Anda di halaman 1dari 33

Bakteri Penyebab

Infeksi Nosokomial
Disusun oleh :
1. Almaidah
2. Amelia Gita
3. Fauziah handayani
4. Gisna maftuhah
5. Shania Descha
6. Tiara Ananda R
Infeksi Nosokomial adalah infeksi yang
peristiwa masuk dan penggandaan
mikroorganisme di dalam tubuh pejamu
yang mampu menyebabkan sakit (Perry
& Potter, 2005; Linda Tietjen, 2004).



Infeksi nosokomial yang paling sering melibatkan
saluran kencing dan umumnya menyertai
manipulasi urologis, termasuk penggunaan kateter
tetap saluran kencing. Beberapa infeksi nosokomial
saluran kencing mengakibatkan bakterimia kecuali
pada adanya obstruksi. Walaupun wanita lebih
sering terinfeksi, tetapi pada laki-laki tua lebih
sering terjadi bakteremia.

ETIOLOGI MIKROORGANISME
PENYEBAB INFEKSI NOSOKOMIAL
1. Conventional pathogens
karena tidak adanya kekebalan terhadap kuman.
2. Conditional pathogens
penurunan daya tahan tubuh terhadap kuman langsung
masuk dalam jaringan tubuh yang tidak steril

1.
PATOGEN PENYEBAB INFEKSI
NOSOKOMIAL

1. Infeksi Bakteri Gram-Positif


Infeksi ini dapat disebabkan oleh organisme yang
menghasilkan koagulase. yaitu, enzim yang
menggumpalkan plasma saat bakteri ditumbuhkan pada
media biakan padat.
A. Staphylococcus Aureus

 Dapat menimbulkan penyakit melalui kemampuannya untuk


tersebar luas dalam jaringan dan melalui pembentukan
berbagai zat ekstraseluler.
 menghasilkan enzim koagulase. Bakteri ini terbawa di hidung,
tenggorokan, aksila, sela jari kaki, dan perineum pada 30-50
persen orang sehat tanpa menyebabkan infeksi klinis.

Lanjutan..
ditandai dengan kerusakan jaringan yang disertai
abses bernanah. Beberapa penyakit infeksi yang
disebabkan oleh staphylococcus aureus adalah bisul,
jerawat, impetigo, dan infeksi luka.
Kontaminasi langsung staphylococcus aureus pada
luka 6 terbuka (seperti luka pascabedah) atau infeksi
setelah trauma (seperti osteomielitis kronis setelah
fraktur terbuka) dan meningitis setelah fraktur
tengkorak, merupakan penyebab infeksi nosocomial.
Klasifikasi
Dari Rosenbach (1884) klasifikasi Staphylococcus aureus yaitu:
Patogenesis
Staphylococcus Aureus bakteri gram positif berbentuk
bulat berdiameter 0,7-1,2 μm, tersusun dalam
kelompok-kelompok yang tidak teratur seperti buah
anggur, fakultatif anaerob, tidak membentuk spora,
dan tidak bergerak.
tumbuh pada suhu optimum 37 ºC, tetapi membentuk
pigmen paling baik pada suhu kamar (20-25ºC).
Lanjutan
• Di rumah sakit, bakteri ini dapat menyebabkan infeksi luka yang serius, bronkopneumonia,
osteomyelitis, dan endocarditis. Sebagian strain menghasilkan toksin yang menyebabkan
kerusakan sel luas. Contoh, sindrom syok toksik yang berkaitan dengan pemakaian tampon
vagina disebakan oleh toksin stafi lokokus.( pada kulit, saluran pernafasan, dan saluran
pencernaan makanan pada manusia).
Faktor Virulensi
1. Katalase adalah enzim yang berperan pada daya tahan
bakteri terhadap proses fagositosis
2. Koagulase Enzim ini dapat menggumpalkan plasma oksalat
atau plasma sitrat, karena adanya faktor koagulase
reaktif dalam serum yang bereaksi dengan enzim
tersebut.
3. Hemolisin merupakan toksin yang dapat membentuk suatu
zona hemolisis di sekitar koloni bakteri.
4. Toksin eksfoliatif Toksin ini mempunyai aktivitas proteolitik
dan dapat melarutkan matriks mukopolisakarida
epidermis
5. Enterotoksin Enterotoksin adalah enzim yang tahan panas
dan tahan terhadap suasana basa di dalam usus
B. Metichilin-Resistant Staphylococcus
aureus (MRSA)

