Anda di halaman 1dari 2

Landasan Teori

Quarter-life crisis adalah periode dalam kehidupan manusia di antara remaja dan dewasa
pada usia sekitar 18-30 tahun yang ditandai dengan kebingungan, kecemasan dan krisis
emosional seperti kesedihan, isolasi dan ketakutan akan kegagalan (Atwood & Scholtz,
2008). Quarter-life crisis jika ditinjau dari sudut pandang Psikologi Sosial disebabkan oleh
dua hal yaitu kekaburan akan norma dan ekspektasi akan quarter-life crisis itu sendiri.

Di dalam Islam ekspektasi lebih dikenal dengan istilah dzon atau adz-zon yang berarti
prasangka. Prasangka baik dalam Islam dikenal dengan istilah husnuzan, sementara lawannya
yaitu berburuk sangka, disebut suudzon. Berbaik atau berburuk sangka tidak hanya berlaku
dalam hubungan sesama manusia saja (habluminannas) tetapi juga pada hubungan manusia
dengan Tuhan (habluminallah). Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallalahu ‘alahi wassalam
bersabda “Allah berfirman: “Aku berdasarkan prasangka hamba-Ku, jika ia berprasangka
baik kepadaKu maka kebaikan itu adalah baginya, jika ia berprasangka buruk kepada-Ku
maka keburukan itu adalah baginya.” (HR. Ibnu Hibban).

Allah Subhanallahu wa Ta’ala juga berfirman: “Mereka merencanakan, dan Allah


merencanakan. Dan Allah adalah yang terbaik dari perencana.” (Q.S. Ali Imran: 54).
“(Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan” (Q.S. Al Insyirah: 5-6). Dari kedua ayat di tersebut
mengisyaratkan bahwa setiap kesulitan yang diberikan oleh Allah pasti beralasan dan
memiliki jalan keluar. Oleh karenanya individu hanya dapat bertawakal dan berusaha
semaksimal mungkin. Hal-hal baik yang sudah diekspektasikan boleh jadi tidak terwujud
dalam berjalannya, namun hal tersebut juga bukan semata-mata tanpa alasan.

Berdasarkan data terakhir dari Badan Pusat Statistik (2020), penduduk Indonesia yang
berusia 20-30 tahun berjumlah sekitar 43 juta orang. Maka dapat disimpulkan sekitar kurang
lebih 16% penduduk Indonesia berpotensi mengalami quarter-life crisis. Selain itu, dengan
adanya pandemi ternyata memang banyak para generasi millenial yang mengalami quarter
life crisis yaitu dengan merasakan kegelisahan kekecewaan, kesepian dan depresi.

Dengan ini kami mengadakan kegiatan lomba essay dengan tujuan ingin ikut andil dalam
mengasah kemampuan mahasiswa pada kemampuan analisis dan kreatifitas untuk
mengoptimalisasi peran mahasiswa dalam konteks penanganan Quarter Life Crisis yang
teradi dimasa pandemi menggunakan pendekatan psikologi islam.

Anda mungkin juga menyukai