Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

POPULASI, SAMPEL, DAN TEKNIK SAMPLING


Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
“METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF”
Dosen pengampu :
Apri Triana, M.Pd.

Disusun oleh :

1. Tsania Fadlila Putri (12207183133)


2. Siti Zaenab Umi Umairoh (12207183134)
3. Dela Rahma Yosifa (12207183135)
4. Ainilia Rahma Fauziah (12207183136)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
OKTOBER 2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
pembelajaran metodologi penelitian kuantitatif yang berjudul populasi, sampel,
dan teknik sampling.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah pembelajaran ini sebagai salah satu
persyaratan memenuhi tugas mata kuliah metodologi penelitian kuantitatif di
Institut Agama Islam Negeri Tulungagung, mempelajari apa itu populasi dan
sampel, bagaimana menentukan.jumlah minimal sampel/subjek penelitian, dan
teknik-teknik dalam pengambilan sampel.
Pada kesempatan ini, kami hendak menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga makalah
pembelajaran ini dapat selesai. Meskipun telah berusaha menyelesaikan makalah
pembelajaran ini sebaik mungkin, kami menyadari bahwa makalah pembelajaran
ini masih ada banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami menerima segala macam
kritik dan saran dari para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan
dalam penyusunan makalah pembelajaran ini. Akhir kata, kami berharap semoga
makalah pembelajaran ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan.

Tulungagung, 09 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan Pembahasan ..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

A. Pengertian Populasi dan Sampel .................................................................. 3


B. Menentukan Jumlah Minimal Sampel/Subjek Penelitian ............................ 7
C. Teknik-Teknik dalam Pengambilan Sampel ................................................ 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 12

A. Kesimpulan .................................................................................................. 12
B. Saran ............................................................................................................ 12

DAFTAR RUJUKAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang bermaksud mengungkapkan
rahasia ilmu secara objektif, dengan dibentengi bukti-bukti yang lengkap dan
kokoh. Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu
gejala melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada
dasarnya, informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang
dipertanyakan sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian juga dapat dipandang
sebagai usaha mencari tahu tentang berbagai masalah yang dapat merangsang
pikiran atau kesadaran seseorang. Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian
bergantung pada teknik pengumpulan data yang digunakan. Dalam penelitian,
salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah menentukan
populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisa data
keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu.
Seorang peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang
menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dan mempelajari sebagian
dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti akan mendapatkan metode atau
langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan penelitian dan
penganalisaan data terhadap objek.
Penentuan populasi dan terutama terhadap suatu karya penelitian akan
memberikan “kebenaran” terhadap generalisasi kesimpulan hasil penelitian
yang didapatkannya. Oleh karena itu, peneliti dalam mempersiapkan desain
penelitian harus benar-benar mampu menentukan populasi dan sampel
penelitian secara baik. Bagaimana populasi penelitian ditetapkan dan apa
kriterianya, seberapa besar sampel dipilih dan bagaimana memilih sampel
penelitian yang dapat mewakili (refresentatif). Ketepatan dan keakuratan
dalam penentuan populasi dan sampel penelitian akan memberikan bobot dan
kualitas hasil penelitian.

1
Demi mencapai keakuratan dan validitas data yang dihasilkan,
populasi dan sampel yang dijadikan objek penelitian harus memiliki kejelasan
baik dari segi scope, ukuran, maupun karakteristiknya. Dengan kata lain,
kejelasan populasi dan ketepatan pengambilan sampel dalam penelitian akan
menentukan validitas proses dan hasil penelitian.
Dalam membantu kita memahami tentang Metodologi Penelitian
Kuantitatif, di dalam makalah ini disajikan bagian dari materi Metodologi
Penelitian Kuantitatif tersebut, yakin tentang populasi, sampel, dan teknik
sampling.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian populasi dan sampel?
2. Bagaimana menentukan jumlah minimal sampel/subjek penelitian?
3. Bagaimana teknik-teknik dalam pengambilan sampel?