q Bakteri MRSA merupakan galur Staphylococcus aureus yang resisten


terhadap antibiotika metisilin sebagai akibat dari penggunaan
antibiotika yang tidak rasional
Epidiomologi
• MRSA paling banyak ditemukan di tangan, hidung, dan perineum . Dengan insiden tertinggi
terdapat di area yang densitasnya padat dan kebersihan individunya rendah
• Penelitian yang dilakukan dengan subjek pasien di ruang perawatan intensif Bandung dan
Semarang tahun 2001 menggambarkan bahwa sebanyak 35,9% pada nostril hidung dan 21,8%
pada tangan petugas kesehatan (Fitri, 2010).
Cara Mendeteksi MRSA Untuk
mengetahui adanya MRSA
1. metode molekuler
se c a ra lan g su n g me n de tek si M R S A den g an m en g g u n a k an da sa r gel dan re al -t i m e P CR
2. metode konvensional
d i b u t u h k a n b e b e ra p a m e d i a , M a n n i t o l S a l t A g a r ( M S A ) d a n m e d i a A g a r D a ra h D o m b a ( A D D ) ( M a i n o u s e t a l , 2 0 0 6 ) . M e d i a M a n n i t o l S a l t
A g a r ( M S A ) a d a l a h m e d i a y a n g m e n g a n d u n g m a n i t o l , y a i t u s u a t u k a rb o h i d ra t y a n g d a p a t d i j a d i k a n s e b a g a i m e d i a p e r t u m b u h a n b a k t e r i .
Faktor-faktor resiko terjadinya MRSA
1. community-acquired
Kondisi tempat tinggal yang berdesakan dan kumuh
seperti penjara, barak militer dan penampungan
gelandangan, populasinya, kontak olahraga terutama
sepakbola, rugby dan gulat, laki-laki yang berhubungan
seks dengan laki-laki, senang berbagi handuk, alat-alat
olahraga, barang-barang pribadi serat higiene personal
yang buruk.
1.
pernah dilakukan operasi sebelumnya (rawat inap atau
2. healthcare-acquired
rawat jalan dalam 1 tahun terakhir), mempunyai
riwayat infeksi kulit yang rekuren dalam keluarga
atau yang tinggal bersama.
tinggal di fasilitas perawatan jangka lama atau kontak
dengan penghuninya berkali-kali, pengguna obat
intravena, terpasang kateter, dan kondisi medis
seperti mempunyai penyakit diabetes, HIV, gagal
ginjal.
Cara penyebaran

1. Penyebaran Endogen
ketika bakteri dari satu bagian tubuh seseorang
menyebar ke tempat yang lain. Dapat dicegah dengan
mengajarkan pasien untuk mencuci tangan mereka dan
mencegah mereka dari menyentuh(luka atau perangkat
invasif)
1.
2. Penyebaran Eksogen

Hal ini terjadi ketika organisme ditransmisikan dari orang ke


orang yang terjadi melalui kontak langsung dengan kulit,
melalui lingkungan atau peralatan yang terkontaminasi.
Pencegahan penyebaran nya dapat dilakukan dengan selalu
mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan setiap
pasien atau peralatan yang berpotensi terkontaminasi
C. Stafilokokus negative-koagulasi
Banyak spesies stafilokokus tidak dapat menghasilkan koagulase sehingga
disebut sebagai stafilokokus negative-koagulase (coagulase-negative
staphylocci/CNS). Contoh paling terkenal dari golongan ini adalah
staphylococcus sepidermidis

Staphylococcus epidermidis adalah sebagai berikut:


