Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Masa kemajuan islam

Nabi Muhammad SAW.Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang menggantikan


beliau sebagai pemimpin politik umat islam setelah beliau wafat.Beliau tampaknya menyerahkan
persoalan tersebut kepada kaum muslimin sendiri untuk menentukannya.Karena itulah,tidak
lama setelah beliau wafat belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokoh muhajirin dan
anshar berkumpul dibalai kota bani sa’idah, madinah.Mereka memusyawarahkan kan siapa yang
memimpin.

Sebagai pemimpin abu bakar disebut khalifah rasulullah(pengganti rasul) yang


kelembgaan selanjutnya disebut khalifah saja.Khalifah adalah pemimpin yang diangkat sesudah
nabi wafat untuk menggantikan beliau melanjutkan tugas tugas sebagai pemimpin agama dan
kepala pemerintahan.

Tampaknya ,kekuasaan yang dijalankan pada masa khalifah Abu bakar ,sebagaimana
pada masa rasulullah , bersifat sentral kekuasaan legislatif,eksekutif,yudikatif terpusat ditangan
khalifah.Selain menjalankan roda pemerintahan,khalifah juga melaksanakan hukum.Meskipun
demikian, seperti juga Nabi Muhammad, Abu bakar selalu mengajak sahabat sahabat besarnya
bermusyawarah

Lalu pemerintahan dilanjutkan ke masa Umar.Dengan demikian, pada masa


Umar,wilayah kekuasaan islam sudah meliputi jazirah arabia,palestina, syiria, sebagian besar
wilayah persia, dan mesir. Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat,Umar segera mengatur
administrasi negara dengan mencontoh administrasi yang sudah berkembang di Persia.Pada
masanya mulai diatur dan ditertibkan sistem pembayaran gaji dan pajak tanah.Pengadilan
didirikan dalam rangka memisahkan lembaga yudikatif dengan lembaga eksekutif.untuk menjaga
keamanan dan ketertiban, jawatan kepolisian dibentuk.

Lalu pemerintahan dilanjutkan pada masa usman Meskipun ada sedikit pemberontakan,
tidak berarti bahwa masanya tidak ada kegiatan penting.Usman berjasa membangun bendungan
untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembagian air dikota kota.Dia juga
membangun jalan jalan,jembatan,mesjid dan memperluas mesjid nabi dimadinah.

B. Masa Kemunduran Islam

Dari beberapa contoh yang diberikan Sejarah islam memang penuh dinamika pasang
surut.Masa kejayaan islam mulai redup bahkan sirna dan tibalah masa kemunduran ,terutuma
pasca kejatuhan kekuasaan islam di Spanyol tahun 1213M dan baghdad tahun 1258M
kemunduran itu terjadi dibidang kehidupan agama, politik, dan pemerintahan. Ilmu
pengetahuan,maupun dalam kehidupan ekonomi dan sosial budaya.Inilah masa kemunduran
islam.

Kita ambil salah satu contoh kemunduran dibidang agama ditandai oleh praktik praktik
syirik ,takhayul,bid ah dan khurafat pengaruh tentara Mongol dan Persia.Mekar pula praktik
praktik tasawuf yang yang memperlemah etos hidup kaum muslimin.Tertutupnya pintu
itjihadsehingga umat islam terjebak pada taklid dan kejumudan.Kemunduran dibidang politik
dimulai dengan kehadiran tentara asing pasukan mongol dan penjajah barat ke negeri negeri
muslim.

Kemunduran di bidang politik pemerintahan terjadi dengan kehadiran tentara asing


( pasukan Mongol dan penjajah Barat ) ke negri – negri muslim. Ketika pemerintahan islam
mulai terpecah – pecah dan mengalami kemunduran secara internal , pada saat itu kekuasaan
imperium bizantium dengan semangat perang salib mulai bangkit memanfaatkan keadaan untuk
melakukan pukulan balik terhadap islam. ( Muhammadiah gerakan pembaruan , Hal 80 )

C. Islam Pada Masa Modern

Periode modern (1800 M dan seterusnya) dikenal sebagai era kebangkitan kembali umat
Islam.Kekalahan demi kakalahan tampaknya mulai menyadarkan dunia Islam bahwa dunia Barat
telahmengalami kemajuan sedemikian tinggi yang takkan mungkin terlawan dengan
mengandalkankekuatan di berbagai aspeknya yang berada dalam keadaan lemah ketika itu. Dari
sinilah munculide-ide pembaharuan yang bermaksud merekonstruksi keadaan dan kualitas umat
Islam sehinggamemiliki kepercayaan diri dalam menghadapi ekspansi militer, politik imperialis,
dan juga peradaban kolonial Barat yang semakin passif.
D. Faktor – Faktor Kemajuan Islam

Semua capaian-capain diatas secara tidak langsung menjadi faktor awal berkembangannya Ilmu
pengetahuan dan Filsafat. Adapun faktor-faktor Yang Mendorong Kebangkitan Filsafat Dan
Sains yang lain adalah : (Buku Sejarah Peradaban Islam)

1. Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu
mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan.
Berkat keberhasilan penyebaran Islam keberbagai wilayah yang baru, Islam bertemu dengan
berbagai kebudayaan baru yang memiliki khazanah pengetahuan yang baru pula dan ini bertemu
dengan semangat Umat Islam yang terdorong ajaran agamanya untuk mencari dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dari manapun.

2. Pluralistik dalam pemerintahan dan politik


Untuk mengokohkan dinastinya, al-Mansur mengambil strategi yang berbeda dengan Dinasti
Umayyah. Dinasti Abbasiyah sangat berbeda Dinasti Umayyah yang sangat bercorak ke Araban.
Beberapa hal yang dilakukan oleh al-Mansur antara lain dengan memasukkan orang-orang Persia
dalam struktur pemerintahan, seperti menerapkan sistem administrasi pemerintahan Persia dan
mengangkat Khalid bin Barmak sebagai wazir-yang kemudian menjadi salah satu tokoh dalam
perkembangan ilmu pengetahuan di Bani Abbas-, menjadi guru bagi Harun al-Rasyid bahkan dia
mengawini perempuan Persia dan memiliki keturunan khalifah yang mempunyai perhatian
terhadap ilmu pengetahuan. Konsep konsep pemerintahan ala Persia juga diadopsi beberapa
khalifah Abbasiyah dengan cara melakukan kawin silang dengan wanita – wanita Persia (shi’i).
Perkawinan ini melahirkan khalifah baru, salah satunya adalah al-Makmun. Pada masa ini pula
tata pemerintahan Islam tak lagi menjadi monopoli orang arab. Dinasti abbasiyah membuka
ruang yang luas bagi orang di luar Arab, yang ahli di bidangnya, duduk di pemerintahan. Ini
terbukti dengan masuknya orang – orang Turki dan Persia.

3. Stabilitas Pertumbuhan Ekonomi dan Politik


Harun al-Rasyid memanfaatkan kemajuan perekonomian untuk pembangunan di sektor Sosial
dan Pendidikan. Seperti pengadaan sarana belajar bagi masyarakat umum. Penyediaan
infrastruktur yang dilakukan oleh Harun al-Rasyid pada akhirnya dilanjutkan oleh al-Ma’mun,
khususnya dalam bidang pengembangan pendidikan, ilmu pengetahuan, kehidupan intelektual
serta kebudayaan.

4. Gerakan Penterjemahan
Gerakan ini berlangsung dalam 3 (tiga) fase. Fase pertama, pada masa al-Mansur hingga Harun
al-Rasyid. Pada fase ini yang banyak diterjemahkan adalah karya-karya bidang astronomi dan
manthiq. Fase kedua berlangsung mulai masa al-Ma’mun hingga tahun 300 H. Buku-buku yang
banyak diterjemahkan adalah dalam bidang filsafat dan kedokteran. Fase ketiga, setelah tahun
300 H, terutama setelah adanya pembuatan kertas. Karya-karya yang diterjemahkan mulai
meluas dalam semua bidang keilmuan.
Manuskrip yang berbahasa Yunani diterjemahkan dahulu ke dalam bahasa Siriac-Bahasa Ilmu
pengetahuan di Mesopotamia-kemudian diterjemahkan kedalam bahasa arab.
Para penterjemah yang terkenal pada masa itu, antara lain :
a) Hunain ibn Ishaq, ilmuwan yang mahir berbahasa arab dan yunani. Menerjemahkan 20 buku
Galen ke dalam bahasa Syiria dan 20 buku dalam Bahasa Arab.
b) Ishaq ibn Hunain ibn Ishaq
c) Tsabit bin Qurra
d) Qusta bi Luqa
e) Abu Bishr Matta ibn Yunus
Semua penterjemah ini, kecuali Tsabit ibn Qurra yang menyembah bintang, adalah penganut
agama kristen.

5. Berdirinya perpusatakaan-perpustakaan dan menjadi pusat penterjemahan dan kajian ilmu


pengetahuan
Al-Ma’mun yang berpaham mu’tazilah, sangat mencintai ilmu pengetahuan, sehingga kebijakan
dibidang ilmu pengetahuan sangat menonjol yang mengakibatkan gairah intelektual
mendapatkan wadah. Ia mendirikan Baitul Hikmah yang berfungsi sebagai perpustakaan,
akademi, pusat penterjemahan dan lembaga penelitian. Bahkan dilingkungan istana juga
didirikan perpustakaan pribadi khalifah yang berfungsi sebagai lembaga pendidikan bagi
keluarga istana dan terhimpun didalamnya para ilmuwan, ulama dan para pujangga.
Jadi di zaman inilah daerah Islam meluas yang akhirnya ilmu pengetahuan berkembang dan
memuncak baik dalam bidang agama, non agama dan kebudayaan Islam. Hal ini dibuktikan
dengan munculnya ulama-ulama besar seperti Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’I
dan Imam Ibn Hanbal dalam bidang hokum. Dalam bidang teologi : Imam al-Asy’ari, Imam al-
Maturidi, pemuka-pemuka Mu’tazilah seperti Wasil Ibn Ata’, Abu al-Huzail, al-Nazzam, dan al-
Jubba’i. sedangkan dalam tasawuf atau mistisisme : Zunnun al-Misri, Abu Yazid al-Bustami dan
al-Hallaj. Dalam bidang filsafat : al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina dan Ibn Maskawaih. Dalam
bidang ilmu pengetahuan : Ibn al-Haysam, Ibn Hayyan, al-Khawarizmi, al-Mas’udi dan al-Razi.
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Perkembangan Islam pada abad pertengahan ini dilakukan melalui tiga jalan yang dilalui
untuk memperkenalkan Islam pada masyarakat Eropa. Ketiga jalan tersebut adalah Jalan Barat ,
JalanTengah , Jalan Tiimur. Perkembangan Islam, mengalami dua fase yaitu fase kemajuan dan
fasekemunduran.
Keadaan perkembangan Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuankembali
walaupun tidak sebanding dengan masa sebelumnya ( klasik) setelah berkembangnyatiga
kerajaan besar yaitu kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Mughal di India dan kerajaanSafawi di
Persia. Ada beberapa sektor penting yang muncul sebagai pengaruh perkembanganIslam di abad
pertengahan. Beberapa sektor tersebut diantaranya bidang Politik, bidang EkonomiSosial, bidang
Kebudayaan, bidang Pendidikan.

III.2 Saran
1.Kita dapat meneladani sikap intelektual dan semangat keislaman para Khalifah
2.Kita dapat mengambil berbagai tauladan dari para Khalifah
3.Kita dapat memahami dan menghayati sejarah kebudayaan Islam atau dijadikan
pandanganhidup dalam kegiatan sehari – hari
4.Membentuk nilai melalui pengambilan hikmah dikehidupan sehari-hari
meningkatkankeimanan dan ketaqwaa.

Anda mungkin juga menyukai