Safawi tumbuh lambat laun, tapi pasti menuju zaman yang
penuh dengan muatan historis yang sangat penting.
Kerajaan Safawi mempunyai perbedaan dari dua kerajaan besar Islam lainnya (kerajaan Turki
Usmani dan Mughal). Kerajaan Safawi menyatakan Syi'ah dan dijadikan sebagai madzhab
negara. Oleh karena itu, kerajaan Safawi dianggap sebagai peletak dasar pertama
terbentuknya negara Iran dewasa ini.
Kerajaan Safawi berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di daerah Ardabil kota
Azerbaijan (Badri Yatim, 2000:138). Tarekat ini bernama Safawiyah sesuai dengan nama
pendirinya Safi Al-Din (1252 1334 M), salah satu keturunan Imam Syi'ah yang keenam
"Musa al Kazim". Nama Safawi terus dipertahankan sampai Tarekat ini menjadi gerakan
politik (Jaih Mubarok, 2004:132). Gurunya bernama Syekh Taj al-Din Ibrahim Zahidi (1216-
1301 M) yang dikenal dengan julukan Zahid al-Gilani. Sejak kecil ia sudah menggemari
amalan keagamaan dan kehidupan sufistik.
"Pada usia 25 tahun ia belajar pada seorang sufi bernama Zahid al Gilani, di Jailan dekat laut
Kaspia. Kurang lebih selama 25 tahun, kemudian beliau diangkat menjadi menantu, setelah
gurunya wafat ia mengantikan kedudukan gurunya sebagai guru tarekat, tarekat ini kemudian
dikenal Tarekat Safawi yang berpusat di Ardabil". (Kafrawi Ridwan, 1994 : 17)