C. Tujuan pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian dari populasi dan sampel
2. Untuk mengetahui bagaimana menentukan jumlah sampel/subjek
penelitian
3. Untuk mengetahui teknik-teknik dalam pengambilan sampel

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Populasi dan Sampel


1. Populasi
Sugiyono menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga
benda-benda alam yang lain. populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada
pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek itu. 1
Pengertian lainnya, diungkapkan oleh Nawawi. Ia menyebutkan
bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari
manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes,
atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karaktersitik
tertentu di dalam suatu penelitian. Kaitannya dengan batasan tersebut,
populasi dapat dibedakan berikut ini.
a. Populasi terbatas atau populasi terhingga, yakni populasi yang memiliki
batas kuantitatif secara jelas karena memilki karakteristik yang terbatas.
Misalnya 5.000.000 orang guru SMA pada awal tahun 1985, dengan
karakteristik; masa kerja 2 tahun, lulusan program Strata 1, dan lain-
lain.
b. Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga, yakni populasi yang
tidak dapat ditemukan batas-batasnya, sehingga tidak dapat dinyatakan
dalam bentuk jumlah secara kuantitatif. Misalnya guru di Indonesia,
yang berarti jumlahnya harus dihitung sejak guru pertama ada sampai
sekarang dan yang akan datang. Dalam keadaan seperti itu jumlahnya
tidak dapat dihitung, hanya dapat digambarkan suatu jumlah objek
secara kualitas dengan karakteristik yang bersifat umum yaitu orang-

1 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2001), hlm. 55.

3
orang, dahulu, sekarang dan yang akan menjadi guru. populasi seperti
ini disebut juga parameter.2
Selain itu, menurut Margono populasi dapat dibedakan ke dalam
hal berikut ini:
a. Populasi teoretis (teoritical population), yakni sejumlah populasi yang
batas-batasnya ditetapkan secara kualitatif. Kemudian agar hasil
penelitian berlaku juga bagi populasi yang lebih luas, maka ditetapkan
terdiri dari guru; berumus 25 tahun sampai dengan 40 tahun, program
S1, jalur skripsi, dan lain-lain.
b. Populasi yang tersedia (accessible population), yakni sejumlah populasi
yang secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan tegas. Misalnya, guru
sebanyak 250 di kota Bandung terdiri dari guru yang memiliki
karakteristik yang telah ditetapkan dalam populasi teoretis. 3
Margono pun menyatakan bahwa persoalan populasi penelitian
harus dibedakan ke dalam sifat berikut ini:
a. Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya
memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya
secara kuantitatif. Misalnya, seorang dokter yang akan melihat
golongan darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah saja.
Dokter itu tidak perlu satu botol, sebab setetes dan sebotol darah,
hasilnya akan sama saja.
b. Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi yang unsurunsurnya
memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu ditetapkan
batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.
Penelitian di bidang sosial yang objeknya manusia atau gejala-gejala
dalam kehidupan manusia menghadapi populasi yang heterogen. 4
Jadi kesimpulannya populasi adalah sekumpulan unsur atau elemen
yang menjadi objek penelitian. Populasi dapat berupa lembaga, individu,
kelompok, dokumen atau konsep. Populasi adalah keseluruhan objek

2
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm. 115.
3
Ibid., hlm. 119.
4 Ibid., hlm. 119-120.

4
penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, dan
tumbuh tumbuhan, gejala-gejala nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai
sumber data memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Ada
empat faktor untuk menentukan pengambilan populasi dengan tepat,
yaitu:5
a. Isi
b. Satuan
c. Cakupan
d. Waktu
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pendapat
yang senada pun dikemukakan oleh Sugiyono. Ia menyatakan bahwa
sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga
dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi
harus betul-betul representatif.6
Margono menyatakan bahwa sampel adalah sebagai bagian dari
populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan menggunakan
cara-cara tertentu. Hadi menyatakan bahwa sampel dalam suatu penelitian
timbul disebabkan hal berikut:
a. Peneliti bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari
besarnya jumlah populasi, sehingga harus meneliti sebagian saja.
b. Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil
kepenelitiannya, dalam arti mengenakan kesimpulan-kesimpulan
kepada objek, gejala, atau kejadian yang lebih luas.7

5 Tiur Asi Siburian, Metodologi Penelitian Manajemen Pendidikan, (Medan, Universitas Negeri

Medan, 2013), hlm. 39-40.


6
Op. Cit., hlm. 56.
7 Op. Cit., hlm. 121.

5
Penggunaan sampel dalam kegiatan penelitian dilakukan dengan
berbagai alasan. Nawawi mengungkapkan beberapa alasan tersebut, yaitu:
a. Ukuran populasi Dalam hal populasi ta terbatas (tak terhingga) berupa
parameter yang jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya
bersifat konseptual. Karena itu sama sekali tidak mungkin
mengumpulkan data dari populasi seperti itu. Demikian juga dalam
populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar, tidak praktis
untuk mengumpulkan data dari populasi 50 juta murid sekolah dasar
yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia, misalnya.
b. Masalah biaya Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak
sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka
semakin besar biaya yang diperlukan, lebih-lebih bila objek itu tersebar
di wilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu cara
untuk mengurangi biaya.
c. Masalah waktu Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih
sedikit daripada penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila
waktu yang tersedia terbatas, dan keimpulan diinginkan dengan segera,
maka penelitian sampel, dalam hal ini, lebih tepat.
d. Percobaan yang sifatnya merusak Banyak penelitian yang tidak dapat
dilakukan pada seluruh populasi karena dapat merusak atau merugikan.
Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh
seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak
mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu
penelitian harus dilakukan hanya pada sampel.
e. Masalah ketelitian Masalah ketelitian adalah salah satu segi yang
diperlukan agar kesimpulan cukup dapat dipertanggungjawabkan.
Ketelitian, dalam hal ini meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis
data. Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselenggara.
Boleh jadi peneliti akan bosan dalam melaksanakan tugasnya. Untuk
menghindarkan itu semua, penelitian terhadap sampel memungkinkan
ketelitian dalam suatu penelitian.

6
f. Masalah ekonomis Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seorang
peneliti; apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya,
waktu dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus
dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian sampel pada dasarnya
akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi.8

B. Menentukan Jumlah Sampel atau Subyek Penelitian


Pertanyaan yang sering kali muncul pada metode pengambilan sampel
adalah berapa jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian. Sampel yang
terlalu kecil dapat menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan
populasi yang sesungguhnya. Sebaliknya sempel yang terlalu besar dapat
menyebabkan pemborosan biaya penelitian. Penentuan jumlah sampel dapat
ditemukan dengan menggunakan rumus solvin (jika jumlah populasi diketah
ui).

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2
Dimana :
n : jumlah sampel

N : jumlah populasi
e : batas teloreansi kesalahan (error tolerance)9
Untuk menggunakan rumus ini pertama ditentukan berapa batas
toleransi kesalahan. Ini dinyatakan dengan presentase. Semakin kecil
toleransi kesalahan, maka semakin akurat sampel menggambarkan populasi.
Misalnya penelitian dengan batas kesalahan 5% maka Misalnya, penelitian
dengan batas kesalahan 5% berarti memiliki tingkat akurasi 95%. Penelitian
dengan batas kesalahan 10% memiliki tingkat akurasi 90%. Dengan jumlah

8 Ibid.
9 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung : Alfabeta, 2019) hlm. 120

7
populasi yang sama, semakin kecil toleransi kesalahan, semakin besar jumlah
sampel yang dibutuhkan.

Contoh:

Sebuah hotel berbintang di Bali memiliki 1000 karyawan, dan akan dilakukan
survei dengan mengambil sampel. Berapa sampel yang dibutuhkan apabila
batas toleransi kesalahan 5%.

Dengan menggunakan rumus Slovin:

n = N / ( 1 + N e² ) = 1000 / (1 + 1000 x 0,05²) = 285,71 dibulatkan menjadi


286, dengan demikian, jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 286 karyawan.

Selanjutnya yaitu berdasarkan Jumlah Indikator (jika jumlah tidak


diketahui). Jika jumlah populasi tidak diketahui, jumlah responden penelitian
dapat ditentukan dengan merujuk pada persyaratan jumlah sampel minimal
pada analisis tertentu seperti Analisis SEM-AMOS yaitu antara 100 hingga
200 sampel. Jumlah sampel sebesar 400 orang tersebut telah dianggap cukup
memadai, dan disarankan menggunakan teknik ML (maximum likehood) atau
GLS (generelaized least squares). Begitu juga halnya dengan analisis faktor,
besarnya jumlah sampel tergantung pada jumlah indikator yang minimalkan
dikalikan 5 kalinya. Misalnya seorang peneliti menentukan 20 indikator
penelitian, maka jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah 20 x 5 = 100
orang .10

C. Teknik – Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian kuantitatif, sampel adalah bagian dari jumlah dan


karakteristik yang dimiliki oleh sebuah populasi. Bila populasi tersebut besar
dan kemungkinan peneliti tidak mempelajari semua yang ada pada populasi.
Misalnya keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat

10 Lutfiyah. Metodologi Penelitian. (Sukabumi. Jejak Publisher :2017) hlm. 167

8
menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. Kesimpulannya,
apa yang dipelajari dari sampel itu maka akan diberlakukan untuk populasi.
Maka dari itu sampel yang diambil dari populasi harus benar – benar
mewaliki atau representatif. 11

Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa agar diperoleh


sampel yang benar – benar dapat berfungsi sebagai contoh dan
menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dalam hal ini harus
diadakannya teknik pengambilan sampel yang biasa disebut teknik sampling
atau teknik penarikan sampel. Teknik sampling pada dasarnya
dikelompokkan menjadi 2, yaitu : Probability Sampling dan Nonprobability
Sampling. Berikut penjabarannya :

1. Probability Sampling

Adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi


setiap unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Probability sampling ini meliputi : Simple Random Sampling,
Proportionate Stratified Random Sampling, Disproportionate Stratified
Random Sampling dan Area (Cluster) Random Sampling.

a. Simple Random Sampling

Dengan kata lain sampel acak secara sederhana. Yaitu bahwa


setiap anggota dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk
dipilih sebagai sampel. Pengambilan sampel pada teknik ini adalah
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota
populasi. Teknik ini dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan teknik
mengundi dan teknik undian. Dimana keduanya akan memunculkan
angka atau bilangan acak.

b. Proportionate Stratified Random Sampling

11 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung : Alfabeta, 2019) hlm 131

9
Teknik ini dipergunakan ketika populasi mempunyai anggota/unsur
yang tidak berstrata secara porposional. Contoh : lembaga pendidikan
memiliki personil yang terdiri SMP,SMA,S1,S2 dan S3 dengan jumlah
kelas yang berbeda maka jumlah anggota populasi untuk setiap strata
yang bervariasi. Jumlah sampel yang diambil dalam kasus ini meliputi
strata pendidikan yang ada dan diambil secara porposional.

c. Disproportioante Stratified Random Sampling

Adalah teknik sampling yang digunakan untuk menentukan jumlah


sampel, jika populasi berstrata tetapi kurang porposional. Contohnya
dalam sebuah lembaga memiliki tingkat pendidikan karyawan yang
berbeda dan dalam penarikan sampelnya kesemuanya diambil sampel
karena jika diambil sebagian sampel saja akan terlalu kecil sedangkan
yang lainnya sampelnya diambil secara proporsional.

d. Area (Cluster) Random Sampling

Pengambilan sampel ini dilakukan secara berkelompok. Dalam


sampel ini unit analisinya bukan lagi individu tetapi kelompok. Teknik
ini digunakan apabila obyek yang akan diteliti dengan cakupan luas
seperti penduduk suatu negara, provinsi dan kabupaten. Prosesnya
meliputi 2 tahap yaitu menentukan sampel daerah dan menentukan
individu yang ada pada daerah itu.

2. Nonprobability Sampling

Adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau


kesempatan sama bagi setiap unsur untuk dipilih menjadi sampel.
Pengambilan sampel ini berdasarkan kepraktisan belaka. Meliputi teknik –
teknik antara lain :

a. Systematics Sampling (Pengambilan secara Sistematis)

10
Adalah teknik pengambilan sampel secara sistematis berdasarkan
urutan anggota populasi yang diberi nomor urut. Contohnya anggota
populasi terdiri dari 100 orang. Kesemua anggota tersebut diberi nomor
1 sampai 100.

b. Quota Sampling (Sampling Kuota)

Teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai


ciri – ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan. Teknik ini
dilakukan pada mendasarkan diri pada jumlah yang sudah ditentukan.

c. Sampling Icidental (Pengambilan Seadanya)

Berdasarkan pada sebuah kebetulan yaitu siapa saja yang secara


kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber
data.

d. Purposive Sampling (Berdasarkan Pertimbangan)

Dengan penentuan pertimbangan tertentu yang dilakukan oleh


peneliti didasarkan pada ciri atau sifat – sifat populasi yang sudah
diketahui sebelumnya. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk
penelitian kualitatif.

e. Exhaustive Sampling (Jenuh/Sensus)

Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan


sebagai sampel. Hal ini dilakukan apabila jumlah populasi yang relatif
kecil, menjadikan semua anggota dijadikan sampel.

f. Snowball Sampling

11
Teknik penentuan sampel yang mula – mula jumlahnya kecil,
kemudian sampel ini disuruh memilih teman – temannya untuk
dijadikan sampel.12

12 Imam Machali, Statistika Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta : PPMPI, 2018) hlm 221-228

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan .
1. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari
manusia, benda-benda, hewan, dan tumbuh tumbuhan, gejala-gejala nilai tes
atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data memiliki karakteristik tertentu
dalam suatu penelitian. Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti.
2. Penentuan jumlah sampel dapat ditemukan dengan menggunakan rumus
solvin (jika jumlah populasi diketahui) dan berdasarkan jumlah indikator
(jika jumlah tidak diketahui).
3. Teknik sampling pada dasarnya dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability sampling
ini meliputi : simple random sampling, proportionate stratified random
sampling, disproportionate stratified random sampling dan area (cluster)
random sampling. Sedangkan nonprobability sampling meliputi :
systematics sampling (pengambilan secara sistematis), quota sampling
(sampling kuota), sampling icidental (pengambilan seadanya), purposive
sampling (berdasarkan pertimbangan), exhaustive sampling (jenuh/sensus),
dan snowball sampling.
B. Saran
Makalah ini disarankan kepada pembaca agar dijadikan sebuah pedoman
saat membuat sebuah penelitian. Mengetahui keterbatasan pengetahuan dan
keterampilan penyusun, penyusun menyarankan kepada pembaca agar
menambah wawasannya mengenai populasi dan sampel dalam penelitian
kuantitatif dan hal-hal yang masih berkaitan dengannya dengan membaca lebih
lanjut daftar rujukan yang dipakai oleh penyusun. Sehingga pembaca lebih
mengerti dan paham mengenai pembahasan yang dibahas dalam makalah ini.

13
DAFTAR RUJUKAN

Lutfiyah. 2017. Metodologi Penelitian. Sukabumi. Jejak Publisher.


Machali, Imam. 2018. Statistika Manajemen Pendidikan. Yogyakarta :
PPMPI
Margono. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Siburian, Tiur Asi. 2013. Metodologi Penelitian Manajemen Pendidikan.
Medan : Universitas Negeri Medan.
Sugiyono. 2001. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung : Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai