Anda di halaman 1dari 18

EVALUASI KURIKULUM

SATUAN PENDIDIKAN

SMP NEGERI 27 JAKARTA

Komplek PTB, Jl. Lkr. Timur Duren Sawit No.14, RT.14/RW.8, Duren Sawit, Kec. Duren Sawit,
Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13440
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................3
B. DASAR HUKUM....................................................................................................... 4
C. TUJUAN EVALUASI KURIKULUM.........................................................................4
D. FUNGSI EVALUASI KURIKULUM..........................................................................5
BAB II SASARAN EVALUASI KURIKULUM.................................................................6
A. DESAIN KURIKULUM.............................................................................................6
B. IMPLEMENTASI KURIKULUM..............................................................................9
BAB III EVALUASI KURIKULUM SMP NEGERI 27 JAKARTA.................................12
A. KONDISI SEKOLAH...............................................................................................12
B. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM...........................................12
C. TUJUAN PENGEMBANGAN KURIKULUM DI SMP NEGERI 27 JAKARTA.......14
D. STRUKTUR KURIKULUM DI SMP NEGERI 27 JAKARTA..................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kurikulum adalah salah satu instrumen penting dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar di setiap satuan pendidikan. Sumber daya manusia berikut perangkat pembalajaran
akan teroptimalisasi dengan baik manakala kurikulum dapat diaktualisasikan sebagai
mestinya dalam proses pembelajaran. Dampak paling utamanya, akan tercetak peserta didik
dengan karakter terbaik sebagaimana yang termaktub dalam Undang Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Yakni menjadi: (1) manusia berkualitas
yang mampu dan pro aktif menjawab tantangan zaman yang dinamis; (2) manusia terdidik
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis.
Dalam tataran yang lebih aplikatif negara telah menyusun susunan kurikulum yang
bernama kurikulum 2013. Kurikulum ini telah berkembang dan direvisi untuk mencapai hasil
yang lebih baik. Memiliki seperangkat konsep yang mengatur dan mengarahkan berbagai
aspek praktis dalam proses pembelajaran dari sekolah. Mulai dari standar kompetensi lulusan,
jumlah dan konten mata pelajaran, aspek penilaian, hingga laporan belajar. Proses
pembelajaran berpusat pada potensi perkembangan kebutuhan dan kepentingan peserta didik
untuk dapat menguasai komptensi yang mengacu pada Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar melalui kegiatan menalar, mencoba, melakukan, eksperimen, mengolah data, serta
membuat simpulan. Semuanya dibuat semata-mata agar pencapaian peserta didik berada pada
level terbaik sesuai dengan apa yang diharapkan.
Implementasi Kurikulum 2013 amanat masing-masing satuan pendidikan dan
tanggung jawab lembaga-lembaga yang menaunginya. Evaluasi kurikulum memegang
peranan penting dalam proses pendidikan dengan tujuan mengetahui hingga manakah siswa
mencapai kemajuan ke arah tujuan yang telah ditentukan. Namun dalam hal evaluasi
kurikulum harus dilaksanakan dengan sistematis yang sesuai dengan konsep dasar evaluasi
kurikulum, hasil evaluasi kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pelaku-pelaku
dunia pendidikan dan masyarakat secara umum. Evaluasi Kurikulum dilaksanakan secara
khomprehensif agar mencapai tujuan yang maksimal. Dengan pemahaman terhadap dasar-
dasar evaluasi kurikulum dapat membantu para pengembang kurikulum untuk merancang
evaluasi kurikulum yang sesuai kajian-kajian teoritis yang relevan. Kegiatan mengeksplorasi

3
dasar-dasar pelaksanaan evaluasi dalam kurikulum sebagai bagian yang penting dan saling
berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Hal ini tentunya harus dipertimbangkan dalam
perencanaan dan penyusunan evaluasi kurikulum, yaitu berkaitan dengan sejarah
perkembangan evaluasi kurikulum, peran evaluasi kurikulum, tujuan evaluasi kurikulum,
pendekatan dalam evaluasi kurikulum, dan model-model evaluasi kurikulum.

B. DASAR HUKUM
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional ;
a. Pasal 36 Ayat 2 menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifíkasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
b. Pasal 36 Ayat 3 menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang
pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. PP Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas PP Nomor 19 Tahun 2005
tentang SNP Pasal 1 Ayat 20 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah Kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan.
3. Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 Tentang Kurikukim Tingkat Satuan Pendidikan
Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 Tentang
Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada
Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah.

C. TUJUAN EVALUASI KURIKULUM


Tujuan evaluasi kurikulum adalah :
5. Menentukan efektivitas suatu kurikulum/program pembelajaran
6. Menentukan keunggulan dan kelemahan kurikulum/program pembelajaran
7. Menentukan tingkat keberhasilan pencapaian hasil belajar peserta didik
8. Menentukan masukan untuk memperbaiki program
9. Mendeskripsikan kondisi pelaksanaan kurikulum
10. Menetapkan keterkaitan antarkomponen kurikulum

4
D. FUNGSI EVALUASI KURIKULUM
1. Secara Pendidikan, evakiasi kurikulum untuk kedayagunaan dan keberhasilan kurikulum
dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan
2. Secara pembelajaran, evaluasi kurikulum untuk kedayagunaan dan keterlaksanaan
kurikulum dalam rangka pelaksanaan pembelajaran
3. Diagnosis, dapat memperoleh informasi atau masukan dalam rangka mengatasi kesulitan
dalam pelaksanaan kurikulum.

5
BAB II
SASARAN EVALUASI KURIKULUM

A. DESAIN KURIKULUM
1. Prinsip Pengembangan Desain Kurikulum
Yang dimaksud dengan pengembangan kurikulum adalah suatu proses yang
menentukan bagaimana pembuatan kurikulum akan berjalan. Berikut terdapat prinsip-
prinsip kurikulum, antara lain adalah :
a. Desain kurikulum harus memudahkan dan mendorong seleksi serta pengembangan
semua jenis pengalaman belajar yang esensial bagi pencapaian prestasi belajar,
sesuai dengan hasil yang diharapkan;
b. Desain memuat berbagai pengalaman belajar yang bermakna dalam rangka
merealisasikan tujuan-tujuan pendidikan, khususnya bagi kelompok siswa yang
belajar dengan bimbingan guru;
c. Desain harus memungkinkan dan menyediakan peluang bagi guru untuk
menggunakan prinsip-prinsip belajar dalam memilih, membimbing, dan
mengembangkan berbagai kegiatan belajar di sekolah; Desain harus memungkinkan
guru untuk menyesuaikan pengalaman dengan kebutuhan, kapasitas, dan tingkat
kematangan siswa;
d. Desain harus mendorong guru untuk mempertimbangkan berbagai pengalaman
belajar anak yang diperoleh di luar sekolah dan mengaitkannya dengan kegiatan
belajar di sekolah;
e. Desain harus menyediakan pengalaman belajar yang berkesinambungan, agar
kegiatan belajar siswa berkembang sejalan dengan pengalaman terdahulu dan terus
berlanjut pada pengalaman berikutnya;
Kurikulum harus didesain agar dapat membantu siswa mengembangkan watak,
kepribadian, pengalaman, dan nilai-nilai demokrasi yang menjiwai kultur; dan desain
kurikulum harus realistis, layak, dan dapat diterima.

2. Dasar-Dasar Dan Rancangan Desain Kurikulum


Desain kurikulum memiliki beberapa kategori, yaitu:
a. Desain kurikulum akademik. Desain ini biasanya terfokus pada inti ilmu
pengetahuan yang dikelompokkan ke dalam berbagai mata pelajaran dan pokok

6
bahasan. Desain ini biasanya digunakan untuk sekolah percontohan.
b. Desain kurikulum teknis. Kurikulum ini lebih menitikberatkan pada analisis
tampilan dan urutan proses pembelajaran daripada isi pembelajaran.
c. Desain kurikulum proses intelektual. Tujuan dari desain ini adalah untuk
meningkatkan efísiensi pembelajaran dan untuk mentransfer kemampuan
memecahan masalah dalam berbagai hal dan pengalaman hidup lainnya. Kurikulum
ini menitikberatkan pada pengembangan proses kognitif
d. Desain kurikulum sosial. Kurikulum ini menitikberatkan pada aplikasi ilmu
penngetahuan dalam situasi dunia nyata. Kurikulum ini memberikan kesempatan
bagi siswa untuk bekerja dalam proyek dimana mereka dapat mengubah lingkungan
atau memberikan informasi untuk membantu siswa memahami bahwa mereka kelak
akan memasuki kehidupan masyarakat dewasa.
e. Desain kurikulum personaL Desain kurikulum ini menitikberatkan pada pembelajar
dengan fokus pada kebutuhan dan minat dari masing-masing (individu) pembelajar.

3. Rancangan Dan Pola Desain Kurikulum


Perancangan kurikulum dapat digolongkan dalam 6 langkah yaitu:
a. Mengidentifikasikan misi institusi dan kebutuhan para pengguna pendidikan.
Langkah pertama yang paling penting adalah untuk memahami misi dari institusi
dimana kurikulum itu dibuat. Misalnya misi dari fakultas pendidikan adalah untuk
melatih para calon pendidik agar dapat memberikan pelayanan pendidikan kepada
masyarakat. Sebagai konsekuensinya, pengembang kurikulum harus mengetahui dan
mengerti kebutuhan dari para pengguna kurikulum tersebut (siswa, pengajar,
administrator pendidikan, badan profesional, pemerintah, dsb) yang dapat
menentukan tipe profíl lulusan yang diinginkan oleh fakultas, antara lain:
1) menguasai dasardasar metode pengajaran;
2) mempunyai kompetensi pendidikan yang tinggi;
3) memiliki kemampuan analisis yang kritis;
4) mampu mengembangkan kemanpuan diri;
5) memiliki keahlian berkomunikasi yang baik;
6) memiliki rasa empati dan etika yang baik.
b. Penilaian kebutuhan pembelajar. Langkah ini sering terabaikan oleh pengembang
kurikulum. Begitu ada siswa yang potensial, pengembang kurikulum harus bisa
mengetahui sampai dimana titik kemampuan maupun kelemahan siswa-siswanya

7
tersebut. Untuk itulah diperlukan data karakteristik siswa secara perorangan.
Karakteristik siswa yang perlu diketahui mencakup konpetensi awal pembelajar,
kemanpuan untuk memenuhi standar yang telah ditentukan oleh institusi, tujuan dan
prioritas individu, latar belakang personal dan alasan pembelajar memasuki institusi,
sikap mengenai disiplin, dan asumsi awal pembelajar mengenai program studi.
c. Menetapkan tujuan kurikulum Langkah ini sangat penting karena menentukan
filosofi instruksional dan menentukan metode pembelajaran yang paling efektif.
Selain itu tujuan pembelajaran juga dapat digunakan untuk menentukan desain dan
pemilihan prosedur dan instrument penilaian. Karena tujuan yang jelas dan tersusun
dengan baik sangat penting untuk menentukan fokus dari kurikulum yang akan
dibuat, pembuat kurikulumharus dilatih dengan baik untuk membuat tujuan
instruksional.
d. Pemilihan strategi pendidikan. Pemilihan strategi pendidikan harus didasarkan
padatiga prinsip utama. Yang pertama, metode pendidikan harus sejalan dengan
tujuan pendidikan. Kedua, penggunaan beragam metode pendidikan lebih baik,
daripada hanya satu metode saja, karena kurikulum harus menjawab tantangan akan
keragaman tipe belajar siswa dan tujuan pendidikan yang berbeda-beda. Yang
terakhir, pengembang kurikulum harus memastikan bahwa kurikulum tersebut sesuai
dengan materi pelajaran dan kompetensi pengajar.
e. Inplementasi kurikulum yang baru. Mendesain sebuah kurikulum adalah hal yang
amat menarik dan dan penuh daya kreatif dalam pengembangan kurikulum. Akan
tetapi tujuan utamanya bukan untuk mendesain kurikulum yang paling ideal dan
paling baik, akan tetapi bagaimana keberhasilan penerapannya dalam praktek
pendidikan. Kondisi dan syarat keberhasilan penerapan kurikulum meliputi
keikutsertaan administrator pendidikan dalam proses implementasi kurikulum dan
alokasi sumber daya yang cukup. Sebelum menerapkan sebuah kurikulum yang
baru, pengembang kurikulum harus mendapatkan dukungan yang kuat dari pimpinan
institusi yang berwenang. Setelah tahap pertama dari implementasi kurikulum yang
baru tersebut dilakukan, harus dilakukan penilaian formal untuk mengontrol proses
inplementasi kurikulum dan untuk menetapkan hubungan antara tujuan institusional,
pembelajaran, dan kurikulum. Evaluasi dan umpan balik untuk memperbaiki
kurikulum meskipun evaluasi merupakan langkah akhir dari pelaksanaan kurikulum,
akan tetapi bukan berarti ini merupakan tindakan akhir. Data hasil evaluasi yang
telah dikumpulkan harus digunakan sebagai criteria untuk menyesuaikan kurikulum

8
tersebut dengan tujuan program studi atau misi dari institusi. Kurikulum harus
dievaluasi, dan diperbaiki, dan dilakukan inofasi-inofasi yang bervariatif karena
kurikulum bukanlah suatu sistem yang statis. Umpan balik dari pengajar dan siswa
perlu dipertimbangkan secara terus menerus untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Kesimpulannya, kurikulum merupakan suatu rencana akademik yang merupakan
rancangan pelaksanaan dimana:
1) tujuan dan hasil dari kurikulum dijabarkan secara jelas,
2) 11 proses untuk mencapai tujuan tersebut teridentifikasi dengan baik,
3) kurikulum merupakan alat untuk menilai keberhasilan pendidikan,
4) ulasan sistematik dan perbaikan termasuk di dalamnya.

B. IMPLEMENTASI KURIKULUM
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang implementasi Kurikulum
2013 di antaranya sebagai berikut:
1. Pasal 1. Implementasi Kurikulum 2013 pada sekolah dasar/madrasah Mdaiyah
(SD/MI), sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), sekolah
menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA), dan sekolah menengah kejuruan/madrasah
aliyah kejuruan (SMK/ MAK) dilakukan secara bertahap mulai tahun pelajaran
2013/2014.
2. Pasal 2. Inplementasi kurikulum pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK
menggunakan pedoman implementasi kurikulum yang mencangkup:
a. Pedoman penyusunan dan pengelolaan.
b. Pedoman pengembangan muatan lokal.
c. Pedoman kegiatan ekstrakurikuler.
d. Pedoman umum pembelajaran.
e. Pedoman evaluasi kurikulum.

Dalam Kurikulum 2013, guru dituntut untuk secara profesional merancang


pembelajaran afektif dan bermakna, mengorganisasikan pembelajaran, memilih
pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan
pembentukan kompetensi secara efekti^ serta menetapkan kriteria keberhasilan. Berkaitan
dengan hal tersebut akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:
1. Merancang pembelajaran secara efektif dan bermakna. Implementasi kurikulum 2013
merupakan aktualisasi kurikulum dalam pembelajaran dan pembentukan konpetensi

9
serta karakter peserta didik. Hal tersebut menuntut keaktifan guru dalam menciptakan
dan menumbuhkan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan.
Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks
karena melibatkan aspek pedagogis, psikologis, dan didaktis secara bersamaan.
2. Mengorganisasikan pembelajaran. Inplementasi Kurikulum 2013 menuntut guru untuk
mengorganisasikan pembelajaran secara efektif Sedikitnya terdapat lima hal yang perlu
diperhatikan berkaitan dengan pengorganisasian pembelajaran dalam implementasi
Kurikulum 2013, yaitu pelaksanaan pembelajaran, pengadaan dan pembinaan tenaga
ahli, pendayagunaan tenaga ahli dan sumber daya masyarakat, serta pengembangan dan
penataan kebijakan.
3. Memilih dan menentukan pendekatan pembelajaran. Implementasi Kurikulum 2013
berbasis konpetensi dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan.
Pendekatan tersebut antara lain pembelajaran kontekstual (contextual teaching and
learing), bermain peran, pembelajaran partisipatif (participative teaching and leaming),
belajar tuntas (mastery leaming), dan pembelajaran konstruktivisme (contmctivisme
teaching and leaming).
4. Melaksanakan pembelajaran, pembentukan konpetensi, dan karakter. Pembelajaran
dalam menyukseskan implementasi Kurikulum 2013 mempakan keseluruhan proses
belajar, pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik yang direncanakan. Untuk
kepentingan tersebut maka konpetensi inti, konpetensi dasar, materi standar, indikator
hasil belajar, dan waktu yang harus ditetapkan sesuai dengan kepentingan pembelajaran
sehinga peserta didik diharapkan menperoleh kesenpatan dan pengalaman belajar yang
optimal. Dalam hal ini, pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara
peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang
lebih baik. Pada umumnya kegiatan pembelajaran mencakup kegiatan awal atau
pembukaan, kegiatan inti atau pembentukan kompetensi dan karakter, serta kegiatan
akhir atau penutup. Implementasi yang efektif merupakan hasil dari interaksi antara
strategi inplementasi, struktur kurikulum, tujuan pendidikan, dan kepemimpinan kepala
sekolah. Oleh karena itu, pengoptimalan implementasi Kurikulum 2013 diperlukan
suatu upaya strategis iintuk mensinergikan konponen-konponen tersebut, terutama guru
dan kepala sekolah dalam membudayakan kurikulum Membudayakan kurikulum dapat
diartikan bahwa inplementasi kurikulum tersebut masuk dalam budaya sekolah, yang
merefleksikan nilai-nilai dominan, norma-norma, dan keyakinan semua warga sekolah,
baik peserta didik, guru, kepala sekolah, maupun tenaga kependidikan lain.

10
5. Analisis terhadap Implementasi Implementasi Kurikulum 2013 tidak sepenuhnya
berjalan dengan lancar dan sebagian tidak sesuai target pencapaian, hal ini diakibatkan
oleh berbagai masalah yaitu:
a. Masalah isi dan kemasan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 yang pelaksanaannya
menghabiskan anggaran yang sangat besar, hal ini banyak menuai kritik dan saran
karena membuang sain dan menggantikannya dengan pendidikan kewarganegaraan
dan pelajaran agama. Sedangkan sain atau IPA digabung dalam dua mata pelajaran
tersebut. Para penyusun kurikulum ini berpendapat bahwa penambahan jam agama
ini bertujuan untuk mengurangi radikalisme dalam agama seperti terorisme.
b. Dalam Kurikulum 2013 dipertanyakan kesesuaian untuk semua setting sekolah,
karena di Indonesia terdapat banyak kekurangan dalam proses belajar.

11
BAB III
EVALUASI KURIKULUM SMP NEGERI 27 JAKARTA

A. KONDISI SEKOLAH
SMP Negeri 27 terletak di kecamatan Duren Sawit, tepatnya di Komplek PTB, Jl.
Lkr. Timur Duren Sawit No.14, RT.14/RW.8, Kota Jakarta Timur. Tanah SMP Negeri 27
Jakarta milik Pemerintah Kota Jakarta. Luas area seluruhnya 4.028 m2. SMP Negeri 27
Jakarta mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada semua jenjang.

B. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM


Kurikulum SMP Negeri 27 Jakarta dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh
Kepala Sekolah, Guru dan Komite SMP Negeri 27 Jakarta di bawah koordinasi dan
supervisi Dinas Pendidikan yang berpedoman pada Standar Isi (SI) dan Standar
Konpetensi Lulusan (SKL) serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh
BSNP. Kurikulum SMP Negeri 27 Jakarta dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
Kurikulum SMP Negeri 27 Jakarta dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa
peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut
pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi
sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum SMP Negeri 27 Jakarta dikembangkan dengan memperhatikan
keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan,
serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen
muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta
disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar
substansi.

12
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum SMP Negeri 27 Jakarta dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena
itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk
mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum SMP Negeri 27 Jakarta dilakukan dengan melihatkan
pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha
dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan
sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum SMP Negeri 27 Jakarta mencakup keseluruhan dimensi
kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang Pendidikan
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum SMP Negeri 27 Jakarta diarahkan kepada proses pengembangan,
pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal,nonformal,dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum SMP Negeri 27 Jakarta dikembangkan dengan menperhatikan
kepentingan nasional dan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bemegara. Kepentingan nasional dan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
8. Kurikulum Pendidikan berbasis teknologi dan kewirausahaan
Kurikulum SMP Negeri 27 Jakarta adalah Pengembangan Kurikulum Nasional
dengan menambahkan pendekatan proses pembelajaran yang berbasis teknologi.

13
C. TUJUAN PENGEMBANGAN KURIKULUM DI SMP NEGERI 27 JAKARTA
1. Untuk mengembangkan secara optimal Standar Nasional Pendidikan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah, khususnya Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, dan
Standar Penilaian.
2. Untuk mengembangkan kurikulum SMP Negeri 27 Jakarta, yang sesuai dengan
karakteristik SMP Negeri 27 Jakarta, yakni kurikulum yang berbasis pada budaya
nasional dan berwawasan global.
3. Untuk mendayagunakan berbagai potensi yang dimiliki SMP Negeri 27 Jakarta.
4. Sebagai pedoman dalam proses pembelajaran dan pengembangan berbagai kecerdasan
siswa demi tercapainya visi dan misi SMP Negeri 27 Jakarta
5. Menjadi pedoman dalam pengelolaan kegiatan kesiswaan.
6. Efektifitas dan efesiensi pengelolaan administrasi di Tata Usaha.

D. STRUKTUR KURIKULUM DI SMP NEGERI 27 JAKARTA


Struktur Kurikulum SMP Negeri 27 Jakarta terdiri atas mata pelajaran umum
kelompok A dan mata pelajaran umum kelompok B sesuai dengan Permendikbud Nomor
35 tahun 2018. Struktur kurikulum SMP Negeri 27 Jakarta adalah sebagai berikut :

14
Keterangan:
a. Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan
dan acuannya dikembangkan oleh pusat.
b. Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan
dan acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan
muatan/konten lokal.
c. Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang berdiri
sendiri.
d. Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah.
e. Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 40 (empat puluh) menit.
f. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, paling banyak 50% dari
waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
g. Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta faktor lain yang dianggap penting, namun yang
diperhitungkan Pemerintah, maksimal 2 (dua) jam/minggu.
h. Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya satuan pendidikan wajib menyelenggarakan
minimal 2 aspek dari 4 aspek yang disediakan. Peserta didik mengikuti salah satu
aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek yang diikuti dapat diganti
setiap semesternya.
i. Untuk Mata Pelajaran Prakarya dan/atau Mata Pelajaran Informatika, satuan
pendidikan menyelenggarakan salah satu atau kedua mata pelajaran tersebut.
Peserta didik dapat memilih salah satu mata pelajaran yaitu Mata Pelajaran
Prakarya atau Mata Pelajaran Informatika yang disediakan oleh satuan pendidikan.
j. Dalam hal satuan pendidikan memilih Mata Pelajaran Prakarya, satuan pendidikan
wajib menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4 aspek yang disediakan. Peserta
didik mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester, aspek
yang diikuti dapat diganti setiap semesternya.
k. Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas Pendidikan Kepramukaan (wajib), usaha
kesehatan sekolah (UKS), palang merah remaja (PMR), dan lainnya sesuai dengan
kondisi dan potensi masing-masing satuan pendidikan

15
BAB IV PELAKSANAAN EVALUASI

A. PROSES PELAKSANAAN MONEV


Proses pelaksanaan monitoring dan evaluasi kurikulum, pembelajaran dan
suasana akademik dilaksanakan oleh Unit Penjamnan Mutu Fakultas dan Pasca Sarjana
dengan sistem penilaian sebagai berikut:
1. Monev Kurikulum
Penilaian dilaksanakan dengan menggunakan instrumen monev kurikulum
sebagaimana dalam panduan monev kurikulum. Tim monev yang dibentuk oleh
kepala sekolah melakukan persiapan dan pelaksanaan monev dengan membuat
jadwal pelaksanaan sesuai kalender Monev yang dibuat oleh Wakil Kurikulum.
Pelaksanaan monitoring kurikulum dilaksanakan setiap tahun, dan Rekonstruksi
Kurikulum dilaksanakan setiap 3-5 Tahun sesuai kebutuhan dan tuntutan
perkembangan dimana kurikulum program studi sudah harus disesuaikan. Hasil
Monev Kurikulum dilaporkan bersamaan dengan hasil monev pembelajaran.

2. Monev Pembelajaran
Penilaian pembelajaran guru dinilai oleh Tim Monev yang disusun oleh
kepala sekolah. Penilaian dilaksanakan setelah selama proses pembelajaan pada
setiap semester. Mahasiswa yang akan memberi penilaian terhadap kinerja
pembelajaran dosen, dalam sistem monev telah diatur dimana mahasiswa tidak dapat
melihat hasil perolehan nilai mata kuliah sebelum melakukan penilaian
pembelajaran dosen.
Proses penilaian dilakukan mahasiswa secara jujur, objektif dan penuh tanggung
jawab sesuai yang dialami dalam pelaksanaan perkuliahan. Hasil penilaian kinerja
pembelajaran dosen tersimpan secara rahasia dalam server Pusat Komputer UNG dan
dosen tidak dapat melihat penilaian yang dilaksanakan oleh mahasiswa.
Hasil penilaian kinerja pembelajaran dosen dapat dilihat oleh dosen dan pimpinan
fakultas/program studi melalui sistem. Hasil penilaian kinerja pembelajaran dosen
akan menjadi acuan bagi dosen untuk meningkatkan proses pembelaaran, dan menjadi
dasar acuan pimpinan fakultas dan program studi untuk meningkatkan mutu
pembelajaran.
3. Suasana Akademik

16
Monev suasana akademik dilaksanakan bersamaan dengan monev kurikulum dengan
menggunakan instrumen dalam panduan monev. Penilaian suasana akademik juga
menggunakan format penilaian yang telah tersedia secara on line di SIM Penjamu
UNG.
B. KRITERIA PENILAIAN
C. HASIL MONEV KURIKULUM DAN SUASANA AKADEMIK
D. REKOMENDASI

17
BAB V PENUTUP
Demikian Laporan Hasil Monitoring Kurikulum, Pembelajaran dan Suasana Akademik
Program Studi di Lingkungan Fakultas .............................................., Tahun 2016.
Laporan hasil monitoring dan evaluasi merupakan laporan kinerja ketersediaan kurikulum,
pelaksanaan pembelajaran dan kondisi suasana akademik program studi untuk sampaikan ke
Pusat Penjaminan Mutu LP3M Universitas Negeri Gorontalo, dan Pimpinan
Fakultas/pascasarjana untuk menjadi dasar kebijakan peningkatan dan pengembangan
kurikulum, pembelajaran dan suasana akademik program studi ke depan.
Semoga upaya yang dilakukan Sistem Penjaminan Mutu Internal dalam rangka
meningkatkan kualitas dan mutu penyelenggaraan kegiatan akademik dapat terwujud. Atas
kerja sama yang baik seluruh pihak terkait, kami sampaikan terima kasih.

18

Anda mungkin juga menyukai