Sebelum menjadi kerajaan, Safawi mengalami 2 fase pertumbuhan pertama fase dimana
safawi bergerak dibidang keagamaan (kultura) dan kedua sebagai gerakan politik (struktural).
Pada tahun 1301-1447 M gerakan Safawi masih muri gerakan keagamaan dengan tarekat
Safawiyah sebagai sarana yang bertujuan memerangi orang-orang yang ingkar dan
memerangi orang-orang an -bid'ah. Tarekat ini menjadi semakin penting setelah ia mengubah
bentuk tarekat itu dari pengajian tasawuf murni yang bersifat loka menjadi gerakan
keagamaan yang besar pengaruhnya di Persia, Syira dan Anatolia. Di negeri-negeri di luar
Ardabil, Safi al-Din menempatkan seorang wakil yang memimpin murid-muridnya. Wakil itu
diberi gelar "khalifah" (Hamka, 1981:60).
Pada fase pertama ini gerakan tarekat Safawi tidak mencampuri masalah politik, sehingga dia
berjalan dengan aman dan lancar bak pada masa likhan maupun pada masa penjarahan Timur
Lenk. Dan dalam fase ini gerakan tarekat Safawi mempunyai dua corak, pertama bernuansa
Sunni yaitu pada masa pimpinan Safi al-din Ishaq (1301 1344 M) dan anaknya Sadruddin
Musa (1344-1399 M), kedua berubah menjadi Sylah pada masa Khawaja Ali (1399-1427 14).
Perubahan ini terjadi karena ada kemungkinan bertambahnya pengikut Safawi di kalangan
syiah, sehingga kepemimpinannya berusaha menyusualkan diri dengan aliran mayoritas
pendukungnya.
2. Lahirnya Dinasti Zand
Shiraz adalah salah satu kota besar di Persia. Kebesarannya mengundang para penguasa
untuk berebut pengaruh atas kota tersebut. Dalam perjalanan sejarahnya, dinasti Zand
menjadi satu di antara dinasti yang sempat memerintah kota ini. 
Walaupun singkat, dinasti Zand mewariskan bangunan-bangunan yang bernilai sejarah.
Salah satunya adalah Citadel Karim Khan. Citadel ini dibangun tahun 1766-1767 pada masa
kekuasaan dinasti Zand dengan rajanya yang bernama Karim Khan. Dinasti ini sendiri
berkuasa dalam rentang waktu sekitar 43 tahun dari tahun 1751-1794 yang kemudian diganti
oleh dinasti Qajar. 
Bangunan ini dinamakan citadel karena memang pembuatannya ditujukan bukan semata-
mata sebagai istana, tetapi juga pertahanan. Oleh karenanya, bagian luar bangunan ini mirip
seperti benteng kokoh setinggi 14 meter yang sulit untuk ditembus dari luar. 
Sementara, pada bagian dalamnya dibangun bermacam-macam bangunan sesuai fungsinya
seperti tempat tinggal raja, militer, dan penjara.
Citadel ini berbentuk segi empat yang dikelilingi oleh tembok tinggi. Luasnya sekitar 4.000
m persegi. Dulu citadel ini merupakan tempat tinggal raja beserta militernya sebagai penjaga,
jika tiba-tiba ada serangan tak terduga.  
Citadel ini tersambung dengan bazar Vakil, sebuah pasar tradisional yang sudah ada sejak
ratusan tahun yang lalu. bazar ini berdiri pada abad 11 M pada masa dinasti Buwaih dan
penamaan Vakil diberikan oleh Karim Khan sebagai penguasa dinasti Zand pada abad ke-18
M. 
Bazar Vakil menyediakan barang-barang domestik kebutuhan masyarakat sehari-hari seperti
rempah-rempah dan beras. Di sana dijual juga permadani Persia, kerajinan, dan barang-
barang antik. Bazarnya tidak terlalu besar, tetapi padat oleh pengunjung. 
Hadirnya bazar dan istana selalu disertai dengan masjid. Begitu pula dengan bazar Vakil, di
sana terdapat masjid yang terletak tepat di sampingnya. Pintu masuk masjid Vakil ini berada
di sebelah kanan pintu masuk bazar. Masjid ini sendiri didirikan antara tahun 1751-1773 di
bawah perintah Karim Khan sebagai penguasa dinasti Zand. Masjid ini sempat mengalami
perbaikan pada era dinasti Qajar. 
Nampaknya, citadel, bazar, dan masjid merupakan satu kesatuan sebagai jantung kota saat
itu. Karim Khan menjadikan daerah tersebut sebagai pusat pemerintahannya.
Masjid ini hampir sama dengan masjid di Persia lainnya, berhalaman luas dengan mozaik
indah di dindingnya. Yang menarik dari masjid ini adalah adanya ruangan khusus untuk
menunaikan salat di musim dingin. Ruangan khusus ini dinamakan dengan shabestan.
Ruangannya sangat menakjubkan dengan 48 pilar di dalamnya. Selain itu, jalan menuju
mimbar terdapat tangga kecil permanen yang diukir dari marmer hijau.
3. Lahirnya dynasty Qajar
Nadir syah di gantik oleh karim khan (1750-1779M) pemimpin suku zand di iran barat. Pada
tahun 1779M, kelompok suku zand dikalahkan oleh kelompok suku qajar. Maka berdilah
dinasti qajar, hingga tahun 1925M. selama qajar berkuasa iran berada di bawah tekanan
inggris dan rusia, terutama tekanan di bidang ekonomi.
Tekanan ini dapat di lihat pada:
1. Imperial Bank of perisai didirikan atas tersebut bantuan inggris
2. Sebuah perusahaan inggris di berikan atas bantuan hak monopoli industry tembakau
Disisi lain pemerintah tidak bias melepaskan diri dari pengaruh asing. Oleh karna itu ulama
yang menolak intervensi asing menjadi musuh pemerintah. Perlawanan ulama terhadap
pemerintah mendapat dukungan luas dari kalangan pedangang, pengrajin dan intelektual iran
produk didikan barat, sehungga terbentuk perlawanan nasional terhadap dinasti qajar.
Perlawanan ini melahirkan krisis konstitusional yang mendorong adanya penyelanggaraan
siding dewan konstituante nasional pada tahun 1906 M.
konstitusi ini melahirkan konflik antara ulama dengan syah. Konfil ini melahirkan gerakan
anarkis yang di lakukan oleh kedua belah pihak.
Di lakukan nya perjanjuan anglo-persiam yang menjadikan iran sebagai pemerintah
protekorat inggris.
Akhirnya di bentuk perjanjian yang menguntungkan iran
4. Sebab kemajuan & Kemundurannya
A. Kemajuan Dinasti Safawi
Kerajaan ini memiliki banyak kemajuan yaitu diantara lain adalah sebagai berikut:
1. Bidang ekonomi :
(Kemajuan di sector pertanian, terutama di daerah bulan sabit subur)

2. Bidang Ilmu Pengetahuan:


(ada beberapa ilmuan yang selalu hadir di majelis istana dan melakukan observasi tentang
kehidupan lebah. Dalam bidang itupun kerajaan safawi dikatakan bersahil dari 2 kerajaan
besar islam)

3. Bidang Pembangunan Fisik dan Seni


(Dikota tersebut menjadi sangat indah karena berdiri bangunan-bangunan besar, rumah
sakit, sekolah, istana raja, masjid dan jembatan yang megah)

B. Kemunduran dan Akhir Kerajaan Safawi


Kerajaan safawi mengalami kemunduran. Sulaiman, pengganti Abbas I, melakukan
penindasan & pemerasan terhadap ulama sunni dan memaksakan ajaran syiah kepada
mereka.
Penindasan semakin parah terjadi pada zaman sultah husein, pengganti sulaiman.
Penduduk Afghan (saat itu Persia), dipaksa memeluk syiah dan diintimidasi. Penindasan
ini melahirkan pemberontakan yang dipimpin oleh Mahmud Khan (Amir Kandahar),
sehingga berhasil menguasai Herat,Masyad dan kemudian merebut ISFAHAN (1722 M).
setelah itu kerajaan Safawi diserang oleh Turki Usmani dan Rusia. Wilayah Armenia dan
beberapa wilayah Azerbaijan direbut Turki Usmani. Sedangkan wilayah yang direbut
rusia wilayah provinsi laut Kaspia di Jilan, Mazandaran, dan Asterabad direbut oleh
rusia.
Sebab-sebab kemunduran dan kehancuran kerajaan Safawi yaitu:
1. Adanya konflik yang berkepanjagan dengan kerajaan usmani berdirinya kerajaan safawi
yang bermazhab syiah merupakan sebuah ancaman bagi kerajaan usmani sehingga tidak
pernah ada perdamaian antara kedua kerajaan besar ini.
2. Terjadinya dekandensi moral yang melanda sebagian pemimpin kerajaan safawi, yang
ikut mempercepat proses kehancuran kerajaan ini.
3. Pasukan Ghulam yang dibentuk Abbas I ternyata tidak memiliki semangat juang yang
tinggi seperti Qizil Bash. Hal ini dikarenakan mereka tidak memiliki mental ketahanan
karena tidak di persiapkan secara terlatih dan tidak memiliki bekal rohani.
4. Sering terjadinya konflik internal dalam bentuk perebutan kekeuasaan dikalangan
keluarga islam
5. Ulama mulai meragukan otoritas syah yang berlangsung secara turun temurun, sebagai
penanggung jawab pertama atas ajaran Islam Syiah

6. Tokoh yang menonjol dan produk peradaban

Kerajaan Safawi bertahan lebih dari 2 abad dengan pemimpin sebagai berikut
1. Ismail I (1501-1524 M)
2. Tahmasap I (1524-1576)
3. Ismail II (1576-1577)
4. Muhammad Khudabanda (1577-1587)
5. Abbas I (1587-1628)
6. Safi Mirza (1628-1642)
7. Abbas II (1642-1667)

Anda mungkin juga menyukai