Divisio : Protopyta
Classis : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Familia : Micrococcaceae
Genus : Staphylococcus
Species : Staphylococcus epidermidis (Salle, 1961).
Morfologi dan identifikasi Staphylococcus
epidermidis
berbentuk bola dengan diameter 1μm yang tersusun
dalam kelompokkelompok yang tidak teratur.
Bakteri ini tumbuh baik pada berbagai media
bakteriologi dibawah suasana aerobik
Tumbuh dengan cepat pada temperatur 37°C namun
pembentukan pigmen yang terbaik pada temperatur
kamar (20-35°C).
bersifat koagulase negatif, meragi glukosa, dalam
keadaan anaerob
• m e n j a d i p a to ge n o p o r t u n i s y a n g m e n ye b a b k a n i n f e k s i n o s o ko m i a l p a d a p e r s e n d i a n d a n p e m b u l u h d a ra h .
• p e n ye b a b i n f e k s i s a l u ra n ke n c i n g , t e r u t a m a p a d a p a s i e n a n a k- a n a k d a n l a k i - l a k i l a n j u t u s i a y a n g te l a h m e n g a l a m i p e n g g u n a a n
i n s t r u m e n u r e t ra .
• m e r u p a k a n p e nye b a b i n f e k s i k u l i t y a n g r i n g a n y a n g d i s e r t a i p e m b e n t u k a n a b s e s d a n i n f e k s i t e r t e n t u k h u s u s n y a e n d o k a r d i t i s . Ku m a n
i n i j u g a d i s e b u t s e b a g a i S ta p hyl o c o c c u s a l b u s ( A n o n i m , 1 9 9 4 ) .
• m e n i m b u l k a n i n f e k s i p a d a n e o n a t u s , o ra n g - o ra n g y a n g s i s te m ke ke b a l a n n y a r e n d a h , d a n p a d a p e n d e r i t a y a n g m e n g g u n a k a n a l a t y a n g
dipasang di dalam tubuh
Isolasi dan Identifikasi Bakteri
Digunakan untuk memisahkan biakan atau bakteri
campuran dengan menggunakan media kultur sehingga
diperoleh isolat atau biakan murni.
Infeksi Enterokokus
komensal normal di usus manusia tetapi dapat
menyebabkan infeksi saluran kemih dan saluran
luka pada pasien yang sakit berat. Tangan berfungsi
sebagai vektor, dan pencemaran lingkungan
merupakan suatu sumber penting.(thermometer)
2. Infeksi Bakteri Gram Negatif
peningkatan kolonisasi dan infeksi oleh bakteri
koliform.
a) Escherichia Coli
memiliki (P = 2 μm, d = 0,7 μm, L = 0,4-0,7μm)
bersifat anaerob fakultatif.
anggota flora normal usus.
berperan penting dalam sintesis vitamin K, konversi
pigmen-pigmen empedu, asam-asam empedu dan
penyerapan zat-zat makanan.
termasuk ke dalam bakteri heterotrof
Penyakit yang disebabkan oleh
Escherichia coli





Infeksi Saluran Kemih
Diare
Sepsis
b.) Pseudomonas aeruginosa
 berbentuk batang dengan ukuran sekitar 0,6 x 2 µm.
 sebagai bakteri tunggal, berpasangan, dan terkadang
membentuk rantai yang pendek.
 bersifat aerob
 tidak mampu memfermentasi, tetapi dapat mengoksidasi
glukosa/karbohidrat lain, tidak berspora.
 Suhu optimum untuk pertumbuhan P. aeruginosa adalah 42
celcius
 Ditemukan di alat rumah sakit (desinfektan, alat bantu
pernafasan, makanan, saluran pembuangan air dan kain
pel). melalui aliran udara, air, tangan tercemar,
penanganan dan alat-alat yang tidak steril di rumah sakit.)
Siklus Terjadinya Infeksi Nosokomial
oleh Bakteri
tempat mikroorganisme patogen mampu bertahan
Reservoir Agen
hidup tetapi dapat atau tidak dapat berkembang biak.
reservoir nebuliser yang digunakan dalam perawatan
pasien dengan gangguan pernafasan.
Untuk berkembang biak dengan cepat, organisme
memerlukan lingkungan yang sesuai, termasuk
makanan, oksigen, air, suhu yang tepat, pH, dan
cahaya (Perry & Potter, 2005).
Portal keluar (Port of exit)
Setelah mikrooganisme menemukan tempat untuk
tumbuh dan berkembang biak, mereka harus
menemukan jalan ke luar jika mereka masuk ke
pejamu lain dan menyebabkan penyakit. Pintu
keluar masuk mikroorganisme dapat berupa saluran
pencernaan, pernafasan, kulit, kelamin, dan
plasenta (Perry & Potter, 2005).

Cara penularan (Mode of transmision)
bisa langsung maupun tidak langsung. Secara
langsung misalnya; darah/cairan tubuh, dan
hubungan kelamin, dan secara tidak langsung
melalui manusia, binatang, benda-benda mati, dan
udara (Perry & Potter, 2005).
Portal masuk (Port of entry)
Sebelum infeksi, mikroorganisme harus memasuki
tubuh. Kulit adalah bagian rentang terhadap infeksi
dan adanya luka pada kulit merupakan tempat
masuk mikroorganisme. Mikroorganisme dapat
masuk melalui rute yang sama untuk keluarnya
mikroorganisme (Perry & Potter, 2005).
Kepekaan dari host (host susceptibility)
Seseorang terkena infeksi bergantung pada
kerentanan terhadap agen infeksius. Kerentanan
tergantung pada derajat ketahanan individu
terhadap mikroorganisme patogen. Semakin virulen
suatu mikroorganisme semakin besar kemungkinan
kerentanan seseorang. Resistensi seseorang terhadap
agen infeksius ditingkatkan dengan vaksin (Perry &
Potter, 2005).
